PENERAPAN TEKNIK TEAM TRAINING THREE AND ONE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP

Transkripsi

1 PENERAPAN TEKNIK TEAM TRAINING THREE AND ONE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP H. Bahtarudin Sekolah Dasar Negeri Bangkiling Banua Lawas Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang peningkatan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan pada 9 (sembilan) orang guru SDN Bangkiling Kecamatan Banua Lawas dengan dua siklus tindakan. Subyek penelitian ini adalah 6 orang guru kelas dan 3 orang guru mata pelajaran pada SDN 4 Belimbing Kecamatan Murung Pudak dengan jumlah total 9 (sembilan) orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan kemampuan guru dalam setelah melalui teknik team training three and one. Pada siklus 1 pertemuan 1 rata-rata aktivitas guru dalam 58,33%, sedangkan pada pertemuan 2 menjadi 71,12% sehingga terjadi peningkatan 12,79%. Pada siklus 1I pertemuan 1 rata-rata aktivitas guru dalam 81,87% terjadi lagi peningkatan 10,75%, sedangkan pada pertemuan 2 menjadi 87,22% sehingga terjadi peningkatan 5,35%. Kompetensi/kemampuan guru dalam pengajaran pada siklus I pertemuan 1 adalah 64,45% meningkat 8,88% sehingga menjadi 73,33% pada pertemuan 2. Kompetensi/kemampuan guru meningkat lagi 8,89% pada siklus 2 pertemuan 1 sehingga menjadi 82,22% dan pada pertemuan 2 menjadi 88,87% dengan peningkatan 6,65%. Dengan menggunakan teknik team training three and one meningkatkan kemampuan guru dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, indikator keberhasilan yang telah ditetapkan telah tercapai dimana aktivitas guru dalam mencapai kategori baik sekali dan kemampuan guru dalam baik secara individual maupun kelompok juga dengan kategori baik sekali. Kata Kunci: Teknik Team Training Three and One, Kemampuan guru, RPP. PENDAHULUAN Kinerja guru pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor dari dalam guru itu sendiri yaitu bagaimana berbuat terhadap tugas dan tanggung jawab yang diemban dan usaha dalam dirinya untuk mengembangkan keprofesiannya. Faktor luar yang diprediksi berpengaruh terhadap kinerja guru adalah supervisi kepala sekolah yang merupakan pemimpin dan supervisor di sekolah. Goodwin (2005:13) mengatakan tugas kepala sekolah di abad ke 21 sangat kompleks antara lain harus lebih paham akan cara mengajar, dengan demikian kepala sekolah harus memahami cara mengajar guru di kelas. Berbagai masalah yang berkaitan dengan kondisi guru, antara lain: (1) adanya keberagaman kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan penguasaan pengetahuan (2) belum adanya alat ukur yang akurat untuk mengetahui kemampuan guru, (3) pembinaan yang dilakukan belum mencerminkan kebutuhan, dan (4) kompetensi sebagian guru yang belum memadai, jika hal tersebut tidak segera diatasi maka akan berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan. Kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru termasuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakannya dalam proses pembelajaran, tetapi masih terdapat guru yang belum mampu menyusun rencana pembelajaran sesuai kriteria yang diharapkan. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan dan hasil supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru di SDN Bangkiling Kecamatan Banua Lawas ditemukan 3 dari 6 orang guru kelas (50%) belum membuat RPP. Guru juga masih dominan menggunakan pengelolan pembelajaran berdasarkan pola lama dan masih dominan menggunakan pengelolaan pembelajaran yang tidak sesuai karakteristik siswa dan situasi kelas. Salah satu faktor penyebabnya adalah guru belum mampu melaksanakan pengelolaan pembelajaran yang tepat. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran 25

2 (RPP) dan perangkatnya yang meliputi: kesesuaian identitas, SK dan KD, alokasi waktu, indicator, tujuan/materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian. Dalam hal ini guru belum optimal, karena kondisi guru di SDN Bangkiling adalah guru kelas. Sebagai seorang guru kelas, setiap guru dituntut untuk menguasai semua bidang studi yang harus diajarkan di kelasnya. Ini berarti setiap guru dituntut untuk mampu menyiapkan RPP dari setiap bidang studi yang diajarkan. Hal ini yang menjadi beban berat bagi guru, karena karakteristik setiap bidang studi dalam RPP berbeda. Besarnya beban guru kelas ini berdampak pada kurangnya keinginan guru untuk mengembangkan diri, bahkan ada guru yang tidak sempat membuat. Kenyataan ini menjadi tantangan bagi kepala sekolah untuk melakukan pembinaan guru. Selanjutnya berdasarkan pada hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa guru dioperoleh informasi guru merasa kesulitan dalam membuat RPP dengan mengacu pada permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar proses. Dari hasil analisis observasi awal dan hasil supervisi serta hasil wawancara dengan guru, ditemukan bahwa permasalahan yang muncul dalam hal ini adalah kemampuan guru dalam menyusun RPP. Kenyataan ini merupakan tantangan bagi kepala sekolah untuk segera diatasi, karena bila tidak segera diatasi akan berpengaruh terhadap kinerja guru. Hal ini akan berdampak pada kualitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Padahal kualitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat berpengaruh terhadap kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Untuk mengatasi Permasalahan terkait dengan kemampuan guru dalam menyusun RPP dan perangkatnya, dilakukan upaya pembinaan guru secara intensif. Dalam hal ini upaya pembinaan guru yang dianggap paling tepat adalah melalui Teknik Team Training Three and One yang diselenggarakan di sekolah. Teknik Team Training Three and One adalah merupakan teknik memberi pelatihan pada sekelompok orang dengan membagi kelompok besar tersebut menjadi tim-tim kecil, kemudian pada titik finalnya kembali pada kelompok besar. Teknik ini merupakan teknik yang efektif dilakukan untuk meningkatkan kemampuan/ keterampilan yang sama pada sekelompok orang dengan profesi yang sama. Tujuan dari Penelitian Tindakan Sekolah ini untuk mengetahui peningkatan aktivitas kepala sekolah dan kemampuan guru menyusun RPP melalui teknik team training three and one di SDN Bangkiling Kecamatan Banua Lawas. TINJAUAN PUSTAKA Kompetensi Guru Kompetensi profesional guru menurut Sudjana (2002:17-19) dapat dikelompokkan menjadi tiga bidang yaitu pedagogik, personal dansosial. Kompetensi pedagogik menyangkut kemampuan intelektual seperti penguasaan matapelajaran, pengetahuan menganai cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu, pegetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya. Kompetensi bidang personal menyangkut kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaannya, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap matapelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya. Kompetensi sosial menyangkut kemampuan guru dalam berbagai ketrampilan/ berperilaku, seperti ketrampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, ketrampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, ketrampilan menyusun persiapan/perencanaan mengajar, ketrampilan melaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain. Perbedaan dengan kompetensi kognitif terletak pada sifatnya. Kompetensi kognitif berkenaan dengan aspek teori atau pengetahuannya, pada kompetensi perilaku yang diutamakan adalah praktek/ketrampilan melaksanakannya. Guru sebagai sebuah profesi yang harus memiliki kompetensi harus mau dan mampu untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan kepadanya. Kompetensi pedagogik sebagai salah satu kompetensi yang harus dimiliki. Salah satu bagian dari kompetensi pedagogik itu adalah guru harus memiliki kemampuan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Perencanaan Proses Pembelajaran Perencanaan adalah menyusun langkahlangkah yang akan dilaksanakan untuk 26

3 mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran. Standar proses meliputi: (1) Perencanaan proses pembelajaran, (2) Pelaksanaan proses pembelajaran, (3) Penilaian hasil pembelajaran, dan (4) Pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)yang memuat identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar (Permendiknas No. 41/2007). Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPP adalah(1) RPP harus dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD), dan (2) RPP harus dibuat secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permen Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses). Teknik Team Training Three and One Purwadarminta (2000:70) kata training jika diartikan dalam bahasa Indonesia artinya pelatihan. Dengan definisi seperti itu sudah sangat jelas bahwa kegiatan yang dilakukan merupakan praktek.training bersifat learning by doing, dipandu oleh seorang pelatih sesuai materi yang diajarkan.hal ini sangat baik jika ingin menguasai sebuah topik tertentu. Simorangkir (2008:97) menjelaskan bahwa tujuan diadakannya training adalah untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan para target/sasaran dengan obyek seorang atau sekelompok orang dengan sasaran untuk memberikan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan kepada target sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Pelaksanaan training dalam prosesnya mempelajari dan mempraktekkan apa yang menjadi topik sesuai dengan prosedur sehingga menjadi kebiasaan yang hasilnya bisa segera terlihat karena memang langsung praktek, sehingga ada perubahan yang memungkinkan tercipta setelah mengikuti acara training tersebut. Teknik team training merupakan pelatihan untuk sekelompok orang yang berprofesi sama dimana mereka harus menyelesaikan bersama sebuah pekerjaan demi tujuan bersama dalam kelompok (Simorangkir, 2008:101). Teknik ini sering digunakan untuk meningkatkan keterampilan sekelompok orang dengan latarbelakang yang sama dengantujuan yang sama pula. Teknik team training three and one merupakan modifikasi dari teknik team training yang dikembangkan oleh Winindrajid (2012:35). Team training three and one merupakan teknik memberi pelatihan pada sekelompok orang dengan membagi kelompok besar tersebut menjadi tim-tim kecil, kemudian pada titik finalnya kembali pada kelompok besar. Teknik ini merupakan teknik yang efektif dilakukan untuk meningkatkan kemampuan/ keterampilan yang sama pada sekelompok orang dengan profesi yang sama. Dengan demikian teknik team training three and one cocok diterapkan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, karena mereka berada pada profesi yang sama dengan estándar kualifikasi akademik yang sama dengan tujuan peningkatan kompetensi yang sama. Secara garis besar langkah-langkah pelaksanaan teknik team trainingthree and one dalam meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP adalah (1) Peneliti (Kepala Sekolah) menyampaikan/menjelaskan materi yang berhubungan dengan teknik penyusunan RPP; (2) Peneliti (Kepala Sekolah) membagi peserta pelatihan menjadi kelompok-kelompok kecil (tim) yang anggotanya berjumlah 3 (tiga) orang; (3) Masing-masing tim secara kelompok mengerjakan tugas menyusun RPP dengan bimbingan peneliti (Kepala Sekolah); (4) Perwakilan tim mempresentasekan hasil kerjanya; (5) Masing-masing tim menanggapi hasil kerja tim lainnya; (6) Peneliti (Kepala Sekolah) bersama peserta berdiskusi untuk menyatukan hasil kerja semua tim sehingga menjadi hasil kerja bersama dalam satu kelompok besar/utama; (7) Peserta berlatih secara mandiri menyusun RPP sesuai kondisi 27

4 kelas masing-masing dengan panduan hasil kerja selama training. METODOLOGI Penelitian ini di rancang dalam 2 siklus, dan setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan melakukan refleksi pada setiap akhir siklus. Pengambilan data dilakukan pada saat kegiatan pelaksanaan teknik team training three and one berlangsung ataupun setelah kegiatan teknik team training three and one berakhir. Data tersebut dikumpulkan dan dianalisis yang nantinya akan didapat hasil akhirnya. Subjek dalam penelitian ini adalah 6 orang guru kelasdan 3 orang guru mata pelajaran pada SDN Bangkiling di Kecamatan Banua Lawas KabupatenTabalong dengan jumlah total sebanyak 9 (sembilan) orang. HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil observasi selama kegiatan penelitian, aktivitas peneliti/kepala sekolah dalam melaksanakan teknik team training three and one dalam meningkatkan kemampuan guru menyususn RPP terlihat pada siklus I pertemuan 1 sudah mencapai kategori baik meningkat 10.71% pada pertemuan 2 tetapi masih dengan kategori baik. Pada siklus II pertemuan 1 meningkat lagi 7.14% sehingga menjadi kategori sangat baik. Kemudian pada pertemuan 2 meningkat mencapai 10.72% dengan kategori sangat baik. Data hasil observasi aktivitas guru dalam melalui teknik team training three and one pada 9 orang guru di SDN Bangkiling Kecamatan Banua Lawas ternyata rata-rata persentase aktivitasnya pada siklus I pertemuan 1 adalah 58.33% dengan kategori cukup meningkat 12.79% pada pertemuan 2 menjadi 71.12% dengan kategori baik. Pada siklus II pertemuan 1 meningkat lagi 10.55% hingga menjadi 81.67% dengan kategori sangat baik. Pada pertemuan 2 terjadi peningkatan 5.55% hingga kategori aktivitas guru sangat baik dengan rata-rata persentase 87.22%. Hasil observasi kemampuan guru dalam menyusun RPP pada siklus I pertemuan 1 diketahui sudah tidak ada lagi guru yang kemampuannya berada pada katagori kurang, tetapi masih terdapat 8 orang (88,89%) guru yang kemampuannya baru pada katagori cukup, hanya 1 orang guru yang kemampuannya sudah pada katagori baik. Berdasarkan data tersebut diketahui rata-rata persentase kemampuan guru dalam memformulasikan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai dengan kurikulum/silabus dan memperhatikan karakteristik peserta didik mencapai 72,22% dengan katagori kemampuan baik, menyusun bahan ajar secara runut, logis, kontekstual dan mutakhir baru mencapai 56,95% dengan katagori cukup, merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif baru mencapai 63,39% dengan katagori cukup, dan memilih sumber belajar/ media pembelajaran sesuai dengan materi, strategi pembelajaran sudah mencapai 75% dengan katagori baik, dan merancang alat evaluasi untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik baru mencapai 58,33% dengan katagori cukup. Pada siklus II pertemuan 1 hasil observasi kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran diketahui sudah semua guru (100%) kemampuannya berada pada katagori baik. Berdasarkan data tersebut diketahui rata-rata persentase kemampuan guru dalam memformulasikan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai dengan kurikulum/silabus dan memperhatikan karakteristik peserta didik mencapai 93,52% dengan katagori kemampuan baik, menyusun bahan ajar secara runut, logis, kontekstual dan mutakhir baru mencapai 79,17% dengan katagori baik, merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif 75% dengan katagori baik, dan memilih sumber belajar/ media pembelajaran sesuai dengan materi, strategi pembelajaran sudah mencapai 75% dengan katagori baik, dan merancang alat evaluasi untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan belajar siswa mencapai 75% dengan katagori baik. Pada siklus II pertemuan 2 hasil observasi kemampuan guru menyusun RPP diketahui diketahui ada 6 orang guru (66,67%) yang kemampuannya katagori baik, sedangkan 3 orang guru (33,33%) katagori baik sekali. Berdasarkan data tersebut diketahui rata-rata persentase kemampuan guru dalam memformulasikan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai dengan kurikulum/silabus dan memperhatikan karakteristik peserta didik mencapai 98,15% dengan katagori kemampuan baik sekali, menyusun bahan ajar secara runut, logis, kontekstual dan mutakhir mencapai 85,42% dengan katagori cukup, merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif mencapai 81,25% dengan katagori cukup, dan memilih sumber belajar/ media pembelajaran sesuai dengan materi, strategi pembelajaran sudah mencapai 75% dengan katagori baik, dan merancang alat evaluasi untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik 28

5 mencapai 80,56% dengan katagori baik. Secara keseluruhan hasil observasi aktivitas dan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus I dan II diberikan pada Tabel 1 yang dapat dilihat perkembangan aktivitas guru pada setiap pertemuan dari setiap siklus. Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama dengan katagori cukup, meningkat 12,79 % pada pertemuan kedua dengan katagori baik. Pada siklus II pertemuan pertama terjadi lagi peningkatan 10,75% meskipun masih berada pada katagori baik, begitu pula pada pertemuan kedua naik 5,35% sehingga menjadi katagori baik sekali. Selanjutnya, kompetensi guru juga mengalami peningkatan, dari siklus I pertemuan pertama dengan katagori cukup meningkat 5,77% pada pertemuan kedua dengan katagori baik. Pada siklus II pertemuan pertama terjadi peningkatan 9,41% sehingga katagori kemampuan menjadi baik, demikian pula pada pertemuan kedua terjadi peningkatan 4,91% dengan katagori baik. Hal ini menunjukkan bahwa selalu terjadi peningkatan baik aktivitas guru selama kegiatan maupun kemampuan guru dalam menyusun RPP. Tabel 1. Rata-rata Persentase Skor Aktivitas Kepala Sekolah, Guru dan Kompetensi Guru dalam menyusun RPP Aktivitas Aktivitas Kompetensi Kriteria Kriteria Pelaksanaan Kepsek (%) Guru (%) Guru (%) Kriteria Rata-rata Rata-rata Rata-rata Siklus I (P1) Baik 58,33 Cukup Cukup Siklus I (P2) Baik 71,12 Baik 71,23 Baik Siklus II (P1) Baik Sekali 81,87 Baik 80,16 Baik Siklus II (P2) Baik Sekali 87,22 Baik Sekali 85,12 Baik Peningkatan kemampuan guru dalam dengan skor peningkatannya diberikan pada Tabel 2 yang dapat diketahui terjadinya peningkatan kompetensi guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran setelah adanya PTS. Tabel 2. Rata-rata NilaiDasar, Nilai Kompetensi Gurudan Skor Peningkatan Pelaksanaan Rata-Rata Skor Kemampuan (%) Peningkatan (%) Sebelum PTS 50,00 18,27 Siklus I 68,27 14,75 Siklus II 83,02 Dengan menggunakan teknik team training three and one untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran indikator keberhasilan yang telah ditetapkan telah tercapai dimana aktivitas guru selama pelaksanaan teknik team training three and one mencapai 87,22% (Indikator penelitian 71%), kompetensi/ kemampuan guru rata-rata secara dalam dengan katagori baik dengan persentase kompetensi mencapai 80,56% (Indikator penelitian 71). Keberhasilan penelitian ini membuktikan bahwa dengan adanya teknik team training three and one dapat meningkatkan kemampuan guru di SDN Bangkiling Kecamatan Banua Lawas Kabupaten Tabalong. SIMPULAN DAN SARAN Penggunaan teknik team training three and one dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SDN Bangkiling Kecamatan Banua Lawas. Pelatihan dengan jumlah peserta yang besar kurang efektif karena memungkinkan peserta untuk tidak aktif, hal ini dapat dapat diantisifasi dengan membagi peserta dengan jumlah besar tersebut menjadi tim-tim kecil. Kepala sekolah harus kreatif dalam menemukan suatu cara pembinaan untuk meningkatkan kompetensi guru. DAFTAR RUJUKAN Goodwin. (2005). http//win.spins.word.com komplesitas-kepalasekolah.2011/04/11. Diaksestanggal 11 April Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar proses. Purwadarminta. (2000). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Rieneka Cipta Simorangkir. (2008). Learning By Doing. Jakarta: RienekaCipta Sudjana. (2002). Penelitian Tindakan Kepengawasan, Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas. Jakarta: Jakarta Press. Winindrajid. (2012). Teknik Team Training Three and One. Jakarta: Rieneka Cipta 29

6 30