BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Sri Setiawati 1, Syahrizal 2 dan Rezky Ariessa Dewi 3 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (USU)

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : SRI SETIAWATI

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis

BAB III METODE PENELITIAN

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Perencanaan Waktu-3 : CPM)

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II Tinjauan Pustaka

JALUR KRITIS (Critical Path)

M. Aryansyah Alwi 1, Ir. Syahrizal, M.T. 2 1 Mahasiswa Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (USU)

STUDI KASUS PENERAPAN METODE PERT PADA PROYEK GUDANG X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

PENERAPAN METODE CPM PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PEMBANGUNAN GEDUNG BARU KOMPLEKS EBEN HAEZAR MANADO)

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN WAKTU

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur.

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT)

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN WAKTU PENYELESAIAN PROYEK TOKO MODISLAND MANADO DENGAN METODE CPM

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

SISTEM PENGENDALIAN WAKTU PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM

MATERI 8 MEMULAI USAHA

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

Critical path methode (CPM)/Program Evaluation and Review Tecnique (PERT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

BAB II LANDASAN TEORI

Cara membuat network planning manual

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 4 Pengumpulan Dan Pengolahan Data

CPM DAN PERT CRITICAL PATH METHOD AND PROGRAM EVALUATION REVIEW TECHNIQUE. Pertemuan Copyright By Nurul Adhayanti

STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010

STUDI PENJADUALAN, PERENCANAAN BIAYA DAN PENGENDALIAN JADUAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2003

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN)

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Operations Management

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

Peristiwa paling akhir / waktu paling lambat dari event (SPL) adalah: a. EET b. ETL c. ETC d. LET e. TEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU

Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U III. Sumber: Ir. Faisol AM., MS

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR

PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)

aderismanto01.wordpress.com

Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri #6 & 7 MANAJEMEN PROYEK

MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN 2008 NANI SUTARNI 2010

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengorganisasian suatu kegiatan untuk mencapai sasaran yang efektif dan efisien. Dalam

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

PERENCANAAN PERCEPATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015.

OPTIMALISASI RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN DENGAN PRESEDEN DIAGRAM METHOD (PDM)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

Pertemuan 5 Penjadwalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Novie Susanto, Ratna Purwaningsih, Erwin Ardiansyah. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

Penjadwalan Proyek dan Menentukan Jalur Kritis

BAB 3 METODE PENELITIAN

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini:

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian

SISTEM PENGENDALIAN WAKTU DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus : Menara Alfa Omega Tomohon)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. JENIS PENELITIAN Berdasarkan pendekatannya, penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Karena, penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukuraan yang cermat terhadap variabel-variabel tertentu, sehingga menghasilkan simpulan-simpulan yang dapat digeneralisasikan. Penelitian kuantitatif banyak digunakan terutama untuk mengembangkan teori dalam suatu disiplin ilmu. Penggunaan pengukuran disertai analisis secara statis di dalam penelitian mengimplikasikan bahwa penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Selain itu berdasarkan fungsinya, penelitian ini juga termasuk kedalam penelitian jenis studi kasus. Karena studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu, kelompok atau lembaga yang dianggap memiliki atau mengalami kasus tertentu. Tujuan penelitian studi kasus adalah untuk mempelajari secara mendalam dan sistematis dalam kurun waktu cukup lama tentang sesuatu kasus sehingga dapat dicari alternatif pemecahannya. Mendalam, artinya mengungkap dan menggali data secara mendalam dan menganalisis secara intensif faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kasus tersebut. 56

3.2 LOKASI DAN WAKTU PROYEK Proyek konstruksi Rehabilitasi / Perbaikan Dan Peningkatan Infrastruktur Irigasi Daerah Lintas Kabupaten / Kota D.I Pekan Dolok berada di D.I Pekan Dolok Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Berdagai Provinsi Sumatera Utara. Berlangsung sejak bulan agustus 206 sampai dengan desember 206. 3.3 SUMBER DATA Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Dalam penelitian ini, digunakan data dari kedua sumber tersebut.. Data Primer Yaitu berupa hasil wawancara tidak terstruktur dengan beberapa sumber dilapangan yaitu proyek manager dan site manager. 2. Data Sekunder Yaitu berupa a. Data time schedule,dan b. RAB. 57

3.4 PROSES PENGOLAHAN DATA 3.4. Perhitungan dan Analisis Data Dari data RAB didapat besarnya volume setiap pekerjaan. Dengan menggunakan volume pekerjaan yang ada dan satuan harga SNI didapatlah durasi tiap pekerjaan dari proyek konstruksi.dengan data durasi yang didapat maka bisa dibuat time schedule dari proyek konstruksi tersebut. 3.4.2 Perhitungan dengan Metode CPM Tabel 3. Perhitungan dengan metode CPM No. Kegiatan Pembuatan diagram network AOA (Activity On Arrow). Penentuan urutan kegiatan Perhitungan durasi kerja Perhitungan EET (Earliest Event Time) 2. Perhitungan kedepan (Forward Analysis) Apabila ada dua kegiatan yang menuju pada satu peristiwa yang sama,maka diambil nilai EET terbesar. Perhitungan LET (Latest Event Time) 3. Perhitungan kebelakang (Backward Analysis) Apabila ada dua kegiatan yang keluar dari satu peristiwa yang sama,maka diambil nilai LET terkecil. 58

No. Metode CPM Perhitungan Float 4. Total Float = LETj L EETi Free Float = EETj l EETi Menentukan jalur kritis 5. Kegiatan dengan nilai Total Float dan Free Float = 0 adalah kegiatan yang berada dilintasan kritis. 3.3.3 Perhitungan dengan Metode PERT Tabel 3. Perhitungan dengan metode PERT No. Metode PERT Perhitungan durasi tad an tb. Diambil dari hasil wawancara dengan beberapa sumber dilapangan. Perhitungan durasi tm 2. Menggunakan durasi pada metode CPM 59

No. Metode PERT Perhitungan te 3. te (expected time) = ta +4tm +tb 6 Perhitungan Varians 4. Varians = (tb ta )2 36 Menentukan jalur kritis 5. Kegiatan yang memiliki nilai EET = LET adalah kegiatan yang berada dijalur kritis. Perhitungan sd 6. Sd (Standard Deviasi) = varians kegiatan kritis Perhitungan probabilitas Menghitung jumlah durasi te semua kegiatan yang berada dijalur kritis. Menentukan nilai Tx atau durasi rencana yang kita 7. inginkan. Menghitung nilai normal-z-value = Tx te Sd Menentukan probabilitas dengan menggunakan z-table. 60

3.5 FLOWCHART MULAI JUDUL Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Pengumpulan Data Studi Lapangan Studi Literatur Data Sekunder Data Primer Time schedule RAB Durasi ta Durasi tb Durasi Kerja Perhitungan EET Perhitungan LET Perhitungan Float Penentuan Jalur Kritis tm Perhitungan te Perhitungan varian Perhitungan Sd Kajian Pustaka Teori Pendukung Rumus Perhitungan Tabel Z Diagram network CPM Diagram network PERT Perhitungan Normal-z-value Perhitungan Probabilitas Kesimpulan SELESAI 6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. PENJADWALAN DENGAN METODE CPM Pada proyek konstruksi Rehabilitasi / Perbaikan dan Peningkatan infrastruktur Irigasi Daerah lintas Kabupaten / kota D.I Pekan Dolok yang berada di D.I Pekan Dolok Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Berdagai Provinsi Sumatera Utara terdapat 4 jenis kegiatan utama, yaitu pembuatan bronjong sepanjang 75 m, peninggian tanggul banjir sepanjang 400 m, pembuatan bangunan penguras, dan pembuatan shelter / terali pengaman bendung. Waktu penyelesaian seluruh kegiatan tersebut berdasarkan time schedule perencana dengan menggunakan metode Bar Chart adalah 50 hari. 4.. Penyusunan Diagram Network Untuk penyusunan diagram network dengan metode CPM, digunakan durasi baru untuk seluruh jenis kegiatan yang berbeda dengan durasi kegiatan yang dimiliki oleh perencana. Durasi kegiatan tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. 62

Tabel 4. Uraian Kegiatan Simbol Kegiatan Jenis Kegiatan Predecessor Successor Durasi Baru CPM (Hari) Durasi Perencana Bar Chart (Hari) - Pembuatan Bronjong Sepj. 75 m' A Galian tanah manual G B,C 0 70 B Bronjong pabrikasi Uk. 3,0 x,5 x 0,5 Ø 2,7 mm A - 30 98 C Bronjong pabrikasi Uk. 3,0 x x 0,5 Ø 2,7 mm A - 34 98 - Peninggian Tanggul Banjir Sepj.,400 m' D E Menimbun tanggul dengan tanah setempat Menimbun tanggul dengan tanah didatangkan - E 43 98 D - 38 98 - Pembuatan Bangunan Penguras F Galian tanah manual G H,I,N 5 70 G Membongkar pasangan lama - A,F 2 7 H Pasangan batu kali MORTAR TIPE N camp. : 4 F J,L 37 70 I Pasangan batu kali MORTAR TIPE N camp. : 4 (Batu Bekas) F J,L 6 70 J Cetakan Beton / Bekisting H,I K,P 84 K Beton cor K75 J,L M 5 70 L Besi Tulangan H.I K,P 55 84 M Plesteran camp. : 3 K - 26 84 N Timbunan tanah F - 7 70 O Pintu air uk. B.,0 m K - 3 7 P Test Uji Beton J,L - 28 7 - Pembuatan Shelter / Terali Pengaman Bendung Q Pembuatan Shelter T T2 28 84 R Pembuatan Terali Pengaman Bendung T S 2 84 S Tangga besi R T2 7 84 T Mobilisasi - Q,R 7 7 U Demobilasasi Q,S - 7 7 63

4..2 Perhitungan Earliest Event Time (EET) Untuk menghitung besarnya nilai EET, digunakan perhitungan kedepan (forward analysis), dimulai dari kegiatan peling awal dan dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya. Rumus : EETj = L + EETi Apabila ada beberapa kegiatan yang menuju pada satu peristiwa yang sama, maka diambil nilai EETj yang terbesar. Perhitungan dilakukan seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 4.2 Perhitungan kedepan EET No. Kegiatan EETi Durasi EETj Keterangan Kegia D 0 43 43-2 G 0 2 2-3 T 0 7 7-4 A 2 0 22-5 F 2 5 27-6 B 22 30 52-7 H 27 37 64 Diambil nilai terbesar, DUMMY 43 0 43 yaitu 64 8 I 27 6 43-9 J 64 65-0 L 64 55 9 Diambil nilai terbesar, DUMMY 65 0 65 yaitu 9 K 9 5 24-2 O 24 3 27 Diambil nilai terbesar, P 9 28 47 yaitu 47 3 R 7 2 28-4 Q 7 28 35 Diambil nilai terbesar, S 28 7 35 yaitu 35 C 22 34 56 Diambil nilai terbesar, DUMMY 52 0 52 yaitu 50 E 43 38 8 5 N 27 7 34 M 24 26 50 DUMMY 47 0 47 U 35 7 42 64

4..3 Perhitungan Latest Event Time (LET) Untuk menghitung besarnya nilai LET, digunakan perhitungan kebelakang (backward analysis), dimulai dari kegiatan paling akhir dan dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan sebelumnya. Rumus: LETi = LETj - L Apabila ada beberapa kegiatan yang keluar dari satu kegiatan yang sama, maka diambil nilai EETi yang terkecil. Perhitungan dilakukan seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 4.3 Perhitungan kebelakang LET No. Kegiatan LETj Durasi LETi Keterangan 4 U 50 7 43-3 S 43 7 36-2 DUMMY 50 0 50 - M 50 26 24 Diambil nilai terkecil, yaitu O 50 3 47 24 0 P 50 28 22 Diambil nilai terkecil, yaitu K 24 5 9 9 9 DUMMY 9 0 9-8 DUMMY 64 0 64-7 J 9 8 Diambil nilai terkecil, yaitu L 9 55 64 64 6 DUMMY 50 0 50 - H 64 37 27 Diambil nilai terkecil, yaitu 5 I 64 6 48 27 N 50 7 43 4 B 50 30 20 Diambil nilai terkecil, yaitu C 50 34 6 6 3 Q 43 28 5 Diambil nilai terkecil, yaitu R 36 2 5 5 2 A 6 0 06 Diambil nilai terkecil, yaitu F 27 5 2 2 E 50 38 2-65

No. Kegiatan LETj Durasi LETi Keterangan D 2 43 69 Diambil nilai terkecil, yaitu 0 G 2 2 0 0 T 5 7 08 4..4 Perhitungan FLOAT Float dapat didefinisikan sebagai sejumlah waktu yang tersedia dalam suatu kegiatan sehingga memungkinkan penundaan atau perlambatan kegiatan tersebut secara sengaja atau tidak sengaja, tetapi penundaan tersebut tidak menyebabkan proyek menjadi terlambat dalam penyelesaiannya. Float dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu total float dan free float. Total float adalah sejumlah waktu yang tersedia untuk keterlambatan atau perlambatan pelaksanaan kegiatan tanpa memengaruhi proyek secara keseluruhan. Free float adalah sejumlah waktu yang tersedia untuk keterlambatan atau perlambatan pelaksanaan kegiatan tanpa memengaruhi dimulainya kegiatan yang langsung mengikutinya. Perhitungan float dapat dilakukan sebagai berikut: Kegiatan TOTAL FLOAT =LETj DURASI A EETi FREE FLOAT =EETj DURASI A EETi Tabel 4.4 Perhitungan free float dan total float Kejadian i Kejadian j Durasi EETi LETi EETj LETj Free Float Total Float Keterangan A 2 2 0 22 6 0 94 Non kritis B 22 6 30 52 50 0 98 Non kritis C 22 6 34 50 50 94 94 Non kritis 66

Kegiatan Kejadian i Kejadian j Durasi EETi LETi EETj LETj Free Float Total Float Keterangan D 0 0 43 43 2 0 69 Non kritis E 43 2 38 50 50 69 69 Non kritis F 2 2 5 27 27 0 0 Kritis G 0 0 2 2 2 0 0 Kritis H 27 27 37 64 64 0 0 Kritis I 27 27 6 43 64 0 2 Non kritis J 64 64 65 9 0 54 Non kritis K 9 9 5 24 24 0 0 Kritis L 64 64 55 9 9 0 0 Kritis M 24 24 26 50 50 0 0 Kritis N 27 27 7 50 50 6 6 Non kritis O 24 24 3 47 50 20 23 Non kritis P 9 9 28 47 50 0 3 Non kritis Q 7 5 28 35 43 0 08 Non kritis R 7 5 2 28 36 0 08 Non kritis S 28 36 7 35 43 0 08 Non kritis T 0 0 7 7 5 0 08 Non kritis U 35 43 7 50 50 08 08 Non kritis 4..5 Lintasan Kritis Dari hasil pehitungan free float dan total float diatas, terlihat bahwa FF dan TF yang nilainya = 0 adalah kegiatan F, G, H, K, L dan M. hal ini menandakan bahwa keenam kegiatan tersebut tidak mempunyai waktu tenggang untuk terlambat sehingga keenamnya disebut kegiatan kritis. Lintasa yang menghubungkan antar kegiatan kritis disebut lintasan kritis. Dalam penjadwalan diatas lintasan kritisnya adalah G F H L K M. 67

68 START 0 0 27 5 2 2 27 52 6 6 22 4 50 7 64 64 9 9 2 43 2 8 43 64 65 9 3 7 5 24 24 FINISH 50 43 35 50 47 36 28 9 S 2 R 28 Q T 7 7 37 H N 0 A 5 F 2 G 6 L 55 I J K 5 M 26 P U 28 7 D 43 B 30 C 34 E 38 O 3 50 Gambar 4. Diagram network dengan metode CPM

4.2 PENJADWALAN DENGAN METODE PERT 4.2. Nilai ta tb dan tm Dari hasil wawancara dengan beberapa sumber dilapangan didapatlah nilai waktu optimis (ta) dan waktu pesimis (tb). Sedangkan nilai tm yang digunakan adalah durasi kegiatan yang digunakan pada penjadwalan dengan metode CPM sebelumnya. Tabel 4.5 Nilai ta tb dan tm Kegiatan Waktu Optimis ( ta ) Waktu Most Likely ( tm ) Waktu Pesimis ( tb ) A 7 0 6 B 27 30 45 C 28 34 60 D 35 43 50 E 28 38 52 F 0 5 2 G 8 2 30 H 2 37 49 I 2 6 25 J 7 K 3 5 3 L 42 55 65 M 2 26 35 N 5 7 4 O 2 3 7 P 2 28 42 Q 2 28 42 R 5 2 30 S 5 7 4 T 5 7 4 U 5 7 4 69

4.2.2 Perhitungan te dan varians Nilai te didapat dengan menggunakan rumus: ta 4tm tb te 6 Nilai varians dari setiap kegiatan didapat dengan menggunakan rumus, yaitu: variance tb ta 36 Tabel 4.6 Perhitungan te dan varians Kegiatan ( ta ) ( tm ) ( tb ) ( te ) Varians A 7 0 6 0.500 2.250 B 27 30 45 32.000 9.000 C 28 34 60 37.333 28.444 D 35 43 50 42.8333 6.250 E 28 38 52 38.667 6.000 F 0 5 2 5.67 3.36 G 8 2 30 4.333 3.444 H 2 37 49 36.333 2.778 I 2 6 25 6.833 4.694 J 7 2.000.000 K 3 5 3 9.000 2.778 L 42 55 65 54.500 4.694 M 2 26 35 26.667 5.444 N 5 7 4 7.833 2.250 O 2 3 7 3.500 0.694 P 2 28 42 29.67 2.250 Q 2 28 42 29.67 2.250 R 5 2 30 2.500 6.250 S 5 7 4 7.833 2.250 T 5 7 4 7.833 2.250 U 5 7 4 7.833 2.250 2 70

4.2.3 Perhitungan probabilitas dengan tabel normal-z-value Untuk menghitung probabilitas yang mungkin terjadi dari durasi pekerjaan secara keseluruhan, diperlukan nilai expected time (te), varians dan standar deviasi dari kegiatan yang berada dilintasan kritis. Telah diketahui bahwa pekerjaan yang berada dilintasan kritis adalah G F H L K M. Expected time (te) kegiatan kritis: te = 4.333 + 5.67 +36.333 + 54.500 + 9.000 + 26.667 = 56 hari Varians kegiatan kritis proyek: Var = 3.444 + 3.36 + 2.778 + 4.694 + 2.778 + 5.444 = 80.5 Standar deviasi: Sd = var = 80. 5 = 8.9728 Untuk menhitung nilai normal-z-value diperlukan waktu penyelesaian yang diinginkan ( Tx ) dan expected time ( te ) kegiatan kritis. Rumus untuk menghitung normal-z-value adalah: Tx te Normal z value Sd 7

Misalkan waktu penyelesaian yang diinginkan adalah 40 hari, maka 40 56 normal-z-value = 8.9728 = -.78 Dengan menggunakan tabel normal-z-value didapatkan probabilitas proyek dapat diselesaikan dalam waktu 40 hari adalah 0,0375 atau sama dengan hanya 3.75%. a) Untuk ( Tx ) = 50 hari 50 56 normal-z-value = 8.9728 = -0,67 Probabilitasnya = 0,254 = 25% b) Untuk ( Tx ) = 60 hari 60 56 normal-z-value = 8.9728 = 0,45 Probabilitasnya = 0,6736 = 67% c) Untuk ( Tx ) = 6 hari 656 normal-z-value = 8.9728 = 0,53 Probabilitasnya = 0,709 = 70% d) Untuk ( Tx ) = 64 hari 6456 normal-z-value = 8.9728 = 0,85 72

Probabilitasnya = 0,8023= 80% e) Untuk ( Tx ) = 65 hari 6556 normal-z-value = 8.9728 =,0 Probabilitasnya = 0,843 = 84% f) Untuk ( Tx ) = 70 hari 70 56 normal-z-value = 8.9728 =,56 Probabilitasnya = 0,9406 = 94% g) Untuk ( Tx ) = 75 hari 7556 normal-z-value = 8.9728 = 2,2 Probabilitasnya = 0,983 = 98% h) Untuk ( Tx ) = 87 hari 8756 normal-z-value = 8.9728 = 3,46 Probabilitasnya = 0,9997 = 99,97% i) Untuk ( Tx ) = 88 hari 8856 normal-z-value = 8.9728 Probabilitasnya = = 3,57 73

Dengan menggunakan rumus yang sama dapat diketahui juga berapa lama durasi hari kerja yang dibutuhkan dengan probabilitas keberhasilan yang diinginkan. a) Untuk probabilitas 80% = 0,8 normal-z-value untuk probabilitas 0,8 adalah 0,85 ( Tx ) = ( te ) + (normal-z-value * Sd ) = 56 + ( 0,85 * 8.9728) = 63,626 64 hari b) Untuk probabilitas 90% = 0,9 normal-z-value untuk probabilitas 0,9 adalah,29 ( Tx ) = ( te ) + (normal-z-value * Sd ) = 56 + (,29 * 8.9728) = 67,574 68 hari c) Untuk probabilitas 97% = 0,97 normal-z-value untuk probabilitas 0,97 adalah,89 ( Tx ) = ( te ) + (normal-z-value * Sd ) = 56 + (,89 * 8.9728 ) = 72,957 73 hari 74

75 START 0 0 29 5 4.3 4.3 29 56.8 6 8.7 24.8 4 56 7 65.8 65.8 20.3 20.3 2 42. 7. 8 46.3 67.8 20.3 3 7.8 8.8 29.3 29.3 FINISH 56 48.2 37.2 56 49.5 40.3 29.3 9 S 2.5 R 29.2 Q T 7.8 7.8 36.3 H N 0.5 A 5.2 F 4.3 G 6.3 L 54.5 I J 2 K 9 M 26.7 P U 29.2 7.8 D 42.8 B 32 C 42 E 38.7 O 3.5 56 65.8 Gambar 4.2 Diagram network dengan metode PERT

4.3 ANALISA HASIL PERHITUNGAN Setelah dilakukan perhitungan dengan dua metode yaitu metode CPM dan metode PERT, didapatkan hasil berupa durasi kerja dan probabilitas dan durasi kerja tersebut. dibawah ini: Analisa perhitungan dari dua metode tersebut dapat dilihat pada tabel Tabel 4.7 Analisa hasil perhitungan No. CPM PERT. Pembuatan diagram network Pembuatan diagram network dengan metode CPM hanya menggunakan satu estimasi waktu rencana yang bersifat pasti. 2. Satu durasi rencana dalam metode dengan metode PERT menggunakan tiga estimasi waktu rencna. Tiga estimasi waktu pada metode CPM digunakan dengan asumsi PERT memperhitungkan proyek akan berjalan sesuai rencana awal tanpa memperhitungkan cuaca, keadaan dilapangan yang tidak sesuai, dll. kemungkinan terjadinya perubahan cuaca misalnya hujan, keadaan dilapangan yang tidak sesuai dengan rencana, terjadinya kecelakaan kerja, dll. 3. Metode CPM baik jika digunakan pada proyek yang sudah sering dilaksanakan, sehingga durasi kerja dari setiap kegiatan dapat diperkirakan dengan jelas. Namun. Metode PERT lebih baik untuk digunakan pada proyek yang baru dilaksanakan dibandingkan dengan metode CPM, karena penggunaan probabilitas pada perhitungan 76

No. CPM PERT metode ini tidak cukup baik jika durasi kerja sehingga keakuratan digunakan pada proyek yang baru, perhitungan lebih tinggi. karena durasi kerja tidak dapat diperkirakan dengan baik 4. Metode CPM menekankan pada guna tepat biaya. Metode PERT menekankan pada guna tepat waktu sehingga bisa menekan biaya pengeluaran seoptimal mungkin. 5. Dengan menggunakan metode CPM didapat durasi kerja sama dengan durasi perencana yang menggunakan metode Bar Chart yaitu 50 hari. Setelah diterapkan metode PERT pada penjadwalan proyek ini didapatkan bahwa kemungkinan penyelesaian proyek dengan durasi kerja selama 50 yang didapat dengan metode CPM dan PERT hanya 25%. 6. Durasi kerja 50 hari hanya dapat dicapai jika tidak terjadi hambatan yang berarti atau proyek berjalan sesuai dengan rencana awal. Dengan menggunakan metode PERT dapat diketahui durasi penyelesaian proyek dengan probabilitas yang lebih baik sehingga bisa meminimalisir kemungkinan terjadinya keterlambatan. 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:. Dengan metode CPM didapatkan waktu untuk penyelesaian keseluruhan proyek sama dengan durasi kerja perencana dengan menggunakan metode Bar Chart yaitu 50 hari. 2. Penerapan metode PERT pada penjadwalan durasi proyek yang awalnya menggunakan Bar Chart maupun metode CPM didapat bahwa probabilitas keberhasilan proyek dapat selesai dengan durasi kerja 50 hari hanya sebesar 25%. 3. Untuk mendapatkan probailitas penyelesaian proyek sebesar 80%-99,97% dibutuhkan durasi pelaksanaan proyek sebesar 64-87 hari. 5.2 SARAN. Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka disarankan untuk melakukan penjadwalan ulang dengan menggunakan metode PERT. 2. Urutan setiap kegiatan haruslah direncanakan dengan sangat baik. Apabila terdapat pekerjaan yang dapat dimulai secara bersamaan dengan pekerjaan lainnya, maka hendaknya pekerjaan tersebut diparalelkan. 78

3. Untuk pelaksanaan kegiatan proyek yang memiliki tingkat terjadinya halhal yang tidak bisa diprediksi dengan pasti, sebaiknya digunakan metode PERT sebagai metode penjadwalannya. 79