KONSUMEN MINYAK GORENG

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT

ANALISIS KINERJA KUALITAS PRODUK

Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core.

BAB II LANDASAN TEORI

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia

STUDI KASUS Cranston Nissan

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dan persaingan dalam era globalisasi pasar

VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis)

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. minyak goreng. Sebagian besar permintaan terhadap minyak goreng ialah untuk

FORMULASI STRATEGI PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN PRODUK CRUDE PALM OIL

2.6.2 Nonprobability Sampling Menentukan Ukuran Sampel Skala Pengukuran Validitas dan Reliabilitas Instrumen...

lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sip

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat Mix Method (Qualitatif dan Quantitatif), Metode

BAB 2 LANDASAN TEORI...

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. ahli di berbagai Negara. Untuk Indonesia, Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN)

BAB III DISAIN PRODUK

PENINGKATAN KUALITAS TRAINING UNTUK PELANGGAN PT INKA DENGAN PENDEKATAN METODE AHP DAN QFD

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia adalah perkembangan pola

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, daya beli masyarakat semakin meningkat. Peluang ini

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan sejenis makin kompetitif. Untuk konsumen yang cepat berubah secara

LAPORAN TUGAS AKHIR REDESAIN GEROBAK USAHA MARTABAK MENGGUNAKAN ANTROPOMETRI DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai

Penilaian Kualitas Pengolahan Air Minum Isi Ulang dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD)

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah 3

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pada saat ini, persaingan antar perusahaan baik dalam mempertahankan

TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN KOMENTAR DATA PENGUJI DATA PENULIS

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

Lampiran 1. Kerangka Logis Metode Fuzzy AHP. Mulai. Membuat struktur hirarki

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DODOL GUAVAGUA MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

Kata Kunci : Penilaian Konsumen, Kualitas Produk, Metode QFD (Quality Function Deployment)

Universitas Kristen Maranatha

Pengujian. Produk. Perancangan. Produk. Identifikasi Kondisi Eksisting

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo

ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN FUZZY SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN (Studi Kasus Bengkel Mobil PT.

TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh:

III KERANGKA PEMIKIRAN

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KARKAS PT. SIERAD SEKOLAH

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci : Pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISTILAH. : Metodologi terstruktur yang digunakan dalam

Pengukuran Tingkat Kesiapan Technoware dan Humanware pada Pakan Buatan Ikan Lele Dumbo dalam Memenuhi SNI

BAB I SPESIFIKASI PRODUK

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisa Kompetensi Sumber Daya Manusia Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) (Studi Kasus di Biro Personalia PT. XYZ)

DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasional. a. Manajemen sebagai suatu proses

DAFTAR ISI. I ii Iii iv V vi vii viii x xi xvi xvii

SKRIPSI. Nama : Heri Santika NIM : Program Studi Manajemen FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY

Erwin Wijaya 1, Novi 2, Christina Wirawan 3 Abstrak

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS DALAM PERANCANGAN KEMASAN PRODUK TEH SEDUH

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS DALAM PERANCANGAN KEMASAN PRODUK TEH SEDUH

IMPLEMENTASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERAMIK DI PT. PLATINUM CERAMICS INDUSTRY

PERTEMUAN 3 (MENENTUKAN SPESIFIKASI & TARGET) KAMIS, 20 OKTOBER 2016

APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM USAHA MEMENUHI KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK AQUA GELAS 240 ML PADA PT

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah penggunaan metode QFD

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QFD (STUDY KASUS : HOTEL ELMI SURABAYA)

BAB II LANDASAN TEORI

Kata-kata kunci: Kepentingan dan kepuasan konsumen, Quality Function Deployment, house of Quality

PENERAPAN QFD DAN ANALISIS SWOT UNTUK MENETAPKAN STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK SAYURAN SEGAR

Transkripsi:

KONSUMEN MINYAK GORENG A. Customer Needs and Benefits (Harapan Pelanggan) Survei pendahuluan dilakukan dengan wawancara langsung kepada konsumen minyak goreng Cap Sendok, yaitu orang yang membeli langsung minyak goreng Cap Sendok untuk mengetahui atributatribut mutu. Berdasarkan hasil wawancara dengan konsumen dan pakar, maka diperoleh sepuluh jenis atribut penentu mutu minyak goreng yang menjadi prioritas konsumen dalam memilih minyak goreng untuk dikonsumsi, yaitu keamanan pangan, kehalalan, nilai gizi, warna, label, kemasan, harga, aroma, kekentalan, dan merek. Tabel 16 menunjukkan hasil analisis prioritas atribut mutu minyak goreng berdasarkan kombinasi pakar dan Tabel 17 menunjukkan hasil analisis prioritas atribut mutu minyak goreng. Tabel 16. Hasil Analisis Kepentingan Antar Atribut Mutu Minyak Goreng Atribut Warna Harga Nilai gizi Kemasan Merek Label Kehalalan Kekentalan Aroma Keamanan produk Warna 2,667 0,338 0,802 3,322 1,551 0,305 1,933 1,933 0,155 Harga 0,316 1,245 1,551 0,802 0,245 1 1 0,229 Nilai gizi 3 4,139 2,408 1,379 3,271 3,680 1 Kemasan 2,220 0,740 0,338 0,922 1 0,245 Merek 0,581 0,305 0,902 0,467 0,177 Label 0,581 1,401 1,291 0,221 Kehalalan 3,758 4,317 0,870 Kekentalan 0,922 0,160 Aroma 0,196 Keamanan produk Tabel 17. Hasil Analisis Prioritas Atribut Mutu Minyak Goreng No Atribut Bobot Rangking 1 Keamanan pangan 0.257 1 2 Kehalalan 0.183 2 3 Nilai gizi 0.173 3 4 Warna 0.080 4 5 Label 0.066 5 6 Kemasan 0.058 6 7 Harga 0.050 7 8 Aroma 0.050 8 9 Kekentalan 0.046 9 9 Merek 0.035 10 75

Hasil dari analisis perhitungan data menggunakan pairwise comparison, memberikan rangking pembobotan dari masingmasing atribut sebagai berikut : keamanan pangan (0.257), kehalalan (0.183), nilai gizi (0.173), warna (0.080), label (0.066), kemasan (0.058), harga (0.050), aroma (0.050), kekentalan (0.046), dan merek (0.035). Di lain pihak, nilai Incon (Konsistensi Indeks) merupakan nilai ukuran dari seberapa besar kemungkinan ketidakkonsistenan kita dalam menetapkan prioritas untuk elemenelemen yang ada. Konsistensi sampai kadar tertentu dalam menetapkan prioritas untuk elemenelemen perlu untuk memperoleh hasilhasil yang sahih/akurat dalam dunia nyata. Nilai Konsistensi Indeks harus 10 persen atau kurang. Ketidakkonsistenan yang lebih besar menunjukkan kekurangan informasi atau kekurangpahaman sehingga hasilnya menjadi tidak akurat (Saaty, 1993). Nilai Incon yang diperoleh adalah lebih kecil dari 0,1 yaitu sebesar 0,02. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketidakkonsistenan gabungan pendapat konsumen pakar rendah, sehingga pendapat tersebut dipandang konsisten. Dari hasil analisis kepentingan antar atribut diatas, diketahui bahwa faktor keamanan pangan merupakan faktor utama bagi konsumen dalam membeli minyak goreng, diikuti oleh faktor kehalalan, nilai gizi, warna, label, kemasan, harga, aroma, kekentalan, dan merek. B. Planning Matrix (Riset Pasar dan Rencana Strategik) Dari hasil analisis data untuk riset pasar dalam upaya memperbaiki mutu, diketahui bahwa faktor pelabelan memiliki rasio perbaikan sebesar 2.00, sedangkan faktor keamanan pangan, kemasan, dan merek memiliki rasio perbaikan sebesar 1.333. Dengan rasio perbaikan tersebut maka PMG Cap Sendok perlu memperbaiki mutu minyak goreng dengan atribut pelabelan sebesar 1 %; diikuti oleh atribut keamanan pangan sebesar 0.333 %; kemasan sebesar 0.333 %, dan merek sebesar 0.333 %. Hasil dari analisis sasaran proyek dapat dilihat pada Tabel 18. 76

Tabel 18. Hasil Analisis Planning Matriks Atribut Minyak Goreng Cap Sendok, PT. Astra Agro Lestari, Tbk Atribut Target Tingkat Rasio Nilai Skor Evaluasi Kepentingan Perbaikan Keamanan pangan 4 3 10 1.333 Kehalalan 5 5 9 1.000 Nilai gizi 4 4 8 1.000 Warna 4 4 7 1.000 Label 4 2 6 2.000 Kemasan 4 3 5 1.333 Harga 4 4 4 1.000 Aroma 4 4 3 1.000 Kekentalan 4 4 2 1.000 Merek 4 3 1 1.333 C. Technical Response (Tanggapan Atas Karakteristik Proses) Tahap ini merupakan tahap untuk menentukan jenis aktivitas proses yang terkait dengan spesifikasi dan harapan konsumen. Penentuan aktivitas proses dilakukan oleh para pakar dengan teknik brainstorming dan studi literatur. Hasil dari analisis tanggapan atas karakteristik proses dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Hasil Analisis Matriks Technical Response Minyak Goreng Karakteristik Proses Produksi No Atribut Tingkat Kepentingan Penerimaan bahan baku Penanganan bahan baku Degumming Bleaching Deodorisasi Kristalisasi Penyaringan Pengemasan Penyimpanan Distribusi 1 Keamanan pangan 10 10 10 10 10 10 5 5 10 5 1 2 Kehalalan 9 10 0 1 1 1 0 0 1 0 0 3 Nilai gizi 8 10 5 5 5 10 5 5 1 1 1 4 Warna 7 10 5 5 10 5 1 1 1 1 1 5 Label 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 Kemasan 5 0 0 0 0 0 0 0 5 5 5 7 Harga 4 10 5 5 10 10 10 10 0 1 1 8 Aroma 3 1 0 0 0 10 0 0 1 1 0 9 Kekentalan 2 0 1 0 0 0 5 5 0 0 0 10 Merek 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Dari hasil perhitungan data diketahui bahwa, aktivitas proses yang berpengaruh kuat terhadap atribut keamanan pangan adalah penanganan bahan baku, degumming, bleaching, deodorisasi, pengemasan, penyimpanan, dan distribusi; sedangkan proses kristalisasi dan penyaringan memiliki pengaruh 77

yang sedang. Kehalalan dipengaruhi kuat oleh proses penerimaan bahan baku, dan dipengaruhi sedang oleh proses pengemasan. Nilai gizi dipengaruhi kuat oleh penerimaan bahan baku dan deodorisasi; dipengaruhi sedang oleh proses penanganan bahan baku, pengemasan, dan penyimpanan; serta dipengaruhi lemah oleh degumming dan distribusi. Atribut warna dipengaruhi kuat oleh proses penerimaan bahan baku, degumming, bleaching, dan deodorisasi; dipengaruhi sedang oleh proses penanganan bahan baku dan distribusi; serta dipengaruhi lemah oleh proses pengemasan dan penyimpanan. Atribut label tidak dipengaruhi oleh proses apapun. Atribut kemasan dipengaruhi secara sedang oleh proses pengemasan, penyimpanan, dan distribusi. Atribut harga dipengaruhi secara kuat oleh proses penanganan bahan baku, bleaching, dan deodorisasi; dipengaruhi secara sedang oleh proses degumming, kristalisasi, dan penyaringan; serta dipengaruhi secara lemah oleh proses penanganan bahan baku, penyimpanan dan distribusi. Atribut aroma dipengaruhi secara kuat oleh proses deodorisasi; dipengaruhi secara sedang oleh proses penyimpanan; dan dipengaruhi secara lemah oleh proses penerimaan bahan baku dan pengemasan. Atribut kekentalan dipengaruhi secara kuat oleh proses kristalisasi; dipengaruhi secara sedang oleh proses deodorisasi, penyaringan, dan penyimpanan; serta dipengaruhi secara lemah oleh proses penanganan bahan baku dan distribusi. Atribut merek tidak dipengaruhi oleh proses apapun. D. Relationship (Tanggapan Atas Kebutuhan Pelanggan) Tahap ini merupakan tahap untuk membandingkan tingkat kepuasan konsumen terhadap atributatribut mutu produk minyak goreng yang dihasilkan oleh PMG Cap Sendok. Dari hasil analisa, diketahui bahwa konsumen minyak goreng Cap Sendok merasa tidak puas akan label yang ada pada kemasan. Walaupun demikian, konsumen merasa cukup puas dengan faktor keamanan pangan, kemasan, dan merek. Faktor nilai gizi, warna, harga, aroma, dan kekentalan memuaskan konsumen, sedangkan faktor kehalalan sangat memuaskan konsumen. Hal ini merupakan bahan pertimbangan bagi PMG Cap Sendok untuk memperbaiki mutu minyak goreng yang dihasilkan terutama atribut label, merek, kemasan, serta keamanan pangan. Tabel 20 78

menunjukkan hasil analisis kepuasan konsumen terhadap atribut mutu CPO yang dihasilkan PMG Cap Sendok dan perhitungan analisis ini dapat dilihat pada Lampiran 8. Tabel 20. Hasil Analisis Relationship Terhadap Atribut Mutu Minyak Goreng Cap Sendok Sangat Atribut tidak Tidak Cukup Puas Sangat Jumlah Total Nilai Tingkat puas puas puas puas nilai indeks kepuasan Keamanan pangan 4 6 9 8 3 30 90 18.00 3 Kehalalan 0 0 3 16 11 30 128 25.60 5 Nilai gizi 0 0 8 17 5 30 117 23.40 4 Warna 0 2 11 15 2 30 107 21.40 4 Label 7 6 10 7 0 30 77 15.40 2 Kemasan 1 4 21 4 0 30 88 17.60 3 Harga 0 3 7 12 8 30 115 23.00 4 Aroma 0 2 5 23 0 30 111 22.20 4 Kekentalan 0 1 14 15 0 30 104 20.80 4 Merek 3 5 15 6 1 30 87 17.40 3 E. Technical Correlations Analisis Technical Correlations diperlukan untuk mengetahui hubungan keterkaitan antar karakteristik proses yang satu dengan proses lainnya. Suatu perubahan pada salah satu proses dapat mengakibatkan perubahan pada proses lainnya. Dari hasil analisa data diketahui bahwa proses penerimaan bahan baku memiliki hubungan kuat positif terhadap proses penanganan bahan baku, proses degumming, bleaching, dan deodorisasi, serta memiliki hubungan yang negatif terhadap proses kristalisasi, penyaringan, dan penyimpanan. Proses penanganan bahan baku tidak memiliki hubungan kuat positif terhadap proses apapun, namun memiliki hubungan yang positif terhadap proses degumming, bleaching, dan deodorisasi, serta memiliki hubungan negatif terhadap proses kristalisasi, penyaringan, dan penyimpanan. Proses degumming memiliki hubungan kuat positif terhadap proses bleaching dan deodorisasi; memiliki hubungan yang positif terhadap proses penyimpanan; serta memiliki hubungan negatif terhadap proses kristalisasi dan penyaringan. Proses bleaching memiliki hubungan kuat positif terhadap proses deodorisasi; memiliki hubungan positif terhadap proses penyimpanan; serta memiliki hubungan negatif terhadap proses kristalisasi dan penyaringan. 79

Proses deodorisasi memiliki hubungan positif terhadap proses penyimpanan, serta memiliki hubungan negatif terhadap proses kristalisasi dan penyaringan Proses kristalisasi memiliki hubungan kuat positif terhadap proses penyaringan, serta memiliki hubungan positif terhadap proses penyimpanan, dan memiliki hubungan negatif terhadap proses pengemasan. Proses penyaringan memiliki hubungan positif terhadap proses penyimpanan minyak goreng, dan memiliki hubungan negatif terhadap proses pengemasan. Proses pengemasan memiliki hubungan positif terhadap proses penyimpanan dan distribusi minyak goreng, sedangkan proses penyimpanan memiliki hubungan positif dengan distribusi minyak goreng. Hasil analisis untuk technical correlations tersebut dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Hasil Analisis Karakteristik Proses Produksi Untuk Technical Correlations Minyak Goreng No. Aktivitas Proses Penerimaan bahan baku Penanganan bahan baku Degumming Bleaching Deodorisasi Kristalisasi Penyaringan Pengemasan Penyimpanan Distribusi 1 Penerimaan bahan baku 2 Penanganan bahan baku 3 Degumming 4 Bleaching 5 Deodorisasi 6 Kristalisasi 7 Penyaringan 8 Pengemasan 9 Penyimpanan 10 Distribusi F. Technical Matrix (Prioritas Tanggapan Teknis Dan Target Teknis) Technical Matrix berisi informasi mengenai tingkat kepentingan tanggapan teknis berdasarkan kebutuhan dan harapan pelanggan, serta nilai relatif dari karakteristik proses yang menjadi target performansi teknis yang harus dicapai perusahaan. Dari hasil analisa perhitungan data, didapat bahwa aktivitas proses yang paling menentukan mutu minyak goreng adalah proses penerimaan bahan baku CPO (0.202). Hal itu kemudian diikuti oleh proses 80

deodorisasi (0.155), bleaching (0.137), degumming (0.108), penanganan bahan baku (0.104), kristalisasi (0.078), penyaringan (0.078), pengemasan (0.069), penyimpanan (0.041), dan distribusi (0.028). Hasil analisis hubungan keterkaitan antar proses produksi dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Hasil Analisis Technical Matrix Minyak Goreng Karakteristik Proses Produksi No Atribut Tingkat Kepentingan Penerimaan bahan baku Penanganan bahan baku Degumming Bleaching Deodorisasi Kristalisasi Penyaringan Pengemasan Penyimpanan Distribusi Total 1 Keamanan pangan 10 10 10 10 10 10 5 5 10 5 1 2 Kehalalan 9 10 0 1 1 1 0 0 1 0 0 3 Nilai gizi 8 10 5 5 5 10 5 5 1 1 1 4 Warna 7 10 5 5 10 5 1 1 1 1 1 5 Label 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 Kemasan 5 0 0 0 0 0 0 0 1 1 5 7 Harga 4 10 5 5 10 10 10 10 0 1 1 8 Aroma 3 1 0 0 0 10 0 0 1 1 0 9 Kekentalan 2 0 1 0 0 0 5 5 0 0 0 10 Merek 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Nilai Tingkat Kepentingan 383 197 204 259 294 147 147 132 77 54 1.894 Nilai Relatif 0,202 0,104 0,108 0,137 0,155 0,078 0,078 0,069 0,041 0,028 1,000 Rangking 1 5 4 3 2 6 6 7 8 9 Proses pelaksanaan Quality Function Deployment (QFD) adalah dengan menyusun satu atau lebih matriks yang disebut dengan rumah kualitas (House Of Quality). Matriks diatas menjelaskan halhal yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen dan cara untuk memenuhinya. Rumah kualitas juga menggambarkan hubungan antara keinginan konsumen dengan aktivitas perusahaan serta mengevaluasi kemampuan perusahaan. Analisis yang dilakukan terhadap rumah kualitas menghasilkan tiga hal yang harus dilakukan oleh perusahaan yaitu memperbaiki, mempertahankan dan meningkatkan mutu. Konsep rumah kualitas untuk PMG Cap Sendok, PT. Astra Agro Lestari, Tbk dapat dilihat pada Gambar 7. 81

BOBOT KONVERSI Penerimaan bahan baku Penanganan bahan baku Degumming HARAPAN KONSUMEN Bleaching Deodorisasi Kristalisasi Penyarinagn Pengemasan Penyimpanan Distribusi PT. AAL, Tbk Target Rasio Keamanan pangan 10 3 4 1.33 Kehalalan 9 5 5 1.00 Nilai gizi 8 4 4 1.00 Warna 7 4 4 1.00 Labelling 6 2 4 2.00 Kemasan 5 3 4 1.33 Harga 4 4 4 1.00 Aroma 3 4 4 1.00 Kekentalan 2 4 4 1.00 Merek 1 3 4 1.33 PT. AAL, Tbk 5 4 3 4 3 3 3 2 4 3 Nilai Tingkat Kepentingan 383 197 204 259 294 147 147 132 77 54 Nilai Relatif 0,202 0,104 0,108 0,137 0,155 0,078 0,078 0,069 0,041 0,028 Keterangan : : kuat : sedang : lemah : hubungan kuat positif : hubungan positif : hubungan kuat negatif : hubungan negatif Gambar 7. House Of Quality PMG Cap Sendok, PT. Astra Agro Lestari, Tbk 82