BAB III METODE PENELITIAN
|
|
- Indra Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data lapangan dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Agustus 2015 sampai dengan September Lokasi penelitian berada di Dusun Duren dan Sidorejo Desa Beji Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul, D.I. Yogyakarta dan hutan Wonosadi. Hutan Wonosadi memiliki luas hutan inti 25 ha, Kehati 5 ha dan hutan penyangga 58 ha. Lokasi kegiatan dapat dilihat pada Gambar 2 berikut: Gambar 2. Peta Desa Beji 1
2 2 Gambar 3. Peta hutan Wonosadi Tata Laksana Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipergunakan adalah deskripsi kuantitatif dan kualitatif. Penelitian deskripsi kuantitatif dilakukan dalam beberapa tahapan, diantaranya adalah pengambilan sampel di lapangan, studi pustaka dan analisis data, sedangkan penelitian deskripsi kualitatif adalah penjelasan mengenai data-data yang bersifat kualitatif seperti hasil wawancara dan penjelasan megenai data kuantitatif. 2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejalan-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Populasi memiliki batasan yang dapat dibedakan menjadi populasi terbatas atau terhingga, yakni populasi yang memiliki batas kuantitatif secara jelas karena memiliki karakteristik yang terbatas; serta populasi tak terbatas atau tak terhingga, yakni populasi yang tidak dapat ditemukan batas-batasannya, sehingga tidak dapat
3 3 dinyatakan dalam bentuk jumlah secara kuantitatif (Margoino, 2004). Sehingga dari penjelasan di atas populasi dalam penelitian ini adalah faktor abiotik yang mempengaruhi vegetasi di hutan Wonosadi, vegetasi dan satwaliar yang berada di kawasan hutanwonosadi, serta masyarakat yang ada di Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, D.I Yogyakarta dengan kearifan lokalnya. Sampel merupakan bagian dari populasi, sampel dalam suatu penelitian muncul dikarenakan beberapa hal, diantarana adalah peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja. Selain itu peneliti bermaksud mengadakan generalisasi atau pembaharuan dari penelitian yang sudah ada (Margoino, 2004). Sehingga sampel penelitian yang dikaji dalam penelitian ini adalah suhu, kelembaban tanah, intensitas cahaya, ph tanah dan curah hujan; struktur dan komposisi vegetasi tiap strata yang ada di kawasan hutan Wonosadi dan juga jenis burung yang ada di dalamnya; serta masyarakat yang berada di sekitar hutan Wonosadi yang secara langsung berinteraksi dengan kawasan tersebut (Dusun Duren dan Sidorejo). 3. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu antribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Variabel penelitian terdiri dari dua, yaitu variabel bebas atau variabel independen dan variabel terikat atau dependen. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat atau dependen. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena variabel bebas (Sugiyono, 2011). Variabel bebas dalam penelitian ini merupakan bentuk kearifan lokal yang ada di Dusun Duren dan Sidorejo, Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, D. I. Yogyakarta dalam interaksinya dengan hutan Wonosadi. Sedangkan variabel terikat adalah vegetasi yang ada di kawasan hutan Wonosadi beserta jenis burung yang ada di dalamnya. Hutan Wonosadi merupakan kawasan hutan yang dikelola oleh masyarakat sekitar secara turun-temurun. Kestabilan komunitas hutan (vegetasi) Wonosadi tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, diantaranya adalah faktor abiotik dan yang paling terpenting
4 4 dalam kelangsungan kelestarian hutan adalah interaksi masyarakat berupaka kearifan lokal yang ada di sekitar hutan Wonosadi. Aktivitas manusia dapat secara langsung berpengaruh terhadap kelestarian hutan ataupun kerusakan hutan. 4. Sumber Data Sumber data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari dua macam sumber data, yaitu sebagai berikut: a. Data Primer Data perimer yaitu data yang diperloleh langsung dari lapangan berdasarkan hasil pengamatan, observasi, diskusi kelompok dan hasil wawancara mendalam dengan responden yang ada. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi lapangan dan juga wawancara. Observasi lapangan dipergunakan untuk pengambilan sampel abiotik yang terdiri dari intensitas cahaya, suhu tanah, kelembaban tanah dan ph tanah; serta biotik yang terdiri dari struktur dan komposisi tiap strata yang ada di hutan Wonosadi dan jenis burung yang ada di dalamnya. Wawancara dipergunakan untuk mendapatkan data mengenai pola adaptasi beserta perkembangannya yang ada di Dusun Duren dan Sidorejo Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, D.I Yogyakarta terkait dengan pola adaptasi masyarakat dalam interaksinya dengan kawasan hutan Wonosadi. b. Data Sekunder Data sekunder diperlukan untuk melengkapi data primer yang diambil di lapangan. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber atau hasil penelitian lain yang dibuat dengan maksud yang berbeda (Kountur, 2007). Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini diantaranya adalah data monografi dari Desa Beji atau BPS Kabupaten Gunungkidul, peta kawasan hutan Wonosadi dan Desa Beji dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Gunungkidul, serta keanekaragaman hayati dari BKSDA D.I. Yogyakarta. 5. Prosedur Pengambilan Data a. Alat dan Bahan Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital untuk dokumentasi, peta administrasi Desa Beji dan kawasan hutan Wonosadi
5 5 dipergunkan untuk penunjuk lokasi kegiatan, kisi-kisi panduan wawancara yaitu daftar pertayaan yang dipersiapkan untuk membantu dalam melakukan wawancara, GPS dipergunakan untuk mentukan koordinat, patok dipergunakan untuk pembatas dan tempat pengikat tali, soiltester dipergunakan untuk mengukur ph dan kelembaban tanah, tali dipergunakan untuk membatasi peletakan plot, meteran panjang dipergunakan untuk mengukur luas plot, kantong plastik dipergunakan untuk membungkus dan membawa spesies tumbuhan yang belum teridentifikasi, termometer tanah dipergunakan untuk mengukur suhu tanah, kertas label dipergunakan untuk memberi kode pada spesies tumbuhanyang belum teridentifikasi dan binokuler dipergunakan untuk pengamatan satwa. Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kearifan lokal masyarakat sekitar yang ada di hutan Wonosadi serta, semua spesies tumbuhan penyusun vegetasi tiap strata dan juga jenis satwa berupa burung. b. Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan dengan melakukan survei pendahuluan untuk mengetahui kondisi masyarakat sekitar dan juga kondisi hutan Wonosadi. Pengumpulan data terbagi dalam dua bagian, yaitu pengumpulan data observasi lapangan dan wawancara. 1) Pengambilan Data Lapangan Data lapangan terbagi dalam tiga tahapan, yaitu pengambilan data abiotik, pengambilan data struktur dan komposisi vegetasi, serta pengambilan data satwa berupa burung. a) Faktor abiotik 1) Pengukuran ph dan kelembaban tanah Alat yang dipergunakan untuk mengukur ph dan kelembaban tanah adalah soil tester. Pengukuran ph dan kelembaban tanah dilakukan pada setiap plot vegetasi (petak ukur) yang dibuat, dengan cara soil tester dibersihkan telebih dahulu, kemudian ujungnya ditancapkan pada tanah. Ditunggu kurang lebih 10 menit, kemudian dibaca dan dicatat angka yang ditunjukkan oleh jarum pada soil tester tersebut, cara ini dipergunakan untuk mengukur ph tanah. Setelah
6 6 ph tanah didapat, tekan tombol putih pada bagian tengah soil tester selama kurang lebih 30 detik, kemudian dibaca dan dicatat angka yang ditunjukkan oleh jarum pada soil tester dengan satuan persen, cara ini dipergunakan untuk mengetahui kelembaban tanah 2) Pengukuran suhu tanah ( o C) Pengukuran suhu tanah dilakukan pada setiap plot vegetasi (petak ukur yang dibuat). Alat yang dipergunakan untuk mengkur suhu tanah adalah thermometer tanah. Sebelum dipergunakan alat dibersihkan terlebih dahulu, kemudian ujung alat ditancapkan dalam tanah dengan posisi 45 o, ditunggu kurang lebih 10 menit, kemudian dibaca dan dicatat angka yang ditunjukkan oleh air raksa yang terdapat pada thermometer tanah tersebut 3) Pengukuran intensitas cahaya Pengukuran intensitas cahaya juga dilakukan pada setiap plot vegetasi (peta ukur) yang dibuat. Alat yang dipergunakan adalah lux meter. Lux meter dipersiapkan dan dibuka penutupnya. Ditunggu hingga angka dalam lux meter konstan kemudian angka yang muncul dicatat. 4) Curah hujan Data curah hujan didapat dari Kabupaten Gunungkidul dalam Angka Tahun 2009 dan Data tersebut kemudian dianalisis untk mengetahui curah hujan yang ada di lokasi kegiatan. b) Data struktur dan komposisi vegetasi Metode yang dipergunakan dalam pengambilan data vegetasi menggunakan metode transek dengan mempertimbangkan keterwakilan vegetasi tipe komunitas yang diamati. Metode ini dipilih dikarenakan merupakan metode yang paling baik untuk mempelajari perubahan stratifikasi vegetasi. Penentuan plot (petak ukur) dilakukan dengan metode sistematik, pada lokasi kegiatan dibuat transek yang terdiri dari petak ukur pertransek yang dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini.
7 7 Gambar 4. Peletakan plot di lokasi kegiatan (Fachrul, 2008) Keterangan: A = Plot tingkat rumput B = Plot tingkat vegetasi bawah C = Plot tingkat anak pohon (berdiameter < 20 cm) D = Plot tingkat pohon (berdiameter lebih dari 20 cm) Luas plot untuk masing-masing strata atau tingkat pertumbuhan adalah sebagai berikut: 1) Pohon dengan ukuran plot 20 m x 20 m 2) Anak pohon dengan ukuran 10 m x 10 m 3) Vegetasi bawah dengan ukuran 5 m x 5 m 4) Rumput dengan ukuran 2 m x 2 m Pengambilan data struktur dan komposisi vegetasi dilakukan di hutan inti dengan luas 25 ha dan juga di hutan penyangga dengan luas 58 ha, dikarenakan luas lokasi penelitian kurang dari ha maka intensitas pengambilan sampel adalah 10% dari luas hutan baik hutan inti maupun hutan penyangga (Indriyanto, 2008). Sehingga total intensitas pengambilan sampel penelitian ini adalah sebesar 2,5 ha pada hutan inti dan 5,8 ha pada hutan penyangga. c) Data Satwa Liar Keberadaa satwa liar merupakan indikator dari kualitas vegetasi atau habitat hutan, satwa yang biasa menjadi indikator diantaranya adalah burung (Bismark, 2011). Metode yang dipergunakan dalam pengambilan data burung dengan menggunakan metode IPA (Indices Pontuels d Abondence) atau Point Count. Metode ini dilakukan dengan
8 8 peneliti atau pengamat berhenti pada suatu titik di habitat yang diamati dan menghitung semua burung yang terdeteksi. Pengamatan dilakukan pada pagi hari dari pukul WIB dan sore hari dari pukul WIB, hal ini dikarenakan pada jam-jam tersebut burung lebih aktif baik untuk mencari makan ataupun beraktivitas. Penentuan jalur pengamatan dilakukan secara terarah agar burung yang ditemui adalah jenis burung yang ada di habitat tersebut (Bismark, 2011). Pengamatan dilakukan pada dua kawasan yaitu, kawasan hutan konservasi (kawasan hutan inti dan Kehati) dan juga kawasan hutan penyangga yang ada di hutan Wonosadi. Setiap kawasan mengambil satu jalur pengamatan sebagai titik sampel dengan radius 15 meter dan jarak antar titik adalah 200 meter. Hasil yang didapat dengan metode ini berupa kelimpahan relatif. Gambar mengenai contoh bentuk titik pengamatan dengan menggunakan metode Point Count atau IPA. Gambar 5. Bentuk titik pengamatan dengan menggunakan metode IPA 2) Wawancara Menurut Moleong (2004) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Metode wawancara yang dipergunakan dalam pengambilan data adalah wawancara mendalam (depth interview) yang merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan terwawancara agar mendapatkan data lengkap dan mendalam (Kriyantono, 2006). Dalam melakukan wawancara, peneliti harus memiliki pedoman wawancara yang kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut.
9 9 Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara purposive sampling yang merupakan pemilihan subjek (orang-orang terpilih) yang ada dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan (Silalahi, 2012). Kriteria sampel pada penelitian ini adalah tokoh adat, tokoh penting dan juga masyarakat yang dituakan yang berada di sekitar hutan Wonosadi, yaitu di Dusun Duren dan Sidorejo, tokoh adat dan orang-orang yang dituakan di masyarakat tersebut. 6. Analisis Data a. Faktor abiotik Faktor abiotik berupa intensitas cahaya, suhu tanah, kelembaban tanah, ph tanah dan curah hutan dianalisis dengan diskriptif kualitatif. Faktor abiotik intensitas cahaya, suhu tanah, kelembaban tanah dan ph tanah yang diambil di setiap plot vegetasi nilainya diakumulatifkan dan dirata-rata untuk mengetahui faktor abiotik yang optimal di setiap kawasan yang ada di hutan Wonosadi. Data curah hujan dianalisis untuk mengetahui tipe curah hujan di suatu daerah. Tipe curah hujan dapat diketahui dengan menggunakan cara Schmidt dan Ferguson yang didasarkan pada rata-rata jumlah bulan basah dan rata-rata jumlah bulan kering. Apabila curah hujan lebih besar dari 100 mm dikatakan bulan basah dan sebaliknya bila curah hujan kurang dari 60 mm dikatakan bulan kering, sedangkan untuk bulan lembab, yaitu jika curah hujannya antara 60 mm- 100 mm (Rafi i, 1995 dalam As-syakur, 2009). Perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering dan rata-rata bulan basah merupakan tipe curah hujan menurut Schmidt dan Ferguson dinyatakan dalam Quotient (Q) seperti pada rumus di bawah ini Q = Rerata bulan kering (BK) Rerata bulan basah (BB) Berdasarkan pada nilai Q (Quotient) di atas maka Schmidt dan Ferguson menggolongkan tipe hujan pada Tabel 1. Tabel 1. Klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson (Rafi i, 1995 dalam Assyakur, 2009) No Tipe Iklim Kriteria 1 A. Sangat Basah 0 < Q < 0,143
10 10 No Tipe Iklim Kriteria 2 B. Basah 0,143 < Q < 0,333 4 C. Agak Basah 0,333 < Q < 0,600 5 D. Sedang 0,600 < Q < 1,000 6 E. Agak Kering < Q < 1,670 7 F. Kering 1,670 < Q < 3,000 8 G. Sangat Kering 3,000 < Q < 7,000 9 H. Luar Biasa Kering 7,000 < Q b. Analisis vegetasi dan satwa Data vegetasi yang terkumpul kemudian dianalisis untuk mengetahui kerapatan jenis, kerapatan relatif, dominansi jenis, dominansi relatif, frekuensi jenis, frekuensi relatif dan Indeks Nilai Penting menggunakan rumus Mueller- Dombois dan Ellenberg (1974) sebagai berikut: Jumlah individu suatu jenis 1. K = Kerapatan Jenis = Luas petak sampel Kerapatan suatu jenis 2. KR = Kerapatan Relatif = x 100% Kerapatan seluruh jenis 3. D = Dominansi Jenis = 4. DR = Dominansi Relatif = 5. F = Frekuensi Jenis = 6. FR = Frekuensi Relatif = luas penutupan spesies Luas seluruh plot Dominansi suatu jenis Dominansi seluruh jenis Jumlah petak suatu jenis Jumlah seluruh petak sampel Frekuensi suatu jenis Frekuensi seluruh jenis x 100% x 100% 7. Nilai penting 8. NP = Densitas Relatif + Frekuensi Relatif + Dominansi relatif (Fachrul, 2008) 9. Indeks Diversitas (Shannon-Wiener) Indeks keanekaragaman jenis digunakan untuk mempelajari pengaruh dari gangguan terhadap lingkungan atau untuk mengetahui tahapan suksesi dan kestabilan dari komunitas tumbuhan (Odum, 1998). Indeks diversitas juga dipergunakan untuk melihat tingkat keanekaragaman burung yang ada
11 11 di hutan Wonosadi. Indeks keanekaragaman jenis dihitung dengan menggunakan rumus Shannon-Wiener sebagai berikut. H = - pi ln pi (Odum, 1998) Keterangan: H = Keanekaragaman jenis n = Nilai penting suatu jenis N = Jumlah nilai penting seluruh jenis Besarnya indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wienner didefinisikan sebagai berikut (Fachrul, 2008): a) Nilai H >3 menunjukkan keanekaragaman yang tinggi b) Nilai H 1 H 3 menunjukkan keanekaragaman sedang c) Nilai H < 1 menunjukkan keanekaragaman rendah. c. Hasil Wawancara Hasil wawancara merupakan data kualitatif yang dianalisis dengan tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992). Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan bentuk analisis menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehinga kesimpulan akhir dapat diambil. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sedangkan upaya penarikan kesimpulan sudah mulai dilakukan secara terus-menerus selama proses pengambilan data. Kesimpulan yang dimunculkan merupakan kesimpulan secara umum dan pada akhirnya mengerucut pada inti pokonya.
3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Hutan Mangrove KPHL Gunung
21 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Hutan Mangrove KPHL Gunung Balak Resort Muara Sekampung Kabupaten Lampung Timur. 3.2 Bahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2012 di Rawa Bujung Raman
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2012 di Rawa Bujung Raman Desa Bujung Dewa Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat. B. Alat
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN. Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan April 2014 di lahan basah Way Pegadungan Desa Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. 3.2 Bahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
15 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Sungai Luar Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang pada bulan April 2014 dapat dilihat pada (Gambar 2). Gambar
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb) Jawa Tengah, difokuskan di lereng sebelah selatan Gunung Merbabu, yaitu di sekitar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September 2014 di Kawasan Budidaya
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September 2014 di Kawasan Budidaya Desa Fajar Baru Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Gambar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2014 di Desa Kibang Pacing. Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang.
14 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2014 di Desa Kibang Pacing Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang. Lokasi penelitian disajikan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Waktu dan Tempat BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang terfokus di Desa Tompobulu dan kawasan hutan sekitarnya. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dengan menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang kearah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung (Gambar 2) pada bulan Juli sampai dengan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari 2017 yang berada di Resort Bandealit, SPTN Wilayah II, Taman Nasional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017 yang berada di Resort Bandealit Taman Nasional Meru Betiri. Gambar 3.1. Peta Kerja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif, dengan objek penelitian tumbuhan mangrove di Pantai Bama hingga Dermaga Lama, Taman Nasional Baluran, Jawa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 hari (waktu efektif) pada Bulan April 2012 di Pulau Anak Krakatau Kawasan Cagar Alam Kepulauan Karakatau (Gambar
Lebih terperinciMETODOLOGI. Lokasi dan Waktu
METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau, pada 3 tipe penggunaan lahan gambut yaitu; Hutan Alam, Kebun Rakyat dan Areal HTI Sagu, yang secara geografis
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tentang karakteristik habitat Macaca nigra dilakukan di CA Tangkoko yang terletak di Kecamatan Bitung Utara, Kotamadya Bitung, Sulawesi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Materi (Bahan dan Alat), Waktu dan Lokasi Penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Materi (Bahan dan Alat), Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Materi ( Bahan dan Alat) Penelitian Materi yang digunakan dalam penelitian berupa jenis tumbuhan bawah dan alkohol 70%.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Repong Damar Pekon
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Repong Damar Pekon Pahmungan Kecamatan Pesisir Tengah Krui Kabupaten Pesisir Barat (Gambar 2).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang merupakan suatu penyelidikan terhadap sejumlah individu, baik secara sensus atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan secara sistematik, faktual,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Pembatasan Masalah Penelitian Keanekaragaman Jenis Burung di Berbagai Tipe Daerah Tepi (Edges) Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Propinsi Riau selama 6 bulan adalah untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013), metode penelitian kuanitatif merupakan metode penelitian yang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama dua bulan pengamatan dari bulan Juli hingga Agustus 2009 di Pondok Ambung, Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Youth Camp Tahura WAR pada bulan Maret sampai
19 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitiana Penelitian dilaksanakan di Youth Camp Tahura WAR pada bulan Maret sampai April 2012, pengamatan dan pengambilan data dilakukan pada malam hari
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. zona intertidal pantai Wediombo, Gunungkidul Yogyakarta.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan selama 3 bulan, yaitu pada bulan Juli 2015 sampai September 2015 pada saat air surut. Tempat penelitian di zona intertidal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua tempat yaitu pengambilan data di lapangan dilakukan di sempadan muara Kali Lamong dan Pulau Galang, serta pengolahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang mendiskripsikan tentang keanekaragaman dan pola distribusi jenis tumbuhan paku terestrial.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan ini mengunakan metode petak. Metode petak merupakan metode yang paling umum
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode belt transek. Metode ini sangat cocok digunakan untuk mempelajari suatu kelompok
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian
19 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada remnant forest (hutan sisa) Kawasan Konservasi Hutan Duri PT. Caltex Pacifik Indonesia dengan luas 255 hektar di dalam kawasan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove Desa Margasari
13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur selama 9 hari mulai tanggal
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi
12 Gymnospermae lebih efisien pada intensitas cahaya tinggi (Kramer & Kozlowski 1979). Sudomo (2007) menyatakan bahwa intensitas cahaya yang berlebihan akan menyebabkan laju transpirasi tinggi, sedangkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 s.d 20 September 2011 di Taman hutan raya R. Soerjo yang terletak di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Pada penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan suatu obyek sesuai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun 2015. Penelitian ini dilakukan di kawasan ekowisata jalur pendakian Cemoro
Lebih terperinciB III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.
B III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada mangrove yang ada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang mendiskripsikan tentang keanekaragaman dan pola distribusi jenis tumbuhan paku terestrial.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yakni penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan
23 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan Hutan Lindung Batutegi Blok Kali Jernih (Gambar 3), bekerjasama dan di bawah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. 1
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif ekploratif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau
61 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah deskriptif eksploratif komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014. Lokasi penelitian adalah di kawasan hutan mangrove pada lahan seluas 97 ha, di Pantai Sari Ringgung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian dengan cara melakukan observasi secara
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.
METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014. Penelitian ini dilakukan di kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-buali (Studi Kasus: Desa Bulu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, yang merupakan suatu penyelidikan terhadap sejumlah individu, baik secara sensus atau dengan menggunakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa
19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa Cugung, KPHL Gunung Rajabasa, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN
II. METODE PENELITIAN Struktur vegetasi tumbuhan bawah diukur menggunakan teknik garis berpetak. Garis berpetak tersebut ditempatkan pada setiap umur tegakan jati. Struktur vegetasi yang diukur didasarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian. 1 Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif - eksploratif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk mengumpulkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, karena metode deskriptif adalah studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang
Lebih terperinciKeanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak
Vol. 2 (1): 1 6 Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Gustap Baloari 1, Riza Linda 1, Mukarlina 1 1 Program Studi Biologi, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Hutan Bambu tepatnya di Kawasan Ekowisata Boon Pring Desa Sanankerto Kecamatan Turen Kabupaten Malang, Provinsi Jawa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi secara purposive sampling (penempatan titik sampel dengan tujuan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura
12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura Wan Abdul Rachman yang memiliki luasan 1.143 ha. Secara geografis terletak
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan tanggal 22 April sampai 9 Mei 2007 di hutan rawa habitat tembesu Danau Sumbu dan Danau Bekuan kawasan Taman Nasional Danau
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2012, hlm.13) penelitian
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Penelitian
3. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan ekosistem mangrove Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive
Lebih terperinciGambar 2 Peta lokasi penelitian.
0 IV. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Bidang Pengelolaan Wilayah III Bengkulu dan Sumatera Selatan, SPTN V Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, Taman Nasional Kerinci
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
9 3.1 Lokasi dan Waktu BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Kawasan Lindung Sungai Lesan. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 31 Juli sampai 19 Agustus 2010 di Kawasan Lindung Sungai
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
21 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan secara langsung di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan Maret sampai dengan bulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Pengambilan data sampel yaitu dengan pengamatan secara langsung. Perameter yang diukur dalam penelitian adalah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
8 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Lokasi pelaksanaan penelitian adalah di Taman Nasional Lore Lindu, Resort Mataue dan Resort Lindu, Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, mulai dari Januari sampai April 2010, dilakukan dengan dua tahapan, yaitu : a. pengambilan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang merupakan suatu penyelidikan terhadap sejumlah individu, baik secara sensus atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasim wilayah bagian Kelurahan Muara Fajar Kecamatan Minas Kabupaten Siak pada bulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian menggunakan metode eksplorasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap makroalga yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Burung merupakan salah satu jenis satwa liar yang banyak dimanfaatkan oleh
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Burung merupakan salah satu jenis satwa liar yang banyak dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan makanan, binatang peliharaan, pemenuhan kebutuhan ekonomi, dan estetika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, karena metode deskriptif adalah studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan Saptosari dan desa Karangasem kecamatan Paliyan, kabupaten Gunungkidul. B. Waktu Penelitian
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan waktu penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Segara Anakan Cilacap. Kegiatan identifikasi dilakukan di Laboratorium Biologi Akuatik dan Laboratorium ITMEL. Analisis sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu bulan di blok Krecek, Resort Bandialit, SPTN wilayah II, Balai Besar Taman
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
12 BAB III METODOLOGI PENELIT TIAN 31 Waktu dan Tempat Penelitian inii dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2010 yang berlokasi di TAHURA Inten Dewata dimana terdapat dua lokasi yaitu Gunung Kunci dan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
12 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Cagar Alam Sukawayana, Desa Cikakak, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Waktu penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo Utara, yang meliputi 4 stasiun penelitian yaitu:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2012. Penelitian ini dilakukan di Pulau Dudepo, Kecamatan Anggrek,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan data menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau pengambilan sampel
Lebih terperinci4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian
4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan Desa Aur Kuning, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Provinsi Riau. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2012.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem agroforestry Register 39 Datar Setuju KPHL Batutegi Kabupaten Tanggamus. 3.2 Objek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan pada bulan Agustus sampai November 2011 yang berada di dua tempat yaitu, daerah hutan mangrove Wonorejo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Stasiun Penangkaran Semi Alami Pulau Tinjil, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jawa Timur, dilaksanakan pada bulan November sampai dengan bulan Desember
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur, dilaksanakan pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2016. Gambar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan lokasi dilakukan dengan purposive sampling (penempatan titik sampel dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Otiola Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan data menggunakan metode eksplorasi yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dimulai bulan Juni hingga Agustus 2011. Lokasi penelitian bertempat di Kawasan Hutan Batang Toru Bagian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
24 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di areal kebun kelapa sawit PT. Inti Indosawit Subur, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Secara umum, areal yang diteliti adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang di gunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui variabel yang akan di teliti berdasarkan fakta di
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi
18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di kawasan pesisir Pulau Dudepo, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut Suryana (2010, hlm 18) Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PEELITIA 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Peleng Kabupaten Banggai Kepulauan Propinsi Sulawesi Tengah. Pengambilan data dilakukan pada empat tipe habitat
Lebih terperinciGambar 2.1. Peta Lokasi Penelitian
II. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian, Deskripsi Lokasi 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah semut, alkohol 70% dan gliserin. b. Alat Alat-alat
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN DAN METODA
BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret- 20 Juli 2011 di Perairan Kuala Tanjung Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara, dan laboratorium Pengelolaan
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian
III. MATERI DAN METODE 3.1 Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Materi 3.1.1.1 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rayap tanah, alkohol 70% yang berfungsi untuk mengawetkan sampel,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, merupakan suatu kawasan ekosistem
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Nopember 2010 di PPKA Bodogol, Sukabumi, Jawa Barat (Gambar 2). Lokasi pengambilan data kupu-kupu di PPKA Bodogol, meliputi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April 2013 sampai dengan bulan Mei 2013. Lokasi penelitian adalah Pulau Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Gambar 3 Lokasi penelitian ( ) Alat dan Bahan
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2010 di Hutan Tanaman Pelawan Desa Trubus, Hutan Kawasan Lindung Kalung Desa Namang, dan Hutan Dusun Air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki hutan Tropis di dunia, walaupun luas daratannya hanya 1.32% dari luas daratan di permukaan bumi, namun demikian
Lebih terperinciANALISIS VEGETASI STRATA TIANG DI BUKIT COGONG KABUPATEN MUSI RAWAS. Oleh ABSTRAK
ANALISIS VEGETASI STRATA TIANG DI BUKIT COGONG KABUPATEN MUSI RAWAS Oleh Rahayu Astuti 1, Merti Triyanti 2, Ivoni Susanti 3 1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau Email:
Lebih terperinci