BAB I PENDAHULUAN. kepribadian. Definisi mengenai kepribadian terus berkembang karena tidak. permanen dan karakter yang unik pada perilaku individu.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan

menjadi bagian dari kelompoknya dengan mengikuti norma-norma yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lazimnya dilakukan melalui sebuah pernikahan. Hurlock (2009) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. dan pergaulan dari teman-temannya. Mereka membuat permainan game online

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perilaku seks pranikah di kalangan remaja di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan teknologi sekarang, banyak perusahan-perusahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Sejalan dengan definisi kesehatan menurut UU Kesehatan. RI Nomor 23 tahun 1992, menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini setiap individu pasti pernah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, maupun masyarakat. Menurut Walgito (2001:71) dorongan atau motif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

BAB I PENDAHULUAN. awal/early adolescence usia tahun, remaja menengah/middle

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul dari perubahan konteks sosio-ekonomi, politik dan budaya. Konteks ini

BAB I PENDAHULUAN. lihat di kota-kota besar, tidak terkecuali juga kota-kota kecil, banyak sekali game

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Salah satunya dengan kehadiran dan keberadaan game online akibatnya

5. DISKUSI, KESIMPULAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi memiliki peranan penting dalam

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

BAB 2 LANDASAN TEORI. tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control dapat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan terus-menerus mendorong manusia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. data untuk kepentingan tugas, untuk akses jual-beli yang saat ini disebut

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang sehingga mendorong diperolehnya temuan-temuan baru

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih senantiasa. jenis permainan audio visual dan komputer yaitu game elektronik, salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. beban penyakit global dan lazim ditemukan pada masyarakat negara maju maupun

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. moral dan sebaliknya mengarah kepada nilai-nilai modernitas yang sarat dengan

BAB I PENDAHULUAN. transformasi nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Salah satu produk teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja menurut Organisasi Kesegatan Dunia (WHO) adalah individu yang

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan dengan orang lain di beda tempat (Dyah, 2009). Remaja

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kerugian terjadi ketika dua belah pihak yang terlibat tidak dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Secara historis, internet telah hadir lebih dari dua puluh lima tahun.

BAB I PENDAHULUAN. relawan yang nantinya akan diterjunkan ketika Indonesia memasuki masa tanggap

Bab VI. Penutup. ternyata tidak lepas dari politik. Belajar politik melalui sarana game online

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Ditinjau dari sudut perkembangan manusia, kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai kewajiban untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perawat atau Nurse berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompetensi Sosial. memiliki kompetensi sosial dapat memanfaatkan lingkungan dan diri pribadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

Oleh : Shinto B. Adelar (Psikolog)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. selayaknya mendapatkan perhatian utama baik dari pemerintah maupun. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

I. PENDAHULUAN. Dampak perkembangan teknologi di antaranya adalah perkembangan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. masa beralihnya pandangan egosentrisme menjadi sikap yang empati. Menurut Havighurst

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salina Mayo Safitri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan hidup, terkadang orang akan merasakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang praktis dan berguna bagi setiap lapisan masyarakat. Melalui internet

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi merupakan istilah yang umum digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan efektivitas kinerja organisasi. Kepemimpinan seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

2. TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan yang tinggi pula terhadap aktivitas belajar (Chang, 2012), sehingga apa pun yang

TRAIT FACTOR THEORY EYSENCK, CATTELL, GOLDBERG. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Banyak pelajar. bersosialisasi maupun mencari informasi misalnya pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari eksistensi manusia di dunia. Kebahagiaan itu sendiri dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep. baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang

PENGARUH GAME ONLINE TERHADAP PERILAKU KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL SISWA KELAS X TSM DI SEKOLAH SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting

BAB II. meningkatkan fungsi konstruktif konflik. Menurut Ujan, dkk (2011) merubah perilaku ke arah yang lebih positif bagi pihak-pihak yang terlibat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja sebagai customer service. Customer service ini berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan berbagai aktivitas yang rutin dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak diberitakan di media cetak atau elektronik tentang perilaku

BAB I PENDAHULUAN. station. Anak-anak, remaja, bahkan sampai dewasa sangat menyenangi

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KOHESIVITAS PEER GROUP PADA REMAJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seakan tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bekerja sama

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kecanduan internet merupakan ketergantungan psikologis pada internet, apapun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjajikan di Asia ( Hal ini terkait dengan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki arti tersendiri di dalam hidupnya dan tidak mengalami kesepian.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 menjelaskan bahwa Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB II LANDASAN TEORI. meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah Tuhan yang diberikan kepada. orang tua. Pada saat dilahirkan ke dunia anak membawa

BAB II KAJIAN TEORI. sebuah permainan (games) yang dimainkan di dalam suatu jaringan. (baik LAN maupun Internet), permaianan ini biasanya di mainkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai derajat psychological wellbeing

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap manusia memiliki karakteristik dalam bersikap, berprilaku dan berespon terhadap pengaruh dari luar. Kekhasan tersebut terjadi karena adanya kepribadian. Definisi mengenai kepribadian terus berkembang karena tidak adanya satu teori tunggal yang dapat menjelaskan secara akurat mengenai kepribadian. Menurut Burger, kepribadian adalah pola perilaku yang konsisten dan proses interpersonal yang terjadi dalam diri individu, sedangkan menurut Feist dan Feist kepribadian didefinisikan sebagai pola watak yang relatif permanen dan karakter yang unik pada perilaku individu. 1 Salah satu teori kepribadian yang sering digunakan untuk menjelaskan kepribadian seseorang adalah The Big Five Personality yang dikembangkan oleh McCrae. Dalam The Big Five personality terdapat lima dimensi kepribadian, yaitu Extraversion (E), Agreeableness (A), Conscientiousness (C), Neuroticsm (N), dan Opennes to New Experience (O) 2. Extraversion didefinisikan sebagai dimensi kepribadian yang semangat terhadap dunia sosial serta memiliki watak mudah bergaul, aktif, dan memiliki emosi yang positif. Agreeableness didefinisikan sebagai dimensi kepribadian yang berorientasi prososial pada orang lain serta memiliki watak lemah lembut 1

2 dan mudah di percaya. Conscientiousness didefinisikan sebagai dimensi kepribadian dengan berpikir sebelum bertindak, mengikuti norma dan aturan, terorganisasi, serta memprioritaskan tugas. Neuroticsm didefinisikan sebgai kepribadian dengan emosi negatif sehingga rentan mengalami kecemasan, depresi, sedih dan agresif. Serta Openness to new experience yang didefinisikan sebagai dimensi kepribadian dengan daya imajinasi yang tinggi, memiliki mental dan pengalaman hidup yang kompleks, serta berani mencoba hal-hal baru diluar kebiasaannya.2,3 Penelitian menurut Yee menemukan bahwa orang yang kecanduan internet adalah orang yang mengatur perasaannya dengan berinternet agar dapat keluar dari tekanan tekanan, seperti perasaan cemas, frustasi, kesepian atau merasa sedih. Penelitian ini berkaitan dengan salah satu dimensi kepribadian, yaitu neuroticsm. Individu dengan tipe neuroticsm merupakan individu yang memiliki masalah dengan emosi yang negatif seperti kecemasan, depresi, sedih dan agresif. Individu yang mengalami kecemasan sosial, mudah bosan dan kesepian memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami kecanduan pada internet. 1,5 Setiap kepribadian memiliki cara tersendiri untuk mengatasi masalah atau mengelola diri. Salah satu cara menghilangkan kejenuhan yang biasa dilakukan remaja adalah bermain yang menggunakan alat alat permainan. Semakin maju ilmu pengetahuan, semakin canggih pula alat permainan yang tersedia. Kebanyakan alat alat permainan mutakhir bersifat otomatis dan menggunakan

3 tombol tombol saja, seperti komputer, video games dan alat permainan elektronik lainnya. Komputer sendiri digunakan sebagai perangkat bermain yang popular di berbagai kalangan, termasuk kalangan muda. 2 Saat ini minat kalangan muda terhadap permainan komputer dalam jaringan internet juga diketahui cukup besar. Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa 97% dari remaja usia 12 tahun sampai 17 tahun bermain permainan komputer, web, portable. Pada awalnya permainan-permainan komputer tidak melibatkan penggunaan dari jaringan komputer umum seperti internet, namun pada pertengahan 1990-an bergeser menjadi online menggunakan internet. Kalangan remaja merupakan pangsa game online yang berjumlah cukup besar. Sebanyak 56% pelajar Amerika menyatakan pernah bermain game online. Di Indonesia sendiri penggemar game online terbitan sebuah merk saja sudah mencapai enam juta orang dan remaja menduduki kelompok usia terbesar pada pemain game online. Dari data-data yang diperoleh di atas (40%), dapat diketahui bahwa minat remaja terhadap game online cukup besar. Bahkan banyak diantara mereka yang mengalami kecanduan. 2 Kebiasaan bermain tersebut telah membawa pada masalah dalam kehidupan nyata dan membentuk perilaku yang merugikan diri sendiri dan mengakibatkan terjadinya kecanduan. Beberapa penelitian tahun 2002 menyebutkan sebanyak 64,45% remaja laki-laki dan 47,85% remaja perempuan usia 12-22 tahun yang bermain game online menyatakan bahwa mereka menganggap diri mereke kecanduan terhadap game online; sebanyak 25,3%

4 remaja laki-laki dan 19,25% remaja perempuan usia 12-22 tahun yang bermain game online mencoba untuk berhenti main namun tidak berhasil. 2 Diantara 50% pasien dewasa dengan kecanduan internet, Bernadi mengamati bahwa 14% memiliki diagnosis kurangnya perhatian dan gangguan hiperaktif, 15% gangguan kecemasan umum, gangguan kecemasan sosial 15%, dan 7% dysthymia 3. Delapan puluh persen gamer online mengorbankan setidaknya satu unsur atau seluruh unsur kehidupan mereka, kebiasaan antara lain seperti tidur, kerja, pendidikan, dan bersosialisasi dengan teman-teman, keluarga, dan mitra, hanya untuk bermain game online, menghabiskan waktunya sendiri di balik komputer. Semakin muda pemain, semakin lama waktu yang digunakan untuk bermain game online, 3 serta dapat pula mendatangkan kecemasan, gejala depresi, kerusakan hubungan interpersonal, konflik keluarga, kekerasan pemuda atau kejahatan, harga diri lebih rendah, dan kepuasan yang lebih rendah dengan kehidupan sehari-hari. 4 Kecanduan dapat berpengaruh negatif pada fungsi fisik dan mental yang diakibatkan penggunaan game berlebihan antara lain menurunnya kondisi indera penglihatan dan berat badan yang menurun serta mengahasilkan kebingungan antara kenyataan dan ilusi, juga relasi yang kurang dewasa dengan sebayanya. 2 Ketika tidak dapat memainkan game akan merasakan gelisah, cemas, atau depresi ketika mereka tidak bermain sama sekali. Mereka sama sekali tidak dapat berkonsentrasi dengan baik dan yang ada dalam pikirannya adalah cara kembali lagi bermain game online, dalam hal ini adanya penarikan secara psikologis dari

5 game. Perasaan yang ingin selalu bermain game online dan mereka berhenti berfikir untuk hal yang rasional dan bertindak untuk keluar dalam kehidupan disekitarnya. Dan mereka selalu berfikir cara untuk cepat kembali bermain dan akan marah serta mengeluarkan kata-kata kasar pada setiap orang supaya mereka dapat kembali. 5 Ada empat atraksi utama game online. Pertama, desain asli permainan berupa latar lagu, frame, latar belakang cerita, dan kompleksitas elemen game. Kedua, peran yang didapat dalam bermain menimbulkan kepuasan dari membangun karakter dalam tingkat, mengumpulkan sumber daya online, mengalami petualangan, menerima imbalan. Ketiga, interaksi sosial online dapat membentuk hubungan virtual, mendapatkan teman, kekasih, bisnis, dan melakukan jenis aktivitas online lainnya. Keempat, kebutuhan psikologis dan motivasi: game online menyediakan pemain untuk kebutuhan memuaskan dan motivasi dalam kehidupan nyata; dalam dunia game online, pemain bisa mendapatkan orang-orang yang mereka cari dalam kehidupan nyata, sebagian besar dalam cara yang lebih mudah memotivasi mereka untuk terus bermain game. 3 Berkaitan dengan faktor internal, Vedder seorang ahli komputer gaming addiction menyatakan bahwa dalam banyak aspek, video games pada jaman sekarang jauh lebih membuat kecanduan. Permainan didesain untuk membuat pemainnya tetap menatap layar lebih lama lagi (stickiness factor). Para pembuat game berlomba-lomba menciptakan suatu game yang membuat ketagihan penggunanya sehingga menjamin kenyamanan pemain game tersebut. 2

6 Bagi pecandu game online penting adanya dukungan dari orang-orang yang terdekat dan membuat hubungan yang sangat erat, sangat berbahaya apabila sudah menikah dan memiliki kehidupan yang nyata. Biasanya hubungan bisa putus karena kecanduan game online, remaja bisa dikeluarkan dari sekolah atau universitas, dan yang menikah bisa bercerai, semuanya akan hancur berantakan dan apabila itu semua karena kurangnya komunikasi, komunikasi yang paling mengerti hanya teman sesama pemain game online yang dapat membuat nyaman karena saling mengerti. 5 Para pemain biasanya orang yang tertutup dan memiliki masalah dalam kehidupan sosial atau kehidupan nyata yang menyebabkan pemain terjun pada permainan game online yang membuatnya nyaman. 5 Permasalahan kebiasaan bermain game online disebabkan karena kontrol diri yang kurang terhadap tingkah laku individu, salah satu cara mengatasi kecanduan game online yaitu dengan pendisiplinan waktu mengurangi kecanduan game online pada tahap dirasa yakin benar tidak akan menganggu waktu untuk hal yang lain. Hal ini berhubungan dengan perilaku yang harus diubah agar kecanduan game online dapat diatasi. 2 Penelitian yang dilakukan Gunandi banyak nilai positif dari game online bila penggunanya tahu bagaimana mengatur dan memanfaatkannya. Game online menjawab kebutuhan akan penerimaan sosial. Dalam interaksi sosial di dunia maya terdapat kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial untuk mengungkapkan diri, berkomunikasi, memahami orang lain, dan menumbuhkan perasaan ingin membantu orang lain. Banyak faktor yang menyebabkan remaja

7 sekarang lebih cenderung memilih kegiatan refreshing bermain game online dibandingkan dengan berolahraga. 4 Pertama, waktu yang sempit disela-sela jadwal harian yang padat memaksa mereka untuk memilih jenis refreshing yang cepat, mudah dan murah. Kedua, game online tidak tergantung pada kehadiran sejumlah teman, berbeda dengan refreshing olahraga yang membutuhkan kehadiran teman dalam jumlah tertentu. 7 Karena adanya efek negatif dan positif akibat bermain game online, dan belum ada penelitian di Bandung, khususnya di Warnet Queen daerah Sarijadi Bandung. peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran tipe kepribadian remaja yang kecanduan bermain game online di Warnet Queen, karena tempat ini banyak dikunjungi oleh penggemar game online dan merupakan salah satu tempat favorit di Bandung. Di Warnet Queen Bandung banyak pemain yang mengalami kecanduan dan bahkan setiap harinya tidak pernah kosong dari pengunjung, maka dari itu peneliti ingin meneliti tempat tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana gambaran tipe kepribadian remaja yang kecanduan bermain game online di Warnet Queen? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk melihat gambaran tipe kepribadian remaja yang kecanduan bermain game online di Warnet Queen

8 1.4 Manfaat Penelitian 1. Secara akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan pengetahuan di bidang kesehatan jiwa. 2. Secara praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat mengatasi remaja yang kecanduan bermain game online.