IV. METODE PENELITIAN
|
|
- Widya Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IV. METODE PENELITIAN 4. 1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan dari bulan November 010 sampai dengan bulan Januari 011 di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Peta lokasi pengamatan dapat dilihat pada Gambar IV-1. Cisoka Cikaniki Cidahu Gambar IV-1 Lokasi penelitian di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Jalur pengamatan yang digunakan untuk memperoleh data mengenai karakteristik habitat dan pola sebaran spasial macan tutul jawa di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak dideskripsikan pada Tabel IV-1.
2 1 Tabel IV-1. Jalur penelitian macan tutul jawa di TNGHS Wilayah (Tipe Habitat) Areal Pengamatan Keterangan Cisoka (Hutan pegunungan bawah sekunder) Koridor (panjang 3,1 km) Citalahab-Cikaniki (Hutan pegunungan bawah primer) Cidahu (Hutan pegunungan tengah) Gunung Endut (panjang 4,3 km) Gunung Kendeng (panjang 3,1 km) Wates (panjang 1, km) Cibogo Kawah Ratu Kerapatan vegetasi tinggi, sebagian lahan merupakan bekas tanaman Perhutani, berbatasan langsung dengan pemukiman warga. Kerapatan vegetasi sedang, sebagian wilayah merupakan punggungan tebing, merupakan jalur perlintasan masyarakat dan kerbau gembalaan Kelerengan derajat, bagian bawah dan tengah lereng didominasi oleh rasamala (Altingia excelsa), sedangkan di bagian atas lereng didominasi oleh paku andam (Gleichenia linearis), dan terdapat kantung semar (Nepenthes sp) Kerapatan vegetasi rapat, terdapat Sungai Wates atau yang dikenal dengan Sungai Cikaniki, terdapat gua kecil di salah satu sisi sungai yang dikenal dengan nama Goa Macan Kerapatan vegetasi tinggi, merupakan jalur yang dikeramatkan sehingga jarang dilewati oleh masyarakat, merupakan jalur alternatif menuju puncak Perbakti. Kerapatan vegetasi sedang, merupakan jalur paling banyak dikunjungi di Resort Cidahu karena merupakan jalur pendakian dan jalur wisata kawah. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada keterwakilan tipe habitat dan gangguan yang ada pada tipe habitat dan gangguan yang pertimbangannya sebagaimana disajikan pada tabel IV-. Tabel IV-. Lokasi penelitian dan pertimbangannya Lokasi Tipe habitat Pertimbangan Cisoka Hutan pegunungan bawah Wilayah ini merupakan lahan bekas sekunder, lokasi ini merupakan Perhutani yang kini dikelola oleh daerah hutan bekas Perhutani yang berbatasan langsung dengan pemukiman masyarakat desa masyarakat. Sebagian wilayah penelitian berada di jalur lintas masyarakat dan gembalaannya sehari-hari. Pada tanggal 5 Januari 010, dua ekor macan tutul jawa tertangkap camera trap tim monitoring Cikaniki-Citalahab Hutan pegunungan bawah primer, merupakan daerah yang berbatasan dengan kebun teh nirmala, merupakan daerah konsentrasi penelitian macan tutul jawa di TNGHS TNGHS. Daerah ini merupakan lokasi konsentrasi penelitian bagi para peneliti macan tutul. Lokasi ini terdiri dari beberapa bukit yang tinggi yang memiliki punggunganpunggungan menyerupai gunung kecil. Lokasi ini sering menjadi tempat ditemukannya jejak kaki macan tutul jawa. Cidahu Hutan pegunungan tengah Daerah ini merupakan daerah wisata alam namun mulai tahun 009 dijadikan lokasi monitoring macan tutul jawa TNGHS.
3 13 4. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning System (GPS) Garmin etrex, kompas, lampu senter, meteran, tali, alat pengukur waktu, kamera digital, program software ArcGIS versi 9.3, minitab 4.1, dan buku panduan lapang (field guide) mamalia Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Bahan yang digunakan adalah peta digital kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, baterei alkaline, dan gipsum (untuk mencetak jejak kaki satwa) Metode Pengumpulan Data Kegiatan pengumpulan data terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan yang dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan meliputi: a. Orientasi (pengenalan) lapang, untuk penentuan sample plot pengamatan. b. Studi pustaka, kegiatan untuk mendapatkan informasi informasi mengenai macan tutul jawa beserta habitatnya.. Data yang Dikumpulkan Data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut: a. Struktur dan komposisi vegetasi, sumber air, dan satwa mangsa. b. Penyebaran macan tutul jawa di TNGHS. 3. Cara Pengumpulan Data a. Populasi dan Penyebaran Macan Tutul Jawa beserta Satwa Mangsanya Pengamatan terhadap tanda-tanda keberadaan macan tutul dan satwa mangsanya dilakukan di sepanjang jalur (track) yang sudah tersedia dan mencatat posisi GPS tanda-tanda keberadaan satwa yang ditemukan. Keberadaan satwa diketahui melalui jejak, kotoran, dan tanda lain. Seluruh titik posisi GPS satwa tersebut dimasukkan ke dalam software ArcGIS versi 9.3. Jejak kaki yang ditemukan juga diukur untuk identifikasi individu. Pengamatan di setiap jalur dilakukan tiga kali pengulangan dengan jeda satu hari per jalur. b. Vegetasi Habitat Analisa vegetasi dilakukan dengan cara metode garis berpetak (Gambar IV-). Petak 0 m x 0 m untuk pengamatan vegetasi tingkat pertumbuhan pohon, petak berukuran m x m untuk tingkat semai dan tumbuhan bawah, 5
4 14 m x 5 m untuk tingkat pancang dan 10 m x 10 m untuk tingkat tiang. Data yang dikumpulkan untuk tingkat pohon dan tiang adalah jenis, diameter setinggi dada, tinggi bebas cabang dan tinggi total. Untuk tingkat pancang, semai, dan tumbuhan bawah yang dicatat adalah jenis tumbuhan dan jumlah individu setiap jenis (Soerianegara dan Indrawan 1980). Gambar IV- Bentuk plot pengamatan vegetasi menggunakan metode garis berpetak. Keterangan: a = petak pengamatan tingkat semai dan tumbuhan bawah b = petak pengamatan tingkat pancang c = petak pengamatan tingkat tiang d = petak pengamatan tingkat pohon c. Fungsi Habitat Data mengenai fungsi habitat didapatkan melalui observasi lapangan yang dilakukan bersamaan dengan pengamatan tanda-tanda macan tutul jawa dan satwa mangsanya di sepanjang jalur penelitian. Data yang diambil adalah deskripsi vegetasi, ada tidaknya goa, jenis vegetasi dominan, dan tanda-tanda aktivitas macan tutul jawa. d. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi pustaka, pengelola, petugas lapangan, dan masyarakat setempat. Data sekunder yang diperlukan adalah keberadaan satwa mangsa dan satwa pesaing, kondisi populasi macan tutul jawa dan habitatnya, gangguan pernah dan potensial terjadi, interaksi antara macan tutul jawa dengan masyarakat, serta kondisi penduduk di sekitar Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.
5 Analisis Data a. Vegetasi Habitat Data vegetasi yang didapat kemudian dilakukan pengolahan untuk mendapatkan nilai-nilai kerapatan jenis (KR), frekuensi relatif (FR), dominansi relatif (DR), dan indeks nilai penting (INP) dengan rumus sebagai berikut: Kerapatan jenis Kerapatan (K) = jumlah indvidu : luas contoh K. Relatif (KR) = (kerapatan suatu jenis : kerapatan seluruh jenis) x 100% Frekuensi jenis Frekuensi (F) = (Σ plot ditemukannya suatu jenis : Σ seluruh plot) F. Relatif (FR) = (frekuensi suatu jenis : frekuensi seluruh jenis) x 100% Dominansi jenis Dominansi (D) = luas bidang dasar : luas contoh D. Relatif (DR) = (dominansi suatu jenis : dominansi seluruh jenis) x 100% 1 Luas bidang dasar: LBDS.d 4 Dimana d = diameter setinggi dada (± 130 cm) Indeks Nilai Penting (INP) INP (tiang dan pohon) = KR + FR + DR INP (pancang dan semai) = KR + FR Bentuk cover (tempat berlindung) dipelajari dengan cara obervasi langsung di lapangan. Bentuk cover macan tutul jawa dalam penelitian ini dibedakan menurut bentuk dan fungsinya, yaitu sebagai tempat berlindung, tempat minum, tempat berburu satwa mangsa, dan tempat istirahat. Tabel IV-3 Fitur habitat macan tutul jawa Fisik Vegetasi Tanda Fungsi tumbuhan Jenis aktivitas habitat Mdpl Goa Pohon bawah dominan macan tutul 1*) *) 3*) 4*) 4*) 5*) 6*) *)Keterangan: 1. Diisi dengan fungsi habitat tersebut untuk macan tutul jawa (tempat berburu, berlindung, istirahat, atau mengasuh anak). Diisi dengan ketinggian tempat ditemukannya tanda-tanda macan tutul jawa menggunakan habitat tersebut 3. Diisi dengan ada/tidaknya goa di habitat tersebut 4. Diisi dengan ciri khas vegetasinya seperti pohon dan tumbuhan bawah yang terdapat di habitat tersebut 5. Diisi dengan jenis tumbuhan dominan di habitat tersebut 6. Diisi dengan bukti-bukti ditemukannya tanda aktivitas macan tutul jawa maupun satwa mangsanya di habitat tersebut
6 16 b. Satwa Mangsa Penghitungan tingkat perjumpaan (encounter rate) satwa dilakukan dengan cara membagi jumlah titik perjumpaan tanda-tanda (jejak) satwa mangsa yang ditemukan di jalur pengamatan dengan panjang setiap jalurnya. ER = Ʃ jejak / panjang jalur Untuk mengelompokkan kelas perjumpaan satwa mangsa digunakan rumus sebaran frekuensi (Walpole 198), dengan menentukan banyaknya selang kelas yang diperlukan. Dalam penelitian ini kelas perjumpaan satwa mangsa dibagi menjadi tiga yaitu rare, easy, common. Tentukan wilayah data dengan menggunakan w = nilai maksimum i nilai minimum i. Untuk memperoleh lebar kelas digunakan formula c = w/jumlah kelas. Tentukan limit bawah kelas bagi selang pertama, lalu tambahkan lebar kelas untuk memperoleh limit atas kelas. Tentukan frekuensinya pada masing-masing kelas. c. Keanekaragaman Jenis Satwa Mangsa Data mangsa macan tutul jawa diolah sehingga memberikan informasi keanekaragaman Shannon-Wienner (H ) dan indeks kemiripan jenis komunitas (IS). Adapun rumus H yaitu (Magurran 1988): H' ni ln N ni N Keterangan: H = Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner ni = jumlah individu pada jenis ke-i N = jumlah total individu Indeks kemiripan komunitas (similiarity index) antara dua tipe habitat dihitung dengan rumus (Odum 1994): SI C A B Keterangan: SI = similiarity index
7 17 A = jumlah jenis dalam kedua habitat A B = jumlah jenis dalam kedua habitat B C = jumlah jenis yang sama pada kedua tipe habitat Untuk mengetahui perbedaan nilai H di antara ketiga tipe habitat maka dilakukan uji t. Hipotesis (H 0 ) yang akan diuji adalah tidak adanya perbedaan H antar tipe habitat dengan kaidah menerima H 0 apabila nilai t hitung kurang dari t tabel pada taraf selang kepercayaan 95 %. Ragam dari H dihitung menggunakan rumus (Magurran 1988): VarH' ni ni ln N N N ni ni ln N N S 1 N Keterangan: S = banyaknya jenis satwa mangsa pada suatu tipe habitat Uji t untuk mengetahui signifikasi perbedaan antara dua H menggunakan rumus (Magurran 1988): t H' H' varh' varh' 1/ 1 1 Untuk menghitung derajat bebas (degree of freedom/df) digunakan rumus (Magurran 1998): df varh' 1varH' varh' /N varh' 1 1 /N d. Ketersediaan Air Ketersediaan air dapat dilihat dari pengamatan langsung di lapangan (permanen atau tidak permanen). Parameter yang diamati adalah bentuk sumber air, ketersediaan sumber air (tersedia sepanjang tahun/tidak), dan tipe habitat tempat ditemukannya sumber air tersebut.
8 18 Tabel IV-4. Sumber air di TNGHS Ketersediaan sumber air Tidak Tersedia Sumber air Bentuk sumber air tersedia Tipe habitat sepanjang sepanjang tahun tahun 1*) *) 3*) 3*) 4*) *) Keterangan: 1. Diisi dengan nama sumber air yang ditemukan. Diisi dengan bentuk sumber air, seperti sungai, aliran parit, tadah hujan, dan lain-lain 3. Diisi dengan jika tersedia sepanjang tahun, dan jika tidak tersedia sepanjang tahun 4. Diisi dengan jenis tipe habitat tempat ditemukannya sumber air tersebut e. Gangguan Habitat Data Gangguan habitat didapat dari Balai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak dan temuan di sepanjang lokasi pengamatan. Data tersebut direkapitulasi ke dalam bentuk tabel IV-5 Tabel IV-5. Gangguan habitat di TNGHS No Tipe habitat Jenis gangguan Hutan Hutan Hutan pegunungan pegunungan pegununga bawah sekunder bawah primer n tengah 1*) *) *) *) *) Keterangan: 1. Diisi dengan jenis/nama gangguan yang ditemukan dari observasi lapang/data sekunder. Diisi dengan jika ditemukannya gangguan, dan jika tidak ditemukannya gangguan f. Kepadatan Relatif Macan Tutul Jawa Pendugaan kepadatan relatif macan tutul jawa setiap jalur pengamatan berdasarkan temuan jejak dihitung dengan persamaan: D n i 1 Keterangan: D = kepadatan relatif (individu/km ) pi = jumlah individu pada pengamatan ke-i (individu) A = luas jalur yang diteliti (km ) g. Pola Sebaran Macan Tutul Jawa A Bentuk sebaran spasial macan tutul jawa ditentukan menggunakan nilai indeks penyebaran (Ludwig dan Reynolds 1988) sebagai berikut: Indeks Dispersion pi ID = (S / x ) Keterangan: ID = Indeks penyebaran
9 19 S x = Ragam populasi macan tutul jawa = Jumlah rata-rata macan tutul jawa ID = 1, maka satwa menyebar acak ID < 1, maka satwa menyebar homogen ID > 1, maka satwa menyebar kelompok/agregat h. Hubungan antara Perbedaan Jumlah Aktivitas Macan Tutul Jawa di Setiap Tipe Habitat Analisis hubungan dilakukan antara aktivitas macan tutul jawa dengan tipe habitat. Hal ini dimaksudkan untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan antara tipe habitat dengan jenis-jenis aktivitas yang dilakukan oleh macan tutul jawa. Hubungan tersebut akan dianalisis menggunakan uji chi kuadrat. Untuk mempermudah pengelompokan data mengenai macan tutul jawa, maka setiap perjumpaan baik langsung atau tidak langsung yang mengindikasikan keberadaan macan tutul jawa beserta aktivitasnya dimasukkan ke dalam tabel isian. Tabel IV-6. Tabel isian tanda aktivitas macan tutul jawa No Tanda aktivitas Hutan pegunungan bawah sekunder Frekuensi per tipe habitat Hutan Hutan pegunungan pegunungan bawah tengah primer 1*) *) *) *) *) Keterangan: 1. Diisi dengan tanda aktivitas macan tutul jawa yang ditemukan, seperti cakaran di tanah, feses, suara, dan lainnya. Diisi dengan jumlah (frekuensi) ditemukannya jenis tanda aktivitas macan tutul jawa pada masing-masing tipe habitat Setiap temuan yang ada dimasukkan ke dalam tabel sehingga dapat diketahui frekuensi keseluruhan dari aktivitas macan tutul jawa pada suatu tipe habitat. Hal ini juga digunakan untuk mengetahui karakteristik habitat yang disukai oleh macan tutul jawa dengan indikasi bahwa tempat yang lebih disukai akan lebih banyak digunakan oleh macan tutul jawa. Parameter yang akan dianalisis menggunakan metode uji chi-kuadrat adalah tipe aktivitas macan tutul jawa dengan tipe habitat yang digunakannya. Langkah pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut: H 0 : tidak ada perbedaan aktivitas di setiap tipe habitat H 1 : adanya perbedaan aktivitas di setiap tipe habitat
10 0 Jika χ hitung kurang dari χ tabel maka terima H 0 pada taraf α = 5%, dengan derajat bebas (v) = (b-1) (k-1) dimana b dan k masing-masing menyatakan baris dan kolom. χ k Oi - Ei Oi - Ei i1 Ei Keterangan: O i = frekuensi hasil pengamatan ke-i E i = frekuensi harapan ke-i Frekuensi harapan = (total kolom x total baris) : total pengamatan i. Analisis Hubungan Jarak dari Sungai/Pemukiman terhadap Penyebaran Spasial Macan Tutul Jawa Parameter yang akan dianalisis menggunakan uji regresi pada minitab 4. adalah jumlah jejak kaki macan tutul jawa dengan jarak dari sungai/pemukiman dan jumlah jejak satwa mangsa. Persamaan regresi linier yang digunakan adalah sebagai berikut (Supranto 004): Y = k0 + k 1 a + k b k 1 l + e Keterangan: Y= jumlah jejak kaki macan a= jarak dari pemukiman/sungai b= jumlah jejak satwa mangsa Patokan pengambilan keputusan (Sarwono 006): Jika P < 0,05 maka hubungan kedua variabel signifikan Jika P > 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut (Nugroho 005): 0,00 0,0 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah 0,1 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah
11 1 0,41 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat 0,71 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat 0,91 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali 1 berarti korelasi sempurna
Gambar 2 Peta lokasi penelitian.
0 IV. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Bidang Pengelolaan Wilayah III Bengkulu dan Sumatera Selatan, SPTN V Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, Taman Nasional Kerinci
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tentang karakteristik habitat Macaca nigra dilakukan di CA Tangkoko yang terletak di Kecamatan Bitung Utara, Kotamadya Bitung, Sulawesi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Waktu dan Tempat BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang terfokus di Desa Tompobulu dan kawasan hutan sekitarnya. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari 2017 yang berada di Resort Bandealit, SPTN Wilayah II, Taman Nasional
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
21 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan secara langsung di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan Maret sampai dengan bulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Stasiun Penangkaran Semi Alami Pulau Tinjil, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017 yang berada di Resort Bandealit Taman Nasional Meru Betiri. Gambar 3.1. Peta Kerja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ekologi perilaku ayam hutan hijau (Gallus varius) dilaksanakan di hutan musim Tanjung Gelap dan savana Semenanjung Prapat Agung kawasan Taman
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.
METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014. Penelitian ini dilakukan di kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-buali (Studi Kasus: Desa Bulu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Pembatasan Masalah Penelitian Keanekaragaman Jenis Burung di Berbagai Tipe Daerah Tepi (Edges) Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Propinsi Riau selama 6 bulan adalah untuk
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
17 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan, dimulai Juni 2008 hingga Agustus 2008 di kawasan hutan Batang hari, Solok selatan, Sumatera barat. Gambar
Lebih terperinciMETODOLOGI. Lokasi dan Waktu
METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau, pada 3 tipe penggunaan lahan gambut yaitu; Hutan Alam, Kebun Rakyat dan Areal HTI Sagu, yang secara geografis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung (Gambar 2) pada bulan Juli sampai dengan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa
19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa Cugung, KPHL Gunung Rajabasa, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam Kamojang, Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan pengambilan data di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif, dengan objek penelitian tumbuhan mangrove di Pantai Bama hingga Dermaga Lama, Taman Nasional Baluran, Jawa
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan tanggal 22 April sampai 9 Mei 2007 di hutan rawa habitat tembesu Danau Sumbu dan Danau Bekuan kawasan Taman Nasional Danau
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi
12 Gymnospermae lebih efisien pada intensitas cahaya tinggi (Kramer & Kozlowski 1979). Sudomo (2007) menyatakan bahwa intensitas cahaya yang berlebihan akan menyebabkan laju transpirasi tinggi, sedangkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2004 sampai dengan September 2005 di empat lokasi Taman Nasional (TN) Gunung Halimun-Salak, meliputi tiga lokasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 s.d 20 September 2011 di Taman hutan raya R. Soerjo yang terletak di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian
15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di dua kawasan pesisir di Nanggroe Aceh Darussalam, yaitu kawasan yang dipengaruhi oleh Samudera Hindia atau Kawasan Pantai Barat (Aceh Barat,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 1 Lokasi Taman Nasional Ujung Kulon.
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli 2009 hingga Agustus 2009. Lokasi penelitian terletak di daerah Semenanjung Ujung Kulon yaitu Cigenter, Cimayang, Citerjun,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu bulan di blok Krecek, Resort Bandialit, SPTN wilayah II, Balai Besar Taman
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama dua bulan pengamatan dari bulan Juli hingga Agustus 2009 di Pondok Ambung, Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan
14 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan kiri Jalan Sanggi-Bengkunat km 30 - km 32, Pesisir Barat, Taman Nasional
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb) Jawa Tengah, difokuskan di lereng sebelah selatan Gunung Merbabu, yaitu di sekitar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dengan menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang kearah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,
16 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas, Resort Way Kanan, Satuan Pengelolaan Taman Nasional 1 Way Kanan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasim wilayah bagian Kelurahan Muara Fajar Kecamatan Minas Kabupaten Siak pada bulan
Lebih terperinciB III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.
B III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada mangrove yang ada
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan
23 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan Hutan Lindung Batutegi Blok Kali Jernih (Gambar 3), bekerjasama dan di bawah
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Nasional Kerinci Seblat, tepatnya di Resort Batang Suliti, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah IV, Provinsi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Gambar 3 Lokasi penelitian ( ) Alat dan Bahan
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2010 di Hutan Tanaman Pelawan Desa Trubus, Hutan Kawasan Lindung Kalung Desa Namang, dan Hutan Dusun Air
Lebih terperinciManfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian
2 Manfaat Penelitian ini diharapkan menjadi sumber data dan informasi untuk menentukan langkah-langkah perencanaan dan pengelolaan kawasan dalam hal pemanfaatan bagi masyarakat sekitar. METODE Lokasi dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan di kawasan Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan untuk kegiatan pengamatan dan pengambilan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi
BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai bulan Juni tahun 2009, pada areal hutan produksi perusahaan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan
Lebih terperinciProses Pemulihan Vegetasi METODE. Waktu dan Tempat Penelitian
4 praktek perambahan masyarakat lokal melalui aktivitas pertanian atau perladangan berpindah dan mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Hal ini sesuai dengan karakteristik usaha kehutanan yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dimulai bulan Juni hingga Agustus 2011. Lokasi penelitian bertempat di Kawasan Hutan Batang Toru Bagian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang mendiskripsikan tentang keanekaragaman dan pola distribusi jenis tumbuhan paku terestrial.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang mendiskripsikan tentang keanekaragaman dan pola distribusi jenis tumbuhan paku terestrial.
Lebih terperinciProfil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Aseupan Banten BAB II METODE
BAB II METODE A. Waktu Pelaksanaan Kajian profil keanekaragaman hayati dan dan kerusakan tutupan lahan di kawasan Gunung Aseupan dilaksanakan selama 60 hari kerja, yaitu tanggal 2 Juni s/d 31 Juli 2014.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014. Lokasi penelitian adalah di kawasan hutan mangrove pada lahan seluas 97 ha, di Pantai Sari Ringgung
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
12 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Cagar Alam Sukawayana, Desa Cikakak, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Waktu penelitian
Lebih terperinci4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian
4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan Desa Aur Kuning, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Provinsi Riau. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2012.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan hujan tropika yang berlokasi di areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
12 BAB III METODOLOGI PENELIT TIAN 31 Waktu dan Tempat Penelitian inii dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2010 yang berlokasi di TAHURA Inten Dewata dimana terdapat dua lokasi yaitu Gunung Kunci dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
8 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Lokasi pelaksanaan penelitian adalah di Taman Nasional Lore Lindu, Resort Mataue dan Resort Lindu, Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura
12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura Wan Abdul Rachman yang memiliki luasan 1.143 ha. Secara geografis terletak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
24 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di areal kebun kelapa sawit PT. Inti Indosawit Subur, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Secara umum, areal yang diteliti adalah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. dalam kawasan wisata alam Trinsing yang secara administratif termasuk ke dalam
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di areal hutan kerangas yang berada dalam kawasan Hak Pengusahaan Hutan PT. Wana Inti Kahuripan Intiga, PT. Austral Byna, dan dalam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian tentang Perkembangan Tegakan Pada Hutan Alam Produksi Dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) dilaksanakan di areal
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN. Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan April 2014 di lahan basah Way Pegadungan Desa Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. 3.2 Bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua tempat yaitu pengambilan data di lapangan dilakukan di sempadan muara Kali Lamong dan Pulau Galang, serta pengolahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan ini mengunakan metode petak. Metode petak merupakan metode yang paling umum
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang mendiskripsikan tentang pola sebaran, kerapatan edelweis (Anaphalis javanica) serta faktor-faktor
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Repong Damar Pekon
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Repong Damar Pekon Pahmungan Kecamatan Pesisir Tengah Krui Kabupaten Pesisir Barat (Gambar 2).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode belt transek. Metode ini sangat cocok digunakan untuk mempelajari suatu kelompok
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat yaitu di kawasan Cikaniki dan Koridor TNGHS. Waktu pelaksanaan rangkaian kegiatan
Lebih terperinciKondisi koridor TNGHS sekarang diduga sudah kurang mendukung untuk kehidupan owa jawa. Indikasi sudah tidak mendukungnya koridor TNGHS untuk
122 VI. PEMBAHASAN UMUM Perluasan TNGH (40.000 ha) menjadi TNGHS (113.357 ha) terjadi atas dasar perkembangan kondisi kawasan disekitar TNGH, terutama kawasan hutan lindung Gunung Salak dan Gunung Endut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di tiga tipe hutan kerangas di Kabupaten Belitung Timur yaitu hutan kerangas primer (Rimba), hutan kerangas sekunder (Bebak)
Lebih terperinciAnalisis Vegetasi Hutan Alam
Analisis Vegetasi Hutan Alam Siti Latifah Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Analisis vegetasi hutan merupakan studi untuk mengetahui komposisi dan struktur hutan.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tiga padang golf yaitu Cibodas Golf Park dengan koordinat 6 0 44 18.34 LS dan 107 0 00 13.49 BT pada ketinggian 1339 m di
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian
19 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada remnant forest (hutan sisa) Kawasan Konservasi Hutan Duri PT. Caltex Pacifik Indonesia dengan luas 255 hektar di dalam kawasan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di dalam areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) PT. Sari Bumi Kusuma, Unit S. Seruyan, Kalimantan Tengah. Areal hutan yang dipilih untuk penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi
18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di kawasan pesisir Pulau Dudepo, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta
Lebih terperinciII. METODOLOGI. A. Metode survei
II. METODOLOGI A. Metode survei Pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan di KPHP Maria Donggomassa wilayah Donggomasa menggunakan sistem plot, dengan tahapan pelaksaan sebagai berikut : 1. Stratifikasi
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Hutan Bambu tepatnya di Kawasan Ekowisata Boon Pring Desa Sanankerto Kecamatan Turen Kabupaten Malang, Provinsi Jawa
Lebih terperinciPANDUAN PENGELOLAAN RIPARIAN
PANDUAN PENGELOLAAN RIPARIAN TFT 2018 Document Prepared by: The Forest Trust Jl. Dr.Wahidin No 42 Semarang, Jawa Tengah Indonesia Ph +62 24 8509798 1 PENGANTAR DEFINISI Sungai adalah alur atau wadah air
Lebih terperinci4 METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
17 4 METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan di Dramaga, Kecamatan Bogor Barat, Jawa Barat (Gambar 4.1). Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, yakni dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 40 hari pada tanggal 16 Juni hingga 23 Juli 2013. Penelitian ini dilakukan di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan
Lebih terperinciBALAI TAMAN NASIONAL BALURAN 2004
Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan Hasil Monitoring Pergerakan Dan Penyebaran Banteng Di Resort Bitakol Taman Nasional Baluran Nama Oleh : : Tim Pengendali Ekosistem Hutan BALAI TAMAN NASIONAL
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Hutan Mangrove KPHL Gunung
21 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Hutan Mangrove KPHL Gunung Balak Resort Muara Sekampung Kabupaten Lampung Timur. 3.2 Bahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September 2014 di Kawasan Budidaya
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September 2014 di Kawasan Budidaya Desa Fajar Baru Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Gambar
Lebih terperinciIII. Bahan dan Metode
III. Bahan dan Metode A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksaanakan pada bulan Mei - Juni 2013. Pengambilan data vegetasi mangrove dilakukan pada saat keadaan air laut surut, jam 10.00-12.30
Lebih terperinciKOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM
KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM Muhdi Staf Pengajar Program Studi Teknologi Hasil Hutan Departemen Kehutanan USU Medan Abstract A research was done at natural tropical
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Waktu Dan Tempat penelitian
METODE PENELITIAN Waktu Dan Tempat penelitian Tempat penelitian adalah kebun campur Sumber Tirta Senjoyo Desa Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Penelitian dilakukan pada Oktober
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2014 di Desa Kibang Pacing. Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang.
14 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2014 di Desa Kibang Pacing Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang. Lokasi penelitian disajikan
Lebih terperinciPenelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani. penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994.
IV. METODOLOGI PENELITIAN A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani Lestari, Kalimantan Timur. Waktu penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994. B.
Lebih terperinciPENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. TODO CONSULT 1. Hendra Masrun, M.P. 2. Djarot Effendi, S.Hut.
PENYUSUNAN PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN GUNUNG KARANG Dalam Rangka Konservasi dan Rehabilitasi Kerusakan Sumberdaya Alam Propinsi Banten PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. TODO CONSULT
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di habitat lamun Pulau Sapudi, Kabupaten
16 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di habitat lamun Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep, Madura (Gambar 6). Kabupaten Sumenep berada di ujung timur Pulau Madura,
Lebih terperinciGambar 3. Peta lokasi penelitian
15 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2009 di kawasan pesisir Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten, lokasi penelitian mempunyai
Lebih terperinciPENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. DUTA POLINDO CIPTA 1. M. Sugihono Hanggito, S.Hut. 2. Miftah Ayatussurur, S.Hut.
PENYUSUNAN PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI GUNUNG ASEUPAN Dalam Rangka Konservasi Dan Rehabilitasi Kerusakan Sumberdaya Alam Propinsi Banten PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. DUTA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan secara sistematik, faktual,
Lebih terperinciProfil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Karang Banten BAB II METODE
BAB II METODE A. Waktu dan Tempat Pengambilan data untuk penyusunan profil keanekaragaman hayati dan perubahan tutupan lahan di kawasan Gunung Karang dilaksanakan pada tanggal 24 Juni s/d 22 Agustus 2014
Lebih terperinciPENYUSUNAN PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN GUNUNG PULOSARI PEGUNUNGAN AKARSARI
PENYUSUNAN PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN GUNUNG PULOSARI PEGUNUNGAN AKARSARI Dalam Rangka Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Alam Kabupaten Pandegalang dan Serang Propinsi
Lebih terperinci4 METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan
15 4 METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan (Mei Juni 2012) di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Pancar, Bogor, Jawa Barat. Lokasi studi secara administratif terletak di wilayah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari 2013 di dua lokasi bagian Pantai selatan Kabupaten Sampang Madura yaitu Pantai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Youth Camp Tahura WAR pada bulan Maret sampai
19 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitiana Penelitian dilaksanakan di Youth Camp Tahura WAR pada bulan Maret sampai April 2012, pengamatan dan pengambilan data dilakukan pada malam hari
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem agroforestry Register 39 Datar Setuju KPHL Batutegi Kabupaten Tanggamus. 3.2 Objek
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, baik flora maupun fauna yang penyebarannya sangat luas. Hutan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
15 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di muara Sungai Citepus, Kecamatan Palabuhanratu dan muara Sungai Sukawayana, Kecamatan Cikakak, Teluk Palabuhanratu, Kabupaten
Lebih terperinciKERAGAMAN JENIS ANAKAN TINGKAT SEMAI DAN PANCANG DI HUTAN ALAM
KARYA TULIS KERAGAMAN JENIS ANAKAN TINGKAT SEMAI DAN PANCANG DI HUTAN ALAM OLEH : DIANA SOFIA H, SP, MP NIP 132231813 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2007 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah,
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan hujan tropika yang berlokasi di PT. Austral Byna, Muara Teweh, Kalimantan Tengah. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciINVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO
1 INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO (Johannes teijsmania altifrons) DI DUSUN METAH, RESORT LAHAI, TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH PROVINSI RIAU- JAMBI Yusi Indriani, Cory Wulan, Panji
Lebih terperinciIII. METODE PENELTTIAN Tempat dan Waktu. Penelitian dilaksanakan di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu,
III. METODE PENELTTIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, kawasan ini terletak di dua Kabupaten yaitu Bengkalis dan Siak serta satu Kotamadya yaitu
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai
METODE PENELITIAN Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2010.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di blok pemanfaatan kawasan hutan pendidikan
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di blok pemanfaatan kawasan hutan pendidikan USU Tahura Desa Tongkoh Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo Provinsi
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PEELITIA 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Peleng Kabupaten Banggai Kepulauan Propinsi Sulawesi Tengah. Pengambilan data dilakukan pada empat tipe habitat
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELlTlAN
METODOLOGI PENELlTlAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma, Unit Seruyan Kalimantan Tengah. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan dua tahap kegiatan,
Lebih terperinci