IDENTIFIKASI BAKTERI PENGHASIL PENISILIN G ASILASE DARI BEBERAPA SUNGAI DI KOTA PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI BAKTERI PENGHASIL AMILASE YANG BERASAL DARI TANAH TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH DI KOTA PADANG ARTIKEL GUSNAYETTY NIM.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

PENGARUH ph TERHADAP AKTIVITAS PENISILIN G ASILASE OLEH ISOLAT BAKTERI DARI AIR BATANG ARU LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

BAB III BAHAN DAN METODE

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Hal ini dikarenakan tujuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2014, di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

II. METODELOGI PENELITIAN

Keragaman Bakteri Endofit Pada Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Leor Dan Duri Di Kabupaten Subang

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dasar dengan menggunakan metode deskriptif.

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

II. METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian

Pseudomonas fluorescence Bacillus cereus Klebsiella cloacae (Enterobacter cloacae) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu

ISOLASI BAKTERI PENGHASIL PROTEASE DARI LIMBAH CAIR TAHU DI KOTA PADANG ABSTRACT

PENGARUH ph TERHADAP AKTIVITAS PENISILIN G ASILASE YANG DIHASILKAN ISOLAT BAKTERI DARI AIR BATANG KURAO KOTA PADANG.

bio.unsoed.ac.id III. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

Uji Kosser Sitrat Hidrolisis Lemak Uji Oksidase dan Katalase Hidrolisis Gelatin Motilitas Hidrolisis Kasein Uji H2S Uji Indol Reduksi Nitrat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deteksi bakteri Escherichia coli dilakukan melalui metode TPC

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODOLOGIPENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif laboratorik dengan

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Komposisi media pertumbuhan bakteri

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT INFEKSIUS. IDENTIFIKASI DAN ISOLASI BAKTERI Escherichia coli

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Balai Penyelidik dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa penelitian murni atau pure research

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

Reaksi BIOKIMIA PADA UJI BAKTERIOLOGI. No UJI BIOKIMIA KETERENGAN. 1. Uji fermentasi karbohidrat

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi eksploratif untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler

BAB III METODE PENELITIAN. deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang diamati pada penelitian ini diperoleh dari penelitian

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

Transkripsi:

IDENTIFIKASI BAKTERI PENGHASIL PENISILIN G ASILASE DARI BEBERAPA SUNGAI DI KOTA PADANG Oleh: Romi Julyada, RRP Megahati Siregar, Vivi Fitriani Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Penicillin G acylase is an enzime that catalyzes the hidrolysis of penicillin G acylase into 6-aminopenisilanat acid (6-APA). 6-APA is a basic ingredient inthe manufacture of semisynthetic penicillin. Acylase penicillin G can be by produced of microorganisms, such as fungi penisillium and various types of bacteria, such as Bacillus, Escherichia coli. Acylase penicillin G producing bakteria have been isolated from saveral rivers in the Padang city, but the identification has not been done. Associated with it to identify bacteria producing penicillin G acylase of saveral rivers in the Padang city. This research aims to determine the type of bacteria producing penicillin G acylase of saveral rivers in the Padang city. This research was conducted in July 2013 laboratory Kopertis Region X and in August 2013 in the Balai Penyidikan and Pengujian Veteriner Regional II Bukit Tinggi. Identification is carried out morphological and biochemical. The research uses desckriptive method. Results of bacterial identification by morphological and biochemical which shown that the bacteria producing penicillin G acylase of saveral rivers in the Padang city is a bacterium of the genus Bacillus. Keywords: Penicillin G Acylase, 6-aminopenisilanat acid, Morphological identification, Biochemical identification PENDAHULUAN Penisilin terbagi atas dua, yaitu penisilin alam dan penisilin semisintetis. Penisilin alam diekstraksi dari biakan P. chrysogenum, penisilin semisintetis diperoleh dengan jalan mengubah struktur kimia penisilin alam atau dengan cara sintesis inti penisilin, yaitu asam amino penisilanat (Chaidir, 2008). Penisilin alam dikenal sebagai antibiotik yang secara kimia tidak stabil, sehingga pada pemakaian penisilin untuk tujuan medis sering ditemukan beberapa kekurangan dalam pemakaiannya. Berdasarkan hal ini maka dilakukan perbaikan sifat penisilin yaitu membuat derivat penisilin-g sehingga diperoleh penisilin semisintetik yang sifatnya lebih

efektif dan lebih bermanfaat. Pengembangan penisilin baru dapat ditempuh dengan jalan modifikasi spektrum kimia benzil penisilin (penisilin-g) menjadi asam 6-amino penisilanat (6-APA) dan merupakan bagian inti penisilin. 6-APA ini merupakan prekursor pada pembuatan penisilin semisintetik yang sifatnya lebih baik dari penisilin alam. Langkah awal yang dilakukan untuk mengkonversi benzil penisilin menjadi 6-APA diperlukan enzim penisilin asilase. Enzim penisilin asilase dapat dihasilkan oleh beberapa jenis mikroba baik termasuk jamur dan bakteri yang diproduksi secara intraseluler maupun ekstraseluler (Sebayang, 2005). Isolasi bakteri dari beberapa perairan di kota Padang telah pernah dilakukan dan diperoleh 5 isolat penghasil enzim penisilin G asilase (Alpendra, 2011). Tetapi identifikasi bakteri penghasil penisilin G asilase dari beberapa sungai di kota Padang belum pernah dilakukan. Oleh karena itu penulis telah melakukan penelitian tentang "Identifikasi Bakteri Penghasil Penisilin G Asilase Dari Beberapa Sungai Di Kota Padang". METODE PENELITIAN Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital, mikroskop, kaca objek, cawan petri, jarum inokulum, autoklaf, lampu spritus, inkubator, coloni counter, gelas ukur, hot plate, beaker glass, tabung reaksi, rak tabung reaksi, timbangan digital, pipet tetes, labu erlenmeyer, botol pijit, kapas, aluminium foil, tissu, sarung tangan, alat tulis, lemari pendingin, dan laminar air flow. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquades, alkohol 70%, alkohol 95%, medium NA, kristal violet, lugol, safranin, medium TSIA, medium SIM, medium urea, medium citrat, medium gula (glukosa, laktosa, sukrosa dan maltosa), medium MR-VP, medium O/F, medium kaldu nitrat, merah metil, reagen Barritt, asam sulfanilat, dimetil-α-naftinalamin, parafin dan 5 isolat bakteri penghasil penisilin G asilase dari beberapa sungai kota Padang. 1. Peremajaan Bakteri Isolat bakteri penghasil penisilin G asilase dari beberapa sungai kota Padang telah diperoleh dari peneliti sebelumnya yang disimpan pada stock gliserol, diremajakan dengan cara menumbuhkannya pada medium NA

cawan petri dan inkubasi pada suhu 37 0 C selama 24 jam. 2. Identifikasi morfologi bakteri Koloni bakteri Bakteri yang telah tumbuh pada medium NA cawan petri kemudian diidentifikasi secara morfologi koloni bakteri dari bentuk, tepian, dan elevasi. Pewarnaan Gram Pewarnaan gram bertujuan untuk apakah bakteri tersebut termasuk kelompok gram positif atau kelompok bakteri gram negatif. 3. Uji biokimia bakteri Identifikasi biokimia dilakukan melalui beberapa tahap uji yaitu Uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar), Uji SIM (Sulfid Indol Motility), Uji Urea, Uji Citrat, Uji Gula (glukosa, laktosa, sukrosa dan maltosa), Uji MR (Methyl Red), Uji VP (Voges-Proskauer), Uji O/F (Oksidasi Fermentasi) dan Uji Nitrat. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian identifikasi bakteri penghasil penisilin G asilase dari beberapa sungai di kota Padang didapatkan genus bakteri dari genus Bacillus. Tahap identifikasi Meliputi identifikasi secara morfologi dan identifikasi secara biokimia. Identifikasi bakteri mengacu pada buku Manual for the identification of medical bacteria. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 1. Hasil Identifikasi Makroskopis Secara Morfologi Bakteri Penghasil Penisilin G Asilase Dari Beberapa Sungai Di Kota Padang No Sumber Air Morfologi Koloni Bakteri 1 Sungai Batang Kuranji (ABKI) 2 Sungai Batang Kurao (ABKO) 3 Sungai Batang Kandis (ABKS) 4 Sungai Batang Aru (ABAR) 5 Sungai Batang Arau (ABAA) Bentuk Tepian Elevasi Genus Bacillus menunjukkan bentuk koloni yang berbeda-beda pada medium Nutrien Agar. Warna koloni pada umumnya putih sampai kekuningan atau putih suram, tepi koloni bermacammacam namun pada umumnya tidak rata, permungkaannya kasar dan tidak berlendir, bahkan ada yang cenderung kering berbubuk, koloni besar dan tidak mengkilat. Bentuk koloni dan ukurannya sangat bervariasi tergantung dari jenisnya (Hatmanti, 2000).

Tabel 2. Hasil Identifikasi Mikroskopis Secara Morfologi Bakteri Penghasil Penisilin G Asilase Dari Beberapa Sungai Di Kota Padang No Sumber Air Pewarnaan Bakteri 1 Sungai Batang Kuranji (ABKI) 2 Sungai Batang Kurao (ABKO) 3 Sungai Batang Kandis (ABKS) 4 Sungai Batang Aru (ABAR) 5 Sungai Batang Arau (ABAA) Ket: tanda + = bakteri menghasilkan endospora Genus Bacillus merupakan bakteri yang berbentuk batang dapat dijumpai ditanah dan air termasuk pada air laut. Beberapa jenis menghasilkan enzim ekstraseluler yang dapat Gram Endospora Bentuk Sel menghidrolisis protein dan polisakarida kompleks. Bacillus membentuk endospora, merupakan gram positif (Pelczar, 1988). Tabel 3. Hasil Identifikasi Secara Biokimia Bakteri Penghasil Penisilin G Asilase Dari Beberapa Sungai Di Kota Padang No Jenis Uji Sumber Air Sungai Batang Kuranji (ABKI) Batang Kurao (ABKO) Batang Kandis (ABKS) Batang Aru (ABAR) Batang Arau (ABAA) 1 TSIA k/k m/k k/k m/k m/k 2 SIM + + + + + 3 Urea + 4 Citrat 5 Laktosa 6 Glukosa + + + + + 7 Sukrosa 8 Maltosa 9 MR + + + + 10 VP + + 11 Oksidasi 12 Fermentasi 13 Nitrat + + + + Ket: tanda + = bereaksi, = tidak bereaksi k/m = slant kuning/butt merah m/k = slant merah/butt kuning 1. Uji TSIA (Trepton Soya Iron Agar) Berdasarkan uji TSIA yang telah dilakukan pada bakteri ABKI dan ABKS warna media bagian slant dan butt TSIA menjadi kuning karena terbentuk senyawa asam, menandakan bahwa Bacillus dapat memfermentasi laktosa, sukrosa dan glukosa. Bakteri ABKO, ABAR dan ABAA warna media TSIA bagian slant merah karena terbentuk senyawa basa, menandakan bahwa Bacillus tidak memfermentasi laktosa dan sukrosa. Menurut Cowan (1974), beberapa spesies dari genus Bacillus bisa dapat menfermentasi laktosa dan sukrosa. Sedangkan media

TSIA bagian butt pada bakteri ABKO, ABKR dan ABAA berwarna kuning menandakan Bacillus memfermentasi glukosa. Pada bakteri ABKS terbentuk gelembung dalam media TSIA ini menandakan bahwa Bacillus menghasilkan gas. 2. Uji SIM (Sulfid Indol Motility) Hasil yang diperoleh pada uji ini adalah positif, terlihat adanya penyebaran yang berwarna putih, seperti akar disekitar inokulasi. Hal ini menunjukkan bakteri ini memiliki alat gerak. Bacillus bergerak dengan adanya flagel peritrikus (Pelczar, 1988). 3. Uji Urea Berdasarkan hasil uji urea yang diperoleh bakteri ABKO positif menghasilkan urease. Menurut Cowan (1974), beberapa dari Bacillus dapat menghasilkan urease, tetapi pada umumnya Bacillus tidak dapat menghasilkan urease. 4. Uji Glukosa Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada uji glukosa bakteri ABKI, ABKO, ABKS, ABAR dan ABAA positif memfermentasi glukosa, dengan ditandai perubahan warna medium menjadi kuning. 5. Uji MR (Methyl Red) Berdasarkan uji MR pada bakteri ABKI, ABKO, ABAR dan ABAA setelah diinokulasikan pada medium MR didapatkan hasil positif dengan warna medium berubah menjadi merah. Hal ini menandakan bahwa organisme yang bersangkutan adalah peragi asam campuran (mixed acid fermenter). Menurut Cowan (1974), beberapa dari Bacillus merupakan peragi asam campuran dan sebagian tidak merupakan peragi asam campuran, contohnya pada Bacillus yang terdapat pada ABKS. 6. Uji VP (Voges-Proskauer) Hasil uji yang dilakukan pada bakteri ABKI dan ABKO setelah diinokulasikan pada madium VP didapatkan hasil positif menghasilkan 2,3 butanadiol atau etanol, ditandai dengan perubahan warna medium menjadi merah. Pada bakteri ABKS, ABAR dan ABAA tidak terjadi perubahan warna medium menjadi merah, didapatkan hasil negatif. Beberapa dari Bacillus dapat menghasilkan 2,3-butanadiol atau etanol dan beberapa Bacillus tidak dapat menghasilkan 2,3-butanadiol atau etanol (Cowan, 1974).

7. Uji Nitrat Bakteri ABKI, ABKS, ABAR dan ABAA positif terbentuk nitrit karena terjadi perubahan warna medium menjadi merah. Sedangkan pada bakteri ABKO tidak terbentuk nitrit karena tidak terjadi perubahan warna pada medium. Menurut Cowan (1974), sebagian Bacillus tidak dapat membentuk nitrit, sebagian besar Bacillus dapat membentuk nitrit. Reaksi KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bakteri penghasil penisilin G asilase dari Sungai Batang Kuranji (ABKI), Sungai Batang Kurao (ABKO), Sungai Batang Kandis (ABKS), Sungai Batang Aru (ABAR) dan Sungai Batang Arau (ABAA) setelah dilakukan identifikasi secara morfologi dan identifikasi secara biokimia maka didapatkan bakteri dari genus Bacillus. SARAN Dari hasil penelitian ini belum dapat ditentukan spesies dari bakteri penghasil penisilin G asilase dari beberapa sungai di kota Padang. Oleh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melakukan identifikasi molekuler pada bakteri penghasil penisilin G asilase dari beberapa sungai di kota Padang. DAFTAR PUSTAKA Alpendra, S. 2011. Isolasi Dan Uji Aktivitas Enzim Penisilin G Asilase Secara Kualitatif Dari Bakteri Escherichia coli Pada Air Sungai Kota Padang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Padang: Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Padang Sumatera Barat Chaidir, J. 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. EGC : Jakarta Cowan, S. T. 1974. Manual For Identification Of Medical Bacteria. Cambridge University Press. London. New York. Melbourne Hatmanti, A. 2000. Pengenalan Bacillus SPP. http://www.oseanografi. lipi.go.id oseana xxv(1)31-41. pdf. Diakses pada 23 Agustus 2013 Pelczar, M.J. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Jakarta Sebayang, F. 2005. Amobilisasi Enzim Penisilin Asilase Dari E. coli B104 Dengan Poliakrilamida. http://repository.usu.ac.id. Jurnal.Pdf. Diakses pada 16 September 2013