IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Balai Taman Nasional Karimunjawa yang terletak di Semarang Jawa Tengah dan Taman Nasional Karimunjawa yang terletak di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Pemilihan ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa Taman Nasional Karimunjawa tersebut merupakan salah satu daerah kawasan ekowisata yang potensial untuk dikembangkan dan merupakan wisata andalan Kabupaten Jepara (berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Jepara tahun 2009). Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2009 sampai Februari 2010. Penulisan proposal dilakukan pada bulan Agustus- Oktober 2009. Pengumpulan data dan pengolahan data dilakukan pada bulan November 2009 sampai Januari 2010 dan penulisan laporan pada bulan Februari 2010. 4.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal Taman Nasional Karimunjawa. Data primer diperoleh dengan melakukan pegamatan langsung di lapangan mengenai potensi TN Karimunjawa ataupun kegiatan-kegiatan lain yang mendukung penelitian, wawancara langsung dengan pemilik perusahaan dan pengisian kuesioner oleh responden, serta wawancara dengan pengusaha di daerah setempat serta dengan wisatawan yang berkunjung ke TN Karimunjawa. Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive). Dalam analisis menggunakan ANP, untuk menentukan responden, tidak ada jumlah minimal yang diperlukan, sepanjang responden yang dipilih merupakan ahli (expert) di bidangnya dan memiliki pandangan obyektif atas hal yang dipertanyakan. Responden pada penelitian ini adalah Kepala Balai Taman Nasional Karimunjawa dengan pertimbangan Kepala Balai TN Karimunjawa adalah penentu kebijakan di TN Karimunjawa dan sebagai rujukan dan konsultasi bagi pengambil keputusan lainnya dalam menentukan kebijakan terkait dengan TN Karimunjawa.
Data sekunder diperoleh dari hasil riset atau penelitian terdahulu, dan berbagai literatur baik dari perpustakaan maupun situs internet yang relevan dengan masalah penelitian yang dilakukan. Data penunjang dikumpulkan dari informasi instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pariwisata dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dinas Pariwisata Kabupaten Jepara, Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Jepara. 4.3 Metode dan Pengolahan Data Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel, bagan, dan uraian. Penjelasan mengenai masing-masing alat analisis pada penelitian ini disajikan sebagai berikut. 4.3.1 Analisis Kualitatif Analisis kualitatif bertujuan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh yang mendalam mengenai obyek penelitian, sehingga dari pengamatan dapat diketahui kondisi riil TN Karimunjawa, baik internal maupun eksternal. Hasil analisis ini disajikan dalam deskripsi, tabel, gambar maupun matriks sesuai hasil yang diperoleh. Analisis kualitatif dilakukan dalam identifikasi potensi wisata yang ada di TN Karimunjawa dan interpretasi dari hasil olahan data. 4.3.2 Analisis Kuantitatif dengan Analytic Network Process (ANP) Analytic Network Process merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk menganalisis prioritas strategi pengembangan berdasarkan jaringan yang dibangun setelah dilakukan wawancara dengan Kepala Balai TN Karimunjawa. Data yang diperlukan pada analisis kuantitatif ini bersumber dari kuesioner yang diisi oleh Kepala Balai TN Karimunjawa. Ascarya (2006) berpendapat bahwa ANP merupakan analisis yang memungkinkan seseorang untuk melakukan interdependensi secara sistematis antara elemen-elemen yang ada dalam jaringan. ANP merupakan pendekatan baru dalam proses pengambilan keputusan. ANP bekerja berdasarkan jaringan yang dibangun yang memungkinkan seseorang mengambil keputusan atas hubungan dari elemen-elemen tanpa membuat asumsi-
asumsi tentang independensi elemen-elemen sehingga ANP mampu memperbaiki kelemahan AHP (Saaty 2003). ANP menggunakan jaringan tanpa harus menetapkan level seperti pada hirarki yang digunakan pada AHP, yang merupakan titik awal ANP. Pada jaringan AHP terdapat tujuan, kriteria, subkriteria, dan alternatif, dimana masing-masing level memiliki elemen. Sedangkan dalam jaringan ANP, level disebut cluster yang dapat memiliki kriteria dan alternatif di dalamnya. Pada analisis menggunakan ANP setiap elemen pada cluster dapat berpengaruh ataupun memberikan umpan balik pada elemen lain di luar cluster ataupun di dalam cluster itu sendiri. ANP memungkinkan terjadinya hubungan pengaruh atau umpan balik dari level paling atas yang biasanya berupa tujuan dengan level yang ada di bawahnya, bahkan dengan level terendah (alternatif). Dengan adanya interdependensi pada elemen-elemen dalam jaringan ANP, hasil ANP diperkirakan lebih stabil. Perbedaan antara hirarki dengan jaringan diperlihatkan dalam Gambar 3. Tujuan Kriteria. Sub-Kriteria Hirarki Linier Komponen, Cluster (level) Elemen C3 Jaringan feedback C4 C1 C2 Loop menunjukkan bahwa setiap elemen hanya tergantung pada dirinya sendiri Gambar 3. Perbedaan hirarki dengan jaringan (Ascarya 2006 dalam Susilo 2008) Menurut Ascarya (2006), terdapat dua jenis keterkaitan pada metode ANP, yaitu: (1) keterkaitan dalam satu set elemen (inner dependence), artinya elemen
dalam suatu cluster dapat mempengaruhi elemen lain dalam cluster yang sama, dan (2) keterkaitan antar elemen yang berbeda (outer dependence), artinya elemen dalam suatu cluster dapat mempengaruhi elemen lain dalam cluster yang berbeda dengan memperhatikan setiap kriteria. Menurut Saaty (2003) terdapat dua belas konsep dari ANP, namun konsep utama yang membedakan ANP dan AHP adalah (1) Feedback, inner dan outer dependence. Konsep ini berarti adanya umpan balik antar elemen, selain itu setiap elemen dapat terkait pada elemen di dalam cluster yang sama ataupun di luar cluster. (2) Pengaruh dengan respek ke sebuah kriteria. Setiap penilaian yang diberikan selalu berdasarkan tujuan ataupun kriteria pada jaringannya. Pada dasarnya ANP adalah analisis yang menginginkan adanya komparasi pada setiap elemen untuk mengetahui keseluruhan pengaruh dari elemen-elemen yang terdapat pada jaringan. Setiap kriteria memiliki prioritas masing-masing, kemudian dilihat umpan baliknya terhadap kriteria yang lain. Hasil dari pengaruh ini diberi bobot dengan tingkat kepentingan dari kriteria. Setelah itu ditambahkan untuk melihat keseluruhan dari pengaruh dalam jaringan. Analisis ANP memiliki hasil analisis yang terdiri dari prioritas setiap cluster yang berupa hasil komparasi dari pairwise comparison yang ditunjukkan pada unweighted supermatrix. Kemudian hasil dari supermatriks yang tidak diberi bobot (unweighted supermatrix) dikalikan bobot setiap cluster terhadap tujuan untuk mendapatkan supermatriks yang diberi bobot (weighted supermatrix). Prioritas yang dihasilkan oleh penghitungan pada ANP adalah prioritas dari semua elemen yang berada dalam cluster dan jaringan. Prioritas alternatif ditunjukkan pada sintesis (synthesize) yang menunjukkan prioritas alternatif dalam jaringan. Analisis ANP menggunakan skala rasio dalam pembobotannya. Skala rasio merupakan skala tertinggi dalam level pengukuran. Skala rasio adalah angka dasar yang memungkinkan untuk dilakukan operasi penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian. Selain itu skala rasio juga memiliki makna dari masing-masing angka misalnya angka nol pada ANP memiliki arti tidak berpengaruh. Skala yang digunakan dalam ANP ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai Skala Dasar dalam Perbandingan Berpasangan Intensitas Definisi Penjelasan Kepentingan 1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen menyumbang sama besar pada sifat itu 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan sedikit mendukung satu elemen 5 Elemen yang satu sangat penting daripada elemen lainnya 7 Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen lainnya. 9 Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai-nilai di antara dua pertimbangan yang berdekatan Kebalikannya Sumber: Saaty, 2003 atas lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat mendukung satu elemen atas elemen lainnya Satu elemen yang kuat didukung dan didominasinya Bukti yang mendukung elemen yang satu memiliki tingkat yang mungkin menguatkan Kompromi diperlukan di antara dua pertimbangan Jika untuk aktifitas i mendapatkan satu angka bila dibandingkan dengan aktifitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i Analisis dengan ANP berbeda dengan analisis menggunakan AHP. Perbedaan utama terletak pada kerangka yang membangun. Kerangka yang membangun AHP adalah hirarki sementara ANP adalah jaringan. Selain itu, hubungan antar elemen pada AHP adalah dependensi dengan asumsi setiap elemen berdiri sendiri dan tidak tergantung satu dengan yang lain. Sementara ANP menerapkan interdependensi yang berarti setiap elemen dalam kerangka dapat bergantung ataupun berpengaruh pada elemen lain dalam jaringan. Hasil yang didapatkan dari analisis AHP diperkirakan kurang akurat dan berupa matriks sementara hasil analisis ANP lebih akurat karena mempertimbangkan kompleksitas dan berupa supermatriks. Perbedaan AHP dan ANP diringkas pada Tabel 6.
Tabel 6. Perbedaan AHP dan ANP Perbedaan AHP ANP Kerangka Hirarki Jaringan Hubungan Dependensi Interdependensi Prediksi Kurang akurat Lebih akurat Komparasi Preferensi/kepentingan, Lebih Subyektif Pengaruh Lebih obyektif Hasil Matriks, eigenvector, kurang stabil Supermatriks Lebih stabil Cakupan Sempit/terbatas Luas AHP kasus khusus ANP Sumber: Susilo (2008) Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan penyusunan jaringan kemudian dibandingkan menggunakan pairwise comparisons antar elemen dalam cluster untuk mengetahui mana diantara keduanya yang lebih besar pengaruhnya (lebih dominan) dan seberapa besar pengaruhnya (pada skala 1-9) dilihat dari satu sisi, kemudian diolah menggunakan software Super Decicon 2.0.8.