BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Syariah, 2015, h. i. 1 Achmad Buchori, Seri Edukasi Perbankan Syariah, Jakarta : Departemen Perbankan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT NARIBI PERKASA (PERIODE )

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaannya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB IV ANALISIS DATA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH (PERIODE )

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB IV ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG JOMBANG BERDASARKAN METODE CAMEL

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

Menurut Marrie Muhamad Mantan Menteri Keuangan mengatakan bahwa ada dua pihak yang kontra-privatisasi, dan pihak yang pro-privatisasi. Pihak yang kont

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE ( ) MUHAMAD IHSAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

LAPORAN AKHIR DANA PNBP FAKULTAS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Lili Nur Indah Sari

ANALISIS CAMEL UNTUK MENGUKUR TINGKAT KELAYAKAN. PADA BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3

ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

Analisis Rasio Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Pada Bank Muamalat Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk PERIODE

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC

BAB III METODE PENELITIAN. ( dan PT. Bank Panin, Tbk. serta hubungan antar fenomena yang diteliti

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH BERDASARKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk. DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB III METODE PENELITIAN. yang didapatkan secara tidak langsung dari nara sumbernya, dengan runtun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Selain itu fungsi bank sebagai lembaga termediasi keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

Inovatif. Analisis dan Pembahasan Manajemen. Bab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Bank BRISyariah 4.1.1. Profil Perusahaan Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya O.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam. Pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (proses spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah. Nama : PT. Bank BRISyariah Alamat Pusat : jl. Abdul Muis 2-4 Jakarta Pusat. Call BRISyariah : 500-789 Dewan Komisaris a) Komisaris utama/ Independen : Indra Kesuma b) Komisaris Independen : Hermanto Siregar c) Komisaris Independen : Mughini Komaruddin Hidayat d) Komisaris : Anggito Abimanyu e) Komisaris : Eko B. Suharno* 44

45 Direksi : a) Direktur Utama : Moch. Hadi Santoso b) Direktur : Indra Praseno c) Direktur : Wildan d) Direktur : Agus Katon ES e) Direktur : Erdianto Sigit C* Dewan Pengawas Syariah a) Ketua : Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc. b) Anggota : M. Gunawa Yasni, SE,A.kt. MM, CFA, FIIS 4.1.2. Visi dan Misi Visi Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan - finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Misi a. Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan finansial nasabah. b. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai dengan prinsip prinsip syariah. c. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun dan dimanapun. d. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan menghadirkan ketenteraman pikiran. 1 1 http://www.brisyariah.co.id/, diakses 21 Maret 2016 * Efektif setelah mendapat persetujuan uji kemampuan dan kepatutan dari OJK

46 4.2. Analisis Data Bank Indonesia selaku bank sentral dan regulator bagi perbankan di Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 Tanggal 12 April 2004 mengenai penilaian tingkat kesehatan bank umum dengan menggunakan metode CAMEL (capital, asset quality, management, earning, liquidity). Hasil analisis akan menunjukkan kondisi kesehatan bank yang digolongkan ke dalam peringkat komposit yang merupakan peringkat akhir hasil penilaian tingkat kesehatan bank. Penilaian tingkat kesehatan bank keseluruhan faktor dilakukan dengan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif yaitu analisis yang dilaksanakan dengan cara mengkuantitatifkan aspek-aspek yang termasuk dalam CAMEL, sehingga diperoleh suatu nilai-nilai rasio tertentu. Adapun hasil penilaian tingkat kesehatan PT. Bank BRISyariah Periode Tahun 2011-2014 dengan metode CAMEL sebagai berikut: Tabel 1 Perhitungan Capital Adequacy Ratio CAR 2011 2012 2013 2014 Modal Inti 959.415 1.011.447 1.636.130 1.659.698 Modal Pelengkap 73.518 101.280 129.003 107.389 Penyertaan - - - - Total Modal 1.032.933 1.112.727 1.765.133 1.767.087 ATMR 7.009.182 9.803.081 12.180.402 13.704.726 Rasio 14,74 11,35 14,49 12,89 Standart BI 12% 9% CAR < 12% 12% 12% Peringkat 1 2 1 1 Rasio Rata-rata 13,37 (peringkat 1) Berdasarkan tabel di atas, tingkat kecukupan modal CAR yang dihasilkan oleh Bank BRISyariah selama tahun 2011-2014 mengalami naik turun, jika di dasarkan pada standar BI ( 12%) rasio CAR tahun 20011 pada peringkat 1, tahun 2012 turun ke peringkat 2, dan di tahun 2013-2014 kembali

47 naik pada peringkat 1. Selain itu perolehan CAR Bank BRISyariah melampaui ketentuan kewajiban pemenuhan modal minimum KPMM yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rasio karena Bank BRISyariah menyediakan kecukupan modal untuk dapat mengantisipasi kerugian atas 56 risiko yang ditimbulkan terutama risiko kredit bermasalah NPL, di samping antisipasi terhadap risiko pasar akibat kerugian valas. Nilai Kredit CAR 2011 = 14,74 0,1 + 1 = 148,4 Nilai Kredit CAR 2012 = 11,35 0,1 + 1 = 114,5 Nilai Kredit CAR 2013 = 14,49 0,1 + 1 = 145,9 Nilai Kredit CAR 2014 = 12,89 0,1 + 1 = 129,9 Tabel 2 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif KAP 2011 2012 2013 2014 Aktiva Produktif Yang Diklarifikasikan (APYD) 220.254,25 261.881,25 416.966 622.317,75 Aktiva Produktif 10.232.086 13.110.787 16.694.184 19.441.174 Rasio 2,15 2,00 2,50 3,20 Standart BI 2 < KAP 3% 2 < KAP 3% 2 < KAP 3% 3% < KAP 6% Peringkat 2 2 2 3 Rasio Rata-rata 2,46 (peringkat 2) Berdasarkan tabel di atas, selama tahun 2011-2013 Bank BRISyariah memiliki kualitas aset yang baik. Hal ini ditunjukkan oleh kinerja Bank

48 BRISyariah yang baik dalam mengendalikan jumlah APYD dan rasio KAP yang dihasilkan masih memenuhi peringkat 2, yaitu antara (2 < KAP 3%), pada tahun 2013 turun di peringkat 3 yaitu antara (3% < KAP 6%). Jumlah aktiva produktif yang diklasifikasikan pada tahun 2011-2012 mengalami penurunan, sehingga rasio KAP yang dihasilkan mengalami penurunan, namun jumlah aktiva produktif yang diklasifikasikan pada tahun 2012-2014 mengalami kenaikan pada semua golongan (DPK, KL, diragukan, dan macet), sehingga rasio KAP yang dihasilkan mengalami kenaikan. Namun kenaikan tersebut tidak sampai melampaui batas yang telah ditentukanm sehingga masih dalam kondisi SEHAT. Nilai Kredit KAP 2011 = Nilai Kredit KAP 2011 = Nilai Kredit KAP 2011 = Nilai Kredit KAP 2011 = 22,5 2,15 0,15 22,5 2,00 0,15 22,5 2,50 0,15 22,5 3,20 0,15 = 135,67 = 136,67 = 133,33 = 128,67 Tabel 3 Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP 2011 2012 2013 2014 PPAP di Neraca 140.477 239.261 251.175 276.650 PPAP Wajib Dibentuk 120.250,39 130.830,95 185.457,37 316.528,49 Rasio 116,82 182,88 135,44 87,40 Standart BI PPAP 110% PPAP 110% PPAP 110% PPAP < 95% Peringkat 1 1 1 5 Rasio Rata-rata 130,63 (peringkat 1) Berdasarkan tabel di atas, selama tahun 2011-2013 Bank BRISyariah memiliki kualitas aset yang baik. Hal ini ditunjukkan oleh kinerja Bank

49 BRISyariah yang baik dalam mengendalikan jumlah PPAP, dan rasio PPAP yang dihasilkan masih memenuhi standar aman Bank Indonesia, yaitu masih diatas (PPAP 110%). Namun rasio PPAP tahun 2014 mengalami penurunan ke peringkat 5 (PPAP < 95%) sehingga kualitas aset tidak baik. Nilai Kredit PPAP 2011 = 116,82 X 1 = 116,82 Nilai Kredit PPAP 2012 = 182,88 X 1 = 182,88 Nilai Kredit PPAP 2013 = 135,44 X 1 = 135,44 Nilai Kredit PPAP 2012 = 87,40 X 1 = 87,40 Tabel 4 Perhitungan Net Profit Margin NPM 2011 2012 2013 2014 Laba Bersih 11.654 101.888 129.564 6.577 Laba Operasional 5.071 131.035 179.740 9.887 Rasio 229,82 77,76 72,08 66,52 66% NPM < 81% 66% NPM < 81% 66% NPM < 81% NPM Standart BI 100% Peringkat 1 3 3 3 Rasio Rata-rata 111,54 (peringkat 1) Berdasarkan tabel di atas, Bank BRISyariah mampu menghasilkan laba bersih yang baik karena meningkat pada tahun 2011-2013. Bank BRISyariah mendapatkan laba operasional yang naik cukup signifikan sehingga mampu menghasilkan laba bersih secara maksimal. Namu jika dilihat secara rasio pada tahun 2012-2013 rasio mengalami penurunan jika dibanding dengan tahun 2011. Namun di tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup signifikan, laba bersih dan laba operasional menurun jauh dibanding dengan tahun sebelumnya, sehingga mengakibatkan penurunan rasio NPM. Nilai Kredit NPM 2011 = 229,82 X 1 = 229,82 Nilai Kredit NPM 2012 = 77,76 X 1 = 77,76

50 Nilai Kredit NPM 2013 = 72,08 X 1 = 72,08 Nilai Kredit NPM 2012 = 66,52 X 1 = 66,52 Tabel 5 Perhitungan Return On Asset ROA 2011 2012 2013 2014 Laba Sebelum Pajak 16.701 138.052 183.942 15.385 Total Asset 11.200.823 14.088.914 17.400.914 20.343.249 Rasio 0,15 0,98 1,06 0,08 0,5% < ROA 1,25% 0,5% < ROA 1,25% 0 < ROA Standart BI 0,5% Peringkat 4 3 3 4 Rasio Rata-rata 0,57 (peringkat 3) 0 < ROA 0,5% Berdasarkan tabel di atas, Bank BRISyariah menghasilkan rasio ROA yang berubah-ubah dan cenderung tidak sehat ini karena laba yang diperoleh BRISyariah sangat kecil jika dibandingkan dengan total asset yang dimiliki, ini dapat dilihat pada rasio 2011 berada pada peringkat 4, pada tahun 2012 dan tahun 2013 sedikit mengalami kenaikan kembali sehingga berada diantara peringkat 3, namunpada tahun 2014 rasio mengalami penurunan sehingga kembali berada pada peringkat 4. Nilai Kredit ROA 2011 = 0,15 0,015 = 10 Nilai Kredit ROA 2012 = 0,98 0,015 = 65,33 Nilai Kredit ROA 2013 = 1,06 0,015 = 70,67 Nilai Kredit ROA 2014 = 0,08 0,015 = 5,33

51 Tabel 6 Perhitungan BOPO BOPO 2011 2012 2013 2014 Beban Operasional 674.794 848.842 931.290 1.135.345 Pendapatan Operasional 679.865 979.877 1.111.030 1.145.232 Rasio 99,25 86,63 83,82 99,14 Standart BI BOPO > 97% BOPO 94% BOPO 94% BOPO > 97% Peringkat 5 1 1 5 Rasio Rata-rata 92,21 (peringkat 1) Berdasarkan tabel di atas, Kondisi Rasio BOPO Bank BRISyariah pada tahun 2011 Beban Operasional selisih sedikit dibanding dengan Pendapatan Operasional, sehingga rasio BOPO (BOPO > 97%) atau dalam peringkat 5. Kenaikan pada beban operasional terutama disebabkan oleh peningkatan beban bunga, beban komisi, kerugian atas jumlah kredit yang diberikan (NPL), kerugian atas penurunan nilai aset, peningkatan biaya administrasi, biaya promosi, dan biaya personalia. Di tahun 2012-2013, Bank BRISyariah mengalami kenaikan beban operasional cukup signifikan tetapi Bank BRISyariah mampu memperoleh pendapatan operasional (terutama pendapatan bunga) yang melonjak cukup tinggi sehingga rasio BOPO (BOPO 94%) atau pada peringkat 1. sedangkan di tahun 2014 Beban Operasional selisih sedikit dibanding dengan Pendapatan Operasional, sehingga rasio BOPO menurun pada (BOPO > 97%) atau peringkat 5. Secara umum, selama tahun 2011-2014, Bank BRISyariah memiliki tingkat efisiensi yang kurang baik karena tidak mampu mempertahankan rasio BOPO sesuai dengan standar Bank Indonesia, yaitu < 93,52% karena di tahun 2011 dan 2014 pada kondisi > 95,92%. Nilai Kredit BOPO 2011 = 100 99,25 0,08 = 9,375

52 Nilai Kredit BOPO 2012 = Nilai Kredit BOPO 2011 = Nilai Kredit BOPO 2011 = 100 86,63 0,08 100 83,82 0,08 100 99,14 0,08 = 167,125 = 202,25 = 10,75 Tabel 7 Perhitungan Current Ratio CR 2011 2012 2013 2014 Asset Lancar 583.996 745.887 980.604 1.313.355 Hutang Lancar 1.959.769 2.451.665 3.221.076 4.006.458 Rasio 29,80 30,42 30,44 32,78 Standart BI 4,05% 4,05% 4,05% 4,05% Peringkat 1 1 1 1 Rasio Rata-rata 30,86 (peringkat 1) Berdasarkan tabel di atas, selama tahun 2011-2014 Bank BRISyariah memiliki kinerja likuiditas (CR) yang baik selalu berada diatas 4,05% dan berada pada peringkat 1 atau SEHAT. Meskipun selama tahun 2011-2014 mengalami peningkatan Hutang Lancar, namun dapat diimbangi dengan kenaikan Asset Lancar yang cukup tinggi sehingga rasio CR tetap naik pada setiap tahunnya. Nilai Kredit CR 2011 = 29,80 0,05 = 596 Nilai Kredit CR 2012 = 30,42 0,05 = 608,4 Nilai Kredit CR 2013 = 30,44 0,05 = 608,8 Nilai Kredit CR 2014 = 32,78 0,05 = 655,6

53 Tabel 8 Perhitungan Loan to Deposit Ratio LDR 2011 2012 2013 2014 Kredit Yang Diberikan 10.448.821 13.375.716 17.049.916 19.959.603 Dana Yang Diterima 10.865.827 13.060.336 16.085.842 18.707.086 Rasio 96,16 102,41 105,99 106,70 100% < LDR 120% 100% < LDR 120% 100% < LDR 120% 85% < LDR Standart BI 100% Peringkat 3 4 4 4 Rasio Rata-rata 102,82 (peringkat 4) Berdasarkan tabel di atas, selama tahun 2011-2014 Bank BRISyariah memiliki kinerja likuiditas (LDR) yang semakin menurun, pada tahun 2011 berada di Peringkat 3 dengan rasio antara (85% < LDR 100%). Namun selama tahun 2012-2014 mengalami penurunan rasio yang cukup signifikan sehingga berada di peringkat 4 berada pada rasio antar (100% < LDR 120%). LDR Bank BRISyariah tergolong dalam tidak aman, karena sudah berada diatas standar maksimal pemberian kredit. Jumlah kredit yang diberikan (KYD) oleh Bank BRISyariah kepada masyarakat tidak sebanding dengan dengan jumlah dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun dari masyarakat, KYD > DPK. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan ketika terjadi penarikan DPK dalam jumlah yang besar, sehingga likuiditas perbankan akan terganggu. Nilai Kredit LDR 2011 = (115 96,16) X 4 = 75,36 Nilai Kredit LDR 2012 = (115 102,41) X 4 = 50,36 Nilai Kredit LDR 2011 = (115 105,99) X 4 = 36,04 Nilai Kredit LDR 2011 = (115 106,70) X 4 = 33,2

54 4.2.1. Nilai Kredit Faktor Tabel 9 Nilai Kredit Faktor Tahun 2011 FAKTOR KOMPONEN RASIO MAX 100 BOBOT TERTIMBANG 1 2 3 4 5 6 7 = 5X6 CAPITAL CAR 14,74 148,40 100 30% 30 ASSET KAP 2,15 135,67 100 25% 25 PPAP 116,82 116,82 100 5% 5 MANAJEMEN NPM 229,82 229,82 100 20% 20 EARNING ROA 0,15 10 10 5% 0,50 BOPO 99,25 9,37 9,37 5% 0,47 LIKUIDITAS CR 29,80 596 100 5% 5 LDR 96,16 75,36 75,63 5% 3,78 TOTAL TINGKAT KESEHATAN 100% 89,75 Sumber : Data Penelitian Diolah berdasarkan Modul Praktikum Analisa Laporan Keuangan 2 Tabel 10 Nilai Kredit Faktor Tahun 2012 FAKTOR KOMPONEN RASIO MAX 100 BOBOT TERTIMBANG 1 2 3 4 5 6 7 = 5X6 CAPITAL CAR 11,35 114,5 100 30% 30 ASSET KAP 2 136,67 100 25% 25 PPAP 182,88 182,88 100 5% 5 MANAJEMEN NPM 77,76 77,76 77,76 20% 15,55 EARNING ROA 0,98 65,33 65,33 5% 3,26 BOPO 86,63 167,12 100 5% 5 LIKUIDITAS CR 30,42 608,40 100 5% 5 LDR 102,41 50,36 50,36 5% 2,51 TOTAL TINGKAT KESEHATAN 100% 91,33 Sumber : Data Penelitian Diolah 2 Ratno Agriyanto, Modul Praktikum Analisa Laporan Keuangan, Laboratorium Akuntansi Ekonomi Islam UIN Walisongo Semarang 2015.

55 Tabel 11 Nilai Kredit Faktor Tahun 2013 FAKTOR KOMPONEN RASIO MAX 100 BOBOT TERTIMBANG 1 2 3 4 5 6 7 = 5X6 CAPITAL CAR 14,49 145,90 100 30% 30 ASSET KAP 2,50 133,33 33 100 25% 25 PPAP 135,44 135,44 100 5% 5 MANAJEMEN NPM 72,08 72,08 72,08 20% 14,41 EARNING ROA 1,06 70,67 70,67 5% 3,53 BOPO 83,82 202,25 100 5% 5 LIKUIDITAS CR 30,44 608,80 100 5% 5 LDR 105,99 36,04 36,04 5% 1,80 TOTAL TINGKAT KESEHATAN 100% 89,75 Sumber : Data Penelitian Diolah Tabel 12 Nilai Kredit Faktor Tahun 2014 FAKTOR KOMPONEN RASIO MAX 100 BOBOT TERTIMBANG 1 2 3 4 5 6 7 = 5X6 CAPITAL CAR 12,89 129,90 100 30% 30 ASSET KAP 3,20 128,67 100 25% 25 PPAP 87,40 87,40 87,40 5% 4,37 MANAJEMEN NPM 66,52 66,52 66,52 20% 13,30 EARNING ROA 0,08 5,33 5,33 5% 0,26 BOPO 99,14 10,75 10,75 5% 0,54 LIKUIDITAS CR 32,78 655,60 100 5% 5 LDR 106,70 33,20 33,20 5% 1,66 TOTAL TINGKAT KESEHATAN 100% 80,14 Sumber : Data Penelitian Diolah

56 4.2.2. Hasil Deskriptif Analisis Tabel 13 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Berdasarkan Nilai Kredit Faktor PT. Bank BRISyariah 2011-2014 Nilai Kredit Faktor No Aspek Komponen 2011 2012 2013 2014 Total 1 Capital CAR 30 30 30 30 120 2 Assets KAP 25 25 25 25 100 PPAP 5 5 5 4,37 19,37 3 Management NPM 20 15,55 14,42 13,30 63,27 4 Earning ROA 0,5 3,27 3,53 0,27 7,57 BOPO 0,47 5 5 0,54 11,01 5 Liquidity CR 5 5 5 5 20 LDR 3,78 2,52 1,80 1,66 9,76 Nilai Kredit (Bobot Faktor) 89,75 91,34 89,75 80,14 350,98 Nilai Kredit (Bobot Faktor) Rata-rata 87,74 Berdasarkan tabel di atas diperoleh total nilai kredit (bobot faktor) tahun 2011 sebesar 89,75, tahun 2012 sebesar 91,34 tahun 2013 sebesar 89,75 dan tahun 2014 sebesar 80,14, selanjutnya dicari nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 87,74 dan akhirnya hasil tersebut dibandingkan nilai kredit dan diinterpretasikan predikat tingkat kesehatan bank. Dari hasil olah data tersebut jika dikelompokkan berdasarkan predikat tingkat kesehatan bank adalah sebagai berikut : 1. Sehat 81 - < 100 2. Cukup Sehat 66 - < 81 3 Kurang Sehat 51 - < 66 4 Tidak Sehat 0 - < 51 Tahun 2011 mendapatkan nilai sebesar 89,75 maka tergolong dalam predikat SEHAT. Tahun 2012 mendapatkan nilai sebesar 91,34 maka tergolong dalam predikat SEHAT. Tahun 2013 mendapatkan nilai

57 sebesar 89,75 maka tergolong dalam predikat SEHAT. dan pada tahun 2014 mendapatkan nilai sebesar 80,14 maka tergolong dalam predikat CUKUP SEHAT. Jika dilihat dari kondisi rata-rata selama tahun 2011 sdampai dengan tahun 2014, Bank BRISyariah mendapatkan nilai 87,74 atau berada pada kondisi SEHAT. Berdasarkan nilai kredit faktor hasil analisis CAMEL di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Bank BRISyariah Periode Tahun 2011-2014 dilihat dari tingkat kesehatannya termasuk dalam kondisi SEHAT sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.