FAKTOR RISIKO KEPADATAN LALAT DAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE DI KELURAHAN TANJUNG PINANG KOTA JAMBI TAHUN 2017.

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Skripsi ini untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Agung Triono J

HUBUNGAN HYGIENE SANITASI, KEPADATAN LALAT DAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA RUMAH SUSUN SUKARAMAI TAHUN 2014 SKRIPSI.

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian terhadap Hubungan Penyuluhan Ibu

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

SKRIPSI FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA SUMBER BENING KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN NGAWI

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

PENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT,

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab. mortalitas dan morbiditas anak di dunia.

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

HUBUNGAN KEPADATAN LALAT, PERSONAL HYGIENE

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

Unnes Journal of Public Health

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA SUMBER BENING KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN NGAWI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN KUALITAS SANITASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA KELUARGA DI KELURAHAN KLEDUNG KARANG DALEM KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Analisis Sarana Dasar Kesehatan Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan tolak ukur yang digunakan. dalam pencapaian keberhasilan program dengan berbagai upaya

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA ANAK DI KELURAHAN PABBUNDUKANG KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010).

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara termasuk Indonesia.Diare sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan


Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN RUMAH SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatility Rate (CFR) yang

HUBUNGAN SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

Risk Factors of Moderate and Severe Malnutrition in Under Five Children at East Nusa Tenggara

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

Kata Kunci : Demam Berdarah Dengue (DBD), Sanitasi lingkungan rumah, Faktor risiko

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan case

Keywords: Diarrhea, Defecate, Kuningan Village

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Wongkaditi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

FAKTOR RISIKO KONDISI HUNIAN TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT KUSTA DI KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

FAKTOR RISIKO KEJADIAN KUSTA DI KOTA MANADO Natalina Silaban*, Wulan P. J. Kaunang*, Windy M. V. Wariki*

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA FACTORS INFLUENCES WITH DIARHEA IN THE CHILDREN UNDER FIVE

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

PENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : JONATHAN EKO A J FAKULTAS KEDOKTERAN

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. halus dan dapat menimbulkan gejala terus menerus, ditimbulkan oleh

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

Kata Kunci: Merokok, Kepadatan Hunian, Ventilai, TB Paru

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KONTAK, KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK DI KABUPATEN SUKOHARJO

Hubungan Faktor Lingkungan dengan Kejadian Diare Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013

FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING Lindy Agraini Patiro*, Wulan P.J Kaunang*, Nancy S.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan anak. Di negara berkembang, anak-anak menderita diare % dari semua penyebab kematian (Zubir, 2006).

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU TENTANG PENCEGAHAN ASCARIASIS ( CACINGAN ) PADA BALITA DI PUSKESMAS TAHTUL YAMAN KOTA JAMBI TAHUN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : Pembuangan Tinja (jamban), Pengelolaan Sampah, SPAL, Kepadatan Lalat.

HUBUNGAN KOMPONEN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS NIKI-NIKI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

Transkripsi:

FAKT RISIKO KEPADATAN LALAT DAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE DI KELURAHAN TANJUNG PINANG KOTA JAMBI TAHUN 017 Listautin 1 Abstract Diarrhea is one of health problem in the world including Indonesia. The Morbidity survey undertaken by Sub-Directorate of diarrhea, Health Department from 007 to 010is improved. According to the data gained from Puskesmas in Tanjung Pinang Jambi in 017, it is found out that 5 different districs in Tanjung Pinang are the district which has the highest rate of diarrhea sufferers. The aim of this study is to find out the risk factors of the flies density and the dwelling sanitation to the occurance of diarrhea in Tanjung Pinang Jambi in 017. This study is quantitative study by using case control design. The sample of this study is 68 people who consists of 34 samples of case group and 34 samples of control group. This study is analyzed through univariate and bivariate analysis by using chi-square test. The instruments of this study are the reviewed document, ceklist, and the measurement through fly grill. The result of analysis are found out that toilet is the main risk factor for the occurance of diarrhea with odds ratio () is 3,519. Sewerage (SPAL) is one the risk factor of the diarrhea occurance with odds ratio () is 3,361. The waste is the other risk factors for the occurance of diarrhea with odds ratio () is 4,418. The flies density is the protective factor for the diarrhea occurance with odds ratio () is 0,773. Based on the result of this study, it can be concluded that it is necesarry to do the coorporation across program to optimize the noticing of information to public concerning on the importance of good dwelling sanitation and the low flies density in order to avoid from the occurance of diarrhea. Keyword : Diarrhea, Dwelling Sanitation, Flies Density PENDAHULUAN Penyakit diare merupakan masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Menurut WHO dan UNICEF tahun 004, terjadi sekitar milyar kasus penyakit diare di seluruh dunia sekitar 1.9 juta anak balita meninggal setiap tahun, sebagian besar terjadi di negara berkembang. Dari semua kematian anak balita karena penyakit diare, 78% terjadi di wilayah Afrika dan Asia tenggara (Kemenkes RI, 013). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jambi tahun 016 dari 11 Kabupaten/Kota yang ada, kejadian diare di kota Jambi mengalami peningkatan dengan 1 Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Adiwangsa jumlah penderita tertinggi dari tahun 014 sebanyak 10.491 kasus dan tahun 015 sebanyak 15.49 kasus dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Jambi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Jambi tahun 017 dari 0 Wilayah Kerja Puskesmas diketahui bahwa jumlah kejadian Diare di Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi cenderung mengalami peningkatan dari tahun 014 sebanyak 689 kasus, tahun 015 sebanyak 1143 kasus dan tahun 016 sebanyak 181 kasus. Berdasarkan data kejadian diare di Puskesmas Tanjung Pinang bulan Juni tahun 017 diketahui bahwa dari 5 kelurahan yang ada Kelurahan Tanjung Pinang 08

merupakan kelurahan dengan kasus diare terbanyak yaitu sebanyak 34 kasus, Kelurahan Kasang sebanyak 4 kasus, Kelurahan Kasang Jaya sebanyak 17 kasus, Kelurahan Rawasari sebanyak 16 kasus, Kelurahan Sijenjang sebanyak 5 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko kepadatan lalat dan sanitasi rumah dengan kejadian diare di Kelurahan Tanjung Pinang Kota Jambi tahun 017. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain Case Control. Dimana responden dikelompokkan menjadi dua yaitu penderita diare sebagai kasus dan bukan penderita diare sebagai kontrol, kemudian diteliti tentang sanitasi rumah dan kepadatan lalat selanjutnya dianalisa tentang hubungannya dengan kejadian diare. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tanjung Pinang Kota Jambi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita diare di Kelurahan Tanjung Pinang bulan Juni tahun 017 sebanyak 34 kasus. Sampel dalam penelitian ini adalah penderita diare di Kelurahan Tanjung Pinang pada bulan Juni tahun 017 yang berjumlah 34 orang. Besar kontrol ditentukan berdasarkan pendekatan Case Control menggunakan metode Sampling dengan perbandingan 1:1, jumlah kasus sebanyak 34 orang, jumlah kontrol sebanyak 34 orang (orang sehat yang memiliki karakteristik yang sama dengan orang yang sakit seperti memiliki jamban, SPAL, sampah dan kepadatan lalat) dengan demikian jumlah sampel keseluruhan sebanyak 68 orang. Data dikumpulkan berdasarkan data primer (data yang diperoleh langsung dengan menggunakan pengukuran dan ceklis) data sekunder ( data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Dinas Kesehatan Kota Jambi, Puskesmas Tanjung Pinang (Sutanto, 006). HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Tabel 1.Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Usia Jenis 0-5 6-9 10-19 >0 Kelamin N % N % Laki-Laki Perempuan 4 18 57.1 4.9 8 10 44.4 55.6 36 3 5.9 4.1 4 100 4 100 18 100 4 100 68 100 Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa responden yang berusia 0-5 tahun yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 57,1% dan yang berjenis kelamin perempuan sebesar 4,9%, responden yang berusia 6-9 tahun yang berjenis kelamin laki-laki sebesar % dan yang berjenis kelamin perempuan sebesar %, responden yang berusia 10-19 tahun yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 44,4% dan perempuan sebesar 55,6%, responden yang berusia >0 tahun yang berjenis kelamin laki-laki sebesar % dan yang berjenis kelamin perempuan sebesar %. 09

Tabel. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan Pendidikan Pekerjaan Belum Bekerja SD SMP SMA PT Belum Sekolah 1 17.6 6 8.8 4 5.8 4 5.8 4 61.7 68 100 Berdasarkan tabel, diketahui bahwa dari 68 responden sebesar 17,6% responden merupakan siswa tingkat SD, 8,8% merupakan siswa tingkat SMP, 5,8% merupakan siswa tingkat SMA, 5.8% merupakan mahasiswa Perguruan Tinggi dan sebesar 61,7% belum bersekolah dikarenakan masih berusia <6 tahun. Dari tabel 4. diatas diketahui pula bahwa sebesar 100% responden belum bekerja. Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel independen yang meliputi sanitasi jamban, saluran pembuangan air limbah (SPAL), sampah dan kepadatan lalat dengan variabel dependen yaitu kejadian diare. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Frekuensi (%) Tidak Diare 34 Diare 34 Berdasarkan tabel 3, diketahui yang menderita diare sebesar % dan yang tidak menderita diare sebesar %. Sarana Pembuangan Kotoran (Jamban) Tabel 4. Distribusi Frekuensi Menurut Jamban Jamban Frekuensi % Memenuhi Syarat 8 41. Tidak Memenuhi Syarat 40 58.8 Berdasarkan tabel 4, diketahui yang memiliki jamban memenuhi syarat sebesar 45,6% dan jamban yang tidak memenuhi syarat sebesar 54,4%. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Tabel 5. Distribusi Frekuensi Menurut SPAL SPAL Frekuensi % Memenuhi Syarat 40 58.8 10

Tidak Memenuhi Syarat 8 41. Berdasarkan tabel 5, diketahui yang memiliki SPAL memenuhi syarat sebesar 58,8% dan responden yang memiliki SPAL tidak memenuhi syarat sebesar 41,%. Sampah Tabel 6. Distribusi Frekuensi Menurut Tingkat Risiko Sampah Sampah Frekuensi % Risiko Rendah 3.4 Risiko Tinggi 46 67.6 Berdasarkan tabel 6, diketahui yang memiliki tingkat risiko sampah rendah sebesar 3,4% dan responden yang memiliki tingkat risiko jamban tinggi sebesar 67,6%. Kepadatan Lalat Tabel 7. Distribusi Frekuensi Menurut Tingkat Kepadatan Lalat Kepadatan Lalat Frekuensi % Tidak Padat 44 64.7 Padat 4 35.3 Berdasarkan tabel 7, diketahui yang memiliki tingkat kepadatan lalat rendah sebesar 64,7% dan responden yang memiliki tingkat kepadatan lalat tinggi sebesar 35,3%. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen yang meliputi jamban, SPAL, sampah dan kepadatan lalat dengan variabel dependen yaitu kejadian diare. Faktor risiko antara sarana pembuangan kotoran (jamban) dengan kejadian diare Tabel 8. Faktor Risiko antara Jamban dengan p- Jamban Kontrol Kasus Memenuhi Syarat 19 55.9 9 6.5 8 41. 3.519 Tidak Memenuhi (1.70-0.07 15 44.1 5 73.5 40 58.8 Syarat 9.7) 34 100 34 100 68 100 Berdasarkan uji statistik diperoleh p- sebesar 0,07 (p < 0,05), hal ini membuktikan bahwa ada risiko antara sarana pembuangan kotoran (jamban) dengan kejadian diare. Dari hasil analisis juga diperoleh nilai,3 (CL 0,875-6,614) artinya responden yang memiliki jamban tidak memenuhi syarat memiliki 11

peluang sebesar,3 kali untuk risiko terkena diare dibandingkan responden yang memiliki jamban memenuhi syarat dan jamban merupakan faktor penyebab diare. Hasil penelitian dari Umiati (010) juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sanitasi jamban dengan kejadian diare dengan p- sebesar 0,018. Faktor risiko antara saluran pembuangan air limbah (SPAL) dengan kejadian diare Tabel 9. Faktor Risiko antara SPAL dengan P- SPAL Kontrol Kasus Memenuhi Syarat 64.7 1 35.3 34 3.361 Tidak Memenuhi (1.43-0.09 1 35.3 64.7 34 Syarat 9.088) 34 100 34 100 68 100 Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p- sebesar 0,09 (p < 0,05), hal ini membuktikan bahwa ada risiko antara saluran pembuangan air limbah (SPAL) dengan kejadian diare. Dari hasil analisis juga diperoleh sebesar 3,361 (CL- 1,43-9,088) artinya responden yang memiliki SPAL tidak memenuhi syarat memiliki peluang sebesar 3,361 kali untuk menderita diare dibandingkan dengan responden yang memiliki SPAL memenuhi syarat dan SPAL merupakan faktor penyebab diare. Hasil penelitian Muh. Saleh dan Lia Hijriani Rachim (013) juga mengatakan bahwa ada hubungan antara saluran pembuangan air limbah (SPAL) dengan kejadian diare dengan p- 0,000 (p- < 0,05). Faktor risiko sampah dengan kejadian diare Tabel 10. Faktor Risiko antara Sampah dengan p- Sampah Kontrol Kasus Risiko Rendah 16 47.1 6 17.6 3.4 4.148 Risiko Tinggi (1.368-0.019 8 5.9 8 8.4 46 67.6 1.580) 34 100 34 100 68 100 Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p- sebesar 0,019 (p < 0,05), hal ini membuktikan bahwa ada risiko antara sampah dan kejadia diare. Dari hasli uji statistik juga diperoleh sebesar 4,148 (CI 1,368-1,580) artinya responden yang memiliki risiko tinggi terhadap sampah memiliki peluang sebesar 4,148 kali untuk menderita diare dibandingkan dengan responden yang memiliki risiko rendah terhadap sampah dan sampah merupakan faktor penyebab diare. Hasil penelitian dari Kotrun Nida (014) juga diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara sampah dengan kejadian diare dengan p- sebesar 0,010 (p < 0,05). 1

Faktor risiko kepadatan lalat dengan kejadian diare Tabel 11. Faktor Risiko antara Kepadatan Lalat dengan di Kelurahan Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 017 Kepadatan Kontrol Kasus Lalat Rendah 1 61.8 3 67.6 44 64.7 0.773 Tinggi (0.85-13 38. 11 3.4 4 35.3.094) 34 100 34 100 68 100 p- 0.800 Berdasarkan uji statistik diperoleh p- sebesar 0,800 (p > 0,05), hal ini membuktikan bahwa tidak ada risiko antara kepadatan lalat dan kejadian diare. Hasil analisis juga memperoleh sebesar 0,773 (CL 0,85-,904) artinya responden yang memiliki kepadatan lalat tinggi memiliki peluang sebesar 0,773 kali untuk menderita diare dibandingkan responden yang memiliki kepadatan lalat rendah dan merupakan faktor protektif terhadap diare. Hasil penelitian dari Kotrun Nida (014) juga menunjukkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara kepadatan lalat dengan kejadian diare dengan p- sebesar 0,365 (p- > 0,05). Menurut hasil penelitian Rudianto dan Azizah (003), terdapat perbedaan kepadatan lalat dengan kejadian diare dimana semakin tinggi tingkat kepadatan lalat maka semakin tinggi angka kejadian diare. Jalur transmisi penularan penyakit diare antara lain melalui air dan makanan serta binatang arthopoda secara mekanis SIMPULAN Sarana pembuangan kotoran (jamban) merupakan faktor risiko terjadinya diare di Kelurahan Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 017 dengan sebesar 3,519 (CI 1,70-9,7) dan p- sebesar 0,07 (p- < 0,05); Saluran pembuangan air limbah (SPAL) merupakan faktor risiko terjadinya diare di Kelurahan Tanjung Pinang kota Jambi Tahun 017 dengan sebesar 3,361 (CI 1,43-9,088) dan p- sebesar 0,09 (p- < 0,05) ; Sampah merupakan faktor risiko terjadinya diare di Kelurahan Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 017 dengan sebesar 4,148 (CI 1,368-1,580) dan p- sebesar 0,019 (p- < 0,05); Kepadatan lalat merupakan faktor protektif terhadap kejadian diare di Kelurahan Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 017 dengan sebesar 0,773 (CI 0,85-,094) dan p- sebesar 0,800 (p- > 0,05). DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. (016). Profil Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 016. Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. (015). Profil Kesehatan Provinsi jambi Tahun 015. Dinas Kesehatan Kota Jambi. (016). Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Jambi. Nida, Kotrun. (014). Hubungan Pengelolaan Sampah RT terhadap Daya Tarik Vektor Musca Domestica (Lalat Rumah) dengan Risiko Diare pada Baduta di Kelurahan 13

Ciputat Tahun 014. (Skripsi). (Diakses 16 Agustus 017) Puskesmas Tanjung Pinang. (017). Laporan Bulanan Kejadian Diare. Rudianto, Heru dan R. Azizah. (003). Studi Tentang Perbedaan Jarak Perumahan Ke TPA Sampah open Dumping dengan Indikator Tingkat Kepadatan Lalat dan di Desa Kenep Kecamatan Beji Kebupaten Pasuruan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.1, No., Januari 005. Saleh, Muh dan Lia Hijriani Rachim. (013). Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan dengan pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Baranti Kabupaten Sidkap. UIN Alauddin Makasar. (Skripsi). (Diakses 16 Agustus 017) Sutanto. (006). Analisis Data SPSS. FKM UI. Umiati. (010). Hubungan antara Sanitasi Lingkungan dengan pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 009. UMS (Skripsi). (diakses 6 Mei 017). 14