dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INISIASI MENYUSUI DINI UNTUK IBU DAN BAYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjenis kelamin pria. Seorang pria biasanya menikah dengan seorang wanita

DIVISI PERINATOLOGI Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSUP H.Adam Malik Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, tetapi sekaligus

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB II TINJAUAN TEORI. pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan (knowledge) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT III TENTANG HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR DI AKADEMI KEBIDANAN MEDISTRA LUBUK PAKAM TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NEONATUS BERESIKO TINGGI

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke

Pengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. IBU Surakarta, yang dikumpulkan pada tanggal November 2013,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2. Respon terpimpin ( guided respons). Hal ini berarti dapat melakukan sesuatu. indikator pada praktek tingkat kedua.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisaiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses satu jam pertama pasca bayi

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan

KEDARURATAN LINGKUNGAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan, baik

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN KASUS. menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya (Roesli,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah

INFORMASI SEPUTAR KESEHATAN BAYI BARU LAHIR

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

PROSES KELAHIRAN DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR YANG KAMI INGINKAN

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

SERI BACAAN ORANG TUA. Faktor. Yang Mempengaruhi Pertumbuhan & Perkembangan Janin. Milik Negara Tidak Diperjualbelikan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. baru lahir untuk segera menyusu sendiri pada ibunya dengan cara meletakkan

BAB 2. Tinjauan Pustaka. letak plasenta sebagai berikut: 1) bentuk oval atau bundar, 2) Ukuran cm,

Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PRAKTEK PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI SERTA STATUS GIZI BATITA DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

MANFAAT ASI BAGI BAYI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Inisiasi Menyusui Dini. bayi dan kulit ibu. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu, setelah puting

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB I PENDAHULUAN. salah satu indikator dalam menggambarkan derajad kesehatan masyarakat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) atau early initiation adalah permulaan menyusu

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses alami bayi untuk menyusu,

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi

KASUS III. Pertanyaan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam 1 jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit (skin to skin

melakukan inisiasi menyusu dini dinamakan the breast crawl atau akan melalui lima tahapan perilaku (pre-feeding behaviour) sebelum ia

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Inisiasi Menyusui Dini (IMD) gencar dianjurkan oleh pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Kuning pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus ke Dokter?

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

Pengantar Kuesioner Penelitian. Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PENINGKATAN SUHU TUBUH BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI PUJI LESTARI MAWUNG TRUCUK

NEONATUS BERESIKO TINGGI

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikenal dengan fenomena 2/3, yaitu 2/3 kematian bayi pada usia 0-1 tahun terjadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/ Penyajian Data Dasar Secara Lengkap. Pengkajian kasus By Ny A dengan asfiksia sedang di RSUD

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi )

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN)

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KECEPATAN KELUARNYA ASI PADA IBU POST PARTUM DI BPS FIRDA TUBAN

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Perubahan suhu. a. Pengertian Perubahan suhu adalah kemampuan untuk menjaga keseimbangan antara pembentukan panas dan kehilangan panas agar dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal (Hapsari RW, 2009). 2. Hipotermi a. Pengertian Hipotermi adalah pengeluaran panas akibat paparan terusmenerus terhadap dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas (Patricia, 2009). Hipotermi adalah suhu di bawah 36,5 0C, yang terbagi atas: hipotermi ringan (cold stres) yaitu: suhu antara 36-36,5 0C; hipotermi sedang yaitu antara: 32-36 0C dan hipotermi berat yaitu suhu < 32 0C (Yunanto, 2008). b. Etiologi Hipotermi dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tetap hangat tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilitas yaitu 6-12 jam pertama setelah lahir, yaitu seperti beberapa hal sebagai berikut: 1. Ketika bayi baru lahir tidak segera dibersihkan, terlalu cepat dimandikan, tidak segera diberi pakaian, tutup kepala dan dibungkus, diletakkan pada ruangan yang dingin, tidak segera didekapkan pada ibunya, dipisahkan dari ibunya, tidak segera disusui ibunya. 2. Bayi berat lahir rendah yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram atau bayi dengan lingkar lengan kurang dari 9,5 cm atau bayi dengan tanda-tanda otak lembek, kulit keriput. 3. Bayi lahir sakit seperti asfiksia, infeksi sepsis dan sakit berat. 4. Jaringan lemak subkutan tipis. 5. Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar. 6. 9

10 Cadangan glikogen dan brown fat sedikit. 7. BBL (Bayi Baru Lahir) tidak mempunyai respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan (Yulianti, 2010). c. Patofisiologi Suhu normal bayi baru lahir adalah 36,5-37,50C (suhu ketiak). Gejala awal terjadinya hipotermia apabila suhu < 360C atau kedua kaki dan tangan bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang (suhu 320C-360C). Disebut hipotermia berat bila suhu tubuh < 320C. Hipotermia menyebabkan terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya metabolisme anaerob, yang menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen, mengakibatkan hipoksemia dan risiko terburuk akan terjadi kematian (Khamidah, 2010). d. Klasifikasi Hipotermia Menurut Khamidah (2010) hipotermi pada bayi baru lahir dibagi menjadi 3, yaitu: 1). Hipotermia Ringan, Suhu < 36,5 0C,2). Hipotermia Sedang, Suhu antara 320C-360C.3). Hipotermia Berat, Suhu < 320C. e. Gejala dan Tanda Hipotermia Gejala Hipotermia Bayi Baru Lahir seperti: Bayi tidak mau menetek, lesu, tubuh bayi teraba dingin, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras. Tanda-tanda Hipotermia, yaitu: 1). Hipotermia sedang: bayi menjadi kurang aktif, tangisan melemah, kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata), kemampuan menghisap lemah dan kaki teraba dingin. 2). Hipotermia berat: sama dengan gejala hipotermia sedang, bibir dan kuku kebiruan, pernafasan tidak teratur, bunyi jantung lambat, selanjutnya timbul hipoglikemia dan asidosis metabolik. f. Faktor Penyebab Penyebab utama terjadnya hipotermia, karena kurangnya pengetahuan tentang mekanisme kehilangan panas dari tubuh bayi dan pentingnya mengeringkan bayi secepat mungkin. Dan risiko terjadinya

11 hipotermia dikarenakan perawatan yang kurang tepat setelah bayi lahir, bayi dipisahkan dari ibunya setelah lahir, berat badan bayi yang kurang dan memandikan bayi segera setelah lahir. Faktor pencetus terjadinya hipotermia adalah faktor lingkungan, syok, infeksi, KEP (Kekurangan Energi Protein), gangguan endokrin metabolik, cuaca dan obat-obatan (Wiwik, 2010). g. Mekanisme Kehilangan Panas Bayi baru lahir tidak dapat mengatur suhu tubuhnya, dan dapat dengan cepat kehilangan panas apabila tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami hipotermia beresiko mengalami kematian. Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir terjadi melalui: 1). Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi ditempatkan pada benda yang mempunyai temperatur lebih rendah dari pada temperatur tubuh bayi, contohnya bayi ditempatkan dekat jendela yang terbuka. 2). Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, contohnya bayi diletakkan di atas timbangan atau tempat tidur bayi tanpa alas. 3). Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada bayi saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin, contohnya angin dari kipas angin, penyejuk ruangan tempat bersalin. 4). Evaporasi adalah kehilangan panas kerena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir kerena tubuh tidak segera dikeringkan. h. Suhu Tubuh Besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Untuk menentukan suhu tidak dapat menggunakan panca indera (perabaan tangan), maka diperlukan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Termometer dibuat berdasarkan prinsip perubahan volume. Termometer yang berisi air raksa disebut termometer raksa, termometer yang berisi alkohol disebut termometer alkohol, dan termometer yang bertenaga baterai disebut termometer elektrik atau digital. Suhu tubuh dikendalikan oleh

12 hipotalamus. Hipotalamus berusaha agar suhu tubuh tetap hangat (36,50C-37,50C) meskipun lingkungan luar tubuh berubah-ubah. Hipotalamus mengatur tubuh dengan menyeimbangkan produksi panas pada otot dan hati, kemudian menyalurkan panas pada kulit dan paruparu. Sistem kekebalan tubuh akan merespon apabila terjadi infeksi dengan melepaskan zat kimia dalam aliran darah, dan merangsang hipotalamus untuk menaikkan suhu tubuh dan menambah jumlah leukosit yang berguna dalam melawan kuman (Lestari,2010). i. Keseimbangan Panas Pengaturan temperatur atau regulasi adalah suatu pengukuran secara kompleks dari suatu proses kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya stabil, dan suhu tubuh bayi harus dicatat (Sarwono, 2002). Manusia secara fisiologis digolongkan dalam makhluk berdarah panas atau homotermal. j. Penatalaksanaan Hipotermia Pada Bayi Baru Lahir Mengatasi bayi yang mengalami hipotermia adalah dengan membersihkan cairan yang menempel pada bayi seperti darah dan air ketuban, membungkus bayi dengan selimut yang sudah dihangatkan dan meletakkanya di dalam inkubator, kemudian pindahkan bayi menempel pada dada ibu, atau sering disebut sebagai metode kanguru (Ladewig, 2013). Apabila kondisi ibu tidak memungkinkan, karena ibu masih lemas pasca bersalin, segera keringkan bayi dan bungkus bayi dengan kain yang hangat, meletakkan bayi didekat ibunya, dan memastikan ruangan bayi cukup hangat (Wiwik, 2010). k. Cara Mempertahankan Suhu Pada Bayi Berikut ini adalah cara mempertahankan kehangatan suhu tubuh bayi (Yuniedu, 2011) antara lain: 1. Mengeringkan bayi dengan seksama, selimuti tubuh bayi, dan tutup kepala bayi. 2. Menganjurkan

13 ibu untuk memeluk dan menyusui bayi. 3. Menimbang bayi, apabila sudah memakai baju, dan menunda memandikan bayi 6 jam setelah lahir. 4. Menempatkan bayi di ruangan yang bersih dan hangat. l. Cara Mengukur Suhu Tubuh Bayi Cara mengukur suhu bayi pada ketiak (axilla) adalah sebagai berikut: Penempatan yang benar dalam pengukuran suhu aksila dan kontak kulit secara langsung adalah penting. Termometer ditempatkan dibawah lengan dengan bagian ujungnya berada di tengah aksila dan jaga agar menempel pada kulit, bukan pada pakaian, pegang lengan anak dengan lembut agar tetap tertutup. Termometer elektronik kontak membutuhkan waktu 5 menit untuk mengukur suhu yang akurat (Hermalinda, 2007). Tabel 2.1. Klasifikasi suhu tubuh abnormal Temuan Pemeriksaan Suhu tubuh 32 0C (36,4 0C) Gangguan napas Denyut jantung kurang dari 100 kali/menit Anamnesis Bayi terpapar suhu lingkungan yang rendah Klasifikasi Hipotermi sedang Waktu timbulnya kurang dari 2 hari Malas minum Letargi Bayi terpapar suhu lingkungan yang rendah Waktu timbulnya kurang dari 2 hari Suhu tubuh 32 0C Tanda lain hipotermi sedang Kulit teraba keras Hipotermi berat Tidak terpapar dengan dingin dan panas yang berlebihan Suhu tubuh berkisar antara 36 0C - 39 0C meskipun berada di suhu lingkungan yang stabil Fluktuasi terjadi sesudah periode suhu stabil Suhu tubuh tidak stabil Bayi berada di lingkungan yang sangat panas, terpapar sinar matahari, berada di inkubator, atau di bawah pemancar panas Suhu tubuh 37,3 0C Tanda dehidrasi (elastisitas kulit turun, mata dan ubun-ubun besar cekung, lidah dan membran mukosa kering Malas minum Denyut jantung >160 kali/menit Letargi Hipotermia Sumber: (Ayeyeh, 2010).

14 3. Hipertermi a. Pengertian Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus bila mekanisme pengeluaran panas terganggu (oleh obat dan penyakit) atau dipengaruhi oleh panas eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik) (Yunanto, 2008). b. Etiologi Terjadinya hipertermi pada bayi biasanya disebabkan oleh: 1. Perubahan mekanisme pengaturan panas sentral yang berhubungan dengan trauma lahir dan obat-obatan. 2. Infeksi bakteri, virus atau protozoa. 3. Kerusakan jaringan. 4. Gerakan yang berlebihan. c. Patofisologi Sengatan panas didefinisikan sebagai kegagalan akut pemeliharaan suhu tubuh normal dalam mengatasi lingkungan yang panas. d. Penanganan hipertermi Penanganan hipertermi, antara lain: 1. Bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar seputar 26 0C-28 0C. 2. Tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai suhu bayi normal(jangan menggunakan es batu atau alkohol). 3. Berikan cairan dektrose NaCl = 1 : 4 secara intravena, dehidrasi teratasi. 4. Antibiotik diberikan apabila ada infeksi. e. Komplikasi hipertermi Terapi hipertermi pada umumnya tidak menyebabkan kerusakan jaringan normal/sehat jika suhunya tidak melebihi 43,8 0C. Tetapi perbedaan karakter jaringan dapat menimbulkan perbedaan suhu atau efek samping pada jaringan tubuh yang berbeda-beda. Teknik perfusi dapat menyebabkan pembengkakan jaringan, penggumpalan jaringan, perdarahan atau gangguan lain di area yang diterapi. Tetapi efek samping bersifat sementara. Sedangkan whole body hipertermy dapat menimbulkan efek samping yang lebih serius tetapi jarang terjadi

15 seperti kelainan jantung dan pembuluh darah. Kadang efek yang muncul malah diare, mual atau muntah. Tabel 2.2. Nilai APGAR Skor Appearance color (warna kulit) Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung Grimace (reaksi terhadap rangsangan) Activity (tonus otot) Respiration (usaha nafas) 0 Pucat Tidak ada Tidak ada Lumpuh Tidak ada 1 Merah muda, ekstremitas biru 100x/menit 2 Seluruh tubuh kemarah-merahan >100x/menit Sedikit gerakan mimik Ekstremitas gerak sedikit Lemah, tidak teratur Menangis, batuk/bersin Gerakan aktif Menangis kuat Sumber: (Ayeyeh, 2010). 4. Inisiasi Menyusu Dini a. Pengertian Inisiasi Menyusui Dini (Early Initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya 1 jam segera setalah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli, 2012). Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah perilaku pencarian puting payudara ibu sesaat setelah bayi lahir (Prasetyono, 2009). b. Prinsip Inisiasi Menyusui Dini Segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini menetap selama setidaknya 1 jam bahkan lebih sampai bayi dapat menyusu sendiri. Apabila ruangan bersalin dingin, bayi diberi topi dan diselimuti. Ayah atau keluarga dapat memberi dukungan dan membantu ibu selama proses bayi menyusu ini. Ibu diberi dukungan untuk mengenali saat bayi siap untuk menyusu, menolong bayi bila diperlukan (JNPK, 2008).

16 c. Pentingnya Kontak Kulit dan Menyusu Sendiri Pentingnya Kontak Kulit dan Menyusu Sendiri, antara lain: 1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara. Ini akan menurunkan kematian karena kedinginan (hypotermia). 2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Bayi akan lebih jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi. 3. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan ia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri baik dikulit ibu. Bakteri baik ini akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri jahat dari lingkungan. 4. Bonding (ikatan kasih sayang) antara ibu-bayi akan lebih baik karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama. 5. Makanan awal non-asi mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari susu manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan alergi lebih awal. 6. Bayi yang diberikan kesempatan menyusu lebih dini lebih berhasil menyusui eksklusif dan akan lebih lama disusui. 7. Hentikan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di puting susu dan sekitarnya, emutan, jilatan bayi pada puting ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin. 8. Bayi mendapat ASI kolostrun yaitu ASI yang pertama kali keluar. Cairan emas ini kadang juga dinamakan the gift of life. Bayi yang diberi kesempatan inisiasi menyusu dini lebih lebih dulu mendapatkan kolostrum dari pada yang tidak diberi kesempatan. Kolostrum, ASI istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini. 9. Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali dalam kondisi seperti ini. Bahkan, ayah mendapat kesempatan

17 mengadzankan anaknya di dada ibunya. Suatu pengalaman batin yang indah bagi ketiganya. 5. Teknik Melakukan Inisiasi Menyusu Dini Teknik Melakukan Inisiasi Menyusu Dini ini melalui urutan sebagai berikut: a. Pertemuan pimpinan Rumah Sakit, dokter kebidanan, dokter anak, dokter anaestesi, bidan, tenaga kesehatan yang bertugas di kamar bersalin, kamar operasi, kamar perawatan ibu melahirkan untuk mensosialisasikan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB). b. Melatih tenaga kesehatan terkait yang dapat menolong, mendukung ibu menyusui, termasuk menolong inisiasi menyusu dini yang benar. c. Setidaknya antenatal (ibu hamil), dua kali pertemuan tenaga kesehatan bersama orang tua, membahas keuntungan ASI dan menyusui, tatalaksana menyusu dini termasuk inisiasi dini pada kelahiran dengan obat-obatan atau tindakan: 1). Pertemuan bersama-sama beberapa keluarga membicarakan secara umum. 2). Pertemuan dengan satu keluarga membicarakan secara khusus. d. Di Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi, inisiasi menyusu dini termasuk langkah ke-4 dari 10 langkah keberhasilan menyusui. 6. Penatalaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Secara Umum Penetalaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Seacara Umum, yaitu: a. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan. b. Disarankan untuk mengurangi pengguanaan obat kimiawi saat persalinan. Dapat diganti dengan cara non-kimiawi misalnya pijat, aromaterapi, gerakan atau hypnobreathing. c. Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya persalinan normal, di dalam air atau dengan jongkok. d. Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua telapak tangan. Lemak putih (vernix) yang menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan. e. Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan minimum 1 jam atau setelah menyusu awal selesai. Keduanya diselimuti, jika perlu gunakan topi bayi. f. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan

18 lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu ibu. g. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau 1 jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selama 1 jam, walaupun ia telah berhasil menyusu pertama sebelum 1 jam. Jika belum menemukan puting payudara ibunya dalam waktu 1 jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama. h. Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu yang melahirkan dengan tindakan seperti operasi Caesar. i. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur dan dicap setelah 1 jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasif, misalnya suntikan vitamin K dan tetes mata bayi dapat ditunda. j. Rawat gabung yaitu ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam ibu dan bayi tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian minuman pre-laktasi (cairan yang diberikan sebelum ASI keluar) dihindarkan. 7. Inisiasi Menyusui Dini Yang Kurang Tepat Menurut Roesli (2012) tatalaksana IMD yang kurang tepat adalah: a. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dilapisi kain kering. b. Bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat dipotong lalu diikat. c. Karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan selimut bayi. d. Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak kulit bayi dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu (bonding) untuk beberapa lama (10-15 menit) atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum. e. Selanjutnya, diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara memasukkan puting susu ibu ke mulut bayi.

19 f. Setelah itu, bayi dibawa ke kamar transisi atau kamar pemulihan (recovery room) untuk ditimbang, diukur, dicap, diadzankan oleh ayah, diberi suntikan vitamin K dan kadang diberi tetes mata. 8. Inisiasi Menyusui Dini Yang Dianjurkan Menurut Ambarwati (2009) Inisiasi Menyusu Dini yang dianjurkan antara lain: a. Begitu lahir bayi diletakkan di atas perut ibu yang sudah diberi alas kain kering. b. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya. c. Tali pusat dipotong lalu diikat. d. Vernix (zat lemak putih) yang melekat ditubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi. e. Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau di perut ibu dengan kontak kulit bayi dengan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti bersama-sama. Jika perlu bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya. 9. Faktor- faktor Penghambat Inisiasi Menyusui Dini Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak dengan kulit bayi, yaitu: a. Bayi Kedinginan Bayi berada pada suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang ibu. Suhu payudara ibu meningkat 0,5 0 dalam 2 menit jika bayi diletakkan di dada ibu. Berdasarkan hasil penelitian Dr. Niels Bergman, ditemukan bahwa suhu dada ibu yang melahirkan menjadi 1 0lebih panas dari pada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 10C. Jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 20C untuk menghangatkan bayi. Jadi, dada ibu yang melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi yang baru lahir dibandingkan tempat tidur yang canggih dan mahal (Roesli, 2012).

20 b. Setelah Melahirkan, Ibu Terlalu Lelah Untuk Menyusui Bayinya Terbentuknya oksitosin akibat sentuhan bayi dan menyusui justru membantu menenangkan ibu setelah melahirkan (Roesli, 2012). c. Tenaga Kesehatan Kurang Tersedia Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu (Roesli, 2012). d. Kamar Bersalin atau Kamar Operasi Sibuk Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini (Roesli, 2012). e. Ibu Harus Dijahit Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu (Roesli,2012). f. Suntikan Vitamin K dan Tetes Mata Untuk Mencegah Penyakit Gonore (Gonorrhea) Harus Diberikan Segera Setelah Lahir Menurut Americaan College of Obstetrics and Gynecology dan Academy Breastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama 1 jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi (Roesli, 2012). g. Bayi Harus Segera Dibersihkan, Dimandikan, Ditimbang dan Diukur Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai (Roesli, 2012). h. Bayi Kurang Siaga Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi

21 mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak kulit akan penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding (Roesli, 2012). i. Kolostrum dan ASI Saja Tidak Cukup Bagi Bayi Sebagai makanan pertama, kolostrum justru sangat mencukupi. Normal terjadi berat badan bayi sedikit turun setelah dilahirkan (Roesli, 2012). j. Kolostrum Tidak Baik, Bahkan Berbahaya Untuk Bayi Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Kolostrum merupakan imunisasi pertama yang diterima bayi (Roesli, 2012). k. Bayi Memerlukan Cairan Lain Sebelum Menyusui Justru cairan ini akan meningkatkan resiko bayi terhadap infeksi, serta dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif (Roesli, 2012). 10. Keuntungan Inisiasi Menyusui Dini Menurut Departemen Kesehatan (2007) kontak kulit dengan kulit mempunyai beberapa keuntungan, yaitu: a. Keuntungan kontak kulit bayi dengan kulit ibu untuk bayi. b. Mengoptimalkan keadaan hormonal ibu dan bayi. c. Kontak memastikan perilaku optimum menyusu berdasarkan insting dan bisa diperkirakan menstabilkan pernapasan, mengendalikan temperatur tubuh bayi, memperbaiki atau mempunyai pola tidur yang lebih baik, mendorong keterampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan efektif, meningkatkan kenaikan berat badan (kembali ke berat lahirnya lebih cepat), meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi, tidak banyak menangis selama 1 jam pertama, menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi, bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat sehingga menurunkan ikterus bayi baru lahir, kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama beberapa jam pertama hidupnya.

22 a. Keuntungan kontak kulit bayi dengan kulit ibu untuk ibu. 1) Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu. a) Oksitosin. (1) Membantu kontraksi uterus sehingga perdarahan pasca persalinan lebih rendah. (2) Merangsang pengeluaran kolostrum. (3) Penting untuk kelekatan hubungan ibu dan bayi. (4) Ibu lebih tenang dan lebih tidak merasa nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya. b) Prolaktin (1) Meningkatkan produksi ASI. (2) Membantu ibu mengatasi stres. Mengatasi stres adalah fungsi oksitosin. (3) Mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi selesai menyusu. (4) Menunda ovulasi.

23 B. Kerangka Teori Suhu lingkungan Tindakan IMD Pakaian basah yang tidak segera diganti Perubahan suhu tubuh neonatorum Sumber-sumber kehilangan panas pada bayi: - Evaporasi - Konveksi - Konduksi - Radiasi Berat badan lahir rendah (BBLR) : diteliti : tidak diteliti Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Roesli (2012); Wiwik (2010).

24 C. Kerangka Konsep Variabel Independen Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Variabel Dependen Perubahan suhu tubuh neonatorum Gambar 2.2 Kerangka Konsep D. Hipotesis Penelitian Ha : Ada pengaruh IMD dengan perubahan suhu tubuh pada bayi baru lahir.