I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sisa makanan atau plak yang menempel pada gigi. Hal ini menyebabkan sebagian

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini masyarakat sering mengeluhkan bau mulut sehingga sering merasa tidak percaya diri, salah satu penyebab bau pada mulut adalah terdapat sisa sisa makanan atau plak yang menempel pada gigi. Hal ini menyebabkan sebagian orang selain menggosok giginya juga sering memakai obat kumur untuk mengatasi masalah tersebut (Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2012). Obat kumur terdiri dari tiga komponen utama penyusun yaitu zat aktif, surfaktan dan flavoring agent. Zat aktif merupakan zat yang terkandung dalam obat kumur yang memiliki manfaat khusus untuk perawatan rongga mulut seperti antikaries, antimikrobial atau pengurangan pelekatan plak. Zat aktif kemudian akan dicampur dalam air atau alkohol. Zat aktif yang biasanya dapat dijumpai berupa bahan anti bakteri, anti jamur, bahan oksigenasi, astringents, anodynes, buffer, deodorising agents, dan deterjen. Surfaktan yang terkandung di dalam obat kumur mempunyai fungsi untuk membantu menghilangkan debris dari gigi dan melarutkan komponen- komponen lain dalam obat kumur. Flavouring agent seperti eucalyptol dan menthol ditambahkan dalam obat kumur sebagai penyegar nafas (Powers dan Sakaguchi, 2006). Klorheksidin merupakan salah satu zat aktif yang terkandung dalam obat kumur. Klorheksidin merupakan antibakteri dengan spektrum luas untuk bakteri gram positif, gram negatif, dan juga yeast. Klorheksidin telah dibuktikan sebagai antiplak yang sangat efektif sehingga mempunyai peran penting pada terapi gingivitis dan pencegahan kelainan periodontal (Marchetti dkk., 2011). Hambatan 1

2 2 pertumbuhan plak oleh klorheksidin dihubungkan dengan sifat klorheksidin yang diserap oleh hidroksiapatit dan mucin dari saliva sehingga akan terbentuk ikatan dengan komponen-komponen tersebut (Levinson, 2008). Tanpa kita sadari, kandungan obat kumur juga dapat mempengaruhi perubahan warna pada gigi maupun tumpatan gigi. Menurut Mangundjaja dkk. (2000) penggunaan obat kumur dapat menyebabkan efek samping berupa noda berwarna kuning atau coklat pada gigi, lidah dan tepi tumpatan dan warna gigi. Baru-baru ini diperkenalkan resin komposit jenis baru, yaitu resin komposit bulk-fill. Menurut El Safety dkk. (2012) resin komposit bulk-fill dapat mempersingkat waktu perawatan karena memungkinkan menumpat dengan ketebalan 4 mm dalam satu tahap dan tidak memerlukan proses layering. Resin komposit bulk-fill memiliki komponen monomer terkonversi berupa Bis-GMA dan UDMA. Matriks organik dari resin komposit bulk-fill terhitung sebanyak 21% dari massa seluruhnya. Bis-GMA dan UDMA menunjukkan pengerutan polimerisasi yang rendah. Resin komposit bulk-fill menggabungkan beberapa tipe bahan pengisi berbeda yaitu barium aluminium silicate glass dengan dua ukuran partikel berbeda, Isofiller yang terdiri dari ytterbium fluoride dan oksida campur sferikal dengan tujuan mencapai karakteristik material resin komposit yang diinginkan. (Todd dan Wanner, 2013). Resin komposit bulk-fill mengandung modifiers seperti shringkage stress reliever yang berfungsi mengurangi pengerutan polimerisasi (Shah, 2013). Resin komposit bulk-fill diklaim mempunyai sifat fisik yang lebih baik dari resin komposit generasi sebelumnya,

3 3 namun penelitian tentang resin komposit bulk-fill sampai saat ini masih terus dilakukan. Matriks resin memiliki pengaruh yang penting dalam stabilitas warna. Kandungan resin yang tinggi dibanding bahan pengisi mengakibatkan penyerapan air yang tinggi. Al-Shalan (2009) menambahkan bahwa perubahan warna berkaitan erat dengan kemampuan resin komposit dalam menyerap air dan stabilitas warna dan berkaitan langsung dengan matriks resin suatu resin komposit. Air yang masuk ke dalam resin komposit akan mendegradasi ikatan siloksane melalui hidrolisis dan mulai melemahkan ikatan bahan pengisi pada interfase matriks resin. Ertas dkk. (2006) menyatakan bahwa struktur dari resin komposit dan karakteristik interfasial berpengaruh langsung terhadap kekasaran dan kerentanan terhadap pewarnaan ekstrinsik. Prosedur finishing dan polishing juga mempengaruhi kualitas dari permukaan resin komposit yang akan berhubungan dengan perubahan warna resin komposit. Besar kecilnya partikel pengisi dan distribusi matriks resin memiliki peran penting dalam stabilitas warna resin komposit. Faktor-faktor ekstrinsik penyebab perubahan warna resin komposit antara lain absorpsi bahan pewarna dari sumbersumber eksogen seperti minuman ringan, teh, kopi, dan obat kumur (Celik dkk., 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Naga dan Yousef (2012) mengenai paparan klorheksidin diglukonat 0,2% menunjukkan adanya peningkatan kekasaran permukaan pada material tumpatan semen ionomer kaca dan resin komposit.

4 4 Kekasaran permukaan resin komposit sendiri dapat memicu terjadinya diskolorasi atau perubahan warna yang diakibatkan oleh faktor ekstrinsik (Fay dkk., 1999). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan dapat diajukan permasalahan apakah terdapat pengaruh obat kumur klorheksidin 0,2% terhadap perubahan warna resin komposit bulk fill. C. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis penelitian mengenai pengaruh obat kumur klorheksidin 0,2% terhadap perubahan warna resin komposit bulk fill belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian Aryani (2010) mengenai perbedaan perubahan warna antara resin komposit hybrid dan nanofil akibat penggunaan obat kumur klorheksidin 0,2%, diperoleh hasil bahwa terjadi perubahan warna yang bermakna pada resin komposit hybrid dan nanofil. D. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh obat kumur klorheksidin 0,2% terhadap perubahan warna resin komposit bulk fill.

5 5 E. Manfaat Penelitian 1. Referensi bagi dokter gigi untuk mengantisipasi efek perubahan warna tumpatan resin komposit. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi dokter gigi dalam memilih bahan tumpatan bagi pasien yang menggunakan obat kumur klorheksidin 0,2 %.