BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan data propinsi di Indonesia, jumlah kematian ibu diperkirakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et. al.,gambaran Tingkat...

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. kesepakatan global ( Millenium Development Goals/MDG s) pada tahun 2015,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat pada masih tingginya Angka Kematiam Ibu (AKI) di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dimana MDGs adalah. Millenium Summit NewYork, September 2000 (DKK Padang, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, diperkirakan ibu meninggal karena komplikasi

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

146 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan status kesehatan masyarakat di Indonesia sudah mulai

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu bersalin (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

suplemen Informasi Jampersal

BAB I PENDAHULUAN. intervensi pemerintah dalam pembayaran. Dokter, klinik, dan rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

JUNAINA Karya Tulis Ilmiah STIKes U BUDIYAH Banda Aceh. Abtract

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2016, Angka

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN. seseorang terhadap pelayanan kesehatan. (Notoatmodjo,1993).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Menurunkan Angka Kematian Anak dan meningkatkan Kesehatan Ibu. adalah dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun pengelolaannya, tetapi juga karena sebab-sebab bukan maternal kelahiran hidup pada SDKI 2012 (BKKBN, 2013).

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

BAB I PENDAHULUAN. pertolongan di fokuskan pada periode intrapartum (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bersalin dan nifas. Namun demikian banyak faktor yang membuat teknologi

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PENGGUNAAN DANA JAMINAN PERSALINAN DI KABUPATEN KARANGASEM

Teguh Pribadi 1 ABSTRAK

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan.kesehatan berimplikasi pada

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB I PENDAHULUAN. indikator utama dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 5 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB 1 PENDAHULUAN. tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010)

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah wanita yang meninggal

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan masalah nasional yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya jumlah rumah sakit di Indonesia menjadikan masyarakat

I. PENDAHULUAN. akibat komplikasi kehamilan dan persalinan (Priyanto, 2009). World. Singapura sudah sangat baiksebesar 6 per KH.

Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2013

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Faktor resiko kematian ibu dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan perhatian utama. bayi terbesar di Indonesia adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. tahun Penurunan angka kematian ibu per kelahiran bayi. Millenium (Millenium Development Goals/MDGs).

Transkripsi:

14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan data propinsi di Indonesia, jumlah kematian ibu diperkirakan mencapai 11.534 tahun 2010. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007 memperlihatkan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini 228 per 100.000 kelahiran hidup. Sedang angka kematian bayi sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Sementara itu, hasil Sensus Indonesia 2010 menunjukkan laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun. Kondisi ini mempersulit upaya menekan AKI di Indonesia. Untuk itu, upaya besar dalam menekan laju pertambahan penduduk sangat diperlukan dengan harapan target MDGs (Millenium Development Goals) untuk menurunkan AKI pada tahun 2015 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup menjadi kenyataan (BAPPENAS,2010). Daerah yang memiliki AKI yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata AKI di Indonesia ialah daerah Sumatera Utara dimana menurut Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Sumatera Utara, pada tahun 2007, AKI mencapai 231/100.000 kelahiran hidup. Tahun 2008 meningkat menjadi 258/100.000 kelahiran hidup dan tahun 2009 menjadi 260/100.000 (Depkes, 2011). Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah persalinan yaitu perdarahan 28%, Eklamsia 24%, infeksi 11%, komplikasi puerperium 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetric 5%, emboli 3%, dan lain-lain 11% (SKRT, 2001 dalam Permenkes RI Nomor 2562/Menkes/Per/XII/2011). Kematian

15 ibu juga diakibatkan beberapa faktor resiko. Keterlambatan yaitu: terlambat dalam pemeriksaan kehamilan, terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi. Salah satu upaya pencegahannya adalah melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan (Kemenkes RI, 2011). Berdasarkan survey Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2010 terhadap perempuan usia 10-59 Tahun berstatus kawin, diperoleh gambaran pemeriksaan kehamilan ketenaga kesehatan (83,8%), (6%) yang tidak pernah memeriksakan kehamilan dan (3,2%) pergi kedukun. Tenaga yang memeriksa kehamilan adalah bidan (71,4%), dokter kandungan (19,7%) dan dokter umum (1,7%). Berdasarkan data epidermis memperlihatkan, 90% kematian ibu terjadi pada saat persalinan. Hal ini karena masih banyak ibu yang persalinannya tidak dilayani oleh tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang baik dikarenakan terhambat masalah biaya. Dalam menghilangkan hambatan financial bagi ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan, persalinan dan pelayanan selama masa nifas, maka digulirkan kebijakan jaminan persalinan (jampersal) (PermenKes RI Nomor 2562/Menkes/Per/XII/2011). Menurut hasil Riset Kesehatan dasar tahun 2010, persalinan oleh tenaga kesehatan pada kelompok sasaran miskin baru mencapai sekitar 69,3%. Sedangkan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%. Dan salah satu kendala penting untuk mengakses persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan adalah keterbatasan dan ketidaktersediaan biaya sehingga diperlukan kebijakan terobosan untuk meningkatkan persalinan yang

16 ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan melalui kebijakan yang disebut jaminan persalinan (jampersal). Dengan demikian, kehadiran jaminan persalinan diharapkan dapat mengurangi terjadinya tiga terlambat tersebut (Kemenkes RI, 2011). Untuk mempercepat pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 khususnya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, Kementerian Kesehatan meluncurkan program Jaminan Persalinan (Jampersal). Tujuannya untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan; meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan; meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca persalinan; meningkatkan cakupan penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir, serta terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif transparan dan akuntabel. Peserta program Jampersal adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas (pasca melahirkan sampai 42 hari) dan bayi baru lahir (0-28 hari) yang belum memiliki jaminan biaya kesehatan (Kemenkes RI, 2011). Pada Tahun 2011, Jampersal diluncurkan dan telah dilaksanakan diseluruh kabupaten/kota diseluruh Tanah Air dan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Namun demikian sebagai program yang masih relatif baru, pelaksanaan Jampersal tidak lepas dari berbagai kekurangan yang perlu dibenahi. Pada tanggal 27 Desember 2011, Menteri Kesehatan telah menandatangani Peraturan Menteri Kese hatan (Permenkes) Nomor 2562/Menkes/Per/XII/ 2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan. Dengan demikian secara resmi Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan (Juknis Jampersal) Tahun 2012 telah diterbitkan dan kegiatan Jampersal telah siap

17 dilaksanakan per 1 Januari 2012. Secara umum ketentuan dan skema Jampersal pada tahun 2012 tidak jauh berbeda dengan tahun 2011. Beberapa hal yang menjadi catatan pada pelaksanaan Jampersal tahun 2011 menjadi perhatian dan telah diupayakan untuk dilakukan pembenahan di antaranya: Perluasan pelayanan kesehatan yang dijamin, peningkatan besaran tarif pelayanan yang ditanggung, pembenahan pada pengorganisasian ditingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota, mekanisme pengelolaan keuangan/dana baik di tingkat dasar maupun tingkat lanjutan (Permenkes Nomor 2562/Menkes/Per/XII/2011). Jaminan Persalinan adalah jaminan pembiayaan yang digunakan untuk pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir (Fadhilah, 2011). Dukungan Jaminan prsalinan diharapkan makin mengurangi hambatan finansial (financial barrier) yang dihadapi masyarakat yang selama ini tidak memiliki jaminan pembiayaan persalinan, agar mereka dapat mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, dalam upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu di Indonesia. Penduduk di Sumatera Utara sejumlah 12.450.911 jiwa dengan rumah tangga miskin sebanyak 944.972 rumah tangga dan 4.124.247 jiwa anggota rumah tangga miskin, sedangkan jumlah peserta KB Jampersal di Sumatera Utara, sebanyak 10.677, dimana jumlah ibu hamil 308.972 dan jumlah persalinan 19.429 (BKKBN, 2013). Pelayanan kesehatan Jampersal di RS Sari Mutiara, pada tahun 2011 dari total jumlah 773 pasien, dari 102 pasien rawat jalan dan 671 pasien rawat inap, pada tahun 2012 menurun menjadi total jumlah 620 pasien, dari 82 pasien rawat jalan, 538 pasien rawat inap (RS. Sari Mutiara, 2013).

18 Rumah Sakit Umum (RSU) Pirngadi Medan Tahun 2012, telah menerima 1.843 pasien Jampersal. Dari jumlah tersebut, ada sekitar 1.378 pasien yang dirawat inap dan 465 pasien dirawat jalan. Humas RSU Pirngadi Edison Perangin-angin SH Mkes mengatakan rata-rata pasien Jampersal yang diterima di Pirngadi adalah pasien rujukan dari klinik bersalin atau bidan. Pasien ini dirujuk ke Pirngadi karena kasus persalinan yang akan dihadapi beresiko tinggi atau terjadi komplikasi (BKKBN, 2013). Rumah Sakit Imelda Medan merupakan salah satu Rumah Sakit Swasta tipe B yang terdiri dari 15 ruangan dan menerima berbagai jenis Jaminan Kesehatan baik dari pemerintah (Jamkesmas, Jamkesda, Medan Sehat, Jampersal, ASKES), PT dan Perusahan lain yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Imelda dan Jumlah seluruh pekerja perawat 145 orang, bidan 51 orang. Sehingga banyak orang atau masyarakat menggunakan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Imelda (Profil RS. Imelda,2013). Berdasarkan hasil survey awal di Rumah Sakit Imelda Medan pada tahun 2011 total jumlah kunjungan rawat inap sebanyak 11.276 jiwa, sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 10.906 jiwa. Berdasarkan data tersebut dapat kita ketahui terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien rawat inap. Untuk melakukan penelitian sehubungan dengan tingkat kepuasan pasien yang menggunakan jampersal di Rumah Sakit Imelda peneliti memilih salah satu ruangan khusus pengguna jampersal yaitu ruangan Melati Jampersal. Jumlah pasien yang menggunakan Jampersal di ruang bersalin pada bulan April 2013 sebanyak 265 pasien, bulan Mei 2013 sebanyak 252 pasien, bulan Juni

19 2013 sebanyak 225 pasien, sedangkan di bulan Juli 2013 sebanyak 209 pasien. Dari data diatas dapat dilihat terjadi penurunan kunjungan tiga bulan terakhir ini. Saat dilakukan wawancara pada 10 orang pasien ditemukan beberapa keluhan dari pasien keluhan tersebut antara lain terkait masih kurangnya pelayanan perawat, sedikitnya kunjungan dokter pada pasien rawat inap. Kurangnya pelayanan perawat yang dirasakan pasien terutama dari sikap, keramahan, dan komunikasi yang kurang santun (RS Imelda,2013). Berdasarkan hasil survey dan fenomena tersebut diatas, maka penting dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien yang Menggunakan Jampersal diruang bersalin Rawat inap di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2013. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas yang telah diuraikan, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran tingkat kepuasan pasien yang menggunakan jampersal diruang bersalin Rawat inap di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2013. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien yang menggunakan jampersal diruang bersalin rawat inap di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2013.

20 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakteristik kepuasan pasien pengguna Jampersal (umur, suku, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, jumlah anak, lamanya dirawat dan lama menggunakan jampersal) terhadap pelayanan kesehatan di RS Imelda Medan Tahun 2013. 2. Untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien yang menggunakan jampersal dari segi bukti langsung (tangible). 3. Untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien yang menggunakan jampersal dari segi ketanggapan (responsiveness). 4. Untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien yang menggunakan jampersal dari segi kehandalan (reliability). 5. Untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien yang menggunakan jampersal dari segi jaminan (Assurance). 6. Untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien yang menggunakan jampersal dari segi perhatian (Emphaty). 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan ada manfaatnya terutama: 1. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan khususnya yang menyangkut kepuasan pasien yang menggunakan jampersal. 2. Bagi Institusi Pendidikan (FKM USU) Merupakan masukan yang dapat memperkaya kepustakaan atau mungkin dapat dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.

21 3. Bagi Peneliti Berguna sebagai pengalaman dan tambahan pengetahuan dalam melakukan penelitian ilmiah. Sebagai pengembangan wawasan keilmuan peneliti dalam hal pemberian pelayanan kesehatan terhadap pasien jampersal.