BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA dan SMK kelas XI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi yang telah mempelajari materi pencemaran dan limbah. Data yang diperoleh berasal dari observasi, wawancara, tes, dan angket. Tes digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang pemanfaatan limbah, angket digunakan untuk mengetahui perilaku siswa dalam pengelolaan limbah kelapa sawit, dan wawancara dilakukan kepada guru yang mengajar mata pelajaran Biologi maupun IPA di sekolah yang dijadikan sampel. X r 2 Y Keterangan: X = pengetahuan Y = perilaku Gambar. 3.1 Desain rancangan korelasi 3.2 Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui tahapan berikut: 1. Tahap persiapan, meliputi: a. observasi, b. penyusunan instrumen penelitian, c. penentuan subjek penelitian, d. validasi instrumen penelitian. 19
20 2. Tahap pelaksanaan, meliputi: a. pengambilan data, b. pengolahan dan tabulasi data. 3. Tahap penyelesaian, meliputi: a. analisis data penelitian, b. menyimpulkan hasil penelitian. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:117). Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMA dan SMK yang ada di Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi yang telah mempelajari materi pencemaran dan limbah. SMA dan SMK yang terdapat di Kecamatan Sungai Bahar meliputi SMA Negeri 4 Muaro Jambi, SMK Negeri 2 Muaro Jambi, SMK Negeri 7 Muaro Jambi, dan SMK Muhammadiyah Sungai Bahar. 3.3.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:118). Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini digunakan teknik sampling yaitu sampel wilayah atau Area Probability Sample. Menurut Riduwan (2014:12) sampel wilayah adalah teknik sampling yang digunakan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan teknik Random Sampling yakni seluruh siswa berpeluang untuk dijadikan sampel.
21 SMK Muhammadiyah Sungai Bahar tidak dapat dijadikan sebagai sampel penelitian, sebab di sekolah tersebut tidak terdapat mata pelajaran IPA/Biologi yang mempelajari materi pencemaran. Menurut Arikunto (2010:95) jika populasi kurang dari 150 sebaiknya semua subjek populasi dijadikan sampel penelitian, tetapi jika subjek populasi penelitian lebih dari 150 maka jumlah sampel dapat ditentukan 25-30% dari jumlah subjek populasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 337 siswa, artinya lebih dari 150 maka hanya sebagian populasi yang akan diteliti. Sampel diambil sebanyak 25% dari keseluruhan populasi atau berjumlah 85 siswa. Banyaknya sampel dalam penelitian dimasukkan dalam Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Distribusi sampel penelitian Sekolah Jumlah Siswa (orang) Jumlah Sampel (orang) SMAN 4 Muaro Jambi 207 52 SMKN 2 Muaro Jambi 78 20 SMKN 7 Muaro Jambi 52 13 Jumlah Total 337 85 Sumber: Data Administrasi Sekolah TA 2015/2016 3.4 Jenis dan Sumber Data 3.4.1 Jenis Data Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Data kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik, berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata. Sedangkan data kuantitatif yaitu data yang berwujud angka-angka (Riduwan, 2014:21). Dalam penelitian ini data hasil observasi dan wawancara merupakan data kualitatif, sedangkan data hasil tes dan angket merupakan data kuantitatif.
22 3.4.2 Sumber Data Sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas XI dan guru yang mengajar mata pelajaran biologi dan IPA di SMA dan SMK Kecamatan Sungai Bahar. Data dari siswa dikumpulkan menggunakan tes dan angket, sedangkan data dari guru dikumpulkan melalui wawancara. 3.5 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Observasi dilakukan oleh peneliti untuk melihat keadaan sekolah yang dijadikan objek penelitian. 2. Wawancara dilakukan kepada guru biologi yang mengajar mata pelajaran Biologi atau IPA di sekolah. 3. Tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang pemanfaatan limbah. 4. Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui perilaku siswa dalam pengelolaan limbah kelapa sawit di SMA dan SMK kelas XI Kecamatan Sungai Bahar. 3.6 Penghitungan Skor 3.6.1 Skor Tes Tes yang digunakan merupakan tes objektif berupa pilihan berganda dengan 5 jumlah alternatif jawaban. Arikunto (2013:263) menyatakan untuk mengelola skor tes bentuk pilihan berganda dapat menggunakan rumus tanpa denda sebagai berikut. dimana : S R = Skor yang diperoleh = Jawaban yang benar S = R
23 3.6.2 Skor Angket Angket yang digunakan merupakan angket terbuka. Angket disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan keadaannya (Riduwan, 2014:38). Skala pada angket menggunakan skala Likert dengan pilihan jawaban selalu bernilai 4, sering bernilai 3, kadang-kadang bernilai 2, dan tidak pernah bernilai 1. 3.7 Ujicoba Instrumen 3.7.1 Validitas Validasi instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan instrumen yang akan digunakan. Dengan menggunakan instrumen yang valid dalam pengumpulan data, diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid (Sugiyono, 2012:173). Untuk menguji validitas instrumen pengetahuan siswa berupa tes digunakan product moment. Uji validitas product moment dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 21 for windows dengan melihat nilai pearson correlation. Sugiyono (2012:179) menyatakan bahwa syarat minimum sebuah instrumen dianggap memenuhi syarat adalah jika r = 0,3. Artinya jika korelasi antara butir soal dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir soal dalam instrumen dinyatakan tidak valid dan jika korelasi antara butir soal dengan skor total sama dengan atau lebih dari 0,3 maka butir soal dalam instrumen dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam pengumpulan data. Kriteria pengukuran validitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
24 Tabel 3.2 Kriteria pengukuran validitas No Nilai Kriteria Validitas 1 0,80 r xy 1,00 Sangat Tinggi 2 0,60 r xy 0,79 Tinggi 3 0,40 r xy 0,59 Sedang 4 0,20 r xy 0,39 Rendah 5 0,00 r xy 0,19 Sangat Rendah Sumber: Riduwan (2014:218) Untuk mengetahui validitas instrumen perilaku siswa berupa angket dilakukan dengan konsultasi kepada ahli koesioner karena dapat memberitahukan kelemahan dan memberi saran serta memperbaiki pertanyaan tertentu sehingga diperoleh validitas konstruk, karena secara analisis akal sudah sesuai dengan isi dan aspek yang diungkapkan (Sugiyono, 2012:177). Instrumen disusun dengan menggunakan kisikisi sesuai dengan aspek-aspek yang telah ditentukan. 3.7.2 Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data (Arikunto, 2013:100). Untuk mengetahui reliabilitas instrumen berupa tes dan angket digunakan program SPSS versi 21 for windows dengan melihat nilai croncbach s alpha if item deleted. Untuk menentukan reliabilitas nilai yang didapat, selanjutnya nilai dicocokkan dengan tabel kriteria reliabilas pada Tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3 Kriteria pengukuran reliabilitas No Nilai Kriteria Reliabilitas 1 0,00 r11 0,19 Sangat Rendah 2 0,20 r11 0,39 Rendah 3 0,40 r11 0,59 Cukup 4 0,60 r11 0,79 Tinggi 5 0,80 r11 1,00 Sangat Tinggi Sumber: Riduwan (2014:218)
25 3.7.3 Daya Beda Soal Daya beda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang berkepandaian tinggi dengan siswa yang berkepandaian rendah. Perhitungan kelompok tes dibagi dua sama besar 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah (Arikunto,2013:228). Pada penelitian ini dibatasi untuk item soal yang memiliki nilai daya beda antara 0,00-0,20 kriteria jelek tidak digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa. D = B A J A B B J B = P A P B Keterangan : D = Daya beda soal. J A = Banyaknya peserta kelompok atas. J B = Banyaknya peserta kelompok bawah. B A = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar. B B = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar. PA = Proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar. PB = Proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar. Tabel 3.4 Kriteria tingkat daya beda soal Daya Pembeda Kriteria 0,00-0,20 Jelek 0,21-0,40 Cukup 0,41-0,70 Baik 0,71-1,00 Baik Sekali Sumber: Arikunto (2013: 232) 3.7.4 Tingkat Kesukaran Soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak akan merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Tidak berarti soal yang terlalu mudah dan terlalu sukar tidak boleh digunakan (Arikunto, 2013:224). Pada penelitian ini dibatasi untuk item soal yang
26 memiliki nilai indeks kesukaran soal =1 (sama dengan satu) kriteria mudah tidak digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa. Indeks kesukaran soal dihitung dengan rumus berikut. P = B JS Keterangan : P = Indeks kesukaran. B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar. JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes. Ketentuan indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut : Tabel 3.5 Kriteria tingkat kesukaran soal Indeks Kesukaran Keterangan 0,00-0,30 Sukar 0,31-0,70 Sedang 0,71-1,00 Mudah Sumber : Arikunto ( 2013: 225) 3.8 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan yaitu melakukan observasi, wawancara, tes, dan angket. 3.8.1 Observasi Observasi ini dilakukan pada objek penelitian yang bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam proses kerja dan penggunaan responden kecil (Riduwan, 2014:42). Observasi dilakukan dilakukan di sekolah untuk mengamati lingkungan sekitar sekolah dan kurikulum yang digunakan. 3.8.2 Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
27 mendalam dan jumlah responden sedikit/kecil (Sugiyono, 2012:194). Wawancara ini dilakukan secara tidak terstruktur dan dilakukan melalui tatap muka. Wawancara dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi limbah, penyampaian pengelolaan limbah pada materi limbah, dan mengetahui perilaku siswa di sekolah dalam mengelola limbah kelapa sawit. 3.8.3 Tes Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasanbatasan (Riduwan, 2014:42). Tes yang diberikan berisi tentang materi limbah berjumlah 22 butir soal berupa tes pilihan berganda dengan 5 alternatif jawaban. Tes digunakan dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa kelas XI SMA dan SMK Kecamatan Sungai Bahar tentang pemanfaatan limbah. Kisi-kisi soal tes terdapat pada Lampiran 5. 3.8.4 Angket Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan (Riduwan, 2014:38). Angket yang digunakan ini merupakan angket langsung dan semi terbuka tertutup dengan tambahan kolom alasan. Angket berisi 11 butir pertanyaan. Angket digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku siswa kelas XI SMA dan SMK Kecamatan Sungai Bahar dalam pengelolaan limbah kelapa sawit.
28 3.9 Analisis Data 3.9.1 Analisis Data Tes Jumlah soal yang digunakan dalam tes merupakan bentuk tes objektif pilihan ganda. Butir soal yang dijawab benar mendapat skor 1, dan butir soal yang menjawab salah bernilai 0. Apabila terdapat butir soal yang tidak dijawab oleh responden maka dianggap salah. Jumlah butir soal yang digunakan berjumlah 25 soal, sehingga skor maksimumny adalah 25 dan skor minimumnya 0. Menurut Arikunto (2013:272) analisis bentuk tes menggunakan rumus sebagai berikut. Keterangan: P = nilai pengetahuan X = skor yang diperoleh siswa N = skor maksimum yang diharapkan P = X N 100 Setelah nilai pengetahuan siswa dapat diketahui, selanjutnya dapat dimasukkan dalam Tabel 3.6 berikut. Tabel 3.6 Kriteria pengetahuan siswa Rentang Skor Keterangan 17,7 22 Baik Sekali 13,3-17,6 Baik 8,9-13,2 Cukup 4,5-8,8 Kurang 1,0-4,4 Gagal Sumber: Arikunto (2008:35) 3.9.2 Analisis Data Angket Analisis data angket perilaku yang merupakan jenis semi terbuka tertutup dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Alternatif jawaban yang diberikan yaitu selalu bernilai 4, sering bernilai 3, kadang-kadang bernilai 2, dan tidak pernah bernilai 1dan dibuat dalam bentuk checklist. Jumlah angket yang digunakan
29 berjumlah 11 pertanyaan. Skor maksimum untuk angket pada penelitian ini adalah 4 x 11 pertanyaan = 44, sedangkan skor minimumnya 1 x 11 pertanyaan = 11. Menurut Arikunto (2010:266) data angket dianalisis menggunakan rumus: Pr = R T 100% Keterangan: Pr = persentase perilaku R = jumlah skor jawaban responden T = jumlah skor maksimum Setelah persentase perilaku diketahui, selanjutnya diinterpretasikan dengan Tabel 3.7 berikut. Tabel 3.7 Kriteria perilaku siswa Rentang Skor Keterangan 35,3-44 Sangat baik 26,5 35,2 Baik 17,7 26,4 Cukup 8,8-17,6 Kurang 1-8,8 Sangat kurang Sumber: Riduwan (2014:28) 3.9.3 Analisis Wawancara Pengumpulan data melalui instrumen pada penelitian ini berupa wawancara yang mengacu pada Sugiyono (2012:196) antara lain: a. Menetapkan sasaran wawancara, b. Menyiapkan pokkok permasalahan, c. Melangsungkan wawancara, d. Menuliskan hasil wawancara, e. Mengidentifikasi tindak lanjut wawancara yang diperoleh.
30 3.9.4 Analisis Korelasi Analisis korelasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan pengetahuan siswa tentang pemanfaatan limbah dengan perilaku pengelolaan limbah kelapa sawit di SMA dan SMK siswa kelas XI Kecamatan Sungai Bahar. Penelitian korelasional mengacu pada studi yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antara dua variabel melalui penggunaan statistik korelasional (Emzir, 2014:46). Analisis korelasi pada penelitian ini menggunakan analisis pearson correlation dengan menggunakan program SPSS versi 21 for windows dengan melihat nilai r. r melambangkan korelasi PPM dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga ( 1 r +1). Apabila r = 1 artinya memiliki korelasi negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 artinya memiliki korelasi sempurna positif (sangat kuat). Untuk menentukan besar kecilnya sumbangan variabel pengetahuan terhadap perilaku dapat dilihat dari nilai determinasi. Nilai r dapat diinterpretasikan dalam tabel 3.8 berikut. Tabel 3.8 Interpretasi nilai r pearson product moment Nilai r Tingkat hubungan 0,00-0,19 Sangat rendah 0,20-0,39 Rendah 0,40-0,59 Cukup 0,60-0,79 Kuat 0,80-1,00 Sangat kuat Sumber: Riduwan (2014:218) 3.10 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan Maret 2016. Sekolah yang ditentukan adalah SMAN 4 Muaro Jambi, SMKN 2 Muaro Jambi dan SMKN 7 Muaro Jambi.