FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL MELAKUKAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID (TT) DI PUSKESMAS MANDAI KELURAHAN BONTOA KECAMATAN MANDAI KABUPATEN MAROS Sukmawati Kasum, Hasifah, Eddyman W.Ferial Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar Dosen Tetap D3 Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar Dosen Tidak Tetap STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK Sukmawati Kasum, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Ibu Hamil Melakukan Imunisasi Tetanus Toksoid Di Puskesmas Mandai Kelurahan Bontoa Kecamatan Mandai Kabupaten Maros Tahun 2012 (Dibimbing oleh Hasifah dan Eddyman W. Ferial ). Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati, 2005). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antar pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga tentang kepatuhan ibu hamil melakukan imunisasi tetanus toksoid di Puskesmas Mandai kelurahan Bontoa kecamatan Mandai kabupaten Maros. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan metode cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Mandai sebanyak 60 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, didapatkan 52 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis menggunakan komputer program microsoft excel dan program statistik (SPSS) versi 16.0. Analisis data mencakup analisis univariat dengan mencari distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji chi square (α=0,05) untuk mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga dengan tetanus toksoid. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p = 0,000) antara pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga tentang tetanus toksoid. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikasi antara pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga ibu hamil tentang kepatuhan melakukan imunisasi tetanus toksoid di Puskesmas Mandai Maros. Kata Kunci : Imunisasi tetanus toksoid, ibu hamil, pengetahuan, sikap, kepatuhan. dukungan keluarga, PENDAHULUAN Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu di wujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana di maksud dalam UUD 1945 melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan. Kesehatan merupakan masalah yang penting dalam sebuah keluarga, terutama yang berhubungan dengan kehamilan pada ibu. Salah satu upaya untuk menjaga kesehatan ibu yaitu dengan imunisasi (Suyitno, 2008). Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit (Proverawati, 2010). Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati, 2005). Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan. Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trimester I sampai dengan trimester III. Tetanus dapat dicegah dengan melakukan imunisasi Tetanus-Toksoid (TT). Tetanus Neonatal bisa dicegah dengan mengimunisasi wanita usia subur (WUS), baik saat hamil maupun di luar kehamilan. Hal ini akan memproteksi ibu dan bayi melalui transfer antibodi tetanus ke bayi. Juga tidak kalah pentingnya, proses persalinan yang bersih (steril) bisa mencegah Tetanus Neonatal pada ibu (Proverawati, 2010). Seseorang yang pernah terinfeksi tetanus tidak akan memiliki kekebalan secara alami dan bisa terinfeksi lagi, karena itu perlu dilakukan imunisasi agar terlindung seumur hidup dari tetanus. Imunisasi yang berkaitan dengan upaya penurunan kematian bayi diantaranya adalah pemberian imunisasi Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 1
Tetanus Toksoid (TT) pada ibu hamil. Program imunisasi TT pada wanita hamil di Indonesia, biasanya diberikan 2 kali, karena dianggap belum terimunisasi secara sempurna (6 kali). TT pertama dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dan TT yang kedua minimal 4 minggu setelah TT yang pertama, sedangkan batas terakhir pemberian TT yang kedua adalah minimal 2 minggu sebelum melahirkan. Pemberian imunisasi TT tersebut dapat dilakukan di tempat pelayanan kesehatan seperti, Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit dan pelayanan kesehatan lainnya. Oleh karenanya kunjungan ibu hamil untuk memeriksakan diri pada tempat-tempat pelayanan kesehatan tentunya akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan cakupan pelayanan imunisasi TT pada ibu hamil (Djauzi, 2009). Menurut WHO pelayanan imunisasi yang efektif mampu membantu tercapainya Milennium Deelopment Goals (MDGs). Oleh karena itu, WHO merancang sebuah strategi global tentang imunisasi dalam Global immunization vision and strategy (GIVS) 2006-2015. GIVS 2006-2015 merupakan panduan bagi seluruh Negara di dunia dalam melaksanakan program imunisasi (Djauzi, 2009). WHO mencanangkan eradikasi tetanus pada tahun 1995, penyakit ini masih merupakan penyakit endemis di Negara berkembang termasuk Indonesia. WHO memperkirakan terdapat 1 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 1992 akibat tetanus. Termasuk di dalamnya adalah 580 ribu kematian akibat tetanus neonatorum, 210 ribu kematian di Asia Tenggara dan 152 ribu kematian di Afrika (Djauzi, 2009). Pada tahun 2008, tetanus neonatorum terjadi di 8 negara ASEAN, dengan jumlah kasus tertinggi di Indonesia dan Filipina yang melebihi 100 orang. Berdasarkan vaccine preventable disease monitoring system 2009 dan 2008 jumlah kasus tetanus neonatorum yang terjadi di India jauh melebihi kasus di negara lain di kawasan ASEAN, yaitu 811 kasus. Indonesia dan Bangladesh menempati urutan kedua dan ketiga terbesar dengan masing-masing 3 dan 152 kasus (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Sejarah imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956 dengan imunisasi cacar, disusul imunisasi Tetanus Toksoid (TT) pada ibu hamil pada tahun 1974. Pada akhir tahun 1988 diperkirakan bahwa cakupan imunisasi di Indonesia cukup dibandingkan beberapa Negara berkembang lainnya (Proverawati, 2010). Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama karena pada tahun 2005 perkembangan pencapaian imunisasi TT ibu hamil secara nasional cenderung menurun. Pencapaian imunisasi TT ibu hamil pada tahun 2005 tercatat sebesar 77,68 % dengan pencapaian tertinggi pada kabupaten Jeneponto (98,99%) dan yang terendah di kabupaten Maros (16,7%). Pada tahun 2008 pencapaian imunisasi TT ibu hamil di Sulawesi Selatan sebesar 78,43 % untuk TT2 dan 94% untuk TT1 (Depkes RI, 2010). Puskesmas Mandai merupakan salah satu puskesmas yang turut menunjang program pelayanan kesehatan ibu dan anak dari berbagai lapisan masyarakat. Diperoleh data mengenai kunjungan ibu hamil pada tahun 2011 sebanyak 720 orang dengan rincian tiap bulannya terdapat ± 60 ibu hamil yang melakukan imunisasi TT1 dan ± 30 ibu hamil yang melakukan imunisasi TT2. Maka, TT yang tidak lengkap ada ± 30 ibu hamil. Pelayanan ANC dilakukan 5 kali seminggu dengan rata-rata kunjungan ibu hamil 3-5 orang perhari (Rekam Medik Puskesmas Mandai, 2011). Jika dilihat dari hasil pencapaian imunisasi TT ibu hamil, maka dari tahun ke tahun pencapaiannya masih belum mencapai target yang diharapkan dan keadaan ini akan memungkinkan terjadinya kasus tetanus neonatorum, terutama pada daerah-daerah yang pencapaian imunisasi TT ibu hamil yang masih rendah. Berangkat dari pembahasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil melakukan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) di Puskesmas Mandai Kelurahan Bontoa Kecamatan Mandai Kabupaten Maros. BAHAN DAN METODE Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan metode pendekeatan cross sectional. Penelitian ini lakukan di Puskesmas Mandai Kelurahan Bontoa Kecamatan Mandai Kabupaten Maros pada tanggal 25 April 25 Juni tahun 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang datang melakukan imunisasi Tetanus Toksoid pada bulan dilakukannya penelitian, dengan jumlah ibu hamil sebanyak 60 orang pada tahun 2012. Penentuan jumlah besar sampel dengan menggunakan rumus didapatkan 52 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Jumlah responden di Puskesmas Mandai yang sesuai dengan kriteria inklusi Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 2
sebanyak 52 orang diambil dengan menggunakan rumus, Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 52 responden. 1) Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden. b) Ibu hamil pada trimester III di Puskesmas Mandai. c) Ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Mandai. 2) Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah : a) Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden. b) Ibu hamil yang tidak melakukan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) di Puskesmas Mandai. c) Ibu hamil pada trimester I dan trimester II di Puskesmas Mandai. Pengumpulan data Pengumpulan data dengan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari tempat penelitian, yaitu bagian rekam medik Puskesmas Mandai, data primer dari quisioner. Pengolahan data dilakukan dengan: a. Editing Setelah data terkumpul kemudia peneliti mengadakan seleksi dan editing yakni memeriksa setiap kuisioner yang telah diisi mengenai kebenaran data yang sesuai variabel. b. Koding Mengisi daftar kode pada kuisioner sesuai dengan jawaban yang telah diisi di lapangan dan dibuat daftar variabel sesuai dengan di dalam kuisioner. Apabila ada variabel yang tidak diperlukan di dalam kuisioner maka tidak lagi dimasukan di dalam variabel. c. Tabulasi data Mengelompokan data ke dalam suatu tabel distribusi frekuensi menurut sifat-sifat yang dimiliki yang sesuai dengan tujuan penelitian ini. Dalam hal ini dipakai tabel untuk memudahkan penganalisaan data yang dapat berupa tabel sederhana atau tabel silang. Analisis data Setelah data terkumpul kemudian di tabulasi dalam tabel dengan variabel yang hendak diukur.analisa data dilakukan melalui tahap editing, koding, tabulasi dan uji statistik.analisis univariat dilakukan dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi. Menggunakan bantuan program SPSS for windows 16,0. Melalui tahapan-tahapan, kemudian data dianalisis dengan menggunakan metode uji statistik univariat dilakukan untuk variabel tunggal yang dianggap terkait dengan penelitian dan analisis bivariat untuk melihatdistribusi atau hubungan beberapa variabel yang dianggap terkait dengan menggunakan uji chi square. Analisis data dilakukan dengan pengujian hipotesis Nol (Ho) atau hipotesis yang akan ditolak. Dengan menggunakan uji chi-square. Batas kemaknaan = 0,05, Ho ditolak jika p < 0,05 dan Ho diterima jika p > 0,05. Jika p < α (0,05) maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima yang berarti ada hubungan antara pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga dengan tetanus toksoid. Sedangkan jika p > α (0,05) maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Tabel 5.1 : Distribusi Responden Menurut Umur Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Mandai Maros Tahun 2012 Umur Frekuensi Persentase 15-25 thn 26-36 thn 10 42 19,23 80,77 Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 52 responden, yang terbanyak adalah ibu hamil dengan umur antara 26-36 tahun (80,77%) dan yang paling sedikit berumur antara 15-26 tahun (19,23%). Dari 52 responden yang paling banyak datang melakukan imunisasi TT di Puskesmas Mandai dengan umur 26-36 tahun. Tabel 5.2 : Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Mandai Maros 2012 Tingkat Frekuensi Persentase Pendidikan SD SMP SMA Diploma 11 9 30 2 21,15 17,31 57,69 3,85 Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 3
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari 52 responden, yang paling banyak adalah responden yang pendidikan terakhir adalah SMA yakni 30 orang (57,69%) dan yang paling sedikit adalah responden dengan pendidikan terakhir Diploma yakni 2 orang (3,85%). Dari 52 responden yang paling banyak datang melakukan imunisasi TT di Puskesmas Mandai dengan tingkat pendidikan SMA. Tabel 5.3 : Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Mandai Maros 2012 Pekerjaan Frekuensi Persentase IRT Wiraswasta 32 20 61,54 38,46 Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 52 responden, pekerjaan responden yang paling dominan adalah responden dengan pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 32 orang dengan persentasenya adalah 61,54%. Dari 52 responden yang paling banyak datang melakukan imunisasi TT di Puskesmas Mandai dengan memiliki pekerjaan IRT. Tabel 5.4 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Mandai Maros 2012 Pengetahuan Frekuensi Persentase Kurang 34 34,62 65,38 Dari tabel 5.4 diketahui bahwa persentase ibu hamil yang pengetahuannya tentang imunisasi tetanus toksoid dengan kategori baik adalah 34,62% sedangkan yang pengetahuannya kurang baik sebesar 65,38%. Hal ini berarti, persentase pengetahuan ibu hamil lebih banyak yang kurang dari yang memiliki pengetahuan baik. Tabel 5.5 : Distribusi Responden Menurut Sikap Ibu Hamil Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Mandai Maros 2012 Frekuen Sikap Persentase si Kurang 23 29 44,23 57,77 Dari tabel 5.5 diketahui bahwa persentase ibu hamil yang sikapnya tentang imunisasi tetanus toksoid dengan kategori baik adalah 44,23% sedangkan yang sikapnya kurang baik sebesar 57,77%. Hal ini berarti, persentase sikap ibu hamil lebih banyak yang kurang baik. Tabel 5.6 : Distribusi Responden Menurut Dukungan Keluarga Ibu Hamil Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Mandai Maros 2012 Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase Kurang 34 34,62 65,38 Dari tabel 5.6 diketahui bahwa persentase ibu hamil yang dukungan keluarganya tentang imunisasi tetanus toksoid dengan kategori baik adalah 34,62% sedangkan yang dukungan keluarganya kurang baik sebesar 65,38%. Hal ini berarti, ibu hamil kurang mendapat dukungan dari keluarga. Tabel 5.7 : Distribusi Responden Menurut Kepatuhan Ibu Hamil Melakukan Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Mandai Maros 2012 Kepatuhan Frekuensi Persentase Kurang 32 20 61,54 38,46 Dari tabel 5.7 diketahui bahwa persentase ibu hamil yang patuh melakukan imunisasi tetanus toksoid dengan kategori patuh adalah 61,54% Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 4
sedangkan persentase ibu hamil yang tidak patuh sebesar 38,46%. Hal ini berarti, ibu hamil lebih patuh dalam melakukan imunisasi tetanus tosoid. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil melakukan imunisasi tetanus toksoid di Puskesmas Mandai dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi Square dengan tingkat kemaknaan p < 0,05 seperti yang tertera dibawah ini. a. Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil melakukan Tabel 5.8 :Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil melakukan imunisasi TT di wilayah kerja Puskesmas Mandai Maros Kepatuhan Penget ahuan Kurang Tidak Jumlah n % n % n % 14 34,6 26,9 0 20 0 38,5 34 34,6 65.4 Total 32 61,5 20 38,5 52 100 α = 0,05 p = 0,000 Tabel 5.8 menunjukkan bahwa responden (34,6%) dengan pengetahuan baik dan patuh melakukan Dari 34 responden (65,4%) dengan pengetahuan kurang, terdapat 14 responden (26,9%) yang patuh melakukan imunisasi tetanus toksoid dan 20 responden (38,5%) yang tidak patuh melakukan imunisasi tetanus toksoid. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan program SPSS diperoleh nilai p = 0,000 dengan tingkat kemaknaan α = 0,05, hal ini menunjukkan bahwa nilai p < α. Dalam hal ini Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil melakukan imunisasi. b. Hubungan sikap dengan kepatuhan ibu hamil melakukan imunisasi tetanus toksoid. Tabel 5.9 : Hubungan Sikap dengan kepatuhan ibu hamil melakukan imunisasi TT di wilayah kerja Puskesmas Mandai Maros Kepatuhan Tidak Jumlah Sikap n % n % N % Kurang 22 10 42,3 19,2 1 19 1,9 36,5 23 29 44.2 55,8 Total 32 61,5 20 38,5 52 100 α = 0,05 p = 0,000 Tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 23 responden (44,2%) dengan sikap baik, terdapat 22 responden (42,3%) yang patuh melakukan imunisasi tetanus toksoid dan 1 responden (1,9%) yang tidak patuh melakukan Dari 29 responden (55,8%) dengan sikap kurang, terdapat 10 responden (19,2%) yang patuh melakukan imunisasi tetanus toksoid dan 19 responden (36,5%) yang tidak patuh melakukan imunisasi tetanus toksoid. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan program SPSS diperoleh nilai p = 0,000 dengan tingkat kemaknaan α = 0,05, hal ini menunjukkan bahwa nilai p < α. Dalam hal ini Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada hubungan antara sikap imunisasi. c. Hubungan dukungan keluarga dengan tetanus toksoid. Tabel 5.10 : Hubungan Dukungan Keluarga dengan kepatuhan ibu hamil melakukan imunisasi TT di wilayah kerja Puskesmas Mandai Maros Dukungan Keluarga Kurang Kepatuhan Tidak Jumlah n % n % N % 14 34,6 26,9 0 20 0 38,5 34 34,6 65,4 Total 32 61,5 20 38,5 52 100 α = 0,05 p = 0,000 Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 5
Tabel 5.10 menunjukkan bahwa responden (34,6%) dengan dukungan keluarga baik dan patuh melakukan Dari 34 responden (65,4%) dengan dukungan keluarga kurang, terdapat 14 responden (26,9%) yang patuh melakukan imunisasi tetanus toksoid dan 20 responden (38,5%) yang tidak patuh melakukan Dari hasil uji statistik dengan menggunakan program SPSS diperoleh nilai p = 0,000 dengan tingkat kemaknaan α = 0,05, hal ini menunjukkan bahwa nilai p < α. Dalam hal ini Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil melakukan imunisasi. PEMBAHASAN 1. Hubungan Pengetahuan Ibu hamil dengan Kepatuhan Melakukan Imunisasi Tetanus Toksoid. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dari 34 responden (65,4%) dengan pengetahuan kurang, terdapat 14 responden (26,9%) yang patuh melakukan imunisasi tetanus toksoid dan 20 responden (38,5%) yang tidak patuh melakukan Berdasarkan hasil uji statistik chi square test dengan menggunakan program SPSS diperoleh nilai p = 0,000 dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Sehingga, Ha diterima dan Ho ditolak dengan interpretasi terdapat hubungan pengetahuan dengan TT. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Sabirin (2006) dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan adanya hubungan pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil melakukan imunisasi TT. Menurut Bloom yang dikutip Notoatmodjo (2007) bahwa pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, telinga, hidung dan sebagainya). Pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT juga berkaitan erat dengan kepatuhan dalam melakukan imunisasi TT. Kurangnya pengetahuan bisa mempengaruhi perilaku seseorang termasuk perilaku di bidang kesehatan sehingga bisa menjadi penyebab tingginya angka penyebaran suatu penyakit termasuk penyakit tetanus yang mempunyai resiko penularan bagi bayi yang dikandungnya. Lebih jauh dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007) bahwa pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui tentang objek tertentu. Jadi, pengetahuan juga dapat diperoleh melalui informal yang disampaikan oleh orang tua, buku, surat kabar, serta media elektronik. Pengetahuan juga merupakan domain yang penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (over behavior). Menurut asumsi peneliti, dengan adanya pengetahuan mendorong kemauan dan kemampuan yang ditujukan terutama kepada para ibu hamil untuk melakukan imunisasi Tetanus Toksoid. Dengan demikian melalui pengetahuan, ibu hamil dapat melakukan perubahan terhadap tingkah lakunya sehingga kesehatan kehamilannya terjaga dan bayinya juga lahir dengan sehat. 2. Hubungan Sikap Ibu Hamil dengan Kepatuhan Melakukan Imunisasi Tetanus Toksoid. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dari 29 responden (55,8%) dengan sikap kurang, terdapat 10 responden (19,2%) yang patuh melakukan imunisasi tetanus toksoid dan 19 responden (36,5%) yang tidak patuh melakukan Berdasarkan hasil uji statistik chi square test dengan menggunakan program SPSS diperoleh nilai p = 0,000 dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Sehingga, Ha diterima dan Ho ditolak dengan interpretasi terdapat hubungan sikap dengan TT. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Sartno (2006) dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan adanya hubungan perilaku terhadap imunisasi TT. Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang tidak senang, setuju tidak setuju, baik tidak baik, dan sebagainya). Newcomb (2007), salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dengan adanya sikap seorang ibu hamil, merupakan suatu pemikiran tentang maksud dan tujuan dari kepatuhan dalam melakukan imunisasi TT dan sikap juga memegang peranan penting bagi ibu hamil untuk patuh melakukan imunisasi TT. Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 6
Menurut asumsi peneliti, sikap dapat mendorong kemauan para ibu hamil untuk patuh melakukan imunisasi Tetanus Toksoid. Dengan demikian melalui sikap, ibu hamil dapat melakukan tindakan untuk patuh melakukan imunisasi TT sehingga kesehatan kehamilannya terjaga dan bayinya juga lahir dengan sehat. 3. Hubungan Dukungan Keluarga Ibu Hamil dengan Kepatuhan Melakukan Imunisasi Tetanus Toksoid. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dari 34 responden (65,4%) dengan dukungan keluarga kurang, terdapat 14 responden (26,9%) yang patuh melakukan imunisasi tetanus toksoid dan 20 responden (38,5%) yang tidak patuh melakukan imunisasi tetanus toksoid. Berdasarkan hasil uji statistik chi square test dengan menggunakan program SPSS diperoleh nilai p = 0,000 dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Sehingga, Ha diterima dan Ho ditolak dengan interpretasi terdapat hubungan dukungan keluarga imunisasi TT. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Sabirin (2006) dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan adanya hubungan dukungan keluarga dengan TT. Dukungan keluarga merupakan suatu strategis intervensi preventif yang paling baik dalam membantu anggota keluarga mengakses dukungan sosial yang belum digali untuk sesuai strategis bantuan yang bertujuan untuk meningkatkan dukungan keluarga yang adekuat. Menurut Selfiana (2007) bahwa dengan adanya dukungan dari keluarga maka status kesehatan ibu hamil lebih meningkat. Hal ini berarti, menurut asumsi peneliti diperlukan suatu dorongan dari keluarga dalam melakukan imunisasi TT karena dengan adanya dukungan dari keluarga, maka seorang ibu merasa diberikan dorongan untuk dapat meningkatkan kepatuhan dalam melakukan imunisasi TT. Faktor dukungan keluarga juga memegang peranan yang penting, sama halnya dengan pengetahuan dan sikap dari ibu. Tanpa adanya dukungan dari keluarga maka kepatuhan seorang ibu hamil dalam melakukan imunisasi tidak berjalan dengan kemauan ibu hamil. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan Tetanus Toksoid (TT) di Puskesmas Mandai Kelurahan Bontoa Kecamatan Mandai Kabupaten Maros, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Terdapat hubungan antara pengetahuan imunisasi tetanus toksoid di Puskesmas Mandai dengan nilai uji statistik chi square menunjukkan nilai p = 0,000. 2. Terdapat hubungan antara sikap dengan tetanus toksoid di Puskesmas Mandai dengan nilai uji statistik chi square menunjukkan nilai p = 0,000. 3. Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil melakukan imunisasi tetanus toksoid di Puskesmas Mandai dengan nilai uji statistik chi square menunjukkan nilai p = 0,000. SARAN Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas maka diharapkan: 1. Bagi Puskesmas Diharapkan lebih meningkatkan fungsi promotif untuk dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang imunisasi Tetanus Toksoid (TT). 2. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan lebih aktif memberikan pelayanan kesehatan berupa penyuluhan tentang pentingnya melakukan imunisasi TT bagi ibu hamil dan menjaga kehamilannya sehingga bayi yang dikandung bisa lahir dengan sempurna dan sehat. 3. Bagi Peneliti Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan desain penelitian lain mengenai faktor-faktor yang berhubungan DAFTAR PUSTAKA Achmadi. 2006. Imunisasi Mengapa Perlu?. Jakarta : Buku kompas. Dahlan, S.M. 2011. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika. Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 7
Departemen Kesehatan RI. 2010. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. (http://www.depkes.wordpress.com diakses tanggal 6 Maret 2012). Djauzi, S. 2009. Pedoman Imunisasi Pada Orang Dewasa. Jakarta : Fakultas Kedokteran Indonesia. Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktek dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Idanati, R. 2005. TT Pregnancy. Available at (http://adln.lib.unair.ac.id diakses tanggal 6 Maret 2012). Kementrian Kesehatan RI. 2010. Profil kesehatan Indonesia. (http://www.depkes.go.id) diakses tanggal 6 maret 2012). Kusmiyanti, Y. 2010. Penuntun Praktikum Asuhan Kehamilan.Yogyakarta : Fitramaya. Musfadlillah. 2010. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : Nuha Medika Press. Niven. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan. (http://syakirablog.blogspot.com/2009/01/konsep-kepatuhan.html diakses tanggal 6 Maret 2012). Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Proverawati, A. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Jakarta : Nuha Medika. Rekam Medik. 2011. Data Imunisasi Tetanus Toxoid. Bagian Rekam Medik Puskesmas Mandai. Maros. Rukiyah, A. 2010. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Jakarta : Trans Info Media. Sabirin, M.Y. 2006. Hubungan dukungan keluarga terhadap ibu hamil dalam melakukan imunisasi tetanus tetanus di wilayah kerja puskesmas donomulyo kecamatan sukadana kabupaten lampung. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas ilmu keperawatan universitas Padjadlaran Jatinongo.(http://www.fkm.undip.ac.id/data/indekx.php?action=48idx=367 diakses tanggal 6 Maret 2012). Sartno. 2006. Perilaku ibu hamil terhadap imunisasi tetanus toksoid di desa terbanggi marga kabupaten lampung. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas ilmu keperawatan universitas Padjadjaran. Jatinongo. http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.phd?action=48idx=367. (diakses tanggal 6 Maret 2012). Selfiana. 2007. Defenisi Kepatuhan. (http://syakirablogspot.com/2009/01/konsep-kepatuhan.html diakses tanggal 6 Maret 2012). Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu. Slamet. 2005. Konsep Kepatuhan. (http://syakiblog.blogspot.com/2009/01/konsep-kepatuhan.html diakses tanggal 6 Maret 2012). Suyitno, H. 2008. Pedoman Imunisasi Di Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. Syehaceh. 2008. Imunisasi dan Faktor yang Mempengaruhinya. (http://syehaceh.wordpress.com/2008 /05/12/imunisasi-dan-faktor-yang-mempengeruhinya/ diakses tanggal 6 Maret 2012). Tim Penyusun Pedoman Skripsi. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi Edisi 10. Kementrian Pendidikan Nasional Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Makassar. Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 8