4.3 URAIAN MATERI III: MERENCANA STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN LANTAI KENDARAAN, SANDARAN DAN TROTOAR

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

Mencari garis netral, yn. yn=1830x200x x900x x x900=372,73 mm

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

STUDIO PERANCANGAN II PERENCANAAN GELAGAR INDUK

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

PERENCANAAN PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG JALAN RAPAK MAHANG DI DESA SUNGAI KAPIH KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

PERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC

BAB II PERATURAN PERENCANAAN

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

5.2 Dasar Teori Perilaku pondasi dapat dilihat dari mekanisme keruntuhan yang terjadi seperti pada gambar :

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

Jl. Banyumas Wonosobo

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

PERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING ) 1. DATA TUMPUAN. M u = Nmm BASE PLATE DAN ANGKUR ht a L J

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

n ,06 mm > 25 mm sehingga tulangan dipasang 1 lapis

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1

DESAIN JEMBATAN BETON BERTULANG ANTARA PULAU BIDADARI DAN PULAU KELOR

BAB I. Perencanaan Atap

II. TINJAUAN PUSTAKA. rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( jalan

JEMBATAN RANGKA BAJA. bentang jembatan 30m. Gambar 7.1. Struktur Rangka Utama Jembatan

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB V PENULANGAN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

BAB IV ANALISA STRUKTUR

4.2 URAIAN MATERI II: MENENTUKAN MODEL KONSTRUKSI ATAS DAN BAWAH JEMBATAN BETON TYPE BALOK T (T-BEAM) Gambar 4. 1 Memanjang Jembatan sederhana

Data data perencanaan: 1. Bentang jambatan : 2. Lebar jembatan : 3. Lebar trotoar : 4. Jarak gelegar memanjang : 5. Jenis lantai :

Perhitungan Struktur Bab IV

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:

PERHITUNGAN KONSTRUKSI

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

MODUL 6. S e s i 1 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

Gambar Gambar Perencanaan Tangga Tampak Samping. Ukuran antrede = 2 optrede + 1antrede = 65 A = 65-2(17,5)

ANALISA PELAT LANTAI DUA ARAH METODE KOEFISIEN MOMEN TABEL PBI-1971

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak

BAB IV ESTIMASI DIMENSI KOMPONEN STRUKTUR

1. Rencanakan Tulangan Lentur (D19) dan Geser (Ø =8 mm) balok dengan pembebanan sbb : A B C 6 m 6 m

Universitas Sumatera Utara

Rico Daniel Sumendap Steenie E. Wallah, M. J. Paransa Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

(SNI , pasal ) Rasio tulangan minimum dibatasi sebesar : 3.3 Perhitungan Penulangan Berdasar Hasil Analisa

MODUL 5 STRUKTUR BAJA II. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Karya Ilmiah Penelitian

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II STUDI PUSTAKA

4/3/2012. Pilar. Lantai Kendaraan. Pondasi. /Abutment. Gelagar Memanjang. Tumpuan. Gelagar melintang. Gelagar induk

Soal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

MODUL 5 STRUKTUR BAJA II. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

Beban yang diterima gording : - Berat atap = 7,5 x 1.04 x 6 = kg - Berat gording = 4,51 x 6 =

PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

MODUL 4 STRUKTUR BAJA II. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB V DESAIN TULANGAN STRUKTUR

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

PERHITUNGAN GORDING DAN SAGROD

MODUL 4 STRUKTUR BAJA II S E S I 1 & S E S I 2. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

BAB III LANDASAN TEORI

LAMPIRAN 1 PRELIMINARY DESAIN

MODUL 4 STRUKTUR BAJA II S E S I 1 & S E S I 2. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

STUDI PENGGUNAAN, PERBAIKAN DAN METODE SAMBUNGAN UNTUK JEMBATAN KOMPOSIT MENGGUNAKAN LINK SLAB

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

BAB V PENULANGAN STRUKTUR

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB III LANDASAN TEORI

5.4 Perencanaan Plat untuk Bentang 6m

PERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN BALOK-T A. DATA STRUKTUR ATAS

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DI KOTA PADANG

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

Transkripsi:

4. URAIAN MATERI III: MERENCANA STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON Pada bahasan ini akan mengkaji jembatan sederhana dari beton pada bagian atas jembatan atau diistilahkan upper struktur akan mengkaji tentang komponen jembatan mulai dari sandaran, lantai kendaraan, trotoar sampai dengan balok memanjang utama. Pada gambar dibawah ini tahapan analisis suatu jembatan dari beton konvensional sebagai bahan pemahaman dalam merancang dan mengitung Gambar 4. Potongan Memanjang Gambar 4. Potongan Melintang 4.. Spesifikasi Komponen Jembatan Spesifikasi struktur jembatan menjelaskan tentang ukuran disetiap bagian konstruksi yang akan dipergunakan sebagai acuan dalam analisis komponen jembatan. Kondisi Jembatan (lihat gambar) Panjang bersih gelagar : 8.555 m Panjang bentang : 9,55 m Jumlah bentang : buah Panjang jembatan total : 8,555m Lebar jembatan : 4.0 m Lebar perkerasan :.500 m

Tipe jembatan Jumlah gelagar balok Ruang bebas roda : Beton bertulang dengan gelagar balok T : buah :x0,4 m ) Spesifikasi Pembebanan Spesifikasi pembebanan pada bagian konsruksi jembatan menjelaskan karakterisik beban yang akan dipergunakan untuk menghitung komponen struktur. Ukuran BM mengambarkan klas dari pembebanan untuk jembatan sesuai peruntukan klas jembatan a. Beban hidup : PPJJR No./970 (direncanakan dipakai nilai Beban Muatan 70%) Beban roda T Beban garis P Beban merata q 70% x 0 t 7 t 70% x t 8,40 t 70% x.0 t/m,54 t/m (L<0m) b. Beban kejut, k + 0 50 L + 0 50 8,555,6 ). Spesifikasi mutu Beton dan Baja Tulangan Kemampuan kekuatan bahan ditentukan dari mutu material yang akan dipakai dalam kontruksi bahan material terpakai a. Beton : Kuat tekan K 50, f c 5 Mpa Kuat tarik ijin, fc ' 5.5-0 Mpa Modulus Elastisitas, E c 4700 x 5 6,09 Mpa b. Baja Tulangan : Bahan baja tulangan yang dipakai memiliki kemampuan kuat leleh dan elastisitas bahan Kuat leleh A 4, f y Modulus Elastisitas, E s 00 Mpa x 0 5 Mpa 4.. Sandaran Trotoar/ Relling Jembatan ). Sandaran trotoar Beban H P dapat distilah kan beban horizontal,akibat kendaraan menghamtam relling jembatan diambil sebesar 00 kg/m, pada sumber VOSB dijelakan bahwa

beban horizontal diperkenankan dalam satuan 00 kg/m.jika dipakai besi lingkaran o 75 mm tebal 5 mm ( d 75 mmmm,d70 mm), maka kekuatan reliing jembatan bagian bawah dan top relling. Tumpuan tiang relling dari dari bahan beton menyatu dengan bagian kontruksi sayap trotoar, diasumsi adalah jepit- bebas maka tinggi kritis tiang reling dipakai L m, panjang kritis lk tiang relingg * L. * m, jarak antara tiang sandaran reliing m, maka hasil statika yang diperoleh dari gaya P horisontal bekerja pada tengah bentang sebesar M tiang /8x0 kg x 60 kgm, maka kekuatan tegangan pada baja reling Tegangan Mu/Ws 60x00 /( /x(7,5-7, 0) 40 kg/em < tegangan baja bulat GIP, kesimpulan material dapat dipakai ) Tiang Sandaran reling dari beton Uk 5/5 Beban pada tiang sandaran reling terjadi akibat berat sendiri dan beban horizontal (q) berat konstruksi tiang ukuran 5/5. q b*h*l*bjc 0,5 * 0,5 * * 400 5 kg, Beban horisontal tumbukan 00 kg/m. maka statika Momen lentur, Mu (/. X,.Qx.L) + (*L*,6( x P ) (½.5x*)+ ( ***00) 00 kgm 000 Nm Gaya geser, V (5 *)+ (. x 00) 5 kg 50 N Dipakai besi kolom o 0 mm. beugel 0 8 mm Gambar 4. Dimensi Tiang Reling Trotoar Persamaan momen nominal M n. b. d. k M u M n SNI 00 perancangan beton dimana Nilai k dari pengaruh Momen kerja

M u k bd 000 0 0.850 0 0,95 nilai ρ (ro) dari kebutuhan penulangan beton ρ perlu fy k 0.85 0 00 0.946 0.85 0 0,00476 Control ρ (ro) minimum, 4, 4 ρ min fy 00 0,007 jika ρ perlu 0,00476 < ρ min ρ ρ min 0,007 Luas penulangan besi lentur A s ρ b d 0,007 x 60 x 0 45,60 mm Dipakai tulangan ( 0) (A s 57 mm ), karena kolom kotak maka dipasang kan tulangan pada sisi sisi sejumlah 4 buah 00 mm, ditambahkan beugel O 8 mm Kontrol kapasitas momen kolom Dianggap baja tulangan telah mencapai leleh pada saat beton mulai retak ( c 0,00), f s f y N T N D a c fs As f y 57 00,55 mm 0.85. f '. b 0.85 0 50 c a,55,588 mm 0, 85 d c 0,588 600 600 54,74 Mpa > fy c,588 kemampuan baja lebih besar dari kuat leleh M n u s 00 0 a A f y d 900,665 Nm,55 57 900665 Nmm M n,65 perbandingan momen melebihi dari maka konstruksi aman M untuk dipakai, jika nilai perbandingan Mn/Mu < penampang diperbesar. Perencanaan tulangan geser pada tiang sandaran :

V u 000 N V c f c '. bd 0 60 0 550,405 N V c. 0,6 x 550,405 465,05 N > Vu ( tidak perlu sengkang) Walaupun secara teoritis tidak perlu sengkang /beugel tetapi untuk kestabilan struktur dan peraturan mensyaratkan dipasang jarak tulangan minimum sengkang (spasi penampang). Jarak Sengkang d 0 65 mm Atau jarak sengkang maksimum yang diijinkan S maksimum 600 mm digunakan spasi 65 mm, dengan luas tulangan minimum sengkang: A v min f c'. b. s f y 0 60 65 77 mm 00 Dari hasil tulangan diatas, lihat table penulangan dipakai tulangan 8 mm (A v 00,5 mm ), maka jika dipakai 00,5 jarak sengkang: diperoleh Av. f y S fc'. b 00,5 00 84,98 mm >65 mm(jarak dipakai)< 600 mm 0 60 Maka pada tiang sandaran trotoar di dipakai tulangan sengkang 8-60 mm untuk geser, dan utama tarik x 0 untuk lentur. 4.. Plat Trotoar Pada konstruksi plat trotoar berupa bentuk kantilevel dimana plat menjorok keluar balok tepi dengan asumsi plat terjepit pada satu sisinya dan bebas pada sisi berhadapan. Untuk menentukan beban pada kekuatan plat trotoar diperlukan tatika dengan mencari monen didasarkan dari luas bagian (Ac) dikalikan jarak X terhadap posisi letak tumpuan. Sedangkan pada memperoleh gaya geser diperlukan dengan menjumlahkan beban dari masing masing bagian konstruksi. Perhitungan dapat dilihat pada bagian dibawah ini

Gambar 4. 4 Bagian Penampang Trotoar Dan Perapet Pada kondisi ini maka setiap bagian komponen kantilevel dapat diperhitungkan sebagai beban mati yang akan merubah posisi kentilever untuk melentur kebawah. Lebih mudahnya dalam menghitung maka bagian komponen dilakukan perhitungan Momen dapat disederhanakan dalam bentuk table dibawah ini a). Momen lentur (Bending Moment) Tabel 4. Penghitungan Momen Lentur Dengan Factor Bebean Mati, Hidup,6 No Volume (m ) (berat jenis) W (berat) Lengan Momen (kg/m ) (kg) (m) (kgm) Tiang sandar atas 0,6 x 0,6 x 0,50 0,008 400 9,0 0,85 6,40 (0,6x0.6 x0,50 (0,5x0,0x 0,6)/ 0,009 bag tiang sandar bagian miring 400 9,4 0,80 7,960.0 x 0,05 x 0,55 0,00 00 6,00 0,55 4,800 Bag miring trot 0,0 x (0,5 x 0,50)/ 0,004 400 9,00 0,75 6,50 4,00 x 0,85 x 0,0 0,65 beton trotoar atas 400 96,00 0,4 6,500 5,00 x (0,85 x 0,0)/ 0,04 btn trotobawah 400 99,00 0,75 7,0 6 Air hujan x 0,65 x 0,05 0.05 000,50 0,5 9,560 P,0 x 00,00 00,00,00 00,00 T,99 x 7,00 (wheel load) 909,0 0,75 500,56 Total momen lentur, M 06,54 076,6 9 065,40 Nm

b). Gaya geser (Shear Force) Gaya yang diperlukan untuk menentukan kemampuan pangkal kantilevel yang menyatu pada balok Berat tiang sandaran +++4+railling 67,440 kg Slab kantilever dan perkerasan 5+6+7 59,50 kg Beban roda 909,000 kg Beban genangan air hujan 68,500 kg Total gaya lintang, V 076.69 kg 07669 N c). Kebutuhan baja tulangan pada kantilevel M u 070,000 Nm sudah fktor beban V u 07669 N h f 00 mm d 00 40 60 mm kemampuan gaya kerja terhadap penampang, dihitung perpias panjang kantilevel 000mm M u k bd 070 0 0.8000 60 0,566 Mpa ρ perlu fy 0,00 k 0.85 0 00 ρ perlu 0,00 < ρ min ρ ρ min 0,007 kebutuhan besi tulangan pada kantilevel A s ρbd 0,007 x 000 x 60 80 mm 0.566 0.85 0 Dipakai tulangan n As/ A 6 80/ 00,96 mm 9,6 0 6 (A s 009,6 mm ), dengan jarak antar tulangan 00,96 S perlu 000 0,474 em 80 Dipakai tulangan utama arah tarik 0 6-0 mm, pada bagian beton tekan karena tinggi pangkal 00 mm > 0 mm, maka diperlukan tulangan extra tekan diambil 0% dari kebutuhan luas tulangan tarik. As 0%x 80 64 mm diperlukan 4 As 45,6 mm > 64 mmn Kontrol terhadap geser beton pada pangkal kantilevel: c V 7 bh 8 7 8 076 0,4 Mpa < 0,45 f c 000 60

4..4 Plat Lantai Jembatan Kemungkinan posisi roda pada kantilever trotoar Gambar 4. 5 Posisi Roda Pada Plat Kantilevel Perhitungan plat lantai jembatan diasumsikan bahwa posisi plat menumpu pada keempat sisi, satu lajur menumpu pada balok gelegar memanjang berhadapan, dan pada sisi lainya menumpu pada balok pembagi diapragma Gambar 4. 6 Potongan Melintang Balok Dan Plat Lantai Posisi Roda Kendaraan ). Momen lentur akibat beban hidup Dari sumber kajian tabel dari SKSNI. Gideon,dipeoleh koefisien momen dapat diperoleh dari plat 4 sisi atau sisi, dan besaran momen kerja : f xm 0,500 f ym 0,09 Kemampuan Beban T pada Plat lantai dilakukan dengan menghitung beban kontak dan penyebaran, maka dapat disederhanakan ;

Bidang kontak roda pada plat dapat dicapai dengan Beban roda, T 7000 kg Bidang kontak 84 x 54 cm Penyebaran beban roda, T 7000,6 0,84 0,54 067,84 kg/cm 0,0709 Mpa l x,65; l y t x /l x 0,84/,65 0,509 t y /l x 0,54/,65 0,7 Gambar 4. 7 Posisi Beban roda pada plat deck slab jembatan Besaran momen diperoleh ( Gideon) M xm f xm x T x t x x t y 0,500 x 067,84 x 0,84 x 0,54 40,8 kgm 408 Nm M ym f ym x T x t x x t y 0,09 x 067,84 x 0,84 x 0,54 87,6 kgm 876 Nm ) Momen lentur akibat beban mati (q) diatas plat lantai Berat slab/dck t plat x Bj 0,0 x 400 480 kg/m Berat perkerasan t asplal x BJ 0,07 x 00 54 kg/m Berat air hujan 5 em x Bj 0,05 x 000 50 kg/m Total q DL 684 kg/m

Momen dapat diperoleh sebesar, dengan menasumsikan bahwa plat berada pada kedua tumpuan, maka dari statika I, PBI 7, SKSNI. Soemono, Shrccril. Chu kia Wang M xm 0 DL l x q 0 684,65 87 kgm 870 Nm Sedangkan pada arah memanjang dapat diambil sebesar M ym Mxm 87 (kgm) 6 kgm 60 Nm ). Momen total yang dihitung dari pengaruh beban hidup(t) dan beban mati (q) M x 408 + 870 5898 Nm M y 876 + 60 956 Nm ). Perhitungan baja tulangan Arah melintang (l x ) M ux 5898 Nm h f slab 00 mm d x 00 40 60 mm M u k bd 5898 0 0.8000 60 0,776 Mpa ρ perlu fy k 0.85 0 00 0.776 0.85 0 0,0097 ρ min,4/ fy,4/ 40 0, ρ perlu < ρ min ρ ρ min 0,007 A s ρxbxd 0,007 x 000 x 60 80 mm Dipakai tulangan 6 (A s 0,06 mm ), dengan jarak antar tulangan p.k.p.

Dipakai n tulangan 80 / 0,6 9 + 0 maka dipakai 0 O 6 mm dalam ukuran b 000 mm S perlu 80 0,06 x 9bh, 000 / 9 0,474 mm Dipakai tulangan 9 6-00 mm, Arah melintang (l y ) M uy 956 Nm h f 00 mm dy 00 40-6 44 mm M u k bd 956 0 0.8000 44 0,564 Mpa k 0.85 0 0.564 ρ perlu fy 00 0.85 0 0,0087 ρ perlu < ρ min ρ ρ min 0,007 A s ρbd 0,007 x 000 x 44 008 mm Dipakai tulangan 6 (A s 0,06 mm ), dengan jarak antar tulangan p.k.p. 0,06 S perlu 000 99,46 mm 008 Maka dipakai tulangan pada plat lantai jembatan 5 6-00 mm, dengan tulangan bagi dipasangkan pada arah sumbu x dan sumbu y 0% dari luas tulangan utama 4..5 Analisa Balok Memanjang/Balok Utama Gambar 4. 8 Posisi balok memanjang menumpu pada kedua bentangnya

Asumsi gelegar balok utama menumpu pada abutmen/ landasan jembatan dengan tumpuan sendi- rol. Semua pembebanan yang akan ditopang oleh balok utama dianalisis ). Beban mati (q) 0, 0,6,00 400 Tiang relling x m 8,4 kg/m Railing jemb x g (,65) x m 0,960 kg/m Perkerasan 0,04 x 00 x,0,774 kg/m Air hujan 0,05 x 000 x,0 0,550 kg/m Pelat lantai 0,0 x 400 x,0 974,880 kg/m Gelagar 0,95 x 0,45 x 400 x,00 06,000 kg/m q DL 6,500 kg/m Blk (diafragma), q b (0,0 x 0,60 x 400 x 8,5 ) 8.5 0,00 kg/m Total q DL 464,5 kg/m ). Momen lentur akibat beban mati ( lihat soemono, Heinzfrick), dilakukan persegmen setiap meter atau meter, pada kasus ini persegmen.00 m x x M qdl M x q DL L L L Momen pada potongan, x,00 m (M. DL ) M qdl,0,00 464,500 8,555 654,80 kgm 8,555 8, 555 M Tb 56,400, 0 57,00 kgm M. DL 65,80 kgm 658,00 Nm Momen pada potongan, x 4,000 m (M. DL ) M qdl 4,0 4,0 464,500 8,555 45,60 kgm 8,555 8, 555 M Tb 56,400 4, 00 7,00 kgm M. DL 64,60 kgm

Momen pada potongan, x 4,775 m (M. DL ) 646,00 Nm M qdl 4,775 4,775 464,500 8,555 546,50 kgm 8,555 8, 555 M Tb 56,400 4, 775 069,00 kgm M. DL 65,50 kgm 655,00 Nm ). Beban Jalur (D) Koefisien kejut,6, b m luas beban yangditerima balok 8400 Beban garis, P,6, 00 888,5 kg,75 Beban terbagi merata, q 540, 0 7,6 kg/m,75 Gambar 4. 9 Penampang Melintang Jembatan Beton Typy Balok T 4). Momen lentur akibat beban hidup, diambil dalam statika Statical Chu kia wang M x (P) x x P. L L L M x (q) x x q. L L L

Momen pada potongan, x,0 m (M. LL ) M x (P),0,0 888,5 8,555 70, kgm 8,555 8, 555 M x (q) M. LL,0,0 7,6 8,555 8,555 8, 555 7455,40 kgm 056,6 kgm 0566,0 Nm Momen pada potongan, x 4,0 m (M. LL ) M x (P) 4,0 4,0 888,5 8,555 765,89 kgm 8,555 8, 555 M x (q) M. LL 4,0 4,0 7,6 8,555 8,555 8, 555 06,54 kgm 805,4 kgm 8054,0 Nm Momen pada potongan, x 4,775 m (M. LL ) M x (P) 4,775 4,775 888,5 8,555 776,49 kgm 8,555 8, 555 M x (q) M. LL 4,775 4,775 7,6 8,555 8,555 8, 555 0405,4 kgm 8,6 kgm 86,0 Nm 5). Momen pada tumpuan M s Mmax 5747,0 7490,4 Nm 6). Gaya geser (shearing force) Beban mati terbagi merata 464,5 8, 555 054,90 kg Balok melintang,45 56, 40 89,00 kg

Beban hidup garis P 888, 5 444, kg Beban hidup terbagi merata, q 7,6 8, 555 4865,07 kg V 044,0 kg V 044,00 N Kombinasi dari hasil momen desain pada tiap bagian panjang balok ) Perhitungan baja tulangan pada balok Pada posisi tumpuan balok : M support V b h d 7490,4 Nm 04607,00 N 450 mm 50 mm 50 60 090 mm Pembebanan M. M. M. Beban mati, DL 658,00 646,00 655,00 Beban hidup, LL 0566,0 8054,0 86,0 Total 66684,0 5800,0 5747,0 M u k bd 7490,4 0 0.8 450 090 0,40 Mpa ρ perlu fy 0,0004, 4, 4 ρ min fy 00 k 0,007 0.85 0 00 0,40 0.85 0 ρ perlu < ρ min ρ ρ min 0,007 A s ρbd 0,007 x 450 x 090 4,50 mm Dipakai baja tulangan 0 (A s 706,5 mm ) tarik pada bagian tarik diperlukan tulangan sejumlah 5 0 (A s 54,9 mm ) Kemampuan antara baja dan luasan beton menghasikan nilai N T N D, maka luasan blok beton diperoleh

As f a 0.85. f c y c 54,9 00 9,4 mm '. b 0.85 0 450 a 9,4 08,7 mm 0, 85 fs 546,48 Mpa > fy M n u a A f y d s 54,9 00 090 7788868,60 Nmm 7788,8686 Nm M n,44> M Dengan nilai beton dan baja bekerja seimbang Rancangan Geser pada tumpuan balok: V u 044,00 N V c f c '. bd 9,40 0 450 090 46858,76 N V c. 0,6 x 46858,76 040507,68 N > Vu ( dari hasil teoritis tidak perlu sengkang) Walaupun secara teoritis tidak perlu sengkang tetapi untuk kestabilan struktur dan peraturan mensyaratkan dipasang tulangan minimum sengkang dengan jarak (spasi maksimum). S maksimum atau S maksimum 600 mm d 450 5 mm Maka jarak sengkang digunakan spasi 5 mm, dengan luas tulangan minimum :A v min f c'. b. s f y 0 450 5 754,67 mm 00 Dipakai tulangan sengkang mm (A v 6,95 mm ), maka jarak sengkang : S Av. f y fc'. b 6,95 00 4,876 mm 0 450

Maka pada balok di bagian tumpuan dipakai tulangan -50 mm untuk geser dan 5 0 untuk lentur 4..6 Varian analisis Posisi Balok Lapangan Balok ini akan meletur pada bagian tengah, dimulai dari tepi tumpuan, karena lentur mengakibatkan bagian atas akan tertekan, maka dipakai balok jenis T Dilakukan analisis pada tiap segmen berapa butuhnya tulangan terpakai. Pada potongan M. Digunakan bentuk balok T dengan posisi tarik dibagian bawah dan bagian atas tekan Besar momen bekerja M 66684,0 Nm Pada balok T dipertimbangkan Lebar efektif balok (b), dipilih yang terkecil diantara : b L 8555 8,75 mm 4 4 b b w + 6 h f 450 + 6 00 650 mm b jarak p.k.p 000 mm Kontrol penampang balok-t : Dianggap seluruh flens menerima desakan sepenuhnya atau oleh pengaruh tekanan dari blok tegangan beton. M nf h f 00 0,85 f c ' bhf d 0,85 0 000 00 060 658 x 0 Nm Karena nilai M nf > M f, maka balok berperilaku sebagai balok persegi-t, M u k bd 66684, 0 0.8 450 060 0,907 Mpa

ρ perlu fy 0,00466, 4, 4 ρ min fy 00 k 0,007 0.85 0 00 0,907 0.85 0 ρ perlu < ρ min ρ 0,007 A s ρbd 0,007 x 450 x 060 9 mm Dipakai baja tulangan 5 0 (A s 54,9 mm ) N T N D a c As f y 54,9 00 9,4 mm 0.85. f '. b 0.85 0 450 c a 9,4 08,7 mm 0, 85 fs d c 060 08,7 600 600 550,4 Mpa > fy c 08,7 M n u a A f y d s 54,9 00 060 76,6 x 0 6 Nmm 76,6 x 0 Nm M n,95 M Maka penampang dapat dipakai 9,4 Cek tulangan : A s max 0,09h f 0,50d b b w h f 0,09 0,50 060 00 000 450 00 7649, mm A s min ρ min bd 0,007 x 450 x 060 9,000 mm Dengan demikian penampang balok memenuhi syarat daktailitas.

4..7 Varian Analisis Pada Titik M.Tengah Bentang Momen kerja dibandingkan momen kondisi pada balok T M 5747,0 Nm < M nf 658 x 0 Nm Maka pada potongan perilaku balok sebagai balok T persegi.` M u k bd 5747, 0 0.8 450 060,79 Mpa ρ perlu fy 0,00666, 4, 4 ρ min fy 00 k 0,007 0.85 0 00,79 0.85 0 ρ perlu < ρ min ρ 0,007 A s ρbd 0,007 x 450 x 060 9 mm Dipakai baja tulangan tarik sebanyak 5 0 (A s 54,9 mm ) Control keseimbangan N T N D a c As f y 54,9 00 9,4 mm 0.85. f '. b 0.85 0 450 c a 9,4 08,7 mm 0, 85 fs d c 060 08,7 600 600 550,4 Mpa > fy c 08,7 M n u a A f y d s 54,9 00 060 76,6 x 0 6 Nmm 76,6 x 0 Nm M n,8 > M 9,4 Maka penulangan sejumlah 5 O 0 mm dapat dipasangkan dengan memperhatika posisi terhadap jarak bersih antar tulangan agar material kerikil dapat mengisi rongga antara tulangan terpakai Jika pemasangan tulangan disusun lapis, maka mendapatkan posisi jarak d aktual 50 40 5 x 060 mm

Setelah menghasilkan analisis pada komponen konstruksi jembatan maka buatlah gambar kerja dengan mengatur posisi penulangan di masing masing komponen konstruksi Gambar 4. 0 Penampang Jembatan Sederhana TUGAS Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dalam menghitung kontruksi jembatan beton, maka tugas selanjutnya adalah menghitung ulang dengan bentang ditambahkan angka dari nomor nim masing masing mahasiswa