SURVEY BIODIVERSITY PEMANTAUAN KAWASAN KONSERVASI

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Aseupan Banten BAB II METODE

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

PANDUAN PENGELOLAAN RIPARIAN

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

PENYUSUNAN PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN GUNUNG PULOSARI PEGUNUNGAN AKARSARI

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODOLOGI. A. Metode survei

BAB III. METODE PENELITIAN

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

METODOLOGI PENELITIAN

4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. DUTA POLINDO CIPTA 1. M. Sugihono Hanggito, S.Hut. 2. Miftah Ayatussurur, S.Hut.

BAB III METODE PENELITIAN

Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Karang Banten BAB II METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu

Analisis Vegetasi Hutan Alam

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari

Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Pulosari Pegunungan Akarsari - Banten BAB II METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Timur, dilaksanakan pada bulan November sampai dengan bulan Desember

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

STRUKTUR VEGETASI. Boy Andreas Marpaung / DKK-002

Penelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani. penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994.

IV. METODE PENELITIAN

Pengelolaan Kawasan Perlindungan Setempat (KPS)

3. METODOLOGI PENELITIAN. Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.

IV. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. alam dan jasa lingkungan yang kaya dan beragam. Kawasan pesisir merupakan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

Inventarisasi hutan dalam Indentifikasi High Carbon StoCck

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Repong Damar Pekon

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3. Peta lokasi penelitian

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura


BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Gambar 3 Lokasi penelitian ( ) Alat dan Bahan

Proses Pemulihan Vegetasi METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok koleksi tumbuhan Taman Hutan Raya Wan Abdul

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Lokasi Taman Nasional Ujung Kulon.

BAB III METODE PENELITIAN

PENILAIAN NILAI KONSERVASI TINGGI RINGKASAN EKSEKUTIF

METODOLOGI PENELlTlAN

PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. TODO CONSULT 1. Hendra Masrun, M.P. 2. Djarot Effendi, S.Hut.

ANALISIS KERAPATAN TEGAKAN DI KAWASAN TAMAN NASIONAL BALURAN BERBASIS QUANTUM-GIS

PERSEBARAN TUMBUHAN OBAT PASAK BUMI (Eurycoma longifolia Jack.) DI JALUR UTAMA PATROLI TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) SULTAN SYARIF HASYIM PROVINSI RIAU

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Pengambilan Data Metode Pengumpulan Data Vegetasi :

PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN AREAL STOK KARBON TINGGI UNTUK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Draft. Metode Monitoring NKT 1-4 TFT Document Prepared by: The Forest Trust

ANALISIS VEGETASI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE KPH BANYUMAS BARAT

2015 STRUKTUR VEGETASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PANTAI DI HUTAN PANTAI LEUWEUNG SANCANG, KECAMATAN CIBALONG, KABUPATEN GARUT

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS VEGETASI MANGROVE DAN PEMANFAATANNYA OLEH MASYARAKAT KAMPUNG ISENEBUAI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA SKRIPSI YAN FRET AGUS AURI

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

PENGELOLAAN NATIONAL FOREST INVENTORY (NFI) PADA BPKH WILAYAH XIV KUPANG

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

SURVEY BIODIVERSITY PEMANTAUAN KAWASAN KONSERVASI The Forest Trust, 2018

Pengertian Merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi (jenis, penyebaran, komposisi, frekuensi, dominansi, populasi, etc) keanekargaman hayati yang ada disuatu tempat. Satwaliar (Mamalia, Burung, Reptil, dan Amphibi) Keanekaragaman Hayati Vegetasi (Tumbuhan bawah, semai, pancang, tiang, pohon, liana dan epifit)

Conservation Management Database Monitoring Operasional Pengelolaan Konservasi Monitoring Efektivitas Patroli dan Pemantauan Sekunder Monitoring Strategis Pemantauan Primer Conservation Management Database

Monitoring Operasional pengelolaan areal konservasi

Monitoring Efektivitas patroli dan pengamatan jenis satwa RTE dan tumbuhan RTE (keberadaan dan ancaman)

Monitoring Operasional Manajemen Plan Pengelolaan HCV Daftar pal batas Monitoring kondisi pal batas Data batas semprot Pemeliharaan kondisi batas semprot Sosialisasi internal Sosialisasi eksternal Daftar papan amaran dan poster Monitoring kondisi papan amaran Progress kegiatan rehabilitasi Monitoring kegiatan rehabilitasi Monitoring kondisi bibit persemaian lokal Progress rehabilitasi pengayaan habitat

Monitoring Strategis pemantauan primer

1 Monitoring Strategis

Roadmap Pemantauan Fauna Standarisasi metode pemantauan satwa Implementatif indikator (Tren jumlah jenis/jarak/waktu/ekosistem) Valid database keberadaan satwaliar per kelas (Mammal, Aves, Herpet) Penentuan Key species setiap Region (intensif dan valid metode monitoring) Perhitungan Key species Population viability analysis

Jenis Pemantauan Satwa Pemantauan Satwa Pemantauan Primer Pemantauan Sekunder Line Transect Recce walk Pemantauan Saat Patroli Informasi Keberadaan

Pemantauan Fauna Primer Jalur pemantauan permanen dengan line transect min 500 m per jalur (Pengamatan Pagi dan Sore) Jalur pemantauan primer Recce Walk di Pringgan areal lindung (Pengamatan Malam) Note TFT : untuk jalur recce walk dibuat pilihan di pringga atau di dalam areal lindung Line Transect 1 Jalur Per tipe ekosistem (Sempadan sungai, bukit, gambut, mangrove, areal berhutan, areal sawit) per Estate Recce Walk 1 Jalur Per Estate 3 Bulan sekali Semua kelompok jenis satwa (Mammalia, Aves, Herpetofauna) Tren jumlah spesies per ekosistem Tren jumlah jenis ditemukan per ekosistem Database untuk penentuan spesies kunci Note TFT : Memasukan Indeks Keragaman (H )

Ilustrasi Pembuatan Transek klasifikasikan per tipe ekosistem per estate Contoh: Areal Konsesi Estate ABCD Bukit sawit Sempadan Sungai Gambut Line Transect min 500 m Recce Walk min 1000 m Penempatan jalur berdasarkan kondisi tutupan lahan (pilih di tempat yang kondisinya masih bagus/hutan) Jalur dibuat dalam satu transect dan memungkinkan dibuat dalam berbagai tutupan lahan termasuk di areal non HCV (tidak dibelokkan) Jika line transek melewati hambatan (Contoh: alur sungai), jalur transek dilanjutkan setelah melewati hambatan tersebut dengan memastikan jalur tetap lurus (lebar hambatan tidak masuk dalam hitungan panjang jalur) Jalur Recce walk untuk pengamatan malam

Metode Line Transect Metode Pengambilan Data s s s s Line transect: 500 m Cara Kerja Waktu Pengamatan Output Berjalan di jalur lurus (500 m) sambil mengidentiifikasi dan mencatat setiap perjumpaan satwa Mencatat waktu mulai, waktu perjumpaan, dan waktu selesai pengamatan Pagi: Pada saat matahari terbit hingga siang hari. Sore : 2 jam sebelum matahari terbenam Data jumlah individu/ jenis spesies satwa per jarak per waktu Data jumlah individu satwa per

Metode Pengambilan Data Metode Recce Walk Jalur 1 KM s Cara Kerja Waktu Pengamatan Output Berjalan di jalur jalur (tidak perlu lurus) sambil mengidentiifikasi dan mencatat setiap perjumpaan satwa Mencatat waktu mulai, waktu perjumpaan, waktu selesai pengamatan, panjang jalur Malam : jam 19.00 21.00 Data jumlah individu/ jenis spesies satwa per jarak per waktu Data jumlah individu satwa per

1. Jenis satwa (nama latin/nama lokal) 2. Kelompok satwa (Mammal, Aves, Herpet) 3. Jumlah perjumpaan 4. Jenis perjumpaan (langsung atau tidak langsung) 5. Aktivitas Perjumpaan Langsung : Pencatatan jenis dan jumlah individu berdasarkan perjumpaan langsung (perjumpaan fisik dan suara) Perjumpaan Tidak Langsung : Pencatatan jenis satwa dengan tidak berjumpa langsung seperti pencatatan jejak, bau, sarang, kotoran, bagian tubuh yang tertinggal, bekas cakaran, dan tanda lainnya.

Kompas GPS Alat Tulis Tally sheet Teropong/ binokuler Kamera Buku Panduan Lapang/ field guide Mamalia, Burung, Herpetofauna Headlamp Bahan Dan Peralatan

BUKU PANDUAN LAPANGAN

2

TUJUAN PEMANTAUAN FLORA Mengetahui komposisi jenis flora di suatu ekosistem Mengetahui keragaman jenis di suatu ekosistem

Pemantauan Flora Analisis vegetasi jalur plot berpetak Plot dibuat lokasinya sama dengan jalur pemantauan satwa Intensitas sampling 0,2% dari luas areal HCV yang berhutan (menggunakan citra semester 1 tahun 2016) Per tipe ekosistem (Sempadan sungai, bukit, gambut, mangrove, areal berhutan) per Estate 1X setahun Sesuai tingkat pertumbuhan (semai, pancang, tiang, pohon) Note TFT : Memasukan tingkat epifit, bambu (rumpun) Database komposisi hutan di setiap ekosistem

Bahan Dan Peralatan Bahan yang diperlukan : Alat tulis dan kertas catatan (tallysheet) Spidol permanen ( 3 buah) Meteran gulung (1 buah) Meteran jahit (2 buah) Tali tambang ( Panjang lebih dari 20 meter) Patok ( 13 patok untuk 1 petak ukur) GPS Steples/ Guntecker/ Paku Plastik label (untuk tagging tiang dan pohon)

ALAT DAN BAHAN PENGAMATAN

Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menerapkan metode jalur berpetak. Metode jalur berpetak merupakan kombinasi dari metode jalur dengan metode petak dalam kegiatan analisis vegetasi (anveg). Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dan pengamatan pada unit contoh. Jenis data yang dikumpulkan meliputi : Jenis Jumlah individu Diameter batang setinggi data (± 130 di atas permukaan tanah)

Tingkat Pertumbuhan Tingkat Pertumbuhan Hutan Dataran Semai Pancang Tiang Pohon anakan pohon dengan tinggi <1,5 m pohon muda dengan dan tinggi >1,5 ; Diameter <10cm pohon muda dengan diameter 10 cm - 20 cm diameter batang setinggi dada 20 cm Hutan Mangrove Semai Pancang Pohon anakan pohon dengan tinggi <1,5 m pohon muda dengan tinggi > 1,5 m; diameter < 10 cm diameter batang setinggi dada 10 cm

Bentuk plot dalam analisis vegetasi tumbuhan hutan dataran C D 10 m B T 1 A T 3 A T 2 A B B 10 m C D 20 m C D Pengambilan Data : Jenis Jumlah individu Diameter batang setinggi dada (± 130 cm) Tinggi total batang Tinggi Bebas Cabang A = 2 x 2 m (Semai) B = 5 x 5 m (Pancang) C = 10 x 10 m (Tiang ) D = 20 x 20 m (Pohon, liana,bambu & Epifit)

Bentuk unit vegetasi JALUR BERPETAK untuk pengamatan vegetasi di tipe ekosistem HUTAN MANGROVE A : Petak Ukur Semai (2 x 2 m) B : Petak Ukur pancang (5 x 5 m) C : Petak Ukur Pohon (10 x 10 m)

CARA PENGUKURAN Substrat (T0) TLa 130 cm

Output / Indikator Kerapatan INP Kerapatan / Tingkat Pertumbuhan / Ha Estimasi Jumlah individu per hektar Mengetahui kondisi habitat Indeks Nilai Penting Mengetahui dominasi jenis di tiap tipe ekositem Indeks Keragaman Indeks Keragaman Mengetahui kekayaan jenis di tiap ekosistem

TERIMA KASIH