BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekretariat dan sanggar Teater TESA, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Lokasi tersebut menjadi fokus peneliti untuk mendapatkan bahan-bahan penelitian sebagai sumber data, selain hasil wawancara dengan informan terkait. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis. Hal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan Taylor (dalam Lexy J. Moleong, 2000:3) yang mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini menganalisis perkembangan dan aliran teater Teater TESA selama periode 1987-2014. C. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal. Studi kasus tunggal, yaitu sebuah prosedur penelitian yang terarah pada satu karakteristik, artinya penelitian ini hanya dilakukan pada satu sasaran/lokasi (Sutopo, 41
42 2006: 140). Studi kasus berfokus pada satu kasus saja guna memaksimalkan pemahaman tentang kasus yang dipelajari dan bukan untuk mendapatkan generalisasi. Yin (1997:1) menyatakan bahwa studi kasus cocok diterapkan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. Tujuan pemilihan strategi studi kasus tunggal dalam penelitian ini adalah didasarkan pada temuan terkait kelompok teater kampus yang bernama Teater TESA hanya terdapat di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penelitian ini Teater TESA menjadi objek penelitian utama. D. Sumber Data dan Data 1. Sumber data yang dihimpun dalam penelitian ini terdiri atas empat macam, yaitu informan, tempat dan peristiwa, dokumentasi, dan rekaman arsip. Berikut keempat jenis data tersebut: a. Informan Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari informasi yang diperoleh secara langsung dari informan. Informan merupakan pelaku sejarah (sutradara, pemain, dan pengurus organisasi) Teater TESA Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta selama periode 1987-2014, antara lain Gigok Anurogo, Wijang Jati Riyanto, Joko Bibit Santoso, Meong Purwanto, Muchus Budi Rahayu, Budi Waluyo, Rahmat Basuki, Arifin Kurniawan, Budi Riyanto, Albertus Prasojo, dan Agung Wijayanto. Informan
43 dipilih berdasarkan wawasan dan keterlibatannya dalam Teater TESA sehingga mendukung segala macam informasi yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini. b. Tempat dan Peristiwa Tempat yang menjadi sumber data untuk penelitian ini adalah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta khususnya di sekretariat dan sanggar Teater TESA dan tempat yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan pentas saat Teater TESA pentas. Tempat tersebut menghasilkan bermacammacam peristiwa berupa proses latihan, persiapan, dan pementasan Teater TESA. c. Dokumentasi Di dalam penelitian ini dibutuhkan sumber data yang akurat mengenai perkembangan dan aliran teater Teater TESA selama periode 1987-2014, maka dilakukan pengumpulan data berupa dokumentasi yang dianggap relevan dengan permasalahan penelitian ini. Pengumpulan dokumentasi di dalam penelitian ini di antaranya yaitu: (1) foto-foto kegiatan dan pementasan Teater TESA selama tahun 1987-2014; (2) artikel di media massa cetak dan elektronik yang mengulas Teater TESA; (3) piagam penghargaan serta piala yang diperoleh Teater TESA selama tahun 1987-2014; dan (4) poster pertunjukan Teater TESA selama tahun 1987-2014. d. Rekaman Arsip Rekaman arsip hampir sama dengan dokumentasi. Bila dokumen merupakan catatan rekaman yang lebih bersifat formal dan terencana dalam organisasi
44 sebagai bagian dari mekanisme kegiatannya, dokumen tersebut cenderung disebut arsip (Sutopo, 2006: 61). Di dalam penelitian ini sumber data yang termasuk rekaman arsip di antaranya yaitu: (1) daftar pementasan Teater TESA selama tahun 1987-2014, (2) susunan pengurus Teater TESA selama tahun 1987-2014, (3) buku pendaftaran anggota Teater TESA selama tahun 1987-2014, (4) proposal pementasan Teater TESA selama tahun 1987-2014, dan (5) laporan pertanggungjawaban Teater TESA selama tahun 1987-2014. 2. Data penelitian ini adalah semua informasi yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu perkembangan dan aliran Teater TESA 1987-2014. Adapun data dalam penelitian ini berupa: transkrip wawancara dengan sutradara, pemain, dan pengurus organisasi Teater TESA 1987-2014, foto, sketsa, daftar pementasan, daftar pemain, dan susunan pengurus. E. Teknik Cuplikan (Sampling) Sampel di dalam penelitan ini menggunakan teknik snowball sampling. Teknik snowball dipilih karena peneliti tidak mempunyai pandangan yang jelas tentang informan yang memahami secara pasti informasi mengenai perkembangan dan aliran Teater TESA selama kurun waktu 1987-2014. Atas rekomendasi salah satu informan (Albertus Prasojo), peneliti dapat menjaring informan yang dipandang memiliki kompetensi dan memahami permasalahan penelitian. Albertus Prasojo merekomendasikan Gigok Anurogo, Wijang Jati Riyanto, Joko Bibit Santoso, Meong Purwanto, Budi Waluyo, Rahmat Basuki, Budi Riyanto, dan Arifin Kurniawan untuk menjadi informan penelitian ini. Beberapa nama tersebut juga menyarankan dan
45 memberi rekomendasi agar peneliti memperoleh informasi yang lebih luas dan lengkap di antaranya Gigok Anurogo menunjuk Muchus Budi Rahayu dan Budi Riyanto menunjuk Agung Wijayanto. F. Teknik Pengumpulan Data Fokus kajian penelitian ini adalah hal yang berkaitan dengan perkembangan dan aliran teater Teater TESA selama periode 1987-2014, maka teknik pengumpulan data penelitian ini dibagi ke dalam tiga cara yaitu observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Berikut teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Observasi Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya (Bungin, 2007: 118). Observasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah observasi langsung berperan pasif. Peneliti mengamati proses latihan, persiapan, dan pertunjukan yang dilakukan oleh Teater TESA. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata tentang perkembangan dan aliran teater Teater TESA 1987-2014. 2. Wawancara Mendalam (in-depth interview) Pada penelitian ini untuk memperoleh informasi yang akurat maka peneliti melakukan wawancara mendalam (in-dept interview) kepada sejumlah informan yang memiliki kompetensi dan memahami permasalahan penelitian. Wawancara mendalam dilakukan untuk menggali informasi dan memperoleh data yang
46 dimiliki informan tentang fokus penelitian yang berkaitan dengan perkembangan dan aliran teater Teater TESA 1987-2014. 3. Analisis Dokumen Analisis juga dilakukan untuk memanfaaatkan dokumen-dokumen yang terkait dengan perkembangan dan aliran teater Teater TESA selama periode 1987-2014. Dokumen ini sebagai upaya menunjang data-data yang telah diperoleh melalui observasi dan wawancara. G. Validitas Data Data-data yang telah terkumpul melalui proses penelitian ini perlu diuji keabsahan datanya menggunakan teknik triangulasi agar diperoleh data yang relevan dan terbukti kebenarannya. Menurut Lexy J. Moleong (2000:178), triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber yaitu melakukan pengecekan dan pembandingan terhadap derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda (Moleong, 2000:178). Hal tersebut oleh peneliti dilakukan dengan jalan: 1. Membandingkan data hasil pengamatan terkait perkembangan dan aliran teater TESA 1987-2014 dengan data hasil wawancara dari informan. 2. Membandingkan apa yang dikatakan informan di depan umum terkait perkembangan dan aliran teater Teater TESA 1987-2014 dengan apa yang dikatakan oleh informan terhadap peneliti di luar situasi penelitian.
47 3. Membandingkan hasil wawancara dengan informan terkait perkembangan dan aliran Teater TESA 1987-2014 kepada dokumen lain yang berkaitan. H. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses yang dilakukan untuk mengorganisasikan data (Moleong, 2000: 103). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pandangan Miles dan Michael Huberman (1992: 15-21), yaitu model analisis interaktif. Di dalam model analisis interaktif terdapat tiga tahapan yang dilakukan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Tahapan model analisis interaktif dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Reduksi data dilakukan melalui proses penyederhanaan, pemilahan, pengklasifikasian, dan pembuangan data-data yang tidak sesuai dengan rumusan permasalahan. Tujuan reduksi data di dalam penelitian ini agar diperoleh data yang sesuai dan relevan terkait perkembangan dan aliran teater Teater TESA 1987-2014. 2. Penyajian Data Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Hasil reduksi data disajikan dalam bentuk rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan sistematis.
48 3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi) Penarikan kesimpulan merupakan hal terpenting dalam penelitian yaitu membuat simpulan berdasarkan proses penelitian yang telah dilakukan. Penarikan kesimpulan dilakukan untuk memantapkan kebenaran yang diperoleh selama penelitian berlangsung. Untuk lebih jelas maka tahap analisis data dapat dilihat melalui bagan sebagai berikut: Pengumpulan Data Reduksi Data Sajian Data Penarikan Simpulan dan Verivikasi Bagan 3 Analisis Model Interaktif (Miles dan Huberman, 1992: 20)