MAKALAH PENGANTAR ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN SISTEM PENGOLAHAN PERIKANAN MENJADI SESUATU YANG MENARIK

dokumen-dokumen yang mirip
Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

Pembuatan Sosis Ikan

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

KERUPUK UDANG ATAU IKAN

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah.

Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami

1. TEKNOLOGI PENGOLAHAN ABON IKAN

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

MODUL 4 PRESTO IKAN. Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat presto ikan yang bercita rasa enak.

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

MODUL 1 BAKSO IKAN. A. Deskripsi Bakso Ikan

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

: Laila Wahyu R NIM :

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING PEMPEK

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

NUGGET BANANA SKIN. Disusun oleh: Arnitya S. P. (X MIA 4/03) Theana Leoma (X MIA 4/27) SMA SANTA ANGELA. Jl. MERDEKA NO 24 BANDUNG

PROPOSAL INOVASI PRODUK PERIKANAN OIL-OLAHAN IKAN NILA

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

CARA MEMBUAT: -Potong ayam menjadi 2 bagian atau belah membujur dadanya dan tekan hingga terbuka lebar. -Lumuri bumbu halus hingga rata

TUGAS CHARACTER BUILDING RESEP MAKANAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

MENU MAKAN PAGI. Talas dan ubi yang sudah digiling halus. Di aduk kemudian ditambahkan santan dan garam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BBP4BKP. Pengolahan Pindang Ikan Air Tawar. Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

PELUANG BISNIS AYAM GORENG PRESTO. Tugas Kuliah Lingkungan Bisnis

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

PRAKTIKUM LAPANGAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN DAN KELAUTAN

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Resep masakan ikan kembung

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan Tempat dan Waktu Penelitian. Kg/Kap/Thn, sampai tahun 2013 mencapai angka 35 kg/kap/thn.

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

DEMO MASAK DIES NATALIS KE-35 UNIKA SOEGIJAPRANATA 2017

I PENDAHULUAN. udang kerang/tiram, kepiting, tripang, cumi-cumi, rumput laut dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan dengan bahan utamanya pati

No Alur Proses Jenis Bahaya Cara Pencegahan 1.Bahaya Fisik segar 2 Bahan baku Sering adanya pencucian yang tidak bersih

INDUSTRI KERIPIK SINGKONG

Resep Kastengel Bawang Merah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

Analisis Usaha Diversifikasi Produk Olahan Tempe. Oleh Siti Marwati Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

Kumpulan Resep Sup ( Baru )

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Berbagi Kehangatan Masakan Kambing Bango

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

BAB III MATERI DAN METODE. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging kelinci, daging

METODE. Waktu dan Tempat

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING DAN IKAN ABON

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

PELATIHAN UNTUK PENGOLAHAN PASCAPANEN PRODUK JAMUR TIRAM PUTIH

METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS RAMBAK KULIT IKAN

Transkripsi:

MAKALAH PENGANTAR ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN SISTEM PENGOLAHAN PERIKANAN MENJADI SESUATU YANG MENARIK dan PENTING DI INDONESIA DOSEN PENGAMPU Dr.Ir.Khodijah Ismail., Msi. DISUSUN OLEH Muhammad Syahrul Syah Nim 160254244020 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 2016/2017

KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT., karena atas limpahan rahmat dan karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Sistem Pengolahan Perikanan Menjadi Sesuatu Yang Menarik dan Penting Di Indonesia untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pengantar Ilmu Kelautan Dan Perikanan tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan, baik dari segi pembahasan materi, teknik penulisan, dan tutur bahasa yang digunakan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari bapak/ibu dosen serta pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis ucapkan terimakasih atas perhatian yang telah diberikan, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi kita semua. Tanjungpinang, 10 Mei 2017 Penulis i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.i DAFTAR ISI..ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan Penulisan.2 1.4 Manfaat Penulisan...2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sistem Perikanan.....3 2.2 Inovasi Pengolahan Ikan Lele..3 2.2.1 Pengolahan Ikan Lele Asap..4 2.2.2 Pengolahan Nugget Ikan Lele..5 2.2.3 Pengolahan Kerupuk Kemplang Ikan Lele..6 2.2.4 Bakso Ikan Lele....7 2.2.5 Abon Ikan Lele.10 2.3 Dampak Positif Dari Inovasi 10 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 11 3.2 Saran..11 3.3 Daftar Pustaka... 12 ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perikanan merupakan suatu kegiatan perekonomian, dimana manusia mengusahakan sumberdaya alam perikanannya secara lestari guna mendapatkan manfaat yang sebesarbesarnya bagi kesejahteraan umat manusia (Sofyan Ilyas dan Fuad Cholik, 1992 : 152 dalam Dewayanti, 2003). Pembangunan sub sektor perikanan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan petani ikan menuju terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Di Indonesia, menurut UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan demikian, perikanan dapat dianggap merupakan usaha agribisnis. Pemasaran adalah suatau proses yang dinamis karena merupakan suatu proses integral total dan bukanlah suatu pemilihan badan-badan yang terpecah antara fungsi-fungsi dan produk. Dengan demikian, pemasaran bukanlah suatu aktifitas atau sejumlah beberapa aktifitas saja, melainkan merupakan hasil dari hubungan timbal balik dari beberapa aktifitas (Anwar, 1994 dalam Pusat Studi Terumbu Karang Universitas Hasanuddin, 2002). Pemasaran merupakan hal yang paling penting dalam menjalankan sebuah usaha perikanan karena pemasaran merupakan tindakan ekonomi yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya pendapatan nelayan. Produksi yang baik akan sia-sia karena harga pasar yang rendah, sehingga tingginya produksi tidak mutlak memberikan keuntungan yang tinggi tanpa pemasaran yang baik dan efisien. Secara umum, pemasaran dapat diartikan sebagai segala kegiatan yang dilakukan oleh berbagai perantara dengan berbagai macam cara untuk menyampaikan hasil produksi, yaitu ikan laut segar, dari produsen ke konsumen akhir. Pemasaran (marketing) pada prinsipnya adalah aliran barang dari produsen ke konsumen. Aliran barang ini dapat terjadi karena adanya peranan lembaga pemasaran. 1. Kelembagaan pemasaran memiliki peranan penting dalam mendukung Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi Perikanan 2. keberhasilan usaha nelayan dan mengoptimalkan kegiatan pemasaran ikan. Pengembangan kelembagaan pemasaran hasil perikanan memerlukan adanya strategi/ analisis yang dapat memberikan masukan prioritas pengembangan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil pengembangan yang lebih maksimal. Peranan lembaga pemasaran ini sangat tergantung dari sistem pasar yang berlaku dan karakteristik aliran barang yang dipasarkan. 1

1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yakni : 1. Apa definisi dari sistem perikanan? 2. apa saja hasil olahan yang diperoleh? 3. Bagaimana cara pengolahanya? 4. apa dampak positif dari inovasinya? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yakni : 1. Untuk mengetahui definisi dari sistem perikanan 2. Untuk mengetahui hasil inovasi pengolahan ikan lele 3. Untuk mengetahui dampak positif dari hasil inovasinya 1.4 Manfaat Penulisan Makalah ini diharapkan mempuyai manfaat teoritis dan manfaat praktif, yaitu: 1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang cara inovasi pengolahanikan lele 2. Manfaat bagi penulis itu sendiri selain untuk meningkatkan pemahaman penulis sekaligus juga sebagai salah satu syarat penilaian pada mata kuliah Pengantar Ilmu Kelautan dan Perikanan. 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sistem Perikanan Sistem perikanan merupakan gabungan dari dua buah kata,yaitu kata Sistem berarti sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu yang komplek. sedangkan perikanan yaitu kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengolahan dan pemanfatan sumber daya hayati perairan,mencakup ikan,amfibi,dan berbagai biota penghuni perairan,serta lingkunganya. jadi sitem perikanan yaitu sekelompok komponen dan elemen yang dipadukan untuk dikelola menjadi suatu produk yang bermanfaat untuk kepentingan bersama,yang dikelola oleh perorangan,maupun yang terkoordinir oleh pemerintah. pengolahan sumberdaya ikan adalah semua upaya termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi,analisis,perencanaan,konsultasi,pembuatan keputusan,alokasi sumberdaya ikan,dan implementsi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan dibidangperikanan,yang dilakukan oleh pemerintah atau otorits lain yang diarahkan bertujuan agar sumberdaya ikan dapat dimanfaatkan secara optimal dan mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan yang terus menerus. 2.2 Inovasi Pengolahan Ikan Lele Lele yang selama ini dikenal sebagai ikan budidaya ternyata dapat dikembangkan menjadi produk olahan seperti Lele Asap, Nugget Lele, Kerupuk Lele, Bakso Ikan Lele, kaki Naga Ikan Lele, Abon Lele, Kue Semprong, Biskuit Lele dan masih banyak lagi produk yang lain. Pengolahan ikan lele menjadi produk lain bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap ikan lele tersebut karena tidak semua lapisan masyarakat ingin mengkonsumsi ikan lele dalam keadaan utuh (misalnya pecel lele atau lele goreng). Dengan pertimbangan tersebut di atas dan melihat karakteristik ikan lele maka sangat besar peluang untuk mengembangkan ikan lele menjadi berbagai produk olahan. Disamping itu diversifikasi olahan lele ini dapat meningkatkan konsumsi protein hewani khususnya ikan bagi masyarakat Indonesia. Salah satu olahan lele yang sangat terkenal adalah Ikan Lele Asap.Pengasapan merupakan cara pengolahan atau pengawetan dengan memanfaatkan kombinasi perlakuan pengeringan dan pemberian senyawa kimia alami dari hasil pembakaran bahan bakar alami. 3

Tujuan pengasapan ikan adalah untuk mendapatkan daya awet yang dihasilkan asap serta untuk memberikan aroma yang khas dari asap. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, beberapa jenis olahan ikan lele harus mengalami proses pencucian daging (leaching). Pencucian (leaching) adalah suatu proses yang terjadi pada saat pencucian daging lumat yaitu proses terekstraknya actin dan myosin yang teksturnya seperti jala, masa ini di sebut sol yang sifatnya lengket. Tujuan dari pencucian daging (leaching) ini adalah untuk memperbaiki warna daging. Hasil pencucian daging menjadi membentuk gel (kenyal), proses pencucian ini akan dapat memperbaiki gel dan juga memperbaiki warna daging. Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar ikan lele? Banyak yang tidak menyangka kalau ikan yang dikenal dengan patil tajamnya ini bisa dibuat berbagai jenis olahan yang sangat gurih, bergiji tinggi serta disukai oleh seluruh lapisan masyarakat. Lele yang selama ini dikenal sebagai ikan budidaya ternyata dapat dikembangkan menjadi produk makanan seperti Lele Asap, Nugget Lele, Kerupuk Lele, Bakso Ikan Lele, kaki Naga Ikan Lele, Abon Lele, Kue Semprong, Biscuit Lele dan masih banyak lagi produk yang lain. 2.2.1. Pengolahan Ikan Lele Asap Ikan merupakan sumber protein hewani yang rendah kolesterol dan sangat baik untuk kecerdasan otak. Salah satu teknologi pengolahan ikan yang dapat meningkatkan nilai ekonomis serta daya awet ikan adalah pengasapan. Lele asap merupakan salah satu menu yang banyak dicari penggemar lele, rasanya yang khas disukai semua orang. Dari mulai anak kecil sampai orang tua, dan tanpa membedakan pria maupun wanita. Ikan yang digunakan untuk pengasapan hendaknya benar-benar masih segar, tidak cacat fisik, dan bermutu tinggi. Satu hal yang perlu selalu diingat, tidak ada satu cara apapun-betapa pun hebatnya cara dan peralatannya- yang mampu mencegah terjadinya kerusakan. Tujuan pengasapan ikan, pertama untuk mendapatkan daya awet yang dihasilkan asap. Tujuan kedua untuk memberikan aroma yang khas tanpa peduli kemampuan daya awetnya. Pengasapan merupakan cara pengolahan atau pengawetan dengan memanfaatkan kombinasi perlakuan pengeringan dan pemberian senyawa kimia alami dari hasil pembakaran bahan bakar alami. Melalui pembakaran akan terbentuk senyawa asap dalam bentuk uap dan butiran-butiran tar serta dihasilkan panas. Senyawa asap tersebut menempel pada ikan dan terlarut dalam lapisan air yang ada di permukaan tubuh ikan, sehingga terbentuk aroma dan rasa yang khas pada produk dan warnanya menjadi keemasan atau kecoklatan. 4

2.2.2 Pengolahan Nugget Ikan Lele Nugget adalah sejenis makanan yang dibuat dari daging giling atau daging cacah yang diberi bumbu, yang dibentuk dalam cetakan tertentu, kemudian di kukus, dipotong-potong sesuai ukuran, dipanir, dibekukan, dan sebelum dikonsumsi dilakukan penggorengan. Nugget merupakan makanan siap saji yang merupakan modifikasi dari produk daging giling yang biasanya berasal dari daging ayam. Dikatakan nugget karena bentuk awalnya seperti nusset atau balok emas dengan warna kuning keemasan. Sekarang bentuk nugget sudah bervariasi seperti drum stick, finger, dinosaurus, dan berbagai bentuk yang menarik yang disukai anak-anak. Nugget ikan adalah salah satu bentuk olahan dari ikan yang dapat dikembangkan. Respon konsumen terhadap nugget cukup bagus mengingat sekarang ini orang juga memperhatikan kepraktisan sebuah produk. Nugget dapat disimpan dalam bentuk beku. Pengolahan nugget juga dapat memperpanjang daya simpan daging ikan lele. Nugget ikan lele berpotensi untuk dikembangkan. Nugget ikan lele dapat dikonsumsi baik anak-anak maupun orang dewasa. Rasa nugget lele memang sedikit unik namun tetap lezat sebagai hidangan pelengkap. Nugget merupakan makanan yang disukai anak-anak maupun orang dewasa karena rasanya yang mengundang selera 1. Alat: Kompor, Gilingan daging, Penumbuk, Dandang, Baskom plastic, Pisau dan Wajan 2. Bahan : Ikan lele 250 g, Telur 1 butir, Tepung roti 25 g, Bawang putih 2 siung, Keju 50 g, Kecap 1 sendok makan, Minyak goreng secukupnya, Tepung roti 25 g, dan Telur 1 butir 3. Cara Pengolahan Bersihkan ikan dari sirip, tulang dan bagian lain yang tidak diinginkan lalu cuci hingga bersih, Haluskan daging dengan gilingan daging atau penumbuk atau blender. Campur daging hasil gilingan dengan seluruh bahan, lalu uleni hingga merata. Masukkan adonan ke dalam dandang dan kukus selama 25 menit, lalu dinginkan Potong-potong adonan sesuai dengan selera Celupkan potongan adonan ke dalam telur, kemudian gulingkan ke tepung roti beberapa kali. Goreng potongan adonan sampai kering. Nugget siap dikemas atau dimakan. 5

2.2.3. Pengolahan Kerupuk Kemplang Ikan Lele Kerupuk adalah suatu makanan kecil yang bersifat kering, ringan dan porous yang terbuat dari bahan-bahan yang mengandung pati cukup tinggi yang merupakan makanan khas Indonesia dan banyak digemari oleh masyarakat luas. Biasanya kerupuk dikonsumsi sebagai makanan selingan atau sebagai variasi dalam lauk-pauk. Kerupuk adalah sejenis makanan kecil yang mengalami pengembangan volume membentuk produk yang porous dan memiliki densitas rendah selama penggorengan sehingga memiliki kerenyahan (Siaw. et al, 1985). Kerupuk dapat berfungsi sebagai media simpan, media distribusi dan media saji pangan dan sekaligus merupakan produk budaya pangan masyarakat Indonesia. Bila dipandang sebagai media simpan potensinya sangatlah besar karena produk kerupuk adalah produk yang memiliki daya awet yang tinggi. Kerupuk sebagai media simpan ikan, hal ini dapat dilihat dari 30% hasil tangkapan ikan segar di Jawa adalah ikan dengan produk ikan asin, surimi, dan kerupuk (Rohimah, 1997). Dalam proses pembuatan kerupuk ikan memiliki tahapan-tahapan berupa persiapan bahan baku, pencucian, penyiangan, pengambilan daging, pencucian II, pelumatan daging, pencampuran dengan bahan dasar, pembentukan, pengukusan, pendinginan, pengeringan, dan pengemasan (SNI 2713.1.2009). Proses produksi kerupuk lele tidaklah sulit untuk dikerjakan. Membutuhkan waktu kurang lebih dua hari untuk menghasilkan kerupuk mentah kering yang berkualitas. Lamanya waktu produksi juga ditentukan dengan proses pengeringan apakah dengan menggunakan tenaga matahari yaitu dengan dijemur atau dengan mesin pengering. Salah satu keunggulan dari kerupuk ikan lele ini adalah mengandung kalsium yang lebih tinggi dibanding kerupuk ikan lainnya karena semua bagian dari lele digunakan sebagai bahan termasuk duri dan kepala. Kandungan kalsium yang tinggi ini sangat cocok dikonsumsi ibu hamil, balita, hingga lansia karena kandungan kalsium di dalamnya bisa mengurangi resiko terkena osteoporosis. Kerenyahan kerupuk dapat dipengaruhi oleh volume pengembangan kerupuk, sedangkan volume pengembangan kerupuk dapat dipengaruhi oleh kadar amilopektin dan kandungan protein yang terkandung pada bahan. Kerupuk dengan kandungan amilopektin yang lebih tinggi akan memiliki pengembangan yang lebih tinggi, karena pada saat proses pemanasan akan terjadi proses gelatinasi dan akan terbentuk struktur yang elastis, kemudian dapat mengembang pada tahap penggorengan sehingga kerupuk dengan volume pengembangan yang tinggi akan memiliki tingkat kerenyahan yang tinggi (Zulfiani, 1992). 6

2.2.4 Pengolahan Bakso Ikan lele a. Alat : - Kompor - Timbangan - Baskom - Sendok - Pisau - Talenan b. Bahan : - Daging Ikan lele - Tepung Tapioka - Garam - Bawang Putih - Lada - Gula c. Cara pengolahan : 1. Penyiangan Penyiangan dilakukan segera mungkin yaitu dengan cara membuang kepala dan isi perut sebelum daging dipisahkan. Penyiangan dilakukan secara cepat, cermat dan saniter sehingga tidak menyebabkan pencemaran pada tahap berikutnya. Ikan harus disiangi segera mungkin setelah ikan mati karena apabila darahnya mulai beku, maka daging akan mengalami diskolorisasi (perubahan warna) sehingga akan mempengaruhi warna produk akhir. Perubahan warna banyak disebabkan karena perubahan zat warna darah dan zat warna lain. Hemoglobin dan myoglobin yang mula-mula berwarna cerah akan berubah menjadi merah kecoklatan atau coklat karena terbentuknya methemoglobin. 2. Pencucian Ikan dicuci dengan secara hati-hati, cepat, cermat dan saniter dengan menggunakan air dingin bersih yang mengalir. 3. Pemfilletan dan Pengambilan daging Ikan yang telah disiangi dan dicuci kemudian di fillet yaitu mengambil dan memisahkan daging dari kulit dan tulang ikan. Pemfilletan ini dilakukan dengan cara ikan diletakkan di atas talenam, kemudian disayat memanjang dengan pisau pada ekor hingga ke arah kepala. Selama proses, bahan baku ditangani secara hati-hati, cepat, cermat dan saniter dan tetap mempertahankan suhu ikan maksimal 5 C. Daging ikan yang masih menempel di tulang diambil (dikerok) menggunakan sendok. Proses ini dapat dilakukan menggunakan mesin maupun secara manual. Daging fillet harus tetap dipertahankan suhunya dengan selalu menambahkan es. Menurut Adawyah (2007), cara yang paling mudah untuk mendinginkan ikan adalah dengan menggunakan es. Es mendinginkan dengan cepat tanpa banyak mempengaruhi keadaan ikan, serta biayanya murah. Pada prinsipnya, es harus dicampurkan dengan ikan sedemikian rupa sehingga permukaan ikan bersinggungan dengan es, maka pendinginan ikan akan berlangsung lebih cepat sehingga pembusukan dapat segera dihambat. 7

4. Penghancuran daging/penggilingan Daging ikan dihancurkan dengan menggunakan alat penghancur. Proses dilakukan secara cepat, cermat dan saniter serta tetap mempertahankan suhu 0 C- 5 C. Penggilingan daging ikan dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling yang umummya disebut alat penghancur (grinder) selama kurang lebih 5 menit hingga daging ikan hancur dan halus. Penggilingan yang terlalu lama akan menyebabkan tekstur daging ikan lembek sehingga produk yang dihasilkan tidak dapat dibentuk atau dicetak. 5. Pencucian daging (leaching) Proses pencucian meliputi pencucian daging ikan yang dilumatkan dengan air es (air dingin). Dan diberi garam ( ± 0,3 %). Perbandingan ikan dengan air dingin 1: 3 dan perendaman dilakukan selama 15 menit sambil diaduk-aduk. Tujuan dari pencucian ini adalah untuk memperbaiki warna daging. Hasil pencucian daging menjadi membentuk gel (kenyal), proses pencucian ini akan dapat memperbaiki gel dan juga memperbaiki warna daging. Pencucian akan menghilangkan kandungan protein sakroplasma yang dapat larut dalam air yang tidak bisa membentuk gel, enzim protease, darah atau warna yang dapat merusak penangkapan lemak komponen utama yang menyebabkan oksidasi lemak dan denaturasi protein (Hall dan Ahmad, 1992). Leaching adalah suatu proses yang terjadi pada saat pencucian daging lumat yaitu proses terekstraknya actin dan myosin yang teksturnya seperti jala, masa ini di sebut sol yang sifatnya lengket. Pencucian dengan air sangat diperlukan dalam pembuatan surimi, karena dapat menunjang kemampuan untuk pembentukan gel, dan menghambat denaturasi protein akibat pembekuan. Selama pencucian daging ikan dibersihkan dari darah, lemak, lendir dan protein yang larut dalam air, dengan cara ini warna dan bau daging menjadi lebih baik disamping kandungannya aktomiosinnya meningkat yang dibuat dengan proses pencucian sehingga secara nyata dapat memperbaiki sifat elastisitas produk (Fardiaz, 1985). Pencucian dengan air es merupakan tahap yang paling penting dalam pembuatan surimi, karena dalam proses pencucian ini komponen nitrogen terlarut, darah dan juga lemak yang ada pada daging lumat akan terbuang, sedangkan protein myofibliar menjadi pekat, sehingga kemampuan membentuk gel meningkat. Air yang digunakan untuk pencucian haruslah air dingin. Pencucian dengan air kran dapat merusak tekstur dan mempercepat degradasi lemak, sedangkan pencucian dengan air laut dapat meningkatkan kehilangan protein. Pencucian berulang dilakukan dengan penambahan hancuran es pada saat pencucian agar suhu tetap stabil sekitar 10 oc (Suzuki, 1981). 8

Gel berbentuk rekat hasil pencucian mengubah daging bewarna putih, tidak berbau, tidak berlemak dan kenyal, adanya asam amino actin dan myosin yang banyak terkandung dalam protein daging ikan. Apabila protein daging ikan yang sedang dilumatkan ditambah dengan garam (NaCl), maka actin dan myosin ini akan terekstrak dalam bentuk actomyosin yang teksturnya seperti jala. Masa ini disebut sol, yang sifatnya lengket dan adesing, apabila masa sol ini dipanaskan maka akan terbentuk gel, yang memberikan elastisitas (Dacker, 1980). 6. Pencampuran/Pengadonan Hancuran daging dimasukkan kedalam alat pencampur, ditambahkan garam dan dicampur hingga didapatkan adonan yang lengket. Selanjutnya dilakukan penambahan bumbu lainnya, dicampur sampai homogen. Adapun bumbu yang dicampurkan ke dalam daging ikan sebagai berikut : garam, tepung tapioka, air es, minyak sayur, gula, bawang putih. Proses ini harus dilakukan dengan cepat dan bersih dan suhu adonan dipertahankan sampai 5 C. Cara pencampuran adonan dapat dilihat pada Gambar 8. 7. Pembentukan Adonan dicetak secara manual atau dapat dicetak dengan menggunakan mesin pencetak bakso dengan ukuran yang sudah ditentukan. 8. Perebusan atau pemasakan Bakso ikan direbus menggunakan panci stainless steel pada suhu 100 C selama 10 menit (sampai bakso mengambang di permukaan air perebusan). Bakso yang direbus dapat dikonsumsi langsung atau dilakukan pengolahan lebih lanjutan sesuai dengan selera. 9. Penirisan Setelah perebusan, bakso ikan diletakkan di meja untuk penirisan. Penirisan juga sekaligus untuk menurunkan suhu bakso yang biasanya dilakukan dengan alat bantu kipas angin. Proses ini dilakukan hingga bakso menjadi agak kering dan tidak menyebabkan penguapan setelah dikemas. Penirisan dilakukan selama 10 15menit. 10. Pengemasan Bakso dikemas dengan menggunakan plastik HDPE (High Density Poly Etilen) dengan kapasitas sesuai keinginan, kemudian direkatkan dengan electric heatseller. Dipilihnya plastik HDPE karena mempunyai ketebalan yang dapat melindungi produk yang telah dikemas agar tidak rusak selama masih di dalam kemasan.bakso disimpan di dalam freezer dengan suhu -25oC. Penyimpanan produk bakso sebaiknya dilakukan terpisah dari bahan baku (ikan beku). 9

2.2.5 Pengolahan Abon Ikan lele a. Alat : Peralatan yang diperlukan dalam pembuatan abon ikan lele terdiri dari Kompor,mTimbangan, baskom, sendok, pisau dan talenan. b. Bahan Adapun bahan yang diperlukan dalam membuat abon ikan lele adalah : Lele 10 kg, Gula Merah 3 kg, Gula Pasir 1 kg, Lengkuas 250 gram, Sereh 10 batang, Daun Salam 10 lembar, Ketumbar 50 gram, Bawang Putih 250 gram, Bawang Merah 250 gram, Jahe 100 gram, Asam Jawa 100 gram, direbus dengan 200 ccm air, saring, ambil airnya; Garam secukupnya dan Minyak goreng c. Cara Pembuatan Potong bagian ikan, pisahkan kulit dan daging dengan bantuan pisau. Kukus daging hingga matang dan dinginkan setelah itu daging disuwir-suwir dengan garpu hingga halus. Siapkan bumbu-bumbu, haluskan ketumbar, bawang putih, bawang merah, jahe, lengkuas.tumis bumbu halus tersebut dengan minyak goreng hingga harum, tambahkan sereh dan daun salam, kemudian tambahkan air asam jawa, garam, gula pasir dan gula merah. Masukkan daging lele yang sudah dihaluskan, masak dan aduk hingga bumbu meresap Panaskan minyak goreng dalam wajan, goreng daging lele sedikit demi sedikit hingga kecoklatan, angkat dan tiriskan. Masukkan dalam alat pengepres minyak, Abon lele siap disajikan dan bias disimpan dalam toples 2.3 Dampak Positif Dari Inovasi Adapun dampak positif dari inovasinya merupakan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia dengan meningkatnya permintaan akan ikan lele dan banyaknya tingkat konsumsi,dikarnakan ikan lele memiliki nilai gizi yang tinggi dan masyarakat tidak lagi melihat bentuk asli lele tersebut,namun masyarakat yang memiliki sugesti yang berbeda dengan ikan lele mereka dapat mengkonsumsinya. dengan demikian produk-produk inovasinya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat bahkan Indonesia sendiri.terutama dapat meningkatkan nilai jual ikan lele itu sendiri,sehingga lele memiliki nilai jual yang stabil,dan lele tidak lagi dianggap ikan sebagai ikan yang memiliki nilai jual yang rendah. 10

BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Adapun kesimpulan yaitu ikan lele tidak hanya bisa menjadi olahan seperti pecel lele,lele goreng,dan lele sambal. namun ikan lele juga bisa di inovasikan lagi menjadi produk olahan yang berkelas seperti: Lele Asap, Nugget Lele, Kerupuk Lele, Bakso Ikan Lele, kaki Naga Ikan Lele, Abon Lele,dan masih banyak lagi produk-produk olahan yang dapat meningkatkan nilai jual lele itu sendiri. dengan demikian meningkatnya tingkat konsomsi akan lele tentu dapat meningkatkan perekonomian Indonesia terutama masyarakat. 3.2 SARAN Diharapkan kepada generasi-generasi muda agar kedepan dapat terus melakukan inovasi terhadap produk-produk yang kurang digemari. supaya produk-produk yang memiliki daya tarik sedikit dapat menjadi produk yang berkelas kedepanya sehingga dapat memiliki nilai jual yang tinggi. dan terutama untuk pemerintah agar dapat terus mendukung anak bangsa terhadap inovasi-inovasi terbarunya karna dengan inovasi yang dilakukan dapat membantu untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. 11

DAFTAR PUSTAKA Sanjaya, Aji. 2015. Kelembagaan yang terlibat dalam pemasaran komoditi hasil. Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan Online. http://www.makalah- Kelembagaan Pemasaran-Komoditi-Perikanan.html. (Diakses 09 Mei 2017, 17.32) http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.apwipwu.com/1/index.php/blog/2015/02/teknologi-pengolahan-ikanlele&ei=rvdvi6ic&lc=id- ID&s=1&m=534&host=www.google.co.id&ts=1494372394&sig=AJsQQ1Dv9- Fjft7jz5boQdWnwyNxr3nA-Q 12