BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa."

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. Chaer dan Leonie (2010:14 15) mengungkapkan bahwa dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan. Hal tersebut disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa lisan adalah bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sementara itu, bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan sebagai sarana pengungkapan ide. Manusia memanfaatkan potensi bahasa dalam berbagai bentuk, salah satunya terdapat pada Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB). Selain sebagai identitas kendaraan, TNKB dimanfaatkan oleh pemilik kendaraan untuk tujuan lain. Kombinasi huruf dan angka pada TNKB dapat membentuk satuan kebahasaan tertentu yang mewakili pikiran atau gagasan si pemilik kendaraan. Unsur dalam TNKB ialah kode wilayah, nomor registrasi, kode akhir wilayah, dan masa berlaku. Akan tetapi unsur yang dimanfaatkan untuk membentuk satuan kebahasaan tertentu hanya kode wilayah, nomor registrasi, dan kode akhir wilayah. Hal tersebut dikarenakan posisi ketiga unsur tersebut terletak sejajar dan berukuran sama. Kode wilayah dan kode akhir wilayah berupa huruf, sedangkan nomor registrasi berupa angka. Pada dasarnya, angka bukanlah objek kajian linguistik. Akan tetapi, angka pada TNKB dimanipulasi sehingga 1

2 2 membentuk huruf tertentu. Ketika sudah dimanipulasi menjadi huruf, angka dapat menjadi objek kajian linguistik. Satuan kebahasaan yang terbentuk dengan memanipulasi unsur-unsur TNKB dipengaruhi oleh ruang penulisan yang terbatas. Hal tersebut dikarenakan jumlah karakter pada TNKB hanya berkisar tiga hingga sembilan karakter saja. Kode wilayah biasanya terdiri atas satu atau dua huruf. Nomor registrasi biasanya terdiri atas satu hingga empat angka. Sementara itu, kode akhir wilayah biasanya terdiri atas satu hingga tiga huruf. Beberapa kendaraan bahkan tidak memiliki atau tidak mencantumkan kode akhir wilayah. Setiap kota di Indonesia memiliki ketentuan kode wilayah, nomor registrasi, dan kode akhir wilayah yang berbeda-beda. Misalnya kendaraan yang berasal dari Jakarta memiliki ketentuan sebagai berikut. B [1 4 angka] XYZ Huruf B merupakan kode wilayah Jakarta. Kemudian diikuti nomor registrasi yang berjumlah antara satu hingga empat angka. Selanjutnya X umumnya mewakili tempat kendaraan tersebut terdaftar, misalnya U untuk Jakarta Utara, B untuk Jakarta Barat, P untuk Jakarta Pusat, S untuk Jakarta Selatan, dan lain sebagainya. Y pada umumnya mewakili jenis kendaraan berdasarkan golongan, misalnya A untuk sedan/pickup, C/D untuk truk, T untuk taksi, Q/U untuk kendaraan staf pemerintah, dan lain sebagainya. Sementara itu, Z merupakan huruf acak yang diberikan untuk pembeda. Walaupun bersifat pembeda, huruf ini memiliki pola atau siklus dalam kurun waktu tertentu.

3 3 Aturan tersebut merupakan aturan yang dibuat oleh instansi yang berwenang dalam pembuatan TNKB. Akan tetapi, dalam upaya membentuk satuan kebahasaan pada TNKB, pemilik kendaraan dapat memesan jumlah nomor registrasi dan kode akhir wilayah. Dalam pemesanan tersebut pemilik kendaraan harus mengeluarkan biaya tambahan. Berikut adalah TNKB yang membentuk satuan kebahasaan. (1) B 53 GER (2) AA 61 FT (3) AB 1155 ON (observasi Desember 2013) (observasi Januari 2014) (observasi Januari 2014) Kombinasi huruf dan angka pada unsur-unsur TNKB di atas membentuk satuan kebahasaan tertentu. Pada data (1), kode wilayah B tidak membentuk satuan kebahasaan. Angka 5 dan 3 dimanipulasi menjadi huruf S dan E, sehingga bila digabungkan dengan kode akhir wilayah GER akan membentuk kata SEGER. Pada data (2), angka 6 dan 1 dimanipulasi menjadi huruf G dan I. Gabungan huruf AA pada kode wilayah, angka 61, dan huruf FT pada kode akhir wilayah membentuk frasa A GIFT sebuah hadiah. Sementara itu, angka 1 dan 5 pada data (3) dimanipulasi menjadi huruf I dan S. Gabungan kode wilayah AB, angka 1155, dan kode akhir wilayah ON membentuk frasa ABIS ON. Ketiga data di atas menggunakan kode bahasa yang berbeda-beda. Data (1) menggunakan bahasa Indonesia, data (2) menggunakan bahasa Inggris, dan data (3) menggunakan campuran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

4 4 Oleh karena ruang penulisan yang terbatas, satuan kebahasaan yang terbentuk melalui manipulasi huruf dan angka pada TNKB memiliki kekhasan tersendiri. Satuan kebahasaan yang terbentuk dapat berupa kata, frasa, dan kalimat. Selain itu, kekhasan bentuk dan karakteristik kebahasaan yang terdapat pada TNKB dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya yaitu berasal dari luar bahasa yang meliputi konteks sosial budaya yang melatarbelakangi terbentuknya satuan kebahasaan pada TNKB. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut 1. apa saja bentuk pemanfaatan huruf dan angka TNKB yang membentuk satuan kebahasaan tertentu? 2. bagaimana karakteristik satuan kebahasaan yang terbentuk dalam TNKB? 3. faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi terbentuknya satuan kebahasaan pada TNKB? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut 1. mendeskripsikan bentuk pemanfaatan huruf dan angka TNKB yang membentuk satuan kebahasaan tertentu, 2. menjelaskan karakteristik satuan kebahasaan yang terbentuk dalam TNKB,

5 5 3. mendeskripsikan faktor-faktor yang melatarbelakangi terbentuknya satuan kebahasaan pada TNKB. Selain itu, terdapat manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan terhadap perkembangan ilmu bahasa, khususnya mengenai perkembangan bahasa yang memanfaatkan huruf dan angka pada TNKB yang sangat dipengaruhi oleh faktor sosial masyarakat. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya pengetahuan pembaca terkait pemanfaatan huruf dan angka pada TNKB yang memuat satuan kebahasaan tertentu. Hal tersebut mencerminkan kreativitas manusia yang mampu memanipulasi huruf dan angka menjadi satuan kebahasaan tertentu. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian ini akan membahas tentang TNKB. Kendaraan yang dijadikan objek kajian ialah sepeda motor dan mobil pribadi. Hal ini dikarenakan kedua kendaraan tersebut merupakan kendaraan pribadi, sehingga berpotensi memiliki identitas kendaraan berupa TNKB yang membentuk satuan kebahasaan tertentu. Sementara itu, kendaraan bermotor lainnya seperti kereta api, bus, truk, dan kontainer tidak memiliki identitas kendaraan berupa TNKB yang membentuk satuan kebahasaan tertentu. Kereta api dan bus merupakan kendaraan umum milik instansi tertentu sedangkan truk dan kontainer merupakan kendaraan pengangkut. Jenis kendaraan tersebut tidak memiliki TNKB yang membentuk satuan

6 6 kebahasaan tertentu karena tidak ada nilai prestise yang didapatkan oleh pemilik kendaraan. TNKB yang digunakan dalam penelitian ini ialah TNKB yang membentuk satuan kebahasaan tertentu. TNKB yang acak seperti G 2660 FJ, AB 2630 HJ, dan lain-lain tidak digunakan dalam penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan TNKB yang acak tidak dapat dianalisis secara linguistik. Data diambil dari lapangan dengan mendokumentasikan dan mencatat TNKB. Pengambilan data lapangan dilakukan dengan mencatat TNKB pada kendaraan yang melintas di jalan protokol kota Yogyakarta, Brebes, dan Banyumas. Selain itu, data juga diperoleh dari situs internet. Pengambilan data melalui situs internet dilakukan karena keterbatasan waktu peneliti dalam pengambilan data lapangan. Penelitian terbatas pada beberapa hal. Pertama, bentuk pemanfaatan huruf dan angka TNKB. Kedua, karakteristik satuan kebahasaan. Ketiga, faktor yang melatarbelakangi terbentuknya satuan kebahasaan pada TNKB. 1.5 Tinjauan Pustaka Penelitian yang berkaitan dengan pemanfaatan huruf dan angka dalam TNKB sudah pernah dilakukan sebelumnya. Namun, penelitian tersebut belum spesifik menjelaskan pemanfaatan huruf dan angka, bentuk kebahasaan yang terbentuk, dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Adapun penelitian yang berkaitan dengan tulisan ini disajikan sebagai berikut. Penelitian Dessy Saputry (2015:1 14) yang berjudul Permainan Bahasa pada Plat Nomor Kendaraan Bermotor (Suatu Kajian Sosiolinguistik)

7 7 mendeskripsikan cara membaca beserta maknanya. Penelitian tersebut juga menjelaskan tujuan pengguna bahasa menuliskannya di plat kendaraan mereka. Data yang digunakan dalam penelitian ini hanya tanda nomor kendaraan bermotor berkode wilayah BE atau Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode simak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumusan atau mekanisme pembacaan angka, bilangan, dan huruf pada plat nomor kendaraan bermotor variatif. Angka 0 menjadi huruf O, angka 1 menjadi huruf I atau L, angka 2 menjadi huruf L, angka 3 dapat menjadi huruf B dan E, angka 4 menjadi huruf A, angka 5 menjadi huruf S, angka 6 dapat menjadi huruf B atau G, angka 7 menjadi huruf J, angka 8 menjadi huruf E, dan angka 9 menjadi huruf G. Dari hasil pengamatan Dessy Saputry juga dapat diketahui bahwa tujuan pengguna bahasa menuliskan permainan bahasa di plat kendaraannya adalah sebagai representasi sejarah, perasaan, cita-cita, hal keberuntungan, dan keberadaannya sebagai anggota masyarakat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah TNKB berkode wilayah BE atau Lampung sehingga tidak dapat digunakan untuk menjelaskan pola pemanfaatan huruf dan angka pada TNKB secara umum. Hasil rumusan pembacaan angka, bilangan, dan huruf dalam penelitian ini juga belum lengkap. Misalnya adalah angka 12 menjadi huruf R, angka 13 menjadi huruf B, angka 17 menjadi huruf D, angka 7 dapat menjadi huruf T, dan lain sebaginya. Selain itu, penelitian ini juga belum menjelaskan faktor-faktor yang melatarbelakangi satuan kebahasaan yang terbentuk pada TNKB.

8 8 Penelitian I Dewa Putu Wijana (2000: ) berjudul Angka, Bilangan, dan Huruf dalam Permainan Bahasa. Pada penelitian ini, Wijana mendeskripsikan permainan bilangan, permainan angka sebagai representasi kata bahasa Indonesia atau bahasa daerah, angka sebagai representasi kata bahasa Inggris, angka sebagai visualisasi lambang bunyi, angka sebagai representasi not lagu, angka sebagai lambang frekuensi pembacaan, permainan huruf sebagai representasi nama, dan nama huruf sebagai representasi lambang. Skripsi Nurul Hanifah (2011) yang berjudul Wacana Grafiti Di Truk: Analisis Sosiopragmatik mendeskripsikan bentuk grafiti di truk, satuan lingual dalam wacana grafiti di truk, unsur-unsur pragmatis, serta faktor-faktor dari masyarakat yang mempengaruhi wacana grafiti di truk. Dari hasil analisis diketahui bahwa grafiti truk terdiri atas tiga jenis, yaitu grafiti tulisan, gambar, dan perpaduan tulisan dan gambar. Satuan lingual dalam wacana grafiti di truk ini terdiri atas kata, frasa, klausa, dan kalimat. Dilihat dari segi pragmatis, unsurunsur pragmatis berperan untuk mengidentifikasi jenis tuturan seperti bentuk perintah, nasehat, makian, dan media promosi. Selain itu representasi digunakan melalui angka, simbol, kata tertentu, dan gambar lebih banyak ditemukan agar tidak langsung ditemukan maksudnya. Sementara itu, dari segi sosial, bentukbentuk tuturan yang terjadi dalam wacana grafiti di truk merupakan cerminan dari hal-hal yang ada di masyarakat. Penelitian ini menjelaskan bahwa wacana grafiti di truk dipengaruhi oleh faktor-faktor dari masyarakat sebagai pemakai bahasa, yang di dalamnya berhubungan dengan latar, pihak-pihak yang terlibat, tujuan, isi pesan, penjiwaan, saluran bahasa yang digunakan, norma-norma, dan tipe tuturan.

9 9 Skripsi Angga Prasdianto (2011) yang berjudul Ragam Bahasa Poster Demonstrasi (Kajian Sosiolinguistik) membahas bentuk kebahasaan, fungsi bahasa, dan faktor yang melatarbelakanginya. Dari segi bentuk kebahasaannya terdiri dari bahasa yang digunakan, campur kode, pemendekan kata, dan tanda baca. Dari segi fungsi kebahasaannya Ragam Bahasa Poster Demonstrasi (RBPD) mempunyai fungsi memberitahukan, menolak atau memprotes, menuntut, memberikan solusi, menanyakan, menyindir, mendukung, dan menghujat. Adapun dari segi faktor yang melatarbelakangi RBPD berupa situasi tutur yang tidak resmi, latar belakang penutur, sasaran yang dituju, ruang penulisan yang terbatas, dan tujuan penulisan. Penelitian mengenai pemanfaatan huruf dan angka sudah pernah dilakukan. Akan tetapi, hasil penelitian tersebut belum menjelaskan secara spesifik pemanfaatan dan manipulasi huruf dan angka serta faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Berbagai kreativitas manipulasi huruf dan angka merepresentasikan bagian dari bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing dengan maksud dan tujuan yang beragam. Pesan atau isi yang disampaikan melalui manipulasi huruf dan angka pada TNKB juga beragam. Selain itu, terbentuknya satuan kebahasaan yang memanfaatkan huruf dan angka pada TNKB juga ditentukan oleh faktor sosial di masyarakat. 1.6 Landasan Teori Landasan teori sangat diperlukan dalam suatu penelitian. Teori yang digunakan sebagai landasan dalam menganalisis manipulasi huruf dan angka pada

10 10 TNKB ialah teori morfologi, sintaksis, teori tentang permainan bahasa, dan sosiolinguistik. Teori morfologi diperlukan karena dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai kata dan kelas kata yang terbentuk dalam TNKB. Wijana (2011:55) menyatakan bahwa morfologi adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji selukbeluk bentuk kata. Kata merupakan satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri (Wijana, 2011:78). Huruf dan angka pada TNKB dimanipulasi untuk membentuk kata tertentu. Kata tersebut dapat berkategori nomina, verba, adjektiva, pronomina, numeralia, dan adverbia. Selain morfologi, teori sintaksis juga diperlukan dalam penelitian ini. Teori sintaksis digunakan untuk menjelaskan frasa dan kalimat yang dibentuk dengan memanipulasi huruf dan angka pada TNKB. Frasa secara umum didefinisikan sebagai gabungan kata. Akan tetapi, tidak semua gabungan kata dapat disebut frasa. Hanya gabungan kata yang memenuhi syarat tertentu dapat dikatakan frasa, yakni gabungan kata yang tidak melewati batas fungsi (Wijana, 2011:77). Sementara itu, kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Bentuk frasa dan kalimat pada TNKB sangat sederhana karena ruang penulisan yang terbatas. Sebagai salah satu milik manusia yang sangat berharga, bahasa digunakan sebagai sarana permainan. Permainan bahasa dapat dilakukan dengan memanfaatkan huruf, angka, dan bilangan. Bilangan adalah semua kata yang mengacu pada jumlah, seperti satu, dua, tiga, dst., sedangkan angka adalah semua

11 11 lambang bilangan yang merepresentasikan bilangan-bilangan itu, seperti 1, 2, 3, dst. Adapun huruf adalah lambang-lambang bunyi. Dalam sistem ortografi pada umumnya sebuah huruf melambangkan sebuah bunyi. Ada juga dua huruf yang melambangkan satu bunyi, atau sebaliknya satu huruf melambangkan dua bunyi atau lebih. Teori tentang permainan bahasa digunakan untuk menjelaskan bentuk pemanfaatan huruf dan angka pada TNKB yang memuat satuan kebahasaan tertentu. Angka dalam permainan bahasa dapat merepresentasikan berbagai hal, yaitu sebagai representasi kata atau bagian kata bahasa Indonesia, sebagai representasi kata bahasa Inggris, angka sebagai visualisasi lambang bunyi, sebagai representasi not lagu, sebagai representasi formula satuan matematis, dan sebagai representasi frekuensi pembacaan. Ada dua hal yang berkaitan permainan huruf dalam permainan bahasa. Pertama, lambang huruf merepresentasikan nama (bunyinya), dan yang kedua sebaliknya nama huruf merepresentasikan lambang (Wijana, 2000: ). Teori sosiolinguistik diperlukan dalam penelitian untuk menjelaskan penggunaan bahasa pada TNKB. Selain itu, teori sosiolinguistik juga diperlukan untuk menjelaskan faktor-faktor yang melatarbelakangi bentuk satuan kebahasaan yang memanfaatkan huruf dan angka pada TNKB. Sosiolinguistik adalah suatu cabang linguistik yang menyelidiki hubungan antara bahasa dan masyarakat dengan tujuan memahami secara lebih baik struktur bahasa dan bagaimana berfungsi dalam berkomunikasi (Wardhaugh, 1992:13). Wijana dan Rohmadi

12 12 (2006:7) mengungkapkan bahwa sosiolinguistik menyangkut permasalahan yang terkait dengan faktor-faktor sosial, situasional, dan kultural. Dengan mengaitkan antara bahasa dengan gejala kemasyarakatan, akan diketahui gambaran yang lengkap mengenai manipulasi huruf dan angka pada TNKB yang membentuk satuan kebahasaan tertentu. Ciri-ciri kebahasaan yang terdapat dalam manipulasi huruf dan angka pada TNKB dapat dijelaskan memalui dimensi kemasyarakatannya. Dimensi kemasyarakatan ini yang memberi makna kepada bahasa serta berfungsi sebagai petunjuk perbedaan golongan kemasyarakatan penuturnya, indikasi situasi tutur berbahasa, mencerminkan tujuan, topik, aturan-aturan, dan modus penggunaan bahasa (Nababan, 1986:1 2). Tiap-tiap bahasa mempunyai fungsinya masing-masing. Secara umum, bahasa mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai alat komunikasi dan interaksi. Selain itu, bahasa juga merupakan sarana untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, dan perasaan penuturnya. Dalam pemanfaatan huruf dan angka ini, pikiran, gagasan, dan perasaan penuturnya disampaikan melalui Tanda Nomor Kendaraan Bermotor. Faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya sebuah tuturan terdiri dari berbagai unsur. Menurut Hymes (via Chaer dan Leoni, 2010:48 49), peristiwa tutur dipengaruhi oleh faktor-faktor yang disebut SPEAKING. Kedelapan unsur tersebut adalah S (setting/scene) yaitu tempat bicara dan suasana pembicaraan, P (participant) yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan, E (end) yaitu tujuan dan maksud pembicaraan, A (act sequence) yaitu bentuk dan isi suatu

13 13 pesan, K (key) yaitu cara, sikap, atau penjiwaan sebuah tuturan, I (instrument) yaitu saluran dan bentuk bahasa yang digunakan dalam penyampaian pesan, N (norm) yaitu norma atau aturan dalam berinteraksi, G (genre) yaitu jenis bentuk penyampaian atau tipe-tipe tuturan. Dalam menganalisis faktor-faktor yang melatarbelakangi satuan kebahasaan pada TNKB, tidak semua komponen tutur akan dijelaskan. Unsur yang akan dijelaskan hanya unsur yang berkaitan dengan gejala kebahasaan pada TNKB. Hal ini disebabkan setiap komponen tutur memiliki fungsi dan peran masing-masing. Maka sebenarnya tuturan seseorang mencerminkan masyarakat tuturnya, dan oleh sebab itu tuturan itupun berkaitan erat dengan norma dan nilai sosial budaya dari masyarakatnya sehingga ada beberapa komponen tutur yang memang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh norma tutur yang ada di masyarakat (Rahardi, 2001:28). Bahasa yang digunakan dalam pemanfaatan huruf dan angka pada TNKB berbeda-beda, antara lain bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Inggris, dan bahasa Arab. Untuk menjelaskan hal tersebut, digunakanlah teori campur kode. Salah satu akibat kontak bahasa yang akan dibicarakan dalam penelitian ini adalah campur kode. Campur kode (code mixing) adalah suatu fenomena kebahasaan yang berbentuk penggunaan suatu bahasa tertentu dalam satu kalimat atau wacana bahasa lain (Ohoiwutun, 1997:69). Chaer (1995:158) menambahkan bahwa campur kode adalah digunakannya serpihan-serpihan dari bahasa lain dalam menggunakan suatu bahasa yang mungkin memang diperlukan sehingga tidak dianggap suatu kesalahan atau penyimpangan.

14 14 Ada tiga hal yang melatarbelakangi campur kode, yaitu (1) identifikasi peranan, (2) identifikasi ragam, dan (3) keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan (Suwito, 1985:77). Suwito menambahkan pula bahwa berdasarkan unsur-unsur kebahasaan yang terlibat di dalamnya, campur kode dapat berwujud kata, frasa, bentuk baster, bentuk ulang, ungkapan atau idiom, dan klausa (1985:78 80). 1.7 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan strategis, yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data (Sudaryanto, 1993:5). Metode merupakan cara yang harus dilaksanakan, sedangkan teknik adalah cara untuk melakukan metode. Metode simak dilakukan dengan cara mengamati objek yang terdapat pada TNKB. Tahap pertama adalah tahap pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak. Sementara itu, teknik yang digunakan ialah teknik catat dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menyimak pemanfaatan huruf dan angka pada TNKB yang membentuk satuan kebahasaan tertentu baik secara langsung maupun melalui situs internet. Data yang diambil dari internet ialah data yang berupa foto TNKB. Data yang sudah terkumpul kemudian diklasifikasikan berdasarkan bentuk-bentuk kebahasaannya. Tahap kedua adalah analisis data. Data yang sudah diklasifikasikan dianalisis dengan menggunakan analisis kontekstual. Metode kontekstual digunakan dalam analisis sosiolinguistik. Metode kontekstual dalam analisis

15 15 sosiolinguistik diterapkan pada data dengan mendasarkan, memperhitungkan, dan mengaitkan konteks. Tahap ketiga adalah tahap penyajian analisis data. Dalam penelitian ini, data disajikan dengan metode formal dan informal. Metode formal adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kaidah yang berbentuk rumus, tabel, dan gambar demi kemudahan pemahaman. Metode informal adalah penyajian hasil analisis data dengan kata-kata biasa. 1.8 Sistematika Penyajian Penelitian ini disajikan dalam lima bab. Bab I, Pendahuluan, memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup, tinjauan pustaka, landasan teori, data dan metode penelitian, serta sistematika penyajian. Bab II, Bentuk Pemanfaatan Huruf dan Angka pada TNKB, membahas pola pemanfaatan unsur TNKB, manipulasi huruf dan angka pada TNKB, dan upaya-upaya verbalisasi huruf dan angka. Bab III, Karakteristik Satuan Kebahasaan, membahas satuan kebahasaan, bentuk pemendekan, dan bahasa yang digunakan. Bab IV, Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi, membahas situasi tutur tidak resmi, latar belakang pemilik kendaraan, sasaran yang dituju, ruang penulisan, dan tujuan penulisan. Bab V memuat Kesimpulan dan Saran.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia di dunia ini menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama. Bahasa adalah salah satu sarana untuk menyampaikan maksud

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR Nur Hafsah Yunus MS 1, Chuduriah Sahabuddin 2, Muh. Syaeba 3 Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki fungsi yang sangat penting bagi manusia, terutama fungsi komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh manusia dan menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alasan peneliti memilih judul Penggunaan Campur Kode ceramah ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 November 2013. Peneliti ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia pada umumnya memiliki keterampilan menggunakan dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa nasional dan bahasa

Lebih terperinci

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Judul Skripsi : Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Nama : Eli Rahmat Tahun : 2013 Latar Belakang Menurut Keraf bahasa memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai alat untuk mengekpresikan diri, (2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan fenomena yang tidak dapat dilepaskan dari segala kegiatan manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sangat penting, yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Di samping bahasa Indonesia, terdapat juga bahasa daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa (language) merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran, hal-hal, atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46).

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berisi beberapa hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Fungsi bahasa utama yaitu sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Makhluk sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial, yaitu mahluk yang berkelompok dengan spesiesnya, untuk berinteraksi dengan sesamanya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor mulai mendominasi jalan-jalan di kota besar, contohnya kota Bandung. Hal menarik yang dapat dilihat dari sepeda motor adalah kegemaran pengendaranya menempelkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari ilmu linguistik. Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari ilmu linguistik. Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan suatu kegiatan yang mempergunakan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

Lebih terperinci

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA Nama : Laela Mumtahanah NIM : 1402408305 BAB III OBJEK LINGUISTIK = BAHASA Objek kajian linguistik yaitu bahasa 3. 1. Pengertian Bahasa Objek kajian linguistik secara langsung adalah parole karena parole

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem yang dibutuhkan bagi manusia untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide, perasaan atau pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat komunikasi dari zaman ke zaman mengalami perkembangan pesat sehingga informasi didapat dengan mudah dan cepat. Seiring dengan kemajuan teknologi pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki status sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang kebanggaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat. Alat komunikasi itu disebut

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat. Alat komunikasi itu disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai mahkluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam mengadakan hubungan atau interaksi dengan sesamanya, manusia memerlukan sebuah alat komuniksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Manusia dalam mempertahankan hidupnya manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Interaksi mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan sebagai alat untuk berinteraksi dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi tersebut, manusia memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pengantar dalam komunikasi sehari-hari. nasional dan bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pengantar dalam komunikasi sehari-hari. nasional dan bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang vital dan utama dalam hidup. Karena tanpa bahasa sulit bagi kita untuk mengerti atau memahami arti dan maksud dari perkataan orang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu identitas sebuah bangsa demikian juga halnya dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian keadaan kelompok

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan siswa baru. Kegiatan ini

Lebih terperinci

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM TABLOID SOCCER EDISI DESEMBER Naskah Publikasi

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM TABLOID SOCCER EDISI DESEMBER Naskah Publikasi ANALISIS CAMPUR KODE DALAM TABLOID SOCCER EDISI DESEMBER 2012 Naskah Publikasi Untuk memenuhi Sebagai Persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bersosial atau hidup bermasyarakat tidak pernah meninggalkan bahasa, yaitu sarana untuk berkomunikasi satu sama lain. Dengan berbahasa kita memahami apa yang orang

Lebih terperinci

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang Oleh: Murliaty 1, Erizal Gani 2, Andria Catri Tamsin 3 Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Penelitian yang mengangkat masalah Pemertahanan Bahasa Bali belum ada yang melakukan di daerah Gorontalo, namun peneliti menemukan di internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, manusia menggunakan bahasa baik bahasa lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya maupun dengan penciptanya. Saat berkomunikasi

Lebih terperinci

JURNAL CAMPUR KODE PADA STATUS FACEBOOK SISWA SMA DI KEDIRI TAHUN 2014

JURNAL CAMPUR KODE PADA STATUS FACEBOOK SISWA SMA DI KEDIRI TAHUN 2014 JURNAL CAMPUR KODE PADA STATUS FACEBOOK SISWA SMA DI KEDIRI TAHUN 2014 Oleh : LULUK ALFIATIN S. NPM : 10.1.01.07.0102 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan sebuah interaksi dengan individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia membutuhkan media bahasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain:

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Penelitian tentang alih kode dan campur kode, sudah banyak diteliti oleh para peneliti sebelumnya. Namun sejauh ini belum ada yang melakukan penelitian

Lebih terperinci

CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG

CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG Oleh : Siti Masitoh program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa cungkringaja83@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dominan di antara sesama manusia. Realitas ini menunjukkan betapa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dominan di antara sesama manusia. Realitas ini menunjukkan betapa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa adalah salah satu faktor yang menjadi ciri pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Bahasa merupakan alat dalam komunikasi dan interaksi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya variasi bahasa dapat dilihat dalam kehidupan sehari hari. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Adanya variasi bahasa dapat dilihat dalam kehidupan sehari hari. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan saling mengerti dengan sesama, berbagi kebudayaan, dan menolong sesama disekitar mereka. Adanya variasi bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses berbahasa adalah hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia. Dengan berbahasa, seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu bentuk perwujutan peradaban dan kebudayaan manusia. Dalam kamus linguistik, bahasa adalah satuan lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial antara individu dengan individu lain. Interaksi tersebut dapat dilakukan dengan tindakannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sepanjang hidupnya, manusia tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi tersebut, manusia memerlukan sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin tidak terlihat secara nyata berbicara, tetapi pada hakikatnya, ia

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin tidak terlihat secara nyata berbicara, tetapi pada hakikatnya, ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sehingga setiap individu dapat berinteraksi secara langsung. Bahasa juga merupakan alat

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK Sungkono Dekan FKIP Universitas Borneo Tarakan E-mail: sungkono_ubt@yahoo.com ABSTRAK: Manusia mengungkapkan maksud yang ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini diuraikan mengenai: (1) latar belakang, (2) fokus penelitian, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) penegasan istilah. Berikut diuraikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan peranannya sangat penting sehingga melalui bahasa dapat dilihat tinggi rendahnya kebudayaan bangsa tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Penggunaan suatu kode tergantung pada partisipan, situasi, topik, dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. lain. Penggunaan suatu kode tergantung pada partisipan, situasi, topik, dan tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang dalam kehidupan mereka setiap harinya. Baik untuk komunikasi antarteman, murid dengan guru, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini, penggunaan unsur slang dalam bahasa Inggris Amerika hampir terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini dengan mudah bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai kebutuhan utama yang harus dipelajari dan dikembangkan karena bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Chaer (2009: 3) berpendapat

Lebih terperinci

REGISTER PIALANG KENDARAAN BERMOTORR DI DAERAH PASAR NGLANGON, KARANG TENGAH, SRAGEN

REGISTER PIALANG KENDARAAN BERMOTORR DI DAERAH PASAR NGLANGON, KARANG TENGAH, SRAGEN REGISTER PIALANG KENDARAAN BERMOTORR DI DAERAH PASAR NGLANGON, KARANG TENGAH, SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. Dengan bahasa seseorang juga dapat menyampaikan pikiran dan perasaan secara tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan kepada orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan oleh manusia dalam bidang kehidupannya. Mempelajari bahasa dan mengkaji bahasa merupakan hal yang penting dilakukan oleh manusia karena secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dan anggota masyarakat memerlukan bahasa sebagai media komunikasi untuk berinteraksi dengan makhluk lainnya untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekian banyak majalah remaja ternama di Indonesia, ada sebuah majalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekian banyak majalah remaja ternama di Indonesia, ada sebuah majalah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekian banyak majalah remaja ternama di Indonesia, ada sebuah majalah yang cukup dikenal dan menjadi trend para anak remaja, khususnya remaja puteri. Majalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang penting untuk menjalin sebuah kerjasama atau untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antara sesamanya, berlandaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Untuk berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Untuk berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahkluk sosial, sehingga manusia tidak akan pernah terlepas dari manusia lain. Setiap manusia pasti membutuhkan komunikasi dengan manusia lain. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Sibarani, (2004:62)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Sibarani, (2004:62) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Sibarani, (2004:62) mengemukakan bahwa sebagai suatu sistem komunikasi yang memungkinkan terjadinya interaksi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedudukan bahasa Indonesia saat ini semakin mantap sebagai wahana komunikasi, baik dalam hubungan sosial maupun dalam hubungan formal. Pemakaian bahasa Indonesia mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan, manusia dikodratkan sebagai makhluk sosial karena manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya membutuhkan bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial, dikaruniai akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya. Manusia tidak bisa hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengantar Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah menjadi suatu wilayah yang kompleks masyarakatnya. Keadaan ini terjadi karena sekarang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia kiranya tidak perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi bahasa juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna, manusia dibekali dengan akal dan pikiran. Dengan akal dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna, manusia dibekali dengan akal dan pikiran. Dengan akal dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Tuhan yang sempurna. Sebagai makhluk yang sempurna, manusia dibekali dengan akal dan pikiran. Dengan akal dan pikiran yang dimiliki,

Lebih terperinci

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA Himawatul Azmi Nur dan Prembayun Miji Lestari Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, FBS, Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pembicaraan orang dan umumnya mengenai objek-objek dan kejadiankejadian.

BAB I PENDAHULUAN. dari pembicaraan orang dan umumnya mengenai objek-objek dan kejadiankejadian. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Bloom dan Lahey struktur bahasa adalah suatu sistem dimana unsur-unsur bahasa diatur dan dihubungkan satu dengan yang lain. Dalam menghubungkan unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, baik dalam bidang pendidikan, pemerintahan, maupun dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bertransaksi yaitu ada barang yang akan diperdagangkan, kesepakatan yang tidak dipaksa oleh pihak manapun.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bertransaksi yaitu ada barang yang akan diperdagangkan, kesepakatan yang tidak dipaksa oleh pihak manapun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar merupakan tempat bertemunya pembeli dan pedagang. Pasar juga tempat untuk bertransaksi, sedangkan transaksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sepuluh. Menurut Kridalaksana kelas kata terbagi sepuluh macam sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. sepuluh. Menurut Kridalaksana kelas kata terbagi sepuluh macam sebagai 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata unsur terpenting di dalam bahasa. Tanpa kata mungkin tidak ada bahasa, sebab itulah kata yang merupakan perwujudan bahasa (Chaer,2011:86). Kelas kata dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam mengkomunikasikan ilmunya. Penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Sebagai alat komunikasi bahasa digunakan sebagai alat penyampaian pesan dari diri seseorang kepada orang lain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa adalah alat komunikasi yang dapat digunakan secara lisan yang disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang disebut bahasa tulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana yang sangat penting untuk berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Manusia merupakan makhluk individu dan makhluk sosial yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena interferensi bahasa sangat lumrah terjadi pada masyarakat yang menggunakan dua bahasa atau yang juga disebut dwibahasa. Fenomena tersebut dalam sosiolinguistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai wahana komunikasi digunakan setiap saat. Bahasa merupakan alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, hampir semua kegiatan manusia bergantung pada dan bertaut dengan bahasa. Tanpa adanya bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Bahasa juga merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari dan menjadi jembatan dalam bersosialisasi dengan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk melangsungkan kehidupannya. Bahasa sangat penting untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. Keingintahuan tersebut menyebabkan perlunya berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa pada prinsipnya merupakan alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, merupakan makhuk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat terlepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat terlepas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat terlepas dari manusia lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu memenuhi segala kebutuhannya

Lebih terperinci