TOPIK UTAMA. Joko Sumarno Pengawas SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga

dokumen-dokumen yang mirip
RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB III METODE PENELITIAN. dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi.

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

BAB I PENDAHULUAN. dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Pembekalan Instruktur PLPG 2015

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1386), profil didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

PENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI DIRECT GUIDANCEPADA SEKOLAH SASARAN KURIKULUM

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

IMPLEMENTASI STRATEGI MANAJEMEN HOLISTIK DALAM UPAYA PENCAPAIAN STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ARITMATIKA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELARAN MATERI: PENYUSUNAN RPP

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Ajat Sudrajat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

TEKNIK PENYUSUNAN SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas hasil temuan-temuan dari masing-masing tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian manajemen kepala sekolah. sistematis dalam suatu proses (Rohiat, 2010:14). Kedua, Griffin

BAB III STANDAR PROSES

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

IMPLEMENTASI STANDAR PROSES PADA PEMBUATAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI PARA GURU DI GUGUS III CAKRANEGARA

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

10 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Instrumen Review. Instrumen Penelaahan Kurikulum Sekolah (KTSP) Dokumen 1. Terdapat logo sekolah/daerah

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

PENERAPAN TEKNIK TEAM TRAINING THREE AND ONE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP


BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

Profil Pembelajaran IPA Fisika Pada Materi Kalor Kelas VII F SMP Negeri 1 Malang Tahun Ajaran 2012/2013

Transkripsi:

TOPIK UTAMA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN RPP MELALUI PEMBINAAN DALAM SUPERVISI AKADEMIK BAGI GURU MATEMATIKA SMP DI KECAMATAN REMBANG KABUPATEN PURBALINGGA PADA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ABSTRAK Joko Sumarno Pengawas SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga Email: djokosumarno@yahoo.co.id Penelitian tindakan sekolah dilakukan selama enam bulan dari bulan Januari sampai Juni tahun 2017 di SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru matematika dalam menyusun RPP. Kegiatan penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Sekolah yang terdiri dari 2 siklus. Langkah-langkah dalam setiap siklus terdiri dari, Perencanaan (Planning), Pelaksanaan Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing) dan Refleksi (Reflecting). Siklus I, pembinaan dalam supervisi akademik dilakukan secara klasikal. Pada siklus II, pembinaan dalam supervisi akademik dilakukan secara individual. Data berupa kemampuan menyusun RPP dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan data kondisi awal, siklus I dan siklus II. Pada kondisi awal jumlah guru yang menyusun RPP dengan predikat amat baik 2 orang, pada siklus I 8 orang, dan pada siklus II 13 orang. Jumlah guru yang menyusun RPP sendiri pada kondisi awal 4 orang, siklus I 15 orang, dan pada siklus II 16 orang. Hasil penelitian baik secara teoretik maupun secara empirik menunjukkan bahwa, melalui pembinaan dalam supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan menyusun RPP bagi guru matematika SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Kata kunci: Pembinaan, RPP, supervisi akademik PENDAHULUAN Kedudukan guru di sekolah merupakan garda terdepan untuk mengawal mutu pendidikan. Begitu urgennya peran guru dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu maka guru harus mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajarannya dengan baik. Hal ini sejalan dengan pasal 4 Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang menyatakan bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Bertalian dengan kewajiban merencanakan pembelajaran, belum semua guru mampu 73

Joko Sumarno menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan baik. Salah satu guru mata pelajaran yang kemampuan menyusun RPP belum baik adalah guru matematika. Rendahnya kemampuan guru matematika dalam menyusun RPP terlihat dari data hasil supervisi akademik yang dilakukan pengawas. Hasil supervisi akademik pada awal semester genap kepada 16 orang guru matematika SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga dengan materi penyusunan RPP didapat, nilai tertinggi 90,0, terendah 57,5. Kategori amat baik 2 orang dengan nilai 90,0. Kategori baik 3 orang dengan capaian rentang nilai antara 73,8 sampai dengan 77,5. Kategori cukup 11 orang dengan capaian rentang nilai 57,5 sampai dengan 68,8. Guru yang membuat RPP sendiri 4 orang, yang mengadaptasi 6 orang, dan yang menggunakan RPP buatan MGMP 6 orang. Sebagaimana kewajiban guru tersebut di atas, guru matematika SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga harus mampu berperan sebagai agen pembelajaran. Salah satu indikator guru mampu menjadi agen pembelajaran adalah guru mampu menyusun RPP dengan baik. Hal ini tentunya guru juga memahami komponen-komponen RPP berdasarkan peraturan perudang-undangan yang berlaku. Bertalian dengan kesenjangan di atas, perlu diupayakan suatu tindakan dari pengawas sekolah yang dapat meningkatkan kemampuan guru matematika SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga dalam menyusun RPP. Tindakan tersebut adalah melakukan pembinaan dalam supervisi akademik. RUMUSAN MASALAH Bertolak pada uraian latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah: Apakah melalui pembinaan dalam supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan menyusun RPP bagi guru matematika SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017? KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya 74 Widya Komunika Vol 7 No. 2 Desember 2017 74

Meningkatkan Kemampuan Menyusun RPP Melalui Pembinaan dalam Supervisi Akademik Bagi Guru Matematika SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017 mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Komponen RPP yang dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran terdiri atas: a. Identitas mata pelajaran. Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/ program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan. b. Standar kompetensi Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran. c. Kompetensi dasar Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. d. Indikator pencapaian kompetensi Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. e. Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar. f. Materi ajar Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi. 75 Widya Komunika Vol 7 No. 2 Desember 2017 75

Joko Sumarno g. Alokasi waktu Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar. h. Metode pembelajaran Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai KD atau seperankat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi siawa, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. i. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 2. Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 3. Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. j. Penilaian hasil belajar Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian. k. Sumber belajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Selain komponen-komponen seperti terurai di atas, untuk kelengkapan RPP perlu disertakan lampiran-lampiran yang mendukungnya. Lampiran tersebut antara lain: 76 Widya Komunika Vol 7 No. 2 Desember 2017 76

Meningkatkan Kemampuan Menyusun RPP Melalui Pembinaan dalam Supervisi Akademik Bagi Guru Matematika SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017 a. Kertas kosong Kertas kosong berfungsi untuk mencatat atau menuliskan hal-hal yang tidak sesuai antara RPP dengan pelaksanaan pembelajarannya. Hal ini dipergunakan sebagai catatan untuk perbaikan penyusunan RPP dan pelaksanaannya pada tahun berikutnya. b. Materi pembelajaran. Materi pembelajaran atau bahan ajar yang disajikan dalam pelaksanaan pembelajaran disusun secara lengkap. c. Bahan Pengayaan Bahan pengayaan merupakan materi yang akan diberikan kepada siawa yang telah mencapai atau melampaui kriteria ketuntasan minimal (KKM). d. Instrumen Penilaian Instrumen penilaian berguna untuk mengukur capain kompetensi siawa setelah mengikuti pembelajaran. Instrumen ini harus mengacu pada indikator pencapaian kompetensi. Kemampuan menyusun RPP adalah suatu kesanggupan atau kecakapan guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya khususnya dalam menyiapkan rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Penyiapan rencana kegiatan pembelajaran harus memenuhi komponen-komponennya serta mengindahkan prinsip-prinsip penyusunannya. Pengertian Pembinaan Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum SD, SMP, dan SMA tentang pembinaan guru. Pembinaan ini dalam rangka staff development, staff improvement, professional growth, dan career development. Pembinaan adalah bantuan dari seseorang atau sekelompok orang yang ditujukan kepada orang atau sekelompok orang lain melalui materi pembinaan dengan tujuan dapat mengembangkan kemampuan, sehingga tercapai apa yang diharapkan. (Info dan pengertian.blogspot.co.id). Terkait pengertian pembinaan, Joko Sumarno, (2015;22) menyatakan bahwa pembinaan adalah bantuan yang berwujud layanan profesional dari orang yang lebih ahli (kepala sekolah, pengawas, dan ahli lainnya) kepada guru agar dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang direncanakan. Supervisi Akademik Menurut Glickman dalam Pusat Pengembangan Tenaga Keguruan, BPSDMP dan PMP Kemendikbud (2015;15) 77 Widya Komunika Vol 7 No. 2 Desember 2017 77

Joko Sumarno menyebutkan bahwa supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, berarti, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Walaupun esensi dari supervisi akademik adalah memberikan bantuan terhadap guru yang mengalami kesulitan dalam mengelola pembelajarannya, namun tidak dapat lepas dari proses penilaian pelaksanaan pembelajaran. Hal ini dikarenakan untuk dapat membantu guru, maka perlu mengetahui kualitas guru dalam mengelola pembelanjarannya. Dengan mengetahui kualitas guru dalam mengelola pembelajarannya akan dapat memberikan bantuan pada aspek-aspek yang masih memerlukan penekanan dan peningkatan. Menurut Alfonso, Firth, dan Neville dalam Surya Dharma (2008: 9), terdapat tiga konsep pokok (kunci) dalam pengertian supervisi akademik. 1. Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran. Inilah karakteristik esensial supervisi akademik. Sehubungan dengan ini, janganlah diasumsikan secara sempit, bahwa hanya ada satu cara terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan perilaku guru. Tidak ada satupun perilaku supervisi akademik yang baik dan cocok bagi semua guru (Glickman, 1981). Tegasnya, tingkat kemampuan, kebutuhan, minat, dan kematangan profesional serta karakteristik personal guru lainnya harus dijadikan dasar pertimbangan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program supervisi akademik (Sergiovanni, 1987 dan Daresh, 1989). 2. Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya harus didesain secara ofisial, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya program pengembangan tersebut. Desain tersebut terwujud dalam bentuk program supervisi akademik yang mengarah pada tujuan tertentu. Oleh karena supervisi akademik merupakan tanggung jawab bersama antara supervisor dan guru, maka alangkah baiknya jika program didesain bersama oleh supervisor dan guru. 3. Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu memfasilitasi 78 Widya Komunika Vol 7 No. 2 Desember 2017 78

Meningkatkan Kemampuan Menyusun RPP Melalui Pembinaan dalam Supervisi Akademik Bagi Guru Matematika SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017 belajar bagi siswanya. Dengan demikian supervisi akademik membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu. Pembinaan dalam Supervisi Akademik Pengawas sekolah memiliki tugas pengawasan manajerial bertugas membantu kepala sekolah dan seluruh staf sekolah agar dapat meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan pada sekolah yang dibinanya maupun pengawasan akademik bertugas membantu dan membina guru meningkatkan profesionalismenya agar dapat mempertinggi kualitas proses dan hasil belajar siswa. Tugas membantu dan membina guru meningkatkan profesionalismenya agar dapat mempertinggi kualitas proses dan hasil belajar siswa terkait langsung proses pembelajaran. Bertalian dengan penelitian ini pembinaan dalam supervisi akademik dilakukan oleh pengawas sekolah kepada guru matematika SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga. Sedangkan tindaklanjut dari supervisi akademik dengan teknik kunjungan observasi dilakukan pembinaan yang difokuskan pada materi penyusunan RPP. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas maka hipotesis dalam penelitian tindakan ini adalah; melalui pembinaan dalam supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan menyusun RPP bagi guru matematika SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017. METODE PENELITIAN Sumber data dalam penelitian ini seluruhnya berasal dari subjek penelitian yaitu guru matematika SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga. Adapun data yang dikumpulkan berupa kemampuan guru dalam menyusun RPP. Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan sekolah ini menggunakan teknik non tes. Teknik non tes yang digunakan adalah observasi. Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan guru dalam menyusun RPP serta data pendukung tentang produk RPP yang disusun guru. Sedangkan alat pengumpulan data berupa lembar observasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif. Analisis 79 Widya Komunika Vol 7 No. 2 Desember 2017 79

Joko Sumarno deskriptif komparatif merupakan analisis data dengan cara membandingkan data hasil penelitian mulai dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Tahapannya adalah membandingkan data antara kondisi awal dengan siklus I dilanjutkan membandingkan data hasil siklus I dan siklus II. Langkah berikutnya membandingkan data keseluruhan antara kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Pada siklus I pengawas melakukan pembinaan kepada seluruh guru matematika SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga mengenai penyusunan perencanaan pembelajaran (RPP) secara klasikal. Langkah-langkah kegiatannya antara lain: 1. Perencanaan (Planning) Pada tahap perencanaan (planning) kegiatan-kegiatan yang lakukan adalah hal-hal yang terkait dengan perencanaan penelitian tindakan antara lain: (1). Menyusun rencana pelaksanaan pembinaan kepada seluruh guru matematika SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga. Kegiatan perencanaan meliputi waktu, tempat, dan teknis pelaksanaan. (2). Mengkoordinasikan dengan kepala sekolah yang sekolahnya menjadi tempat pelaksanaan pertemuan untuk pembinaan guru. (3). Mempersiapkan materi pembinaan tentang penyusunan RPP. (4). Mempersiapkan instrumen pengumpulan data yang berupa lembar observasi. 2. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan (acting) antara lain: (1). Mengundang seluruh guru matematika SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga untuk mengikuti pertemuan pembinaan dari pengawas sekolah tentang penyusunan RPP. (2). Melaksanakan pembinaan kepada seluruh guru matematika SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga secara bersamaan atau klasikal. (3). Memberikan tugas kepada guru untuk menyusun RPP yang mengacu pada standar proses. (4). Mendokumentasikan administrasi pelaksanaan kegiatan pembinaan klasikal. 3. Pengamatan (Observing) Kegiatan yang laksanakan pada tahap pengamatan (observing) antara lain: (1). Mengisi instrumen penelitian yang merupakan salah satu tahapan pengumpulan data hasil penelitian. Instrumen yang telah diisi untuk mengetahui capaian kemampuan guru dalam menyusun RPP bagi masing-masing guru matematika maupun produk RPP-nya. (2). Mendokumentasikan administrasi kegiatan pengamatan (observing) yang berupa data hasil penelitian maupun data pendukung pelaksanaan kegiatan pengamatan. 80 Widya Komunika Vol 7 No. 2 Desember 2017 80

Meningkatkan Kemampuan Menyusun RPP Melalui Pembinaan dalam Supervisi Akademik Bagi Guru Matematika SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017 4. Refleksi (Reflecting) Tahapan refleksi (reflecting) dalam penelitian tindakan adalah kegiatan feed back untuk melihat sejauh mana progress tindakan ataupun kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan. Dengan refleksi akan dapat diketahui kekurangan dan kelebihan pelaksanaan tindakan. Refleksi pada siklus I berguna untuk mendapatkan gambaran kegiatan dan hasil yang telah dikumpulkan sekaligus sebagai dasar untuk pelaksanaan siklus berikutnya. Prosedur penelitian pada siklus II secara umum sama dengan siklus I yang membedakan adalah pelaksanaa pembinaan dalam supervisi akademik dilaksanakan secara individual fokus pada permasalahan masingmasing guru. HASIL TINDAKAN Deskripsi Kondisi Awal Data tentang kemampuan guru matematika dalam menyusun RPP terlihat dari data hasil supervisi akademik yang dilakukan pengawas. Hasil supervisi akademik pada awal semester genap kepada 16 orang guru matematika SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga dengan materi penyusunan RPP diperoleh, nilai rata-rata 70 dengan predikat rata-rata cukup. Nilai tertinggi 90,0 dan nilai terendah 57,5. Predikat amat baik 2 orang dengan nilai 90,0. Predikat baik 3 orang dengan capaian rentang nilai antara 73,8 sampai dengan 77,5. Predikat cukup 11 orang dengan capaian rentang nilai 57,5 sampai dengan 68,8. Guru yang membuat RPP sendiri 4 orang, yang mengadaptasi 6 orang, dan yang menggunakan RPP buatan MGMP 6 orang. Deskripsi Hasil Siklus I dan Refleksi Kemampuan guru matematika dalam menyusun RPP nilai rata-ratanya 86,6 dengan predikat rata-rata amat baik. Nilai tertinggi 97,5 sedangkan nilai terendah 68,8. Predikat amat baik 8 orang dengan capaian rentang nilai 87,5 sampai dengan 97,5. Predikat baik 7 orang dengan capaian rentang nilai antara 81,3 sampai dengan 85,0. Predikat cukup 1 orang dengan nilai 68,8. Jumlah guru yang membuat RPP sendiri 15 orang, yang mengadaptasi 1 orang, dan tidak ada yang menggunakan RPP buatan MGMP. Komparasi data tersebut dengan kondisi awal sebagai berikut. Rata-rata perolehan skor meningkat dari 56 menjadi 69,3. Rata-rata nilai meningkat dari 70 menjadi 86,6. Rata-rata predikat meningkat dari cukup menjadi amat baik. Jumlah guru yang predikatnya amat baik meningkat dari 2 menjadi 8 orang. Predikat baik meningkat dari 81 Widya Komunika Vol 7 No. 2 Desember 2017 81

Joko Sumarno 3 menjadi 7 orang. Predikat cukup menurun dari 11 menjadi 1 orang. Jumlah guru yang RPP-nya menggunakan produk MGMP menurun dari 6 orang menjadi tidak ada. RPP adaptasi menurun dari 6 orang menjadi 1 orang. Guru yang membuat RPP sendiri meningkat dari 4 orang menjadi 15 orang. Dengan demikian dari kondisi awal ke siklus I telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan kemampuan menyusun guru dalam menyusun RPP. Deskripsi Hasil Siklus II dan Refleksi Kemampuan guru matematika dalam menyusun RPP pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 72,8 dengan predikat rata-rata amat baik. Nilai tertinggi 97,5 sedangkan nilai terendah 68,8. Predikat amat baik 13 orang dengan capaian rentang nilai 87,5 sampai dengan 97,5. Predikat baik 2 orang dengan capaian rentang nilai antara 81,3 sampai dengan 83,8. Predikat cukup 1 orang dengan capaian 68,8. Semua guru membuat RPP sendiri. Tidak ada satupun orang guru yang mengadaptasi maupun menggunakan RPP buatan MGMP. tetap amat baik, namun perolehan rata-rata skor dan rata-rata nilai meningkat. Guru yang RPP-nya berpredikat amat baik atau baik sekali meningkat dari 8 orang menjadi 13 orang, predikat baik menurun dari 7 orang menjadi 2 orang, dan yang berpredikat cukup tetap 1 orang. Guru yang RPP-nya produk MGMP tidak ada, yang adaptasi menurun dari 1 orang menjadi tidak ada dan yang menyusun sendiri meningkat dari 15 orang menjadi 16 orang. Dari data tersebut menunjukkan kemampuan menyusun guru dalam menyusun RPP terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari siklus I ke siklus II. PEMBAHASAN Predikat kemampuan menyusun RPP guru matematika SMP Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga sebelum dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan siklus II dalam penelitian ini dipaparkan pada tabel berikut. Komparasi data tersebut dengan siklus I sebagai berikut. Perolehan skor rata-rata meningkat dari 69,3 menjadi 72,8. Perolehan nilai rata-rata meningkat dari 86,6 menjadi 90,9. Predikat kemampuan menyusun RPP 82 Widya Komunika Vol 7 No. 2 Desember 2017 82

Meningkatkan Kemampuan Menyusun RPP Melalui Pembinaan dalam Supervisi Akademik Bagi Guru Matematika SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017 Rekapitulasi Predikat Kemampuan Menyusun RPP Guru Matematika SMP Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II JUMLAH KETERANGAN SIKLUS II SIKLUS I KONDISI AWAL PREDIKAT RENTANG NILAI NOMOR 1 0-55 Kurang 0 0 0 Tetap 2 56-70 Cukup 11 1 1 menurun 3 71-85 Baik 3 7 2 menurun 4 86-100 Baik Sekali/ Amat baik 2 8 13 naik Jumlah 16 16 16 Bertolak dari tabel rekapitulasi predikat kemampuan menyusun RPP di atas, predikat amat baik selalu meningkat dari setiap siklusnya. Sedangkan produk RPP yang dipakai guru dalam proses pembelajaran bervariasi. Keberagaman produk RPP pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dituangkan dalam tabel berikut. Rekapitulasi Produk RPP Guru Matematika SMP Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II JUMLAH KETERANGAN SIKLUS II SIKLUS I KONDISI AWAL PRODUK RPP NOMOR 1 MGMP 6 0 0 menurun 2 Adaptasi 6 1 0 menurun 3 Karya sendiri 4 15 16 naik Jumlah 16 16 16 83 Widya Komunika Vol 7 No. 2 Desember 2017 83

Joko Sumarno Berdasarkan tabel rekapitulasi produk RPP di atas, jumlah RPP yang merupakan karya sendiri selalu meningkat pada setiap siklusnya. Ketercapaian nilai kemampuan menyusun RPP dan predikatnya serta produk RPP pada kodisi awal, siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa guru matematika SMP Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga telah meningkat kemampuannya dalam menyusun RPP. HASIL TINDAKAN Hasil tindakan dengan predikat amat baik meningkat pada setiap siklusnya. Pada kondisi awal RPP yang disusun guru matematika dengan predikat amat baik 2 orang, pada siklus I meningkat menjadi 8 orang, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 13 orang. Jumlah guru matematika yang menyusun RPP sendiri selalu meningkat pada setiap siklus. Pada kondisi awal 4 orang, pada siklus I meningkat menjadi 15 orang, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 16 orang. Dengan selalu meningkatnya predikat amat baik kemampuan guru matematika dalam menyusun RPP dan selalu meningkatnya jumlah guru matematika yang menyusun RPP sendiri mulai dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II berarti melalui pembinaan dalam supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan menyusun RPP bagi guru matematika SMP Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017. 84 Widya Komunika Vol 7 No. 2 Desember 2017 84

Meningkatkan Kemampuan Menyusun RPP Melalui Pembinaan dalam Supervisi Akademik Bagi Guru Matematika SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017 DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dharma Surya. 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta: Direktorat Jenderal PMPTK. Ivancevich. 2017. Pengertian Pembinaan menurut para ahli. Info dan pengertian. Blogspot.co.id. Di akses 4 januari 2017. Sumarno Joko. 2015. Meningkatkan Kemampuan Menyusun Perencanaan Pembelajaran Melalui Pembinaan Berkelanjutan Bagi Guru SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian Tindakan Sekolah. Sumarno Joko. 2015. Meningkatkan Kompetensi Supervisi Akademik Melalui Pembinaan Bagi Kepala SMP di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga Pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian Tindakan Sekolah. ---------. 2003. Undang-undang Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ---------. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tentang standar proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. ---------. 2015. Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik. Jakarta: BPSDM dan PMP Kemdikbud. 85 Widya Komunika Vol 7 No. 2 Desember 2017 85