BAB I PENDAHULUAN. berbincang di meja makan. Di kampus, ketika mahasiswa mendiskusikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pada hakekatnya semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk

SISTEM INFORMASI MONITORING PERKEMBANGAN TERAPI AUTISME PADA SEKOLAH INKLUSI

Bab 1 Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam gangguan perkembangan yang diderita oleh anak-anak antara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak hanya dibutuhkan oleh anak-anak normal (siswa reguler), akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 40 tahun dimana terjadi perubahan fisik dan psikologis pada diri individu, selain itu

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat mendasar untuk perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi juga merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil FPTK UPI, banyak yang menyelesaikan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

[SEKOLAH KHUSUS AUTIS DI YOGYAKARTA]

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Kelainan ini dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu unsur sosial yang paling awal mendapat dampak dari setiap

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Manusia merupakan mahluk individu karena secara kodrat manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi manusia saling membentuk pengertian dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua merupakan pendidik sekaligus pengasuh, mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Dari hari ke hari istilah autisme semakin banyak diperbincangkan di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan No. 002/U/1986, pemerintah telah merintis

BAB I PENDAHULUAN. sesungguhnya bukanlah penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan gejala) dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan dan menginterpretasikan makna (Wood, 2007:3). baik, contohnya adalah individu yang menyandang autisme.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menghambat perkembangan perilaku. Autisme bisa dideteksi

POLA INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS. Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. Mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi merupakan salah satu syarat utama bagi mahasiswa untuk. dapat lulus dari universitas atau perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB IV ANALISIS DATA. lapangan selama penelitian berlangsung, selain itu juga sangat berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. merespon perubahan perubahan yang terkait secara cepat, tepat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan lingkungan kehidupan yang melingkupinya. Untuk itu, manusia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu, sejak kecil anak tumbuh dan berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai

BAB I PENDAHULUAN. (verbal communication) dan komunikasi nonverbal (non verbal communication).

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2003, hlm Faisal Yatim, Autisme (Suatu Gangguan Jiwa pada Anak-Anak), Pustaka Populer Obor,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan

BAB 1. Pendahuluan. alat yang dapat meningkatkan kapasitas kemampuan seseorang, tetapi juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tercapaikah tujuan pembelajaran matematika. Hasil belajar diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi hal terpenting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki hak untuk dapat hidup sehat. Karena kesehatan

Implementasi Komunikasi Instruksional Guru dalam Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus di SLB-C1 Dharma Rena Ring Putra I Yogyakarta Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).


BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menerima bahwa anaknya didiagnosa mengalami autisme.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prestasi akademik yang tinggi pada umumnya dianggap sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diterapkannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru

MENUJU SEKOLAH INKLUSI BERSAMA SI GURUKU SMART

BAB 1 PENDAHULUAN. melangsungkan kehidupannya. Di dalam berinteraksi tersebut antara manusia yang satu

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat saling mengisi dan saling membantu satu dengan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial di lingkungan sekolah. Dalam melaksanakan fungsi interaksi sosial, remaja

BAB I PENDAHULUAN. Anak autis merupakan salah satu anak luar biasa atau anak berkebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan setiap manusia pasti diikuti dengan beberapa macam

BAB I PENDAHULUAN. 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

Menyiapkan Pendidik Yang Melek Hukum Terhadap Perlindungan Anak. Nur Fajrie PGSD FKIP Universitas Muria Kudus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Studi Deskriptif Psychological Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Penderita Autism yang Bersekolah Di SLB-C YPLB Bandung

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN LAGU SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

PENGELOLAAN KELAS DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu suatu masa dengan rentang usia dari 18 sampai kira-kira umur 25

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatankegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia dalam mempersiapkan

Hayyan Ahmad Ulul Albab

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Bagian ini merupakan bab penutup, terdiri dari 1) Simpulan 2) Implikasi 3) Saran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan lainnya. Setiap manusia memiliki kekurangan. Semua anak manusia tidak

GAMBARAN TINGKAT IQ TERHADAP KEMAJUAN TERAPI ANAK AUTISME DI SLB BIMA KOTA PADANG TAHUN 2011 OLEH NOVERY HARIZAL BP

I. PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal

BAB I PENDAHULUAN. memasuki dunia pekerjaan. Mendapatkan predikat lulusan terbaik dari suatu

BAB V PEMBAHASAN. berkebutuhan khusus di SMK Negeri 8 Surabaya. Surabaya semakin di percaya oleh mayarakat.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi ada di mana-mana. Di rumah, ketika anggota keluarga berbincang di meja makan. Di kampus, ketika mahasiswa mendiskusikan hasil pekerjaan mereka. Di kantor, ketika kepala seksi membagi tugas. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita. Sebagian waktu kita mulai dari bangun tidur hingga tidur kita digunakan untuk berkomunikasi. Komunikasi menentukan kualitas hidup kita. Dengan komunikasi kita membentuk saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan pengetahuan, dan melestarikan peradaban. Tetapi dengan komunikasi kita juga menyuburkan perpecahan, menghidupkan permusuhan, menanamkan kebencian, merintangi kemajuan, dan menghambat pemikiran. Begitu penting, begitu meluas, dan begitu akrab komunikasi dengan diri kita sehingga kita semua merasa tidak perlu lagi mempelajari komunikasi. Terdapat empat tingkat komunikasi berdasarkan pakar, salah satunya adalah komunikasi interpersonal (Littlejohn dalam Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, 2008: 80). Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal, dan 1

banyak lagi. Sebuah konsep utama komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi kelompok, dimana mungkin ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif. Autisme bukanlah suatu penyakit fisik tetapi merupakan sindroma (kumpulan gejala) dimana terjadi penyimpangan perkembangan sosial, kemampuan berbahasa dan kepedulian terhadap sekitar sehingga anak autisme hidup dalam dunianya sendiri. Autis adalah gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak yang gejalanya telah timbul sebelum anak itu mencapai usia tiga tahun (Nattanya, 2013: 14) Sebagian besar masyarakat sangat meragukan jika anak autis setelah dewasa akan bisa memiliki masa depan cemerlang. Tapi nyatanya ada sebagian besar dari mereka yang pada akhirnya mampu berprestasi menghasilkan sesuatu yang berkarya seni tinggi, seperti lukisan-lukisan indah. Rata-rata anak autis memang sangat suka mencoret-coret dan menggambar. Vincentia Esthanya, pemilik sekolah terapi autis Biji Sesawi Semarang mengatakan kemampuan anak autis lebih menonjol pada bidang keterampilan. Banyak dari mereka yang berkat bimbingan dari keluarga serta terapis, berhasil menemukan sisi cemerlang dirinya yang selama ini terselubung oleh tindakan-tindakan autisme (Nattanya, 2013: 5) Melihat fenomena ini bannyak bermunculan sekolah-sekolah khusus untuk anak-anak yang mengalami hambatan belajar, lambat belajar, gangguan emosi, gangguan interaksi soasial, perilaku yang bermasalah, dan 2

anak-anak autis. Salah satunya adalah Laboratorium Sekolah Autisme Unversitas Negeri Malang (UM). Laboraturium Sekolah Autisme UM menggunakan perpaduan antara kurikulum TK/SD/SLB dan kurikulum autis dari luar negeri dengan biaya bulanan yang relative rendah dan terjangkau. Hingga saat ini, sekolah ini juga berhasil membimbing para lulusannya untuk melanjutkan pendidikan di SMP normal maupun SMP Inklusi dan memiliki tenaga pengajar yang sebagian besar lulusan S1. hal ini yang menyebabkan peneliti tertarik melakukan penelitian di sekolah tersebut. Ibu Ella salah satu staaf pengajar mengungkapkan bahwa sekolahsekolah khusus ini menggunakan tenaga ahli dan terlatih yang memiliki kewenangan dalam mendidik atau melakukan terapi kepada pasien yang bertujuan untuk meringankan penderitaan pasien yang biasa disebut sebagai terapis atau guru. Teknik komunikasi sangat dibutuhkan oleh guru dalam menangani anak-anak penderita autisme, teknik komunikasi yang digunakan juga berbeda-beda sesuai dengan jenis autis yang diderita si anak. Dan disinilah guru dituntut untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran anak berkebutuhan khusus membutuhkan suatu pola tersendiri sesuai dengan kebutuhannya masing-masing, yang berebeda antara satu dengan yang lainnya. Dalam penyusunan program pembelajaran untuk setiap bidang studi, hendaknya guru kelas sudah memiliki data pibadi setiap peserta didiknya. Data pribadi yakni berkaitan dengan karakteristik spesifik, kemampuan dan kelemahannya, kompetensi yang dimiliki, dan tingkat perkembangannya. 3

Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru kepada muridnya. Proses komunikasi tersebut selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan majunya ilmu pengetahuan. Dalam proses kegiatan belajar mengajar antar guru dengan siswa berkebutuhan khusus, maka diperlukan sebuah teknik komunikasi yang baik agar setiap stimuli yang diberikan bias tercerna sehingga membentuk sebuah komunikasi yang interaktif, sebab komunikasi antara siswa normal dan siswaa berkebutuhan khusus itu berbeda. Dibutuhkan kemampuan khusus seorang guru tentang bagaimana mengajar dan mendekatkan diri pada siswa autis. Guru berperan memberikan intruksi dalam upaya memberikan pengetahuan sesuai kurikulum yang ada. Kemampuan guru dalam berdialog mendorong terjadinya komunikasi yang efektif serta menumbuhkan motivasi sang anak dalam kegiatan belajar. Pemilihan teknik komunikasi oleh guru sangat menentukan kemajuan sang siswa, karena dengan strategi yang tepat para guru bisa dengan mudah mendapat perhatian anak agar dapat berkomunikasi dan melakukan proses pembelajaran dengan maksimal. Karena dalam mendidik anak autis harus dilakukan secara intensif dan berkelanjutan, sampai si anak menunjukkan kemajuan. Meskipun mengalami masalah dalam komunikasi, namun anak autis bukanlah manusia yang tidak akan pernah bisa melakukan aktifitasaktifitas seperti manusia normal lainnya. Secara psikologi komunikasi, anak autis memang bisa dikatakan menjadi kasus yang sangat unik dibandingkan 4

dengan psikologi manusia normal pada umumnya. Bahkan bisa dikatakan mereka seperti menyimpan sebuah misteri dalam dirinya yang tidak akan pernah terungkap jika mereka tidak pernah dibimbing untuk memahami makna kehidupan terutama menyangkut komunikasi dan interaksi sosial. Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang spesifik dan terarah terkait dengan TEKNIK KOMUNIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA AUTIS (Studi pada Laboratorium Sekolah Autisme Universitas Negeri Malang) B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di jabarkan oleh peneliti di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana teknik komunikasi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa autis di Laboratorium Sekolah Autisme Universitas Negeri Malang? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik komunikasi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa autis di Laboratorium Sekolah Autisme Universitas Negeri Malang. 5

D. Manfaat Penelitian 1.D.1 Manfaat Akademik Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan berupa kajian ilmiah terhadap perkembangan pendalaman studi ilmu komunikasi, khususnya kajian komunikasi interpersonal. 1.D.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada guru tentang bagaimana teknik komunikasi yang baik dalam mendidik siswa autisme. Penelitian ini juga dapat memberikan informasi kepada orang tua tentang bagaimana cara mengenali dan menangani anak autis di rumah. 6