BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Harjanti Hadiman
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan secara sistematik, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata, 1983). Menurut Hamdi & Bahruddin (2014), rancangan penelitian kuantitatif meliputi pemilihan subjek, teknik pengumpulan data (kuisioner, observasi, atau test), prosedur untuk mendapatkan data, dan prosedur untuk melakukan pengelolaan. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Hujan Tropis Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Blok Puyer, Desa Ranupani, Malang, Jawa Timur pada tanggal 20 bulan November tahun 2016 sampai dengan tanggal 20 bulan Januari tahun 2017 dan di LIPI Purwodadi tahun Ketinggian lokasi tersebut yaitu 2100m dpl. Ranu Pani Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Profil TNBTS) 28

29 Titik Kordinat lokasi penelitian yaitu: 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Gambar 5. Titik Kordinat (Sumber: Dok.

2 29 Titik Kordinat lokasi penelitian yaitu: 3.3 Populasi dan Sampel Populasi Gambar 5. Titik Kordinat (Sumber: Dok. Pribadi, 2016) Menurut Gunawan (2013) Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, baik hasil menghitung maupun pengukuran (kuantitatif atau kualitatif) dari karakteristik tertentu yang akan dikenai generalisasi. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan tumbuhan bawah di Hutan Hujan Tropis Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Malang, Jawa Timur Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tumbuhan bawah yang ada dalam petak yang telah dibuat yaitu petak percontohan. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Kertas koran untuk pengepresan sampel 2. Alkohol 70%

3 30 3. Plastik berukuran 50cm X 30cm 4. Cat dan kuas untuk menandai batu dan tumbuhan dalam petak 5. Alat semprotan 6. Tali 7. Gunting 8. Meteran 9. Taksimeter 10. Kompas 11. Wesker 12. Termohigromete 13. Soiltaster dan termometer untuk mengukur Ph, kelembapan maupun suhu tanah 14. Kamera 15. Kuas 16. Bambu 17. Paku 18. Palu 19. Alat tulis 20. Termoanemometer 3.4 Jenis Variabel Varibel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2013). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah suhu, ph, dan Kelembapan.

4 Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi sebab akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Dinamika tumbuhan bawah. 3.5 Metode Pengambilan Data Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode plot fix. Setiap kawasan penelitian untuk analisis tumbuhan bawah keseluruhan digunakan petak permanen. Masing-masing di dalam petak permanen terdapat plot bertingkat. Menurut Suleman (1998) Pada komunitas rumput, luasan petak cuplikan yang digunakan adalah 1x1 m. Penelitian Merdiyanti et al. (2013) Tumbuhan herba menggunakan ukuran petak sebesar 1 m x 1 m. Sedangkan menurut Amon (2013) Bentuk dan ukuran plot untuk pengamatan fase semai adalah 2m x 2m. Dalam penelitian ini untuk mengukur komunitas tumbuhan bawah luas petak cuplikan yang digunakan ada beberapa tingkatan. Untuk Tingkat 1 dengan ukuran 1m X 1m, dan tingkat 2 dengan ukuran 2mx2m serta tempat yang digunakan adalah tempat yang memiliki kemiringan kurang lebih 30%. Seperti pernyataan dari Suleman (1998) Setiap petak akan ditempatkan di tempat yang datar atau tempat yang memiliki kemiringan lahan (topografi) kurang dari 30%. Untuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sendiri memiliki hutan dengan luas ,2 hektar. Sedangkah untuk luas dari daerah Ranu Pani kurang lebih 1 hektar.

5 Data Primer Data yang dapat diperoleh secara langsung dari sumber dengan cara melakukan suatu pengamatan serta pencatatan hasil observasi, wawancara, ataupun secara langsung Data Sekunder Data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber. Bagian yang diamati dalam hal ini yaitu bagian letak dan luas kawasan, iklim, vegetasi, kondisi fisik dan biotik yang ada pada Hutan Hujan Tropis Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 3.6 Prosedur Penelitian 1. Menetukan lokasi-lokasi yang akan dibuat petak. 2. Kegiatan ini dimulai dengan survey untu melihat keadaan lokasi penelitian dimana ini sebagai sumber untuk menetapkan suatu lokasi. 3. Menentukan titik kordinat dari arah utara ke selatan dengan menggunakan GPS. 4. Membuat sebanyak 3 plot dengan ukuran 2x2 meter untuk mengukur tumbuhan bawah, sub plot A dengan ukuran 30x100 m, sub plot B dengan ukuran 50x4 m, sub plot C dengan ukuran 2x2 m, dan sub plot D dengan ukuran 1x1 m. Petak ukur yang akan dibuat untuk menghitung kerapatan, frekuensi, dan kerimbunan vegetasi adalah sebagai berikut :

33 Hutan Hujan Tropis TNBTS (RENCANA PLOT FIX) 100 m 40 m A B 5 m C C D C C D 30m 2 m Gambar 6. Plot Fix untuk Pengamatan Vegetasi Sumber : ( Rahimahyuni, dkk., dalam Rahardjanto, 2015) 5.

6 33 Hutan Hujan Tropis TNBTS (RENCANA PLOT FIX) 100 m 40 m A B 5 m C C D C C D 30m 2 m Gambar 6. Plot Fix untuk Pengamatan Vegetasi Sumber : ( Rahimahyuni, dkk., dalam Rahardjanto, 2015) 5. Dalam sub Plot C khusunya tumbuhan bawah, akan dibuat plot bertingkat didalamnya dengan berbagai tingkatan. Untuk Tingkat 1 dengan ukuran 1m X 1m, dan tingkat 2 dengan ukuran 2mx2m. 6. Mengisi data lapangan pada tabel kerja a. Mengelompokkan dan menghitung jumlah jenis tumbuhan bawah yang ada pada masing-masing petak. b. Mengola dan menganalisa data lapang. c. Menghitung struktur dan komposisi jenis tumbuhan bawah, tingkat keanekaragaman tumbuhan bawah, dan dinamika populasi tumbuhan bawah di Hutan Hujan Tropis Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 7. Mengambil beberapa sampel tumbuhan untuk disterilkan lalu di herbarium dan selanjutnya di identifikasi.

7 Teknik Analisis Data Data vegetasi yang telah terkumpul lalu dianalisis dengan menggunakan teknik sampling kuadrat (Quadrat Sampling Technique). Teknik sampling kuadrat ini merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan, dalam hal ini yaitu untuk tumbuhan bawah Struktur dan Komposisi Jenis Kerapatan merupakan jumalah individu yang ada pada satu petak. Cara menghitungnya yaitu dengan mencatat jumlah kehadiran individunya dalam setiap petak yang telah dibuat. Dalam satu rumpun dianggap sebagai satu individu. Kerimbunan merupakan luas tempat yang ditutupi oleh suatu tumbuhan dengan luas total dari ketiga plot yang telah dibuat. Cara menghitungnya dengan mengukur luas penutupan kanopi. Frekuensi dapat ditentukan dengan melihat kerapatan suatu jenis tumbuhan yang dijumpai dalam beberapa plot dibandingkan dengan jumlah plotnya. Jika nilai frekuensi tinggi maka penyebarannya luas jika rendah maka terbatas. Indeks Nilai Penting adalah hasil penjumlahan dari kerapatan relatif, kerimbunan relatif, dan frekuensi relatif. Besarnya INP suatu jenis menunjukkan kedudukannya (dominansi) terhadap jenis lain dalam suatu komunitas (Suleman, 1998).

8 Rumus Perhitungan Untuk mengetahui kerapatan mutlak, kerapatan relatif, kerimbunan mutlak, kerimbunan relatif, frekuensi mutlak, frekuensi relatif, dan indeks nilai penting menggunakan rumus Mueller-Dombois dan Ellenberg (1974) sebagai berikut: Kerapatan = Kerapatan Relatif = Kerimbunan = Kerimbunan Relatif = Frekuensi = Frekuensi Relatif = Jumlah Individu Luas Petak Ukur (1) Kerapatan suatu jenis x100% (2) Kerapatan seluruh jenis Luas penutupan suatu jenis (3) Luas Total Petak Kerimbunan suatu jenis x100% (4) Kerimbunan seluruh jenis Jumlah petak penemuan suatu jenis. (5) Jumlah seluruh Petak Frekuensi suatu jenis x100%.. (6) Frkuensi seluruh jenis Sumber : (Ellenberg & Mueller-Dombois, 1974) Untuk mengetahui tingkat keanekaragaman jenis diantara plot dihitung berdasakan indeks Shannon (H ) menurut Shannon dan Weaver (1949), sebagai berikut: Indeks Nilai Penting (INP) = Kerapatan Relatif+Frekuensi Relatif +Kerimbunan Relatif...(7) H, = pi log pi Dimana : H = Indeks keanekaragaman Shannon

9 36 Pi = Perbandingan antara nilai penting satu jenis dengan Jumlah nilai penting seluruh jenis (ni/n)

dokumen-dokumen yang mirip

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang mendiskripsikan tentang keanekaragaman dan pola distribusi jenis tumbuhan paku terestrial.