BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia dalam perkembangannya melewati beberapa fase, salah satunya adalah masa remaja. Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah berusia 10-24 tahun. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Pada masa ini terjadi banyak perubahan dan masalah, jika tidak cepat ditangani akan menjadi masalah berkepanjangan dan berdampak serius. Salah satu masalah remaja memerlukan perhatian adalah masalah kesehatan, dimana kesehatan merupakan elemen penting manusia untuk dapat hidup produktif. Remaja sehat adalah remaja produktif sesuai tingkat perkembangannya (Poltekkes Depkes Jakarta, 2010 p.3). Pada masa tersebut remaja juga menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan dialaminya baik fisik, psikis dan fungsi-fungsi organ reproduksi. Salah satu perubahan dialami remaja adalah perubahan pada organ reproduksi yaitu terjadi kematangan seksual meliputi tanda-tanda primer dan sekunder (Narendra, 2002 p.54). Selain itu pada masa remaja banyak mengalami perubahan signifikan, terutama organ reproduksi rentan terhadap infeksi saluran reproduksi, kehamilan, infeksi menular seksual dan penggunaan obat-obatan terlarang.
Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat mulainya pubertas (Gunarsa, 2011, p.22). Hurlock mengemukakan tanda-tanda kelamin sekunder pada remaja putra adalah tumbuh rambut di kemaluan, kulit menjadi kasar, otot bertambah kuat dan besar dan suara membesar. Sedangkan pada remaja putri adalah pinggul melebar, payudara mulai tumbuh, dan tumbuh rambut di kemaluan (Poltekkes Depkes Jakarta, 2010, p.86). Seiring perkembangan terjadi, sudah seharusnya remaja diberi pengetahuan dan penerangan masalah reproduksi agar tidak terjadi hal-hal tidak diinginkan dan membahayakan bagi anak dan remaja seperti remaja hamil diluar nikah, aborsi, penyakit kelamin dan lain-lain (Yuanita, 2010, p.57-58). Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut masa pubertas dimana perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis terjadi cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi (Poltekkes Depkes Jakarta, 2010, p.3). Ada juga para ahli berpendapat, masa pubertas ditandai dimulainya seorang perempuan mengalami menstruasi dan mimpi basah pada laki-laki. Secara psikologis, mulainya mimpi basah dan menstruasi berpengaruh pada remaja. Mereka mulai menyadari sudah terjadi perubahan pada dirinya (BKKBN, 2010). Remaja perempuan umumnya belajar tentang haid dari ibunya. Sanya tidak semua ibu/orang tua memberikan informasi
memadai kepada putrinya dan sebagian bahkan beranggapan tabu membicarakan hal tersebut kepada putrinya. Akibatnya remaja putri menjadi cemas dan berkeyakinan bahwa menstruasi itu sesuatu tidak menyenangkan dan membuat dirinya kotor. Khususnya jika remaja putri tersebut mengalami hal-hal tidak menyenangkan menjelang dan selama menstruasi seperti merasa tidak enak badan, pusing-pusing, perut kembung, letih dan mudah tersinggung (BKKBN, 2010). Ketidaktahuan remaja mengenai apa terjadi pada dirinya dan mengapa hal itu terjadi dapat menimbulkan rasa cemas dan malu. Mereka akan bertanya-tanya apakah perubahan itu merupakan suatu hal normal, apakah semua orang mengalaminya, apa harus mereka lakukan perubahan itu (BKKBN, 2010). Karena meningkatnya minat remaja pada masalah perubahan terjadi pada dirinya, maka remaja berusaha mencari berbagai informasi mengenai perubahan dialami. Hal tersebut akan menimbulkan sikap dan perilaku berisiko, bila remaja mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi tidak tepat (Poltekkes Depkes Jakarta, 2010 p.37). Di daerah Palebon Semarang terdapat 2 SMP memiliki karakteristik hampir sama dari sisi umur dan pendidikan serta lingkungan, yaitu SMPN 14 Semarang dan SMP Empu Tantular Semarang. Di SMPN 14 Semarang belum pernah dilakukan penelitian kesehatan tentang menstruasi dan perubahan fisik masa pubertas, maka peneliti melakukan prasurvei pada 20 siswi di SMPN 14 Semarang, dan
hasilnya terdapat 17 remaja putri siswi SMPN 14 Semarang belum mengerti jelas tentang pengetahuan mengenai menstruasi, seperti proses terjadinya menstruasi, siklus menstruasi, fase-fase dalam siklus menstruasi dan faktor-faktor mempengaruhi menstruasi serta pengetahuan mengenai perubahan fisik masa pubertas, yaitu perubahan ciri kelamin primer dan ciri kelamin sekunder karena kurangnya informasi. Berdasarkan prasurvei diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dan perubahan fisik masa pubertas karena kurangnya informasi dan pengetahuan tentang perubahan dialami agar tidak terjadi hal-hal tidak diinginkan seperti kehamilan diluar nikah, aborsi dan penyakit kelamin. B. Rumusan Masalah Bagaimanakah tingkat pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dan perubahan fisik masa pubertas di SMPN 14 Semarang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dan perubahan fisik masa pubertas.
2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan karakteristik remaja berdasarkan umur, sumber informasi, paparan media dan umur pertama menstruasi. b. Mendeskripsikan pengetahuan remaja tentang menstruasi (pengertian, siklus, fase-fase menstruasi dan faktor mempengaruhi menstruasi). c. Mendeskripsikan pengetahuan remaja tentang perubahan fisik masa pubertas (tanda seks primer dan tanda seks sekunder). D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Tempat Penelitian Sebagai masukan informasi bagi sekolah mengenai pengetahuan remja putri tentang menstruasi dan perubahan fisik masa pubertas. 2. Bagi Institusi Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukkan untuk memperluas wawasan mahasiswi jurusan kebidanan. 3. Bagi Peneliti Dapat memberikan masukan hal-hal apa saja telah diteliti sehingga digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. 4. Bagi Responden Agar remaja putri di SMPN 14 Semarang mendapat tambahan pengetahuan tentang menstruasi dan perubahan fisik masa pubertas.
E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang pendidikan kesehatan tentang menstruasi dan perubahan fisik masa pubertas terhadap tingkat pengetahuan remaja di SMPN 14 Semarang belum pernah dilakukan, tetapi penelitian sejenis pernah dilakukan. Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Judul, Sasaran Variasi Metode Hasil Nama, Tahun diteliti 1. Agustina Wanita Variabel Kuantitatif, Diperoleh ada Nugrahwati, menopou bebas: studi hubungan 2007 se perubahan jenis analitik sigifikan antara Hubungan fisik korelasi, perubahan fisik antara Variabel menggunakan gangguan perubahan terikat: pendekatan aktivitas seksual fisik gangguan cross sectional pada wanita gangguan aktivitas menopouse di aktivitas seksual kelurahan seksual pada Pandansari wanita kecamatan menopause di kelurahan Semarang tengah nilai x2 Pandansari hitung sebesar kecamatan 14,355 Semarang berarti lebih
tengah. besar dari x2 tabel yaitu 5,591 dan p value 0,001 < alfa = 0,005. 2. Ratna Siswi Variabel Studi korelasi, Hasil penelitian Meidiana, SMP bebas : menunjukkan 2007 Stres pendekatan bahwa hubungan Hubungan cross antara tingkat stres antara Variabel sectional.instru siklus tingkat stres terikat : men penelitian menstruasi Menstruasi menggunakan didapatkan chi siklus menstruasi kuesioner kuadrat hitung atau x2 hitung sebesar siswi kelas 17,270 sedangkan IX SMPN 3 Demak x2 tabel = 5,591. Hali ini berarti ada 2006//2007 hubunngan signifikan antara tingkat stres siklus menstruasi pada siswi SMPN 3 Demak. 3. Murdianah, Remaja Menstruasi Penelitian ini Hasil 2009 putri di merupakan diperoleh Gambaran SMPN 2 penelitian survei Murdianah dalam Pengetahuan Kandema deskriptif peneltian ini adalah
Remaja Putri n remaja putri Tentang rancangan cross memiliki Menstruasi Di SMPN 2 sectional. Pengambilan pengetahuan cukup tentang menstruasi Kandeman data setelah diadakan Kabupaten Batang menggunakan wawancara dan observasi penyuluhan/pendidi kan kesehatan. Perbedaan penelitian diatas penelitian ini adalah : 1. Pada penelitian Agustina Nugrahwati, 2007, sasaran penelitian adalah wanita menopouse, sedangkan penelitian ini sasaran penelitiannya adalah remaja SMP. Variabel digunakan dalam penelitian Agustina Nugrahwati, 2007 menggunakan 2 variabel, yaitu variabel bebas : perubahan fisik dan variabel terikat : gangguan aktivitas seksual. Metode penelitian digunakan oleh Agustina Nugrahwati, 2007 adalah kuantitatif, studi jenis analitik korelasi, sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode penelitian dekriptif. 2. Penelitian Ratna Meidiana, 2007 sasaran penelitiannya sama penelitian ini, yaitu siswi SMP. Penelitian Murtiana dilakukan di SMPN 3 Demak, sedangkan penelitian ini dilakukan di SMPN 14 Semarang. Variabel digunakan pada penelitian Ratna Meidiana, 2007 menggunakan 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas: stres dan variabel terikat: siklus menstruasi, sedangkan pada penelitian ini variabel digunakan adalah menstruasi dan perubahan fisik masa pubertas. Metode penelitian digunakan Ratna Meidiana, 2007 menggunakan studi korelasi pendekatan cross sectional. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. 3. Penelitian Murdianah, 2009 sasaran penelitiannya sama penelitian ini, yaitu remaja putri di SMP. Penelitian Murdianah, 2009 dilakukan di SMPN 2 Kandeman, sedangkan penelitian ini dilakukan di SMPN 14 Semarang. Variabel dalam penelitian Murdianah, 2009 adalah menstruasi, sedangkan pada penelitian ini variabel digunakan adalah menstruasi dan perubahan fisik masa pubertas. Metode penelitian digunakan dalam penelitian Murdianah, 2009 adalah survei deskriptif rancangan cross sectional dan pengambilan datanya menggunakan wawancara dan observasi, sedangkan pada penelitian ini metode penelitian digunakan adalah deskriptif rancangan cross sectional dan pengambilan datanya menggunakan kuesioner.