BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Penutur menggunakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (Wijana, 2011:1). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa peran

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. yang selanjutnya disebut WPP yang terdapat di surat kabar Minggu Pagi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak bisa dipisahkan dari manusia karena bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bertransaksi yaitu ada barang yang akan diperdagangkan, kesepakatan yang tidak dipaksa oleh pihak manapun.

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin tidak terlihat secara nyata berbicara, tetapi pada hakikatnya, ia

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Tiga Semprul Mengejar Surga (TSMS). TSMS merupakan tayangan komedi

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. dari kelompok bermain (0-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun).

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. Karena itu, selain ahli-ahli bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. penting dan tidak pernah terlepas dari hubungan antar masyarakat. Masyarakat yang berbeda-beda menyebabkan setiap negara memiliki

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Untuk berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. 2003:xx). Humor ada dan berkembang di semua lapisan masyarakat. Selain

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan bagian yang berisi penjelasan tentang tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat untuk menyampaikan pesan, ungkapan perasaan, dan emosi

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB I PENDAHULUAN. dominan di antara sesama manusia. Realitas ini menunjukkan betapa bahasa

BAB V PENUTUP. hasil evaluasi peneliti dari penelitian ini. menyimpulkan, yang pertama, jenis- jenis dan fungsi tindak tutur yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menjadi bagian penting dalam peristiwa komunikasi. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai kesopanan, sehingga mudah dipahami oleh lawan bicara.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. dari pembicaraan orang dan umumnya mengenai objek-objek dan kejadiankejadian.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Penutur menggunakan bahasa untuk menyampaikan gagasan, pikiran, dan perasaannya terhadap lawan tuturnya. Pemakaian bahasa sangat bervariasi karena masyarakat bersifat heterogen. Variasi bahasa yang dimaksud ialah pemakaian bahasa yang bermacam-macam berdasarkan gaya berbicara seseorang atau kelompok yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial. Salah satu contoh variasi bahasa tersebut dapat ditemukan dalam pemakaian bahasa pada meme di media sosial Instagram Dagelan. Meme merupakan coretan gambar, foto, dan karakter tertentu yang memiliki unsur humor atau sindiran atas suatu permasalahan (Amrullah, 2013:14). Selain berfungsi sebagai humor atau sindiran atas suatu permasalahan, meme di Instagram Dagelan (MID) dapat berfungsi sebagai alat pengekspresian diri dan percintaan, pemberi informasi, atau motivasi. MID dapat diungkapkan melalui alat ekspresi yang berupa perangkat ekspresi. Perangkat ekspresi tersebut, antara lain, bahasa verbal, satuan lingual dan visualisasi, kapitalisasi, warna, tipografi, ukuran huruf, dan posisi teks. Bahasa verbal dalam MID terdiri atas pemakaian satu kode bahasa dan campur kode. 1

2 Meme dapat menyebar secara luas melalui Instagram karena Instagram menawarkan kemudahan bagi penggunanya. Instagram merupakan salah satu media sosial yang digunakan untuk mengunggah foto dan video. Seseorang harus memiliki akun terlebih dahulu untuk dapat menggunakan Instagram. Setelah memiliki akun, seseorang atau penutur dapat dengan mudah mengunggah foto dan video untuk dinikmati oleh lawan tutur. Lawan tutur dapat memberi komentar dan tombol penyuka (love) terhadap unggahan foto dan video tersebut. Salah satu akun Instagram yang mengunggah meme ialah akun Dagelan. Akun Dagelan memiliki followers atau pengikut sebanyak 29 juta orang dan telah memiliki unggahan foto dan video sebanyak 9.335 buah. Meme dengan berbagai tujuan yang diunggah dalam bentuk foto oleh penutur melalui Instagram Dagelan dapat langsung tersampaikan terhadap lawan tutur. MID dapat berbentuk teks saja tanpa disertai visualisasi dan teks yang disertai visualisasi. Visualisasi dalam MID dimaksudkan untuk menguatkan maksud penutur agar lebih dipahami oleh lawan tutur, menimbulkan kesan lucu, menonjolkan informasi, atau memberi peringatan dan pemberitahuan. Dalam pemakaian bahasa pada MID terdapat permainan kata-kata yang bermakna ganda dan plesetan kata-kata, sehingga menimbulkan makna baru. Penggunaan homograf dan pasangan minimal juga terdapat dalam MID sebagai sarana untuk menimbulkan kesan lucu. Penggunaan berbagai alat ekspresi dalam MID dan fungsi bahasa dalam MID itulah yang menarik perhatian untuk diteliti. Selain itu, belum ada penelitian yang mengkaji mengenai MID.

3 1.2 Ruang Lingkup Penelitian mengenai MID ini berada pada lingkup sosiolinguistik. Sosiolinguistik merupakan salah satu cabang ilmu linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakat penuturnya (Pateda, 1990:3). Tuturan yang dihasilkan oleh masyarakat sangat bervariasi. Bahasa yang digunakan masyarakat dalam berkomunikasi dipengaruhi oleh faktor-faktor luar bahasa, antara lain, faktor-faktor sosial, situasi, kondisi, dan budaya penuturnya (Wijana dan Rohmadi, 2006:7). Tuturan yang terjadi dalam satu peristiwa tutur tertentu bersifat variatif. Variasi bahasa disebabkan oleh penutur yang heterogen serta kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh penutur dan lawan tutur sangat beragam (Chaer dan Agustina, 2010:61). Menurut Wibowo (2013:13 18), variasi bahasa yang timbul karena perbedaan pemakaiannya disebut dengan ragam. Ragam bahasa Indonesia dapat dibedakan berdasarkan tempat, pokok masalah atau bidang penggunaan, situasi atau suasana penggunaan, sarana atau medium, serta tingkat usia pendidikan penutur (Wibowo, 2013:13 18). Meme merupakan salah satu contoh penggunaan ragam bahasa berdasarkan situasi penggunaannya, yaitu ragam santai atau informal. Meme ialah tulisan yang sering kali disertai dengan gambar, foto, dan karakter tertentu yang memiliki unsur humor atau sindiran atas suatu permasalahan sosial dan politik dan dapat digunakan sebagai sarana pengekspresian diri dan percintaan, atau pemberi informasi dan motivasi (cf. Amrullah, 2013:14).

4 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut a. apa yang dimaksud dengan MID? b. apa saja alat ekspresi yang digunakan dalam MID? c. bagaimana fungsi kebahasaan dicapai dengan pemakaian MID? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut a. mendeskripsikan MID, b. menjelaskan alat ekspresi yang digunakan dalam MID, c. menguraikan fungsi kebahasaan yang dicapai dengan pemakaian MID. Selain itu, terdapat manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu manfaat teoretis dan praktis. Secara teoretis, penelitian ini dapat berguna bagi kemajuan ilmu bahasa, khususnya dalam memperkaya kajian sosiolinguistik. Sementara itu, secara praktis, penelitian ini dapat memberi masukan dan wawasan bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat pengakses media sosial Instagram Dagelan mengenai struktur dan topik MID, alat ekspresi yang digunakan dalam MID, serta fungsi bahasa yang terdapat dalam MID. Penelitian ini menggunakan perhitungan secara kuantitatif. Manfaat perhitungan secara kuantitatif dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui frekuensi kemunculan MID, MID yang favorit, dan banyak digunakan.

5 1.5 Tinjauan Pustaka Pemakaian bahasa dalam media sosial telah banyak dilakukan, baik untuk menempuh jenjang sarjana maupun untuk menempuh jenjang magister. Amrullah (2013) dalam tesisnya yang berjudul Slang dalam Situs 9gag.com: Suatu Kajian Sosiolinguistik menguraikan deskripsi bentuk-bentuk dan proses pembentukan slang yang digunakan dalam situs 9gag.com, deskripsi relasi makna slang dan perubahan makna slang dari bentuk aslinya, deksripsi fungsi pemakaian slang dalam situs 9gag.com, dan deskripsi faktor-faktor sosial yang berpengaruh terhadap keberadaan slang dalam situs 9gag.com. Amrullah menganalisis datadata dalam situs 9gag.com menggunakan pendekatan sosiolinguistik Hymes yang mengaitkan slang dengan faktor-faktor sosial serta kajian variasi bahasa slang yang diungkapkan oleh Partridge tentang fungsi pemakaian slang di dalam masyarakat. Bahasa alay dalam media sosial pernah diteliti oleh Wibowo (2011) dalam Penelitian Monodisiplin Fakultas Ilmu Budaya UGM yang berjudul Pemakaian Bahasa Alay sebagai Refleksi Kerentanan Masyarakat Bahasa: Kajian Sosiolinguistik. Wibowo menguraikan identifikasi, tujuan, dan fungsi bahasa alay, pemakaian bahasa alay yang ditinjau dari analisis SPEAKING, serta bahasa alay dan kerentanan pemakaian bahasa. Pemakaian bahasa dalam media sosial Facebook pernah diteliti oleh Susanti (2010) dalam skripsinya yang berjudul Wacana Status dalam Facebook Kajian Sosiopragmatik. Susanti menguraikan fungsi Facebook dalam komunikasi, tipologi pernyataan status dalam Facebook, dan dampak penggunaan status dalam

6 Facebook. Identifikasi wacana status dalam Facebook (WSF) dibagi menjadi dua, yaitu dari segi bentuk dan media. Dari segi bentuk, WSF dibedakan menjadi tanda, kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana; dan dari segi media WSF dibedakan dari segi bahasa dan cara penyampaian. Dari segi pragmatik, WSF dibagi menjadi prinsip kerja sama, prinsip kesopanan, tindak tutur langsung, tindak tutur tidak langsung, tindak tutur literal, dan tindak tutur tidak literal. Dari segi sosial, WSF dapat diklasifikasikan melalui teori SPEAKING, yaitu setting and scene, participants, ends, act sequences, key, instrumentalities, norms of interactions, dan genre. Permainan bahasa pernah diteliti oleh Wijana (2003) pada Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Ilmu Budaya UGM yang berjudul Wacana Dagadu, Permainan Bahasa, dan Ilmu Bahasa. Wijana menguraikan plesetan-plesetan orang Yogyakarta dalam kaos oblong Dagadu, fungsi dan peranan plesetan yang meliputi permainan kata, permainan kata antarbahasa, malapropisme, silap lidah, slang, wacana indah, kreasi dan translasi wacana, permainan bahasa dalam hidup manusia, serta permainan bahasa dan ilmu bahasa. Wijana menyimpulkan bahasa sebagai objek kajian dan materi yang harus dipelajari hendaknya dikembalikan hakikatnya sebagai sesuatu yang tidak terlepas dari masyarakat dan budaya pemakainya. Bahasa slang dalam media sosial juga dijadikan objek penelitian oleh Setiawan (2010) dalam tesisnya yang berjudul Slang Komunitas Kaskus di Internet: Suatu Kajian Sosiolinguistik. Komunitas Kaskus merupakan komunitas bahasa di internet yang bersifat terbuka. Bahasa di komunitas Kaskus variatif dan

7 beragam. Setiawan mendeskripsikan bahasa slang komunitas Kaskus di internet, yaitu bentuk dan proses penciptaan slang komunitas Kaskus, pemaknaan baru dari kata-kata lama pada slang komunitas Kaskus, dan fungsi-fungsi pemakaian slang komunitas Kaskus. Sari (2012) dalam tesisnya yang berjudul Analisis Wacana Percakapan Twitter: Kajian Sosiopragmatik menganalisis wacana percakapan dalam media sosial Twitter. Twitter ialah jejaring sosial berupa Mikroblog yang memungkinkan para penggunanya untuk saling mengirim dan membaca pesan yang disebut dengan tweet. Dalam penelitiannya, Sari menguraikan bentuk struktur percakapan, karakteristik kebahasaan, dan bentuk identitas diri yang digunakan dalam komunikasi Twitter. Peneliti juga membahas prinsip kerja sama dalam penggunaannya pada percakapan Twitter. Rosmawati (2012) juga meneliti pemakaian bahasa dalam Facebook dalam skripsinya yang berjudul Wacana Status dan Komentar Facebook: Kajian Sosiopragmatik. Rosmawati mendeskripsikan struktur wacana status dan komentar Facebook, karakteristik bahasa pada status dan komentar Facebook, khususnya ditinjau dari bidang fonologi, penggunaan alih kode, dan campur kode, faktor sosial yang memengaruhi pembentukan wacana status dan komentar Facebook, serta fungsi tindak tutur yang mendominasi dalam wacana status dan komentar Facebook. Kasih (2012) dalam skripsinya yang berjudul Wacana Komentar Terhadap Artikel Berita dalam Situs Yahoo! Indonesia meneliti struktur, bentuk kebahasaan, dan penyimpangan bentuk kebahasaan dalam Wacana Komentar

8 Terhadap Artikel Berita dalam Situs Yahoo! Indonesia (WKAB). Penerapan dan penyimpangan prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan juga dijumpai dalam penelitian Kasih mengenai WKAB. Fungsi WKAB yang ditemukan ialah asertif, direktif, ekspresif, dan komisif. Mayasari (2010) dalam tesisnya yang berjudul Plesetan Nama-Nama Tempat: Bentuk dan Dimensi Sosialnya (Kajian Sosiolinguistik) mendeskripsikan nama-nama tempat yang tetap konsisten diplesetkan menjadi nama tempat juga, tetapi berbeda lokasi atau wilayah dalam kehidupan sosial. Peneliti juga mendeskripsikan pola pembentukan dalam plesetan nama-nama tempat dan fungsi plesetan nama-nama tempat dalam berkomunikasi. Dari sembilan penelitian di atas pembahasan mengenai meme dalam media sosial, khususnya Instagram, belum dilakukan, padahal MID digemari oleh pengguna media sosial karena memiliki alat ekspresi yang unik. Oleh karena itu, pemakaian MID menarik untuk diteliti. 1.6 Landasan Teori Penelitian ini memanfaatkan kajian sosiolinguistik sebagai tuntunan kerja. Sosiolinguistik merupakan salah satu cabang ilmu linguistik yang memandang kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan masyarakat (Wijana dan Rohmadi, 2006:7). Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk memenuhi kebutuhannya tersebut manusia berkomunikasi dengan orang lain dan berhubungan dengan masyarakat. Ketika berkomunikasi, manusia dipengaruhi

9 oleh situasi dan kondisi di sekitarnya (Wijana dan Rohmadi, 2006:7). Dalam berkomunikasi manusia menyampaikan pikiran, gagasan, maksud, dan perasaannya dalam suatu peristiwa tutur (Chaer dan Agustina, 2010:47). Peristiwa tutur ialah berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran yang sekurang-kurangnya terjadi antara dua orang, yaitu penutur dan lawan tutur dengan satu pokok tuturan di dalam waktu dan tempat tertentu (Chaer dan Agustina, 2010:47). Tuturan yang terjadi dalam satu peristiwa tutur tertentu bersifat variatif. Variasi bahasa disebabkan oleh penutur yang heterogen serta kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh penutur dan lawan tutur sangat beragam (Chaer dan Agustina, 2010:61). Menurut Wibowo (2013:13 18), variasi bahasa yang timbul karena perbedaan pemakaiannya disebut dengan ragam. Ragam bahasa Indonesia dapat dibedakan berdasarkan tempat, pokok masalah atau bidang penggunaan, situasi atau suasana penggunaan, sarana atau medium, serta tingkat usia pendidikan penutur (Wibowo, 2013:13 18). Meme merupakan salah satu contoh penggunaan ragam bahasa berdasarkan situasi penggunaannya, yaitu ragam santai atau informal. Bahasa mempunyai fungsi yang penting bagi manusia, terutama fungsi komunikatif (Tarigan, 2009:5). Seseorang menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi memiliki berbagai tujuan dan maksud tertentu. Fungsi-fungsi bahasa menurut Halliday (dalam Tarigan, 2009:5 6) ada tujuh, yaitu fungsi instrumental, fungsi regulasi, fungsi representasional, fungsi interaksional, fungsi personal, fungsi heuristik, dan fungsi imajinatif. Fungsi instrumental merupakan penggunaan bahasa yang melayani pengelolaan lingkungan dan menyebabkan

10 peristiwa-peristiwa tertentu terjadi. Fungsi regulasi bertindak untuk mengatur, mengawasi, dan mengendalikan perilaku orang lain. Fungsi representasional ialah penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi, fakta-fakta, dan pengetahuan tertentu. Fungsi interaksional bertugas untuk mempertahankan ketahanan dan kelangsungan komunikasi sosial. Fungsi personal memberi kesempatan terhadap seseorang untuk menyatakan ekspresinya terhadap orang lain atau hal-hal tertentu. Fungsi heuristik melibatkan bahasa untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mempelajari seluk-beluk lingkungan. Fungsi imajinatif melayani penciptaan gagasan-gagasan yang bersifat imajinatif. 1.7 Data dan Metode Penelitian Penanganan data terdiri atas tiga tahap, yaitu penyediaan data, analisis data, dan penyajian hasil (Sudaryanto, 1993:5). Data diambil dari salah satu akun media sosial di Instagram, yaitu akun Dagelan. Pengambilan data dilakukan dari 18 September 2014 hingga 16 Oktober 2014. Rentang waktu tersebut dipilih karena memuat data-data yang variatif dari MID. Selain itu, pengambilan MID pada rentang waktu tersebut cukup representatif, sesuai dengan kajian yang dibahas dalam penelitian, dan keterbatasan waktu penulis. Populasi data yang diambil berjumlah 250 buah dan sampel yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah 102 buah. Data diambil secara acak dan tidak semua unggahan di Instagram Dagelan pada rentang waktu pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini. Unggahan data di Instagram Dagelan yang berupa iklan dan video pada rentang waktu pengambilan data tidak digunakan karena penulis membatasi

11 kajiannya pada unggahan MID selain iklan dan video karena keterbatasan waktu penelitian dan keterbatasan kemampuan dalam menganalisis seluruh unggahan. Metode yang digunakan dalam penyediaan data penelitian ini ialah metode simak bebas libat cakap. Dalam metode simak bebas libat cakap peneliti tidak ikut terlibat langsung dalam tuturan, namun memerhatikan dengan teliti dan tekun tuturan antara penutur dan lawan tutur (Sudaryanto, 1993:134). Teknik yang digunakan dalam penyediaan data penelitian ini ialah teknik catat. Data diperoleh dengan cara memfoto layar (screen capturing) pada unggahan MID dari telepon genggam kemudian dipindahkan ke komputer. Data yang didapat kemudian dicatat menggunakan teknik catat dan diklasifikasikan. Tahap analisis data penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, metode komparasi, dan metode padan. Metode padan adalah teknik yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13). Metode padan yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode padan referensial dan pragmatis. Metode padan referensial menggunakan referen sebagai alat penentu analisis dan metode pragmatis menggunakan mitra wicara sebagai alat penentunya (Sudaryanto, 1993:15). Untuk memudahkan analisis populasi data yang berjumlah 250 buah dikelompokkan menjadi lima, yaitu teks tanpa separasi; teks tanpa separasi-gambar; teks separasi; teks separasigambar; serta percakapan, gambar serial, rincian, dan pilihan. Pada tahap penyajian data, hasil analisis yang telah diperoleh kemudian disajikan dengan metode penyajian formal dan informal. Hasil analisis secara formal disajikan dengan bentuk tabel dan hasil analisis secara informal disajikan

12 dengan penjabaran kata-kata biasa. Tabel dalam MID tidak selalu disertai dengan gambar jika data verbal dalam MID dapat langsung dipahami tanpa perlu bantuan gambar. 1.8 Sistematika Laporan Hasil Penelitian Hasil penelitian disajikan dalam lima bab. Bab I berisi pendahuluan yang berisi latar belakang, ruang lingkup, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, data dan metode penelitian, serta sistematika laporan hasil penelitian. Bab II berisi deskripsi MID. Bab III berisi alat ekspresi yang digunakan dalam MID. Bab IV berisi fungsi bahasa dalam MID. Bab V adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Dalam penyajian hasil analisis data digunakan sistem penomoran untuk data kebahasaan dengan angka Arab yang dimulai dengan angka 1 dan seterusnya pada Bab II--IV. Dalam ketiga bab tersebut dimungkinkan terjadinya pengulangan data MID. Oleh sebab itu, penomoran pada subbab-subbab selanjutnya menunggunakan nomor data sesuai dengan nomor data pada kemunculannya pertama untuk dapat mengetahui frekuensi kemunculan data tersebut.