BAB 1 PENDAHULUAN. baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan

Transkripsi

1 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia tahun 2010 yaitu 31 per kelahiran hidup (KH) (Human Development Report, 2010). Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Tengah tahun 2009 yaitu 9,7/1.000 kelahiran hidup. Target angka kematian bayi nasional pada tahun 2010 adalah 40/1.000 kelahiran hidup, sehingga sudah jauh melampaui target ditetapkan. (Dinkes Jateng, 2009). Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir dapat mengakibatkan bayi mengalami cacat seumur hidup dan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermia pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak (Sarwono, 2007, p.132). Bayi baru lahir belum mampu mengatur nya secara langsung saat lahir dan dapat cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah, bayi mengalami kehilangan panas beresiko jatuh sakit dan meninggal. Hipotermia pada bayi baru lahir adalah penurunan suhu

2 2 tubuh bayi kurang dari 36 o C. Apabila seluruh tubuh bayi teraba dingin dan suhu antara 32 o C-36 o C disebut hipotermia sedang, disebut hipotermia kuat apabila kurang dari 32 o C,namun demikian untuk normal pada bayi baru lahir adalah antara 36,5 o C-37,5 o C (Sarwono, 2007, p.373). Pada keadaan normal, bayi baru lahir mempunyai nilai variasi normal tergantung waktu. Suhu tertinggi didapat saat sore menjelang malam hari antara pukul WIB dan suhu terendah didapat saat tengah malam menjelang subuh antara pukul WIB (Wiwik, 2010, p.4). Hipotermia berhubungan perpanjangan terhadap lingkungan dingin, trauma, penyakit, atau ketidak mampuan untuk berespons menggigil, dan komplikasi muncul karena gangguan dalam proses metabolik yaitu kegawatan pernafasan, asidosis respiratori, hipoglikemi, dan ikterik (Ladewig, 2006, p.185). Beberapa hal menyebabkan hipotermia adalah air ketuban atau cairan menempel pada tubuh bayi tidak segera dikeringkan, serta keadaan umum bayi lemah atau bayi berat badan lahir kurang dari gram dapat mempengaruhi bayi mengalami hipotermia (Sarwono, 2007, p.372). Dan apabila bayi dimandikan segera saat lahir akan mengakibatkan bayi mengalami hipotermia, karena bayi belum normal apabila kontak air akan mengakibatkan hilangnya panas tubuh bayi karena terserap oleh air. Suhu tubuh bayi akan turun dan aliran darah

3 3 terganggu, bayi akan kekurangan oksigen ditandai warna kulit tubuh membiru. Sehingga pertumbuhan sel-sel tubuh bayi terganggu akibat tidak lancarnya oksigen dalam tubuh bayi baru lahir (Wiwik, 2010, p.5). Upaya penanganan dalam mengatasi terjadinya hipotermia yaitu mengeringkan bayi baru lahir segera setelah lahir, menunda memandikan bayi baru lahir sampai bayi stabil yaitu 6 jam pasca kelahiran, baik pada bayi berat badan lahir antara gram dan bayi berat badan lahir kurang dari gram (Sarwono, 2007, p.372). Di RB Citra Insani pada bulan April terdapat 40 persalinan, dan dari studi pendahuluan dilakukan pada 8 bayi baru lahir dimandikan 6 jam pasca kelahiran, hampir seluruhnya mengalami penurunan suhu. Penurunan suhu terendah C, pada bayi berat badan 3500 gram dan penurunan suhu tertinggi 1,7 0 C, pada bayi berat badan 3200 gram. Penurunan suhu ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu lingkungan, syok, infeksi, kurang gizi, obat-obatan, dan cuaca. Sehingga bayi mengalami mekanisme hilangnya panas seperti konduksi, konveksi, evaporasi, dan radiasi menyebabkan bayi mengalami hipotermia (Yaniedu, 2011, p.2). Dan disertai tanda-tanda hipotermia, seperti: bayi menggigil, aktivitas berkurang, tangisan melemah, kulit tubuh bayi berwarna tidak merata (cutis marmorata), kaki teraba dingin.

4 4 Dari latar belakang ini, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana hubungan antara berat badan bayi baru lahir kejadian hipotermia pada bayi dimandikan 6 jam pasca kelahiran, di RB Citra Insani Semarang. B. RUMUSAN MASALAH Dari uraian latar belakang telah diuraian diatas, dirumuskan masalah penelitian Adakah hubungan antara berat badan bayi baru lahir kejadian hipotermia pada bayi dimandikan 6 jam pasca kelahiran di RB Citra Insani Semarang? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan berat badan bayi baru lahir kejadian hipotermia pada bayi dimandikan 6 jam pasca kelahiran di RB Citra Insani Semarang

5 5 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui kejadian hipotermia pada bayi baru lahir b. Mengetahui gambaran berat badan bayi baru lahir c. Menganalisis hubungan berat badan bayi baru lahir kejadian hipotermia pada bayi dimandikan 6 jam pasca lahir D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah: 1. Bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan Dapat memberikan asuhan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan hipotermi pada bayi baru lahir 2. Bagi Institusi, Universitas Muhammadiyah Semarang Hasil penelitian dapat dijadikan dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai berat badan bayi baru lahir kejadian hipotermia pada bayi dimandikan 6 jam pasca lahir 3. Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan/ sumbangan dalam ilmu pengetahuan terutama dalam bidang kebidanan, mengenai penanggulangan hipotermia pada bayi baru lahir 4. Bagi Masyarakat, khususnya ibu Dapat meberikan informasi untuk ibu agar mengetahui tentang hipotermia dan pengaruhnya terhadap bayi

6 6 5. Bagi Peneliti Mengaplikasikan ilmu diperoleh selama mengikuti proses pembelajaran E. KEASLIAN PENELITIAN Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Judul Tujuan Objek Variabel Jenis Penelitian Hubungan mengetahui Seluruh Variabel Jenis antara hubungan ibu hamil dalam penelitian ini kenaikan kenaikan berat di BPS Ny. penelitian ini adalah berat badan badan ibu Sri adalah korelation ibu selama selama Wahyuni, kenaikan kehamilan kehamilan berat badan pendekatan BB berat jumlah ibu selama cross bayi badan bayi sampel 44 hamil sectional dilahirkan di dilahirkan di responden berat BPS Ny. Sri BPS Ny. Sri badan bayi Wahyuni, Wahyuni, Kelurahan Kelurahan dilahirkan Sambirejo Sambirejo Semarang Semarang April-Mei (Anik Yulianti, 2005) Tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan Bayi Baru Lahir di 2 BPS wilayah Puskesmas Karang Doro Semarang bulan April 2005 (Anita Diana Rahmawati, 2005) Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu dalam perawatan Bayi Baru Lahir Seluruh ibu nifas di wilayah Puskesmas Karang Doro, jumlah sampel 50 responden Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu perawatan bayi baru lahir Jenis penelitian diskriptif pendekatan cross sectional Hasil Penelitian Terdapat hubungan signifikan antara kenaikan berat badan ibu selam hamil berat badan bayi dilahirkan Tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir di 2 BPS wil. Pusk. Krg. Doro Semarang periode April 2005 dinyatakan sedang prosentase 78 %

7 7 Perbedaan hasil di ketiak rectal pada neonatus di RB Rahayu Ungaran (M. Yeni Kriswanti, 2005) Untuk mengetahui perbedaan hasil di ketiak dan rectal Bayi baru lahir normal jumlah sampel 30 bayi Variabel dalam penelitian ini adalah di ketiak dan di rectal Jenis penelitian exsperimen tanpa kelompok pembanding Ada perbedaan bermakna antara di ketiak dan rectal Penelitian sekarang berjudul Hubungan Antara Berat Badan Bayi Baru Lahir Dengan Kejadian Hipotermia Pada Bayi Dimandikan 6 Jam Pasca Kelahiran. Pada penelitian sekarang sempelnya semua bayi, pada penelitian sebelumnya sampel diambil adalah ibu hamil, ibu nifas, dan bayi baru lahir. Pada penelitian sekarang skala menggunakan nominal dan nominal.