digilib.uns.ac.id BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dari data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi, kepustakaan, dan kuisioner yang diajukan oleh penulis kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut. 1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Unit di Surakarta telah menerapkan prosedur pemberian kredit yang sesuai dengan Undang- Undang RI No.10 Tahun 1998 Ayat (1) dan (2) tentang Perbankan. 2. Penerapan Sistem Pengendalian Intern PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Unit di Surakarta atas pemberian kredit UMKM sudah sangat efektif dan sesuai teori yang ada. Hal ini dapat dilihat dari persentase pencapaian hasil jawaban kuisioner sebesar 92,65 persen yang meliputi penjabaran penerapan unsur-unsur sistem pengendalian intern berikut ini. i). Lingkungan Pengendalian Dengan tingkat pencapaian sebesar 98,05 persen membuktikan bahwa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kantor unit telah menerapkan pengendalian intern terkait lingkungan pengendalian secara efektif hal ini terbukti setiap BRI unit di Surakarta memiliki manajemen, pegawai, maupun pejabat kredit lini yang kompeten, serta mempunyai integritas dan nilai etika yang baik. Pemisahan 74
digilib.uns.ac.id 75 fungsi, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan jobdesk masing-masing yang digambarkan dengan struktur organisasi yang jelas. Tidak hanya itu, BRI telah menerapkan metode yang baik dalam penerimaan pegawai, pengembangan potensi pegawai, penilaian prestasi pegawai dan pemberian reward berupa kompensasi atas prestasi pegawai. Kebijakan cuti dan job rotation telah dilaksanakan dengan baik. ii). Penaksiran Risiko Risiko kredit macet adalah risiko yang sangat mungkin terjadi pada dunia perbankan. Dari hasil tabulasi kuisioner pencapaian hasil terkait penaksiran risiko sebesar 85,23 persen, hal ini membuktikan bahwa BRI unit di Surakarta benar-benar menerapkan penaksiran risiko secara efektif. Hal ini dapat di lihat dari upaya yang digunakan untuk meminimalisir risiko yang mungkin terjadi, seperti penggunaan prinsip kehati-hatian dengan konsep 5C (character, capacity, capital, collection, dan condition of economic), penerapan sistem pengendalian intern yang efektif, dan prosedur pemberian kredit yang memadai. iii). Aktivitas Pengendalian Dengan tingkat pencapaian sebesar 90,45 persen menggambarkan bahwa BRI unit di Surakarta melaksanakan aktivitas terkait pemberian kredit dengan efektif seperti adanya pemisahan tugas yang tepat diantara pegawai serta pejabat kredit lini yang kompeten
digilib.uns.ac.id 76 dalam melaksanakan tugasnya terkait prosedur pemberian kredit. Segala bentuk pendokumentasian yang berhubungan dengan datadata perkreditan nasabah telah terjamin ketepatan, kebenaran, serta kelengkapannya. Penomoran dan otorisasi telah dilaksanakan dengan baik, hanya saja ada beberapa dokumen yang tidak bernomor urut tercetak. iv). Informasi, Komunikasi, dan Akuntansi Penggalian informasi tentang calon debitur sangat penting dan telah diterapkan oleh PT BRI dengan mengacu pada prinsip 5C, selain itu penggunaan aplikasi akuntansi berbasis komputer Loan Approval System (LAS) telah diterapkan menunjang kemampuan proses kredit salah satunya menilai risiko kredit macet. Hal ini terbukti pada unsur ini hasil pencapaian mencapai 100 persen. v). Pemantauan Dari hasil analisa dan tabulasi kuisioner terkait pemantauan yang dilakukan BRI, dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah melaksanakan pemantauan secara efektif dengan hasil pencapaian jawaban kuisioner mencapai 95,45 persen. Salah satunya adanya satuan pengawas intern pada BRI untuk menjamin efektivitas pemantauan baik pemantauan terhadap pihak intern maupun pihak ekstern.
digilib.uns.ac.id 77 B. SARAN Sistem pengendalian intern merupakan proses yang harus dilakukan oleh suatu entitas organisasi bisnis untuk melindungi harta kekayaan dan dapat mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan, untuk itu setiap entitas bisnis terutama bagi lembaga keuangan perbankan terutama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk harus benar-benar menerapkan dan melaksanakan sistem pengendalian intern yang baik hal ini berguna untuk mengurangi ketidakpastian di masa yang akan datang berupa risiko kredit macet yang dapat menimbulkan kerugian bagi bank. Dari seluruh sistem pengendalian intern atas pemberian kredit usaha mikro, kecil, dan menengah yang diterapkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terdapat beberapa hal penting yang sekiranya dapat menjadi pertimbangan bagi pimpinan, sebagai berikut. i). Sebaiknya BRI mempertegas penerapan prinsip kehati-hatian yang telah ditetapkan pada prosedur pemberian kreditnya dari prosedur permohonan kredit sampai dengan prosedur penyelamatan kredit bermasalah. Tindakan ini merupakan salah satu upaya bank untuk mengurangi resiko kredit macet. ii). Sebaiknya BRI juga memperhatikan analisis terhadap prospek usaha nasabah dengan melakukan pemeriksaan dan pemantauan kredit secara periodik sehingga jika terjadi masalah dapat segera diketahui terutama masalah debitur yang potensial menunggak, pemeriksaan dan pemantauan tidak hanya dilakukan untuk kantor cabang, kantor cabang pembantu saja melainkan untuk kantor unit juga. Selain itu, sebaiknya
digilib.uns.ac.id 78 pihak PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memberikan pemahaman kepada calon debitur mengenai syarat pemberian kredit yang berdasarkan kelayakan usahanya secara berkala.