Miftahurrozak. SD Negeri Linggapura 03, Brebes - Jawa Tengah

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS MELALUI METODE DEMONSTRASI. Sri Yanti

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PERMAINAN LEMPAR TURBO MELALUI PENERAPAN METODE PRAKTEK TERBIMBING. Sulama

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

Jurnal Biologi & Pembelajarannya, Vol.4, No.2, Oktober 2017, pp e-issn:

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang,

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KUJANGSARI TAHUN PELAJARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI BAKUNG 02 UDANAWU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PIRING PLASTIK SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan. Deddy Mulyana (2004:61) Metode deskriptif

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

JURNAL INCREASING LEARNING LONG JUMP APPROACH THROUGH PLAY IN CLASS IV SD DOMESTIC WAR-WAR POWER PAMEKASAN SUB PROPPO I LESSONS YEAR 2015/2016

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PERCAKAPAN TENTANG BERBAGAI TOPIK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI TEKNIK MURDER

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

BAB III METODE PENELITIAN

PROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

I. METODOLOGI PENELITIAN. kelas, (Classroom Action Research). Jenis penelitian ini mampu menawarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Latar Dan Karakteristik Subjek Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 7 Bulango Selatan Kabupaten Bone

BAB III METODE PENELITIAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini

BAB III METODE PENELITIAN

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

III. METODOLOGI PENELITIAN. karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan

BAB III METODE PENELITIAN. B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di MI Falahiyyah Rowosari yang berjumlah 18 siswa.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

KUSNAN. Pendahuluan. Abstrak:

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN DAN RENCANA PENELITIAN TINDAKAN KELAS. peneliti adalah penelitian tindakan kelas, hal itu didasarkan karena masalahmasalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tahun 2015

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian tindakan kelas (Clas room action

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi tempat penelitian dilakukan di SDN Sukamanah yang beralamat di

III. METODE PENELITIAN. penelitian suatu subyek akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. METODOLOGI PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid,

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT KESEBANGUNAN DAN SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN PERBAIKAN DAN PEMBAHASAN. SD N Pucuksari Weleri Kabupaten Kendal terletak di desa Pucuksari RT 02

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Sedikit sekali siswa yang

Transkripsi:

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA MANDA TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA SNEEPER SD Negeri Linggapura 03, Brebes - Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya sneeper pada Siswa kelas Kelas IV SD Negeri Linggapura 03 Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian yaitu 18 siswa, terdiri dari 8 siswa putra dan 10 siswa putri. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi. Data pra siklus menunjukkan siswa yang telah mencapai KKM hanya 15,62%, pada akhir siklus pertama siswa yang telah mencapai KKM ada 53,2%, dan pada akhir siklus kedua siswa yang telah mencapai nilai KKM ada 71,87%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan media modifikasi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2016 Dinamika Kata Kunci: Hasil Belajar, Media Pembelajaran, Lompat Jauh PENDAHULUAN Kemampuan lompat jauh pada siswa siswi SD Negeri Linggapura 03 Kecamatan Tonjong masih kurang optimal, dapat dilihat dari prestasi lompat jauh yang dicapainya cukup rendah. Secara klasikal peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar, karena yang memperoleh nilai 70 ke atas hanya 33,33%, lebih kecil dari ketuntasan yang dikehendaki yaitu 75%. Menurut pengamatan sementara peneliti, bahwa rendahnya motivasi belajar peserta didik dapat dilihat selama proses pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan berlangsung, seperti; peserta didik kurang perhatian dan berkonsentrasi, kurang bersemangat dan bersikap pasif selama pembelajaran, peserta didik kurang berani bertanya jika mengalami kesulitan dan peserta didik banyak yang kurang bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dalam upaya meningkatkan prestasi lompat jauh, khususnya gaya sneeper pada perlu diperhatikan faktor faktor dasar penyebabnya, pada umumnya kekurangan yang dimiliki pada siswa kelas IV pada saat lompat jauh yaitu power otot tungkainya kurang mendukung. Power otot tungkai yang kurang baik menyebabkan daya angkat dan daya dorong kedepan kurang, sehingga jarak lompatan yang dicapai menjadi kurang optimal. Berdasarkan hal tersebut maka akan dilakukan penelitian yang mengkaji tentang pengaruh permainan sunda manda terhadap hasil belajar penjasorkes materi lompat jauh bagi siswa kelas IV di SD Negeri Linggapura 03. Pendidikan jasmani di sekolah merupakan aktivitas fisik dalam bentuk gerak siswa, dalam melakukan tugas-tugas proses pembelajaran, pada dasarnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu 54 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah

proses komunikasi antara guru dan siswa, supaya dalam komunikasi tidak ada kesalahan maka perlu sarana atau alat. Salah satu bagian dari pendidikan jasmani di lembaga formal adalah pendidikan gerak dan olah jasmani yang secara khusus merupakan pendekatan ke salah satu cabang olahrga tertentu berdasarkan kurikulum yang berlaku. Diantaranya adalah pembelajaran mengenai cabang olahraga atletik. Dalam kurikulum KTSP tahun 2006 lompat jauh merupakan salah satu bagian olahraga pokok yang diajarkan di sekolah dasar. Materi lompat jauh tersebut merupakan pokok-pokok bahan pelajaran yang harus diajarkan dan sebagai pedoman bagi guru pendidikan jasmani dalam mengembangkan program pembelajaran. Materi pokok lompat jauh tersebut yaitu Standar Kompetensi: 6. Mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kompetensi Dasar 6.3. Mempraktikkan variasi teknik dasar atletik yang dimodifikasi, serta nilai semangat, sportivitas, kerjasama, percaya diri dan kejujuran. Materi Pembelajaran Lompat Jauh dengan Indikator 6.3.3. Mampu melompat dengan awalan jarak 20 meter. Dari deskripsi di atas maka untuk mengembangkan pembelajaran lompat jauh, kegiatan pembelajaran harus dirancang untuk memberikan pengalaman belajar pada peserta didik. Pangalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran lompat jauh yanng bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada siswa, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional, salah satunya dengan permainan tradisional. Menurut Soetoto Pontjopoetro, dkk (2003) Permainan adalah bagian dari studi pendidikan jasmani yang mempunyai banyak sekali kegiatan. Seperti halnya kegiatan-kegiatan Pendidikan Jasmani pada 16 umunya permainan dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan yang bersifat jasmani koordinasi gerak kejiwaan dan sosial. Menurut Nuri Cahyono (2009) Sundamanda atau engklek atau cem adalah permainan yang dilakukan sekelompok anak secara bergantian melemparkan gacuk pada gambar kotak-kotak di atas tanah, kemudian melompat-lompat dengan satu kaki mengelilingi kotak-kotak yang ada, dan berupaya secara sungguh-sungguh untuk memiliki kotak sebanyak-banyaknya. Dengan pemilihan macam permainan tradisional di atas, guru dapat lebih mudah menerapkannya sebagai dasar penguasaan teknik tolakan. Karena dalam permainan tersebut yang dibutuhkan adalah lompatanlompatan sebagai dasar dalam lompat jauh. Oleh karena itu, guru menerapkan permainan tersebut dalam pembelajaran lompat jauh agar siswa terbiasa saat melakukan tolakan dalam proses lompat jauh. METODE PENELITIAN Tempat penelitian tindakan kelas ini adalah di SD Negeri Linggapura 03 yang beralamat RT 01 RW 01 Dukuh Barupring, Desa Linggapura, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes. Peneliti mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan mulai bulan Agustus s.d November 2015. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester 1 Tahun pelajaran 2015/ 2016. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV sebanyak 18 siswa yang terdiri dari 10 siswa putra dan 8 siswa putri. Sebagian besar latar belakang ekonomi siswa adalah golongan menengah ke bawah karena mata pencaharian orangtua siswa adalah buruh tani sebanyak 14 siswa, dan pedagang kecil sebanyak 3 siswa, serta pamong desa sebanyak 1 siswa. PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA MANDA TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA SNEEPER 55

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah berupa: (1) Tes perbuatan yang meliputi proses melompat dan hasil yang dicapai dari gerakan yang dilakukan; (2) Teknik observasi digunakan pada saat mengamati siswa pada kegiatan siklus I maupun siklus II, yaitu membuat daftar/lembar pengamatan terhadap siswa. Adapun teknik pengumpulan data penelitian ini diantaranya melalui tes praktik, observasi lapangan. Data penelitian dikumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data meliputi : sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data dan instrument yang digunakan. Sebelum pelaksanaan dimulai penulis telah mempunyai daftar nilai, atau kumpulan hasil belajar siswa yang dihasilkan sebelum siklus I dan siklus II dilaksanakan. Data yang diambil dengan kegiatan observasi ini pelaksanaan tindakan saat pembelajaran. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran lompat jauh apakah sudah sesuai dengan yang direncana atau belum. Validitas data yang mencerminkan hasil belajar / prestasi belajar siswa dianalisis dari perolehan nilai pra siklus, siklus I, siklus II siklus III. Perolehan siklus tersebut kemudian dibandingkan untuk menentukan seberapa jauh peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada materi Permainan Lompat Jauh gaya sneeper dengan menggunakan Model Pembelajaran Terbimbing. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian tindakan kelas (PTK) dianalisi sec ara deskriptif. Teknik analisi tersebut dilakukan karena sebagai besar data yang dikumpulkan berupa uraian deskriptif tentang proses pembelajaran pada sub pokok bahasan lompat jauh. Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, prosedur atau langkah langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam kegiatan yang berbentuk siklus penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan dua siklus, setiap siklusnya terdapat satu pertemuan. Siklus I Sikus I dimulai dengan pembuatan skenario pembelajaran, persiapan sarana dan sumber pembelajaran dan persiapan instrument penelitian untuk pembelajaran. Setelah penelitian selesai, peneliti dan guru kolaborator mendiskusikan hasil dari penelitian tersebut dan merencanakan tindakan selanjutnya, apakah akan mengulang pada siklus pertama atau melanjutkan ke siklus kedua. Tahap kedua adalah tindakan atau action. Pada tahap ini guru mempersiapkan siswanya di halaman Sekolah dan siswa dibariskan, kemudian mempresensi siswa, memimpin doa sebelum memulai pembelajaran, kemudian menyampai kan materi yang akan diberikan. Pada tahap pengamatan dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran lompat jauh. Sementara pada tahap refleksi, akan diadakan evaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus pertama, mengkaji pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus pertama, memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya dan merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus kedua. Siklus II Dalam siklus kedua ini, perubahan model pembelajaran yang diberikan oleh guru penjasorkes. Perubahan yang terjadi yaitu pada siklus pertama, siswa berkompetisi secara individu, sedangkan siklus kedua siswa berkompetisi secara berkelompok yang dibagi menjadi duabelas kelompok, yang setiap kelompok nya terdapat empat anak. Tahap perencanaan siklus II dimulai dengan pembuatan skenario pembelajaran, persiapan sarana dan sumber pembelajaran dan persiapan instrument penelitian untuk pembelajaran. Selanjutnya, pada tahap action, guru mempersiapkan siswanya di halaman sekolah dan 56 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah

membariskannya, memimpin doa sebelum pembelajaran, kemudian memberikan penjelasan tentang materi yang akan diberikan, menggunakan pemanasan dengan pola bermain mengarah ke pembelajaran lompat jauh dan di bagian pertama guru memberikan contoh gerakan yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran inti. Tahap observasi dimulai dengan melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak menimang bola yang dilakukan oleh guru kolaborator atau pengamat. Pada tahap terakhir yaitu refleksi, guru mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus kedua, mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan siklus kedua dan mvaluasi tindakan II. HASIL DAN PEMBAHASAN Subjek penelitian ini adalah 18 siswa di SD Negri Linggapura 03 Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Deskripsi kondisi awal menunjuk kan bahwa guru kurang memahami: (1) tehnik penyusunan tes hasil belajar; (2) fungsi tes hasil belajar; (3) kategori sumber Lembar tes hasil belajar; (4) tujuan penyusunan tes hasil belajar; (5) manfaat penyusunan Lembar tes hasil belajar; (6) cara menyusun petunjuk belajar dalam Lembar tes hasil belajar; (7) cara menyusun Kemampuan yang akan dicapai dalam Lembar tes hasil belajar; (8) car a menyusun isi / konten pembelajaran dalam Lembar tes hasil belajar; (9) cara menyusun informasi pendukung dalam Lembar tes hasil belajar; (10) cara menyusun latihan-latihan dalam Lembar tes hasil belajar; (11) guru kurang mampu berkomunikasi secara inklusif dan objektif. Serangkaian investigasi dan diskusi antara peneliti dan mitra kolaborasi menghasilkan informasi yang menunjukkan bahwa Kemampuan antarsesama guru secara inklusif dan objektif masih rendah. Pra Siklus Tahap kegiatan dan pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada Senin, 8 Agustus 2015 di Kelas IV SDN Linggapura 03 Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes dengan jumlah murid 18 orang anak. Peneliti bertindak sebagai guru, observasi/pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Proses kegiatan belajar mengajar berpedoman pada RPP yang telah dibuat. Tes formatif diberikan pada akhir proses pembelajaran, dan tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keberhasilan peserta didik untuk memahami materi yang telah diajarkan. Dari data pra siklus dapat diketahui bahwa peserta didik yang belum tuntas dalam pembelajaran Penjaskes berjumlah 13 peserta didik, hal ini disebabkan karena: (1) Peserta didik belum menguasai materi, (2) Peserta didik belum menguasai tentang apa yan g dijelaskan guru, (3) Peserta didik belum paham tentang soal yang diberikan guru. Data menunjukkan bahwa secara klasikal peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar, karena peserta didik yang memperoleh nilai 70 ke atas hanya 33,33%, lebih kecil dari ketuntasan yang dikehendaki yaitu 75%. Siklus I Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Perbaikan 1, lembar pengamatan, alat evaluasi, skenario pembelajaran tentang Kenampakan Alam, dan alat Pengajaran yang mendukung. Tahap kegiatan dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan pada Senin, 22 Agustus 2015 di Kelas IV SDN Linggapura 03 dengan jumlah murid 18 orang anak. Peneliti bertindak sebagai guru, dan observer yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA MANDA TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA SNEEPER 57

Proses kegiatan belajar mengajar berpedoman pada hasil pembelajaran awal dan pada rencana pelaksanaan perbaikan yang dibuat. Tes evaluasi diberikan pada akhir proses pembelajaran, tes bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keberhasilan peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan. Tabel 1. Presentase Ketuntasan Peserta Didik Tahap Jumlah Peserta Didik Tuntas Presentase Pra Siklus 6 53% Siklus I 7 60% Hasil data di atas dapat dijelaskan bahwa peserta didik masih belum mampu memahami konsep kenampakan alam berjumlah 7 orang, hal ini menunjukkan adanya peningkatan. Sebelum diadakan perbaikan peserta didik yang memperoleh nilai di atas 70 hanya 53%, setelah diadakan perbaikan pertama meningkat menjadi 70%. Meskipun ada peningkatan namun secara klasikal peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar, karena peserta didik yang memperoleh nilai 70 ke atas masih 60%, lebih kecil dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 75%. Siklus II Hasil siklus II menunjukan keseluruhan siswa telah mendapatkan nilai diatas batas minimal ketuntasan. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian siswa akan terfokus pada pelajaran jika guru menyajikannya menggunakan pendekatan yang sesuai dapat meningkatkan hasil belajardan aktifitas belajar siswa Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, pembelajaran pada mata pelajaran Penjas di Kelas IV, sudah menunjukkan adanya peningkatan, hal ini bisa dibuktikan dengan hasil evaluasi pada awal (Pra Siklus) memperoleh nilai rata -rata sangat rendah. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran Siklus I dan Siklus II, dan mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil evaluasi pada pelajaran Penjas tentang Lompat Jauh gaya Sneeper di Kelas IV yang jumlah siswanya 18 orang diperoleh data sebagai berikut : Tabel 2. Presentase Ketuntasan Peserta Didik Tahap Jumlah Peserta Didik Tuntas Presentase Pra Siklus 6 53% Siklus I 7 60% Siklus II 18 100% Gambar 1. Presentase Ketuntasan Peserta Didik 58 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah

Dari data Tabel 1 dan Gambar 1 terlihat adanya perubahan hasil belajar siswa yang signifikan pada setiap siklusnya. Berdasarkan uraian di atas bahwa penggunaan metode permainan Sunda Manda dalam pembelajaran Penjas di sekolah dasar dapat merangsang siswa untuk memahami dan menemukan pemecahan masalah yang ditemuinya selama proses pembelajaran, menemukan ide dan gagasan baru dalam memodifikasi keadaaan yang disaksikan langsung, menumbuhkan sifat kritis yang dinyatakan dalam wujud kemauan bertanya dan mengemukakan pendapat serta melatih keterampilan siswa dalam mengkomunkasikan hasil suatu kegiatan baik secara lisan, tertulis maupun praktek. Dengan kata lain, penggunaan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakter dalam pembelajaran lebih meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dan mengefektifkan pencapaian tujuan, baik tujuan secara umum maupun khusus. SIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran dengan metode permainan tradisional Sunda Manda pada mata pelajaran penjasorkes materi lompat jauh gaya sneeper berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Linggapura 03 Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes. Dengan demikian, metode oni dapat digunakan sebagai alternatif dan terobosan baru guna meningkatkan hasil pembelajaran penjasorkes oleh guru-guru SD sehingga aktivitas belajar siswa meningkat ke arah yang positif. DAFTAR PUSTAKA Abu, Ahmadi dan Prasetyo. 2005. (SBM) Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Nur, Moh. 200x. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya. Poentjopoetro, Soetoto. 2003. Permainan Anak. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Rukmana, A dan Suryana, A. (2006). Pengelolaan Kelas. Bandung: UPI PRESS Sugiyanto. 1993. Belajar Gerak. Jakarta: KONI Pusat. Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta. Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Widoko. 2002. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA MANDA TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA SNEEPER 59