BAB I PENDAHULUAN. Minuman ringan berkarbonasi atau soft drink banyak dikonsumsi oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. senyawa kimia yang bermanfaat seperti asam amino (triptofan dan lisin),

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahan tumpatan warna gigi yang lain (Winanto,1997). Istilah resin komposit dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Resin komposit dikenal sebagai salah satu bahan restorasi yang sering

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Menurut Powers dan Sakaguchi (2006) resin komposit adalah salah satu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pasien untuk mencari perawatan (Walton dan Torabinejad, 2008).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. inovasi, salah satunya dengan ketersediaan bahan restorasi sewarna gigi (Giachetti

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. terhadap restorasi estetik semakin banyak. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung

LAMPIRAN 1. Alur Pikir

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan

BAB I PENDAHULUAN. Streptococus mutans yang menyebabkan ph (potensial of hydrogen) plak rendah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 14% pada awal perkembangannya tetapi selama zaman pertengahan, saat bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan struktur rongga mulut atau sebagian wajah yang hilang. 2, 3

BAB I PENDAHULUAN. untuk area yang memiliki daerah tekan yang lebih besar (Powers dan

BAB I PENDAHULUAN. kekompakan dengan jaringan mulut (Anusavice, 2004). banyak unit. Polimer ada dua jenis yaitu polimer alami dan polimer sintetik.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi. Resin komposit banyak digunakan sebagaibahan restorasi pada gigi anterior

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat kumur saat ini sedang berkembang di lingkungan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan bahan restorasi juga semakin meningkat. Bahan restorasi warna

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, kebutuhan dan tuntutan pasien akan bahan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena selain dapat menghasilkan senyum yang indah juga sangat membantu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semen ionomer kaca banyak dipilih untuk perawatan restoratif terutama

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. posterior dalam dunia kedokteran gigi terus mengalami peningkatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Putih kekuning-kuningan, kuning keabu-abuan, dan putih keabu-abuan. warna atau yang dinamakan diskolorisasi gigi (Grossman, 1995).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pergaulan, pasien menginginkan restorasi gigi yang warnanya sangat mendekati

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Beberapa dekade terakhir dalam kedokteran gigi konservatif resin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. masalah estetik namun juga melibatkan fungsi dari gigi yang akan direstorasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Hasil studi morbiditas SKRT-Surkesnas menunjukkan penyakit gigi menduduki urutan pertama (60% penduduk)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asma merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. restorasi resin komposit tersebut. Material pengisi resin komposit dengan ukuran

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sisa makanan atau plak yang menempel pada gigi. Hal ini menyebabkan sebagian

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dan mulut, yang salah satunya digambarkan oleh indeks DMF-T

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem resin epoksi, seperti lamanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan geser antara self adhesif semen

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi pengunyahan, meningkatkan pengucapan dan memperbaiki estetika

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat dewasa ini. Akhir-akhir ini bahan restorasi resin komposit

BAB 1 PENDAHULUAN. silikat dan semen polikarboksilat pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. penampilan seseorang secara keseluruhan (Torres dkk., 2012). Salah satu aspek

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahan restorasi yang cepat dan mudah untuk diaplikasikan, dapat melekat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. beberapa tahun terakhir sejalan dengan tuntutan pasien dalam hal estetik. Resin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Restorasi dapat dibedakan menjadi restorasi direk dan indirek. Restorasi direk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang dapat memperbaiki morfologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi. Penyakit ini dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu kondisi yang turut

BAB 2 RESIN KOMPOSIT. yang dihasilkan dari restorasi resin komposit, sebuah restorasi yang paling digemari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencegah, mengubah dan memperbaiki ketidakteraturan letak gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. dentin dan bahan bahan organik (Ramayanti & Purnakarya, 2013). Gigi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR) ionomer kaca. Waktu kerja yang singkat dan waktu pengerasan yang lama pada

BAB I PENDAHULUAN. diterima oleh dokter gigi adalah gigi berlubang atau karies. Hasil survey

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu tindakan restorasi gigi tidak hanya meliputi pembuangan karies

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan basis gigi tiruan yang ideal memiliki karakteristik tidak iritan, toksik,

BAB I PENDAHULUAN. Abrasi merupakan suatu lesi servikal pada gigi dan keadaan ausnya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. yang paling sering digunakan dibidang kedokteran gigi restoratif. Selain segi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yang mengenai

toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan sampai saat ini. 1,2,3 Resin komposit adalah suatu bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. minuman yang sehat bagi tubuh untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi, estetik, dan bentuk jaringan

BAB I PENDAHULUAN. dan mulut yang memiliki prevalensi tinggi di masyarakat pada semua

BAB I PENDAHULUAN. pada jaringan keras dan akan terus berlangsung sampai jaringan dibawahnya.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hilangnya gigi. Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDA) Kementerian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih bervariasi. Peristiwa ini dapat dilihat dengan konsumsi pada makanan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi antara bahan restorasi dengan jaringan gigi merupakan hal yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. melindungi jaringan periodontal dan fungsi estetik. Gigi yang mengalami karies,

PENGARUH APLIKASI TOOTH MOUSSE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL YANG DIRENDAM DALAM MINUMAN BERKARBONASI

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Hasil rata rata pengukuran kekerasan pada spesimen adalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bir merupakan minuman beralkohol dengan tingkat konsumsi nomor 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Restorasi resin komposit telah menjadi bagian yang penting di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehingga didapatkan fungsi dan estetik geligi yang baik maupun wajah yang

Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. modifikasi polyacid), kompomer, giomer (komposit modifikasi glass filler),

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. 1

PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA AKIBAT PERENDAMAN OBAT KUMUR CHLORHEXIDINE GLUCONATE 0,2% ANTARA RESIN KOMPOSIT KONVENSIONAL, HIBRID DAN NANOFIL

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kuat. Resin komposit terdiri atas dua komponen utama, yaitu matriks resin dan filler

I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. mengenai , dentin, dan sementum. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki warna yang hampir mirip dengan warna gigi asli dan kekuatan

BAB V HASIL PENELITIAN. n = 3990 = 363, sampel 3990 (5%) 2 + 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga untuk mengembalikan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas mikroorganisme yang menyebabkan bau mulut (Eley et al, 2010). Bahan yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. digunakan dikedokteran gigi. Bahan restorasi ini diminati masyarakat karena

Transkripsi:

1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Minuman ringan berkarbonasi atau soft drink banyak dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang dan pendidikan. Soft drink dalam bahasa sehari-hari dapat diartikan sebagai minuman ringan berkarbonasi. Minuman ringan berkarbonasi adalah minuman yang tidak mengandung alkohol (non-alkohol), namun mengandung asam salah satunya adalah asam bikarbonat, bahan pemanis, bahan perasa alami maupun buatan (Robert, 1986). Menurut Badra (2005) bahan makanan dengan ph rendah/asam berpengaruh terhadap kekasaran bahan komposit. Bahan restorasi komposit adalah bahan yang biasa digunakan untuk menggantikan struktur gigi yang hilang pada gigi anterior dan posterior. Komposit terdiri dari dua atau lebih campuran bahan. Masing-masing bahan memiliki kontribusi terhadap sifat resin komposit. Resin komposit pada bidang Kedokteran Gigi digunakan untuk berbagai macam aplikasi klinis, yaitu sebagai bahan tumpatan, luting agent dan sebagai bahan indirect restoration (Anusavice, 2004). Sifat mekanik bahan komposit dipengaruhi oleh kekasaran permukaan bahan tersebut sehingga mengakibatkan ketahanan bahan restorasi resin komposit turun dan mengalami abrasi yang lebih cepat. Kekasaran permukaan dan kekerasan resin komposit selain dipengaruhi oleh paparan bahan makanan/minuman dengan ph rendah serta obat kumur juga dengan karakteristik 1

2 bahan tersebut, yaitu jenis matrix organik, ukuran, komposisi, distribusi beban partikel (Badra, 2005). Zat-zat kimia yang secara terus menerus terpapar pada resin komposit akan mengakibatkan resin komposit tersebut mengalami keausan dan degradasi matriks (Lee SY et al., 1995). Polimer pada resin komposit mengandung ikatan yang tidak stabil, sehingga dapat dengan mudah terdegradasi pada ph rendah (asam). Proses degradasi inilah yang dapat menyebabkan terputusnya gugus metakrilat pada Bis-GMA sehingga terbentuk monomer sisa metil metakrilat (Lestari, 2003). Partikel asam bisa menyebabkan terjadinya degradasi dari komponen filler dan ini bergantung pada kerusakan filler matrix-bond (Mc Cabe dan Walls, 1988). Disamping itu, resin-based komposit rentan terhadap perlunakan asam organik dan berbagai makanan serta cairan konstituen (Wu, 1982; Asmussen, 1984). Berdasarkan penelitian Antony pada tahun 2004 menemukan adanya korelasi positif antara minuman berkarbonasi terhadap tingkat keparahan kerusakan gigi. Berdasarkan penelitian tersebut menyatakan bahwa minuman berkarbonasi dapat menyebabkan kerusakan pada gigi. Zat asam yang terkandung dalam minuman berkarbonasi yaitu asam fosfat dan asam sitrat bersifat asidogenik dan dapat mengakibatkan demineralisasi. Minuman ringan (Coca cola, Indonesia) merupakan minuman yang bersifat asam (ph<7) karena mempunyai ph 2,5 yang merupakan ph terendah.

3 Resin komposit baik yang mikrofil, hibrid maupun nanofil memiliki estetik yang baik yaitu meyerupai gigi asli. Ketahanan restorasi resin komposit tidak hanya dari faktor mekanis, namun tergantung pada faktor fisik dan biologis. Kekasaran permukaan restorasi resin komposit merupakan suatu hal yang penting bagi para peneliti dan praktisi, karena kekasaran permukaan berhubungan dengan retensi plak yang dapat menyebabkan inflamasi gingiva dan awal bermulanya karies (Wattanapayungkul, 2004). Adanya ketidaksempurnaan dalam resin komposit akibat minuman asam (Coca-cola, Indonesia) menyebabkan suatu kegagalan fungsi dan estetik. Hal ini tidak sesuai dengan hadist Rasulullah yang menyatakan : Sesungguhnya Allah itu Maha indah dan senang akan keindahan. (HR. Al-Bukhari). Penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh asam dari minuman berkarbonasi (Coca-cola, Indonesia) terhadap kekasaran permukaan resin komposit hibrid perlu dilakukan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas timbul permasalahan sebagai berikut : Apakah terdapat pengaruh minuman berkabonasi (Coca-cola, Indonesia) terhadap kekasaraan permukaan resin komposit hibrid dengan lama pemaparan 7 hari dan 14 hari dengan suhu 37 o C di dalam inkubator?

4 C. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang pernah dilakukan dan berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Keasaman Minuman Ringan Menurunkan Kekerasan Permukaan Gigi. Yang diterbitkan oleh Edhie Arif Prasetyo pada tahun 2005 dari fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga. Kesimpulan bahwa keasaman minuman (ph) yang kurang dari 7 atau bersifat asam dapat menurunkan kekerasan permukaan enamel gigi, selama perendaman 12 jam. Penelitian menggunakan sample 30 gigi premolar atas yang telah dicabut untuk perawatan ortodonsia yang diambil secara random kemudian ditanam dalam balok gips ukuran 2x3 cm. Kemudian direndam selama 30 menit, 60 menit, dan 120 menit, dan diukur menggunakan Mikro Vickers Hardness Tester. 2. Perbedaan kadar kalsium dalam saliva sebelum dan sesudah mengkonsumsi minuman ringan yang mengandung asam bikarbonat. Yang diterbitkan pada tahun 2005 oleh Muhamad ilyas dan M. Yusri dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hassanuddin. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kadar saliva sebelum dan sesudah mengkonsumsi minuman ringan yang mengandung asam bikarbonat, dan terjadi peningkatan kadar kasium dalam saliva mulai dari 5 menit sampai 20 menit sesudah mengkonsumsi minuman ringan yang mengandung asam

5 bikarbonat, kemudiann kadar kalsium menurun kembali atau menjadi normal kembali pada menit ke-25. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh lama perendaman coca-cola selama 7 hari dan 14 hari terhadap kekasaran permukaan resin komposit hibrid. 2. Tujuan Khusus Mengetahui pengaruh perubahan secara klinis kekasaran permukaan resin komposit hibrid karena terpapar lama perendaman minuman berkarbonasi (Coca-cola, Indonesia). E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Menambah ilmu pengetahuan di bidang biomaterial kedokteran gigi dan sebagai salah satu syarat kelulusan sarjana kedokteran gigi. 2. Bagi Masyarakat Memberikan informasi mengenai pengaruh minuman berkarbonasi (Coca-cola, Indonesia) terhadap kekasaran permukaan resin komposit hibrid sebagai bahan restorasi gigi. 3. Bagi Ilmu Pengetahuan a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang kedokteran gigi.

6 b. Memberikan informasi ilmiah di bidang kedokteran gigi mengenai pengaruh minuman berkarbonasi (Coca-cola, Indonesia) terhadap kekasaran permukaan resin komposit.