TINJAUAN PUSTAKA. Syarat Tumbuh

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

2015 KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL SIMULASI KELAYAKAN LAHAN PENGEMBANGAN LADA ORGANIK

REKOMENDASI PEMUPUKAN UMUM KARET, KELAPA SAWIT, KOPI DAN KAKAO. Pendahuluan

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

2015 KAJIAN PENGARUH APLIKASI BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-08

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kelapa Sawit

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996-

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

PENDAHULUAN Tanaman kelapa kopyor (Cocos nucifera L var. Kopyor) merupakan tanaman kelapa yang secara genetik menghasilkan buah kelapa dengan ciri

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Tebu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat

DAMPAK KEKERINGAN DAN GANGGUAN ASAP AKIBAT EL NINO 2015 TERHADAP PERFORMA TANAMAN KELAPA SAWIT DI BAGIAN SELATAN SUMATERA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, Agustus 2014

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili

LEAF SAMPLING UNIT (LSU) SOIL SAMPLING UNIT (SSU) & MANFAATNYA. ILHAM, S.Si ASOSIASI SAMADE SAWITKU MASA DEPANKU

TINJAUAN PUSTAKA Agronomis Kelapa Sawit

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

MENINGKATKAN KUALITAS BUAH DURIAN DENGAN PEMUPUKAN TEPAT DAN BERIMBANG

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (monoecious) yaitu letak

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman

Membangun Perkebunan Kelapa Sawit yang Ramah Lingkungan, Kenapa Tidak?

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk

TINJAUAN PUSTAKA. bawah umumnya lebih besar disebut bongkol batang. Sampai umur 3 tahun batang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pelantaran Agro Estate, Kalimantan Tengah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PUPUK DALAM PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN. Lenny Sri Npriani

Transkripsi:

4 TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman hutan yang dibudidayakan. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropika basah kawasan khatulistiwa di sekitar 12 LU - 12 LS dengan iklim Af dan Am menurut sistem klasifikasi Koppen, maupun kelas iklim A, B dan C menurut sistem Schmidth- Ferguson pada ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut (dpl). Jumlah hujan yang baik (optimum) untuk budidaya tanaman kelapa sawit adalah 2 000 2 500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun serta tidak defisit air (Lubis, 2008). Temperatur yang optimum yaitu 24 28 C, minimum 18 C dan maksimum 32 C. Kecepatan angin 5 6 km/jam sangat baik untuk membantu proses penyerbukan. Angin yang terlalu kencang akan membuat tanaman yang baru menjadi rebah (Lubis, 2008). Menurut Setyamidjaja (2006), kelapa sawit menghendaki kelembaban udara sekitar 80% dan penyinaran matahari yang cukup. Kelapa sawit yang tidak mendapat sinar matahari cukup, pertumbuhannya akan terhambat, produksi bunga betina menurun dan gangguan hama/penyakit meningkat. Lama penyinaran yang dibutuhkan oleh kelapa sawit adalah 5-7 jam per hari. Lama penyinaran ini berpengaruh terhadap pertumbuhan dan tingkat asimilasi, tingkat pembentukan bunga (sex ratio) serta produksi buah. Selain itu, jenis tanah juga berpengaruh penting dalam pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit. Kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Jenis tanah yang baik untuk kelapa sawit adalah tanah latosol, podsolik merah kuning, hidromorf kelabu, alluvial dan organosol/gambut. Lubis (2008) menyatakan bahwa derajat keasaman (ph) tanah sangat terkait dengan ketersediaan hara yang diserap oleh akar. Kelapa sawit dapat tumbuh pada ph 4.0 6.0, tetapi ph optimumnya berada antara 5.0 5.6. Tanah dengan ph rendah dapat ditingkatkan derajat kemasamannya dengan cara

pengapuran. Tanah ini biasanya dijumpai pada daerah pasang surut terutama tanah gambut. 5 Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman dilakukan pada saat tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam pemeliharaan tanaman baik TBM dan TM yaitu: konsolidasi, pemeliharaan jalan, benteng, teras, parit, penyisipan tanaman, pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, kastrasi serta penunasan pelepah. Pemupukan Pemupukan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan tanaman untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman yang sehat dan produksi tandan buah segar (TBS) secara maksimum dan ekonomis serta ketahanan terhadap hama dan penyakit. Pemupukan yang baik mampu meningkatkan produksi hingga mencapai produktivitas standar sesuai dengan kelas kesesuaian lahannya (Sutarta et al., 2003). Poeloengan et al. (2003) menyatakan bahwa pemupukan dalam suatu usaha perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu usaha perawatan tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan dan potensi produksi. Ditinjau dari segi biaya, pemupukan menjadi sangat penting karena usaha tersebut memerlukan biaya sebesar 40 60 % dari biaya pemeliharan tanaman atau sekitar 30 % dari total biaya produksi. Menurut Pahan (2008), strategi pemupukan kelapa sawit yang baik harus mengacu pada konsep efektivitas dan efisiensi yang maksimum. Selanjutnya Sutarta (2002) menambahkan bahwa pemupukan yang ideal harus berprinsip pada 4 T yaitu: tepat jenis pupuk, tepat dosis, tepat cara aplikasi dan tepat waktu aplikasi.

6 Pupuk yaitu: Menurut PPKS (2005), jenis pupuk dibagi berdasarkan kelompoknya Hara Kelompok Jumlah Unsur Makro Mikro Tunggal Majemuk N, P, K, Ca B, fe, Cu, Zn 1 unsur 3 unsur Bentuk Padat Prill Urea Tablet Pupuk Tablet Cair Pupuk Cair Organik Binatang Pupuk Kandang Asal Tanaman Mikro Bio Kompos Pupuk Alam/ Tambang Sintesis RP, KCl TSP, Urea Pelepasan Biotik/ Abiotik Lambat Larut Cepat Larut Mineral Biofertilizer RP, Dolomit TSP, Urea Pupuk in Organik Pupuk Organik Sifat Asam ZA, Kieserit Netral MOP Basa RP, Dolomit

7 Dosis Pemupukan Siahaan dan Buma (1992) menyatakan bahwa untuk mengetahui dosis pupuk yang harus ditambahkan ke dalam tanah yaitu dengan mempertimbangkan jumlah hara yang diserap tanaman, status hara dalam daun, hara yang terangkut bersama hasil panen, hara yang kembali ke tanah, hara yang hilang dari zona perakaran dan kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara. Selain itu, juga dapat mempertimbangkan data agronomi tanaman (mencakup pertumbuhan, produksi dan gangguan hama/penyakit), data hasil percobaan pemupukan (kalau ada) dan pelaksanaan pemupukan sebelumnya. Kisaran dosis pemupukan tanaman kelapa sawit menghasilkan pada tanah mineral dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kisaran Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan pada Tanah Mineral Kelompok Jenis dan Dosis Pupuk (kg/pohon) Umur (tahun) Urea SP-36 MOP Kieserite Jumlah 3-5 2.00 1.50 1.50 1.00 6.00 6-13 2.75 2.25 2.25 1.50 8.75 14-20 2.50 2.00 2.00 1.50 7.75 21-25 1.75 1.25 1.25 1.00 5.25 Sumber: Lubis (2008) Menurut Riwandi (2002), tanaman kelapa sawit membutuhkan pupuk N, P dan K yang sangat banyak sehingga diperlukan takaran pupuk yang tepat dan optimal. Sementara itu berdasarkan analisis tanah dan daun yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa tanaman kelapa sawit memerlukan koreksi takaran pupuk yang akan diberikan. Namun, takaran pupuk tersebut hanya berlaku 1 tahun sehingga setiap tahun harus dilakukan analisis ulang tentang tanah dan daun untuk menentukan takaran pupuk yang tepat bagi tanaman kelapa sawit. Kebutuhan pupuk untuk setiap lokasi berbeda-beda, bergantung dari kondisi lokasi terebut. Secara umum terdapat dosis optimal untuk pemupukan tanaman kelapa sawit. Mangoensoekarjo dan Semangun (2007) menyatakan bahwa gejala kekahatan salah satu unsur hara dapat dideteksi secara visual pada daun. Hal ini merupakan indikasi bahwa tanaman menderita defisiensi unsur hara tertentu. Menurut para ahli, gejala visual tersebut baru timbul pada tingkat kekahatan yang

8 cukup lanjut. Pada tingkat kekahatan yang lebih ringan, tanaman belum menunjukkan gejala pada daun, tetapi sebenarnya tanaman sudah menderita kekurangan, tanaman tidak tumbuh optimal dan dengan demikian produktivitasnya juga tidak optimal (berada dalam kondisi suboptimum). Tempat dan Cara Penyebaran Pupuk Menurut Hakim (2007), tempat penyebaran pupuk adalah tempat dimana pupuk dapat ditaburkan yaitu di dalam bokoran yang bersih dari gulma. Sebelum kegiatan pemupukan dilakukan pencampuran pupuk, apabila ada jenis pupuk yang tidak boleh dicampur maka tempat penaburannya harus dipisahkan atau paling tidak ada jarak sekitar 12 hari antara aplikasi pupuk yang satu dengan pupuk lainnya. Hakim (2007) menambahkan bahwa tempat penyebaran pupuk pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dengan umur 1 bulan sampai pelepah menutupi bokoran adalah seluruh tempat di bokoran, kecuali Rock Phosphate yang harus ditaburkan di luar bokoran, di atas penutup tanah. Cara tersebut juga dilakukan pada TBM yang pelepahnya sudah melewati bokoran. Tempat penaburan pupuk pada tanaman yang sudah menghasilkan (TM) dibedakan berdasarkan sifat masing-masing pupuk yaitu: (a) nitrogen sebaiknya ditaburkan antara batang tanaman sampai ujung bokoran, (b) P 2 O 5 dan MgO (phosphate dan magnesium) ditaburkan sekitar 25 cm dari tanaman sampai ujung bokoran. Namun, apabila Rock Phosphate yang digunakan, maka tempat penaburan pupuk adalah di gawangan di pinggir rumpukan pelepah. Cara Pemupukan Menurut Hakim (2007) ada beberapa cara pemupukan pada kelapa sawit yang biasa digunakan yaitu: a) Surface application (top dressing, broadcast atau disebar di atas tanah langsung)

9 b) Furrow application (di dalam rorak-rorak/ di pinggir guludan) c) Sub soil placement (pocket/ dibenam) d) Soil injection (dimasukkan ke dalam tanah, biasanya dalam bentuk cairan) e) Stem injection (langsung dimasukkan ke dalam batang/ kambium sedikit demi sedikit) f) Nutritional spray (follar spray/melalui daun) Waktu Pemupukan Pemupukan akan efektif dilaksanakan jika tanah mengandung air yaitu pada awal musim hujan atau akhir musim hujan. Pada saat musim hujan tidak dianjurkan dilakukan pemupukan karena zat hara akan mengalir (run off) ke tempat yang lebih rendah dan ke sungai. Pagi sampai siang hari merupakan waktu yang optimal untuk aplikasi pemupukan di lapangan. Idealnya aplikasi pemupukan dilaksanakan pada saat akar dalam kondisi baik, artinya tanah dalam keadaan lembab atau basah. Pada musim yang kemaraunya di bawah 3 bulan, pemupukan dapat dilaksanakan kapan saja dengan frekuensi di atas 2 kali per tahun. Pada daerah dengan musim kemarau di atas 3 bulan, aplikasi pemupukan harus disesuaikan dengan kondisi perakaran kelapa sawit (Hakim, 2007).