BAB 3 METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada bulan Juli 2009 Oktober 2010.

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

STUDI PEMBUATAN PAKAN IKAN DARI CAMPURAN AMPAS TAHU, AMPAS IKAN, DARAH SAPI POTONG, DAN DAUN KELADI YANG DISESUAIKAN DENGAN STANDAR MUTU PAKAN IKAN

Annisa Suri, Yuniarti Yusak, Rumondang Bulan. Abstrak

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PROXIMATE PROF SIMON BW

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

METODOLOGI PENELITIAN

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN. dan Teknologi Pangan, Laboratorium kimia, dan Laboratorium Biomedik Fakultas

Lampiran 1 Formulir organoleptik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat-alat - Neraca Analitis Mettler Toledo - Indikator Universal Merck - Spektrofotometer Genesys 20 - Labu takar Pyrex - Gelas ukur Pyrex - Gelas beaker Pyrex - Labu erlenmeyer Pyrex - Tabung reaksi Pyrex - Rak tabung reaksi - Corong Pyrex - Penangas air Fisons - Termometer Fisher - Botol akuades - Batang Pengaduk Pyrex - Oven Memmert - Pendingin bola Pyrex - Tanur Gallenkamp - Inkubator Fisher - Desikator - Blender - Crusibel

3.1.2. Bahan-bahan 20 - C 6 H 12 O 6 E. Merck - Na 2 CO 3 E. Merck - KNaC 4 H 4 O 6.4H 2 O E. Merck - NaHCO 3 E.Merck - Na 2 SO 4 E. Merck - CuSO 4.5H 2 O E. Merck - H 2 SO 4 (p) E. Merck - (NH 4 ) 6 Mo 7 O 24.4H 2 O E. Merck - Na 2 HAsO 4.7H 2 O E. Merck - NaOH E. Merck - HCl (p) E. Merck - Alkohol 96% E. Merck - Na-sitrat E.Merck - Akuades - Jambu biji - Kulit Sukun - Kertas Saring

3.2. Prosedur Penelitian 21 3.2.1. Pengambilan Sampel Sampel berupa kulit buah sukun dan buah jambu biji diperoleh dari 1 lokasi yaitu Simpang Bupati, Stabat. Tanaman Sukun dengan spesies Artocarpus communis dan Tanaman Jambu Biji dengan spesies Psidium guajava L. 3.2.2. Pembuatan Larutan 3.2.2.1.Pembuatan H 2 SO 4 1,25 N Di masukkan 8,5 ml H 2 SO 4(P) dalam labu takar 250 ml kemudian diencerkan dengan akuades sampai garis tanda. 3.2.2.2.Pembuatan NaOH 1,25 N Dilarutkan 12,5 g NaOH dengan akuades kemudian dimasukkan kedalam labu takar 250 ml dan diencerkan garis tanda. 3.2.2.3.Pembuatan Larutan NaOH 3% Dilarutkan 3 g NaOH dengan akuades kemudian dimasukkan kedalam labu takar 100 ml dan diencerkan sampai garis tanda. 3.2.2.4.Pembuatan Larutan HCl 30 % Dimasukkan 203 ml HCl 37% dalam labu takar 250 ml kemudian diencerkan dengan akuades sampai garis tanda. 3.2.2.5.Pembuatan pereaksi Benedict Dengan bantuan pemanasan, dilarutkan 173 g Na-sitrat dan 100 g Na 2 CO 3 dalam 800 ml air. Disaring lalu ditambahkan aquades sampai volume larutan 850 ml (Larutan I).Dilarutkan 17,3 g CuSO 4.5H 2 O dalam 100 ml air (dipanaskan bila perlu). Bila larutan diatas sudah dingin maka dengan perlahan lahan ditambahkan kedalam larutan I. Kemudian ditambahkan dengan akuades sampai 1 liter.

3.2.2.6.Larutan Glukosa 20 mg/100 ml 22 Sebanyak 20 mg glukosa anhidrat dilarutkan dengan akuades dalam labu takar 100 ml sampai garis tanda dan dikocok sampai homogen. 3.2.2.7.Larutan pereaksi Nelson Nelson A : Dilarutkan12,50000 g Natrium karbonat anhidrat, 12,5000 g garam Rochelle (K-Na- Tartrat), 10 g Natrium Bikarbonat dan 100 g Natrium Sulfat anhidrat dalam 300 ml akuades dan diencerkan sampai 500 ml. Nelson B : Dilarutkan 7,5000 g CuSO 4. 5H 2 O dalam 50 ml akuades dan ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat. Pereaksi Nelson dibuat dengan cara mencampur 25 bagian larutan Nelson A dan I bagian Nelson B. Pencampuran dilakukan setiap kali akan digunakan. 3.2.2.8.Larutan Arsenomolibdat Dilarutkan 25 g ammonium molibdat dalam 450 ml aquades dan ditambahkan 25 ml H 2 SO 4 (p).dilarutkan pada tenpat yang lain 3 g Na 2 HAsO 4. 7H 2 O dalam 25 ml akuades kemudian dituangkan larutan ini kedalam larutan yang pertama. Disimpan dalam botol, berwarna coklat dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Larutan pereaksi ini dapat digunakan setelah masa inkubasi dan berwarna kuning.

3.2.3.Cara Kerja 23 3.2.3.1.Isolasi selulosa dan Penentuan Kadar Selulosa dari Kulit Buah Sukun Sebanyak 100 g kulit buah sukun dikeringkan pada suhu 80 0 C. Kulit buah sukun yang telah kering kemudian dihaluskan. Kulit buah sukun yang telah halus kemudian ditimbang. Setelah itu ditambahkan 500 ml etanol. Lalu, ditambahkan 500 ml H 2 SO 4 1,25 N direfluks selama 30 menit lalu disaring. Residu dicuci dengan akuades panas sampai ph netral. Residu ditambahkan 500 ml NaOH 1.25 N dan direfluks selama 30 menit. Residu dicuci dengan akuades panas sampai ph netral. Dikeringkan dioven pada suhu 110 0 C selama 1 jam. Diambil 5 g selulosa kering kemudian diabukan dalam tanur pada suhu 600 0 C selama 3 jam lalu ditimbang. 3.2.3.2. Hidrolisis kulit sukun Ditimbang 5 g selulosa dimasukkan kedalam labu erlenmeyer kemudian ditambah 4 ml HCl 30 %,didiamkan di penangas air selama 30 menit. Lalu ditambahkan 200 ml akuades dan dipanaskan di atas api selama 1 jam lalu didinginkan. Ditambah NaOH 3 % hingga ph netral lalu di saring. Sebanyak 1 ml filtrat dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 5 ml larutan benedict dan dipanaskan sampai terbentuk endapan merah bata. 3.2.3.3. Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum Larutan Glukosa Standar. Ditimbang 20 mg glukosa standar dan dilarutkan dengan akuades sampai volume 100 ml (larutan glukosa 0,2 mg/ml). Dipipet 25 ml larutan lalu diencerkan dengan akuades sampai volume 100 ml (larutan glukosa 0,05 mg/ml). Dipipet 1 ml larutan glukosa 0,05 mg/ml kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 ml pereaksi Nelson lalu ditutup dengan kapas dan dipanaskan pada waterbath sampai mendidih selama 30 menit lalu didinginkan.

24 Lalu di tambahkan 1 ml larutan arsenomolibdat lalu dikocok hingga semua endapan larut. Ditambahkan 7 ml akuades lalu dikocok hingga homogen. Diukur serapan panjang gelombang pada 400 800 nm. (diperoleh panjang gelombang maksimum). 3.2.3.5.Penyiapan Kurva Standar Glukosa Disiapkan larutan glukosa standar dalam beberapa tabung reaksi dengan konsentrasi bertingkat dari 0,010 0,050 mg/ml. Ditambahkan 1 ml larutan Nelson kemudian dipanaskan hingga mendidih selama 30 menit dan didinginkan. Ditambahkan 1 ml larutan arsenomolibdat lalu dikocok. Ditambahkan 7 ml akuades lalu dikocok hingga homogen. Diukur serapannya pada panjang gelombang 761 nm. Dibuat kurva standar yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi gula standar dan absorbansi. 3.2.3.6.Analisa Kandungan Glukosa Sampel Dipipet 1 ml filtrat hasil hidrolisa kulit buah sukun lalu diencerkan dalam labu ukur 50 ml dan diambil 1 ml untuk dianalisa. Ditambahkan 1 ml larutan Nelson kemudian dipanaskan hingga mendidih selama 30 menit dan didinginkan. Ditambahkan 1 ml larutan arsenomolibdat lalu dikocok. Ditambahkan 7 ml akuades lalu dikocok hingga homogen. Diukur serapannya pada panjang gelombang 761 nm sehingga dapat dihitung kadar gula reduksinya. 3.2.3.7.Pembuatan Manisan Jambu Biji Buah jambu biji,setelah disortasi dicuci hingga bersih, lalu kulitnya di kupas. Potong buah jambu biji sesuai selera. Rendam potongan buah dalam larutan kapur 10 % selama 1 jam

25 Tiriskan dan cuci dengan air dingin yang mengalir Setelah ditiriskan, buah direndam dalam larutan gula yang terlebih dahulu direbus dengan berbagai konsentrasi gula yang berbeda (1:0, 1:1, 1:2, 1:3 ) 3.2.3.8.Penentuan Nilai Organoleptik Uji ini meliputi warna, rasa, bau dan tekstur yang ditentukan dengan uji kesukaan oleh 15 orang panelis, dimana para panelis bukan perokok dan sebelum mencicipinya diharuskan minum air putih terlebih dahulu. Uji ini ditentukan dengan skala hedonik, sebagai berikut: Uji Kesukaan (Skala hedonik) Skala Numerik Amat sangat suka 5 Sangat suka 4 Suka 3 Kurang suka 2 Tidak suka 1

3.3. Bagan Penelitian 3.3.1. Isolasi Selulosa dan Penentuan Kadar Selulosa dari Kulit Buah Sukun 26 100 g kulit sukun Dikeringkan pada suhu 80 0 C Ditambahkan 500 ml etanol Disaring residu Filtrat Ditambah 50 ml H 2 SO 4 1,25 N Direfluks selama 30 menit Disaring residu Filtrat Dicuci dengan akuades panas hingga ph netral Disaring residu Ditambahkan 50 ml NaOH 1,25 N Direfluks selama 30 menit Disaring Filtrat residu Filtrat Dicuci dengan akuades panas hingga ph netral Disaring Residu(Selulosa) Filtrat 5 g Selulosa kering Hasil Dikeringkan pada suhu 110 o C Ditimbang Diabukan pada suhu 600 o C selama 3 jam Ditimbang

3.3.2. Hidrolisis Selulosa serta Uji gula Reduksinya 27 0,50 g Selulosa Campuran Sampel dan HCl Ditambah 4 ml HCl 30 % Dipanaskan di penangas air Ditambah 200 ml akuades sambil diaduk Ditutup dengan aluminium foil Dihidrolisis di atas api selama 1 jam Sampel terhidrolisis Dinetralkan dengan NaOH 3 % Disaring Residu Filtrat Dipipet 1 ml filtrat kedalam tabung reaksi Ditambah 5 ml Larutan Benedict secara kuantitatif Dipanaskan di penangas air Endapan merah bata Diulangi prosedur yang sama sebanyak 3 kali.

28 3.3.4. Analisa Kandungan Glukosa Hasil Hidrolisis 26 filtrat hasil hasil hidrolisis selulosa 1 ml larutan glukosa sampel Larutan dengan endapan merah bata Dimasukkan kedalam labu takar 250 ml Diencerkan dengan akuades sampai garis tanda Dipipet sebanyak 1 ml Dimasukkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan 1 ml pereaksi Nelson Ditutup dengan kapas Dipanaskan dipenangas air pada suhu 100 o C selama 30 menit Didinginkan dibawah air yang mengalir Diaduk hingga homogen Ditambahkan 1 ml larutan arsenomolibdat Diaduk hingga endapan larut Larutan berwarna biru Ditambahkan 7 ml akuades Hasil Diaduk hingga homogen Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 761 nm

29 3.3.5. Pembuatan Manisan 100 g Jambu biji Dilakukan sortasi Dikupas kulitnya Dicuci hingga bersih Dipotong menjadi lebih kecil (sesuai selera) Direndam dalam larutan kapur 10% Ditiriskan dan dicuci dengan air bersih Direndam dengan larutan gula Hasil Sampel terhidrolisis 3.3.6.Penentuan Nilai Organoleptik Panelis Panelis dan Sampel Di undang ke Laboratorium Di sajikan sampel Diharuskan kepada panelis meminum air putih terlebih dahulu Dilakukan uji kesukaan (warna, rasa,bau dan tekstur). Ditentukan skor nilainya Hasil

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1.1 Isolasi selulosa dan Penentuan Kadar Selulosa dari Kulit Buah Sukun Isolasi selulosa dari kulit buah sukun pada penelitian ini menggunakan metode Warenwet. Langkah-langkah metode warenwet yang pertama yaitu Defathing dengan menggunakan Etanol yang berfungsi untuk menghilangkan lemak dalam kulit sukun. Langkah kedua yaitu Dekstruksi dengan menggunakan H 2 SO 4 yang berfungsi untuk mengubah protein, lemak, karbohidrat menjadi unsur-unsurnya. Elemen C dan H teroksidasi menjadi CO,CO 2, dan H 2 O sedangkan N akan berubah menjadi (NH 4 ) 2 SO 4. Langkah selanjutnya yaitu Delignifikasi dengan menggunakan NaOH yang berfungsi untuk menghilangkan lignin. Adanya lignin disekeliling selulosa merupakan hambatan utama dalam menghidrolisis selulosa. Langkah terakhir yaitu pengeringan dan pengabuan sehingga diperoleh kadar selulosa kulit sukun. Perhitungan kadar selulosa kulit buah sukun dapat dilihat pada lampiran 4. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Kadar Selulosa Kulit Buah Sukun Perulangan Berat Abu Kadar Selulosa ( g ) ( % ) Rata-rata I 0,16 17,57% II 0,17 17,51% 17,59% II 0,15 17,69% Dari tabel diatas diketahui bahwa kadar selulosa dari kulit buah sukun adalah 17,59%.

4.1.2 Hidrolisis Selulosa serta Uji Gula Reduksinya 31 Hidrolisis pada penelitian ini dilakukan secara kimiawi. Dalam hal ini, asam (asam sulfat, asam klorida, dan asam perklorat) menghidrolisis selulosa menjadi glukosa secara acak artinya tudak ada pola tertentu dalam pemutusan ikatan glikosidik yang terdapat dalam selulosa. Pada Hidrolisis lengkap dalam HCl 40 % dalam-air, hanya menghasilkan D-glukosa. Disakarida yang terisolasi dari selulosa yang terhidrolisis sebagian adalah selobiosa, yang dapat dihidrolisis lebih lanjut menjadi D-glukosa. Ada tidaknya glukosa pada sampel yang dihidrolisis dapat diketahui melalui pengujian dengan menggunakan larutan Benedict yang ditambahkan secara kuantitatif. Jika menghasilkan endapan berwarna merah bata, maka sampel mengandung glukosa atau gula reduksi. 4.1.3 Analisa Kadar Gula Reduksi Berdasarkan Absorbansi Glukosa Hasil Hidrolisis Perhitungan kadar glukosa berdasarkan absorbansi glukosa hasil hihrolisis selulosa kulit sukun dapat dilihat pada lampiran 6. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel dibawah: Tabel 4.2. Kadar Gula Reduksi Berdasarkan Absorbansi Glukosa Hasil Hidrolisis No Absorbansi Kadar Gula Reduksi ( % ) 1 7,3294 10,95% 2 7,0291 10,51% 3 7,0314 10,51% Rata-rata 10,66% Metode Nelson-Somogyi dapat digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi dengan menggunakan pereaksi tembaga arsenomolibdat. Kupri mula-mula direduksi menjadi bentuk kupro dengan pemanasan larutan gula. Kupro yang terbentuk selanjutnya dilarutkan dengan arsenomolibdat menjadi molibdenum

32 berwarna biru yang menunjukkan ukuran konsentrasi gula dengan membandingkannya dengan larutan standar, konsentrasi gula dalam sampel dapat ditentukan. Reaksi warna yang terbentuk dapat menentukan konsentrasi gula dalam sampel dengan mengukur absorbansinya (Sudarmadji, 1984). 4.1.4 Pengujian Organoleptik terhadap Manisan Jambu Biji Hasil pengujian Organoleptik terhadap manisan jambu biji dapat dilihat pada lampiran 7. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa sirup glukosa dari selulosa kulit sukun dapat dimanfaatkan sebagai pemanis untuk mengganti gula pasir. Berdasarkan uji organoleptik yang dilakukan dapat diketahui bahwa manisan jambu biji dari sirup glukosa lebih disukai oleh panelis dibandingkan dengan manisan jambu biji dari gula pasir. Perbandingan antara gula pasir dan sirup glukosa adalah 1 : 0, 1 : 1, 1 : 2, dan 1 : 3. Untuk perbandingan 1 : 0, panelis memberikan skor 3 pada manisan. Untuk perbandingan 1 : 1, panelis memberikan skor 3 pada manisan. Untuk perbandingan 1 : 2, panelis memberikan skor 4 pada manisan. Dan untuk perbandingan 1 : 3, panelis memberikan skor 3 pada manisan. Namun dalalm hal ini peneliti membuat manisan dengan perbandingan pemanis menggunakan glukosa standar. Dengan persentase yang sama dengan gula pasir yaitu 40%. Berdasarkan penelitian terdahulu, kadar glukosa dari hasil hidrolisis dapat dilihat pada Lampiran 7. Keenam peneliti tersebut menggunakan metode penentuan kadar glukosa yang sama dengan metode dalam penelitian ini.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan uji organoleptik yang dilakukan dapat diketahui bahwa manisan jambu biji dari sirup glukosa lebih disukai oleh panelis dibandingkan dengan manisan jambu biji dari gula pasir. Perbandingan antara gula pasir dan sirup glukosa adalah 1 : 0, 1 : 1, 1 : 2, dan 1 : 3. Untuk perbandingan 1 : 0, panelis memberikan skor 3 pada manisan. Untuk perbandingan 1 : 1, panelis memberikan skor 3 pada manisan. Untuk perbandingan 1 : 2, panelis memberikan skor 4 pada manisan. Dan untuk perbandingan 1 : 3, panelis memberikan skor 3 pada manisan. 5.2. Saran Kepada peneliti selanjutnya, disarankan untuk membuat sirup glukosa dari limbah lainnya seperti kulit gori, ampas tebu, dan sebagainya dengan membuat manisan dengan perbandingan pemanis menggunakan glukosa standar. Dengan persentase yang sama dengan gula pasir yaitu 40% - 50%.