27 BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIKARAWANG 4.1. Letak dan Keadaan Fisik Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Letak Desa Cikarawang tidak terlalu terpencil karena hanya berjarak 10 km dari kota kecamatan dan dapat ditempuh selama 45 menit dengan kendaraan umum. Desa Cikarawang relatif lebih dekat dengan Kota Bogor dibanding Kabupaten Bogor, karena merupakan desa perbatasan dengan Kota Bogor. Jarak ke ibukota kabupaten kurang lebih 40 km dan harus ditempuh selama 1-2 jam. Desa Cikarawang terdiri dari 3 dusun, salah satunya adalah Dusun Cangkrang yang memiliki permasalahan dalam bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. Dusun Cangkrang termasuk dalam wilayah RW 01 Desa Cikarawang dan mempunyai 5 RT, dimana RT 1 dan 2 terletak di sepanjang aliran irigasi teknis sehingga dekat dengan lahan pertanian sedangkan RT 3 5 di bagian lain yang dipisahkan dengan RT 1 dan 2 oleh jalan raya. Secara geografis Desa Cikarawang berbatasan langsung dengan Sungai Cisadane di sebelah Utara, Sungai Ciapus di sebelah Selatan, Kelurahan Situ Gede, Bogor Barat, Kota Bogor di sebelah Timur dan Sungai Cisadane/Ciapus disebelah Barat. Desa Cikarawang memiliki ketinggian tanah sebesar 700 m dari permukaan laut, termasuk daerah bertopografi atau berdataran tinggi, dengan suhu rata-rata yaitu berkisar antara 25 0-30 0 C. Desa Cikarawang meliputi wilayah seluas 263 hektar. Sebagian besar wilayah Desa Cikarawang merupakan persawahan dan perkebunan. Areal yang berfungsi untuk persawahan meliputi lahan seluas 194,6 hektar atau lebih kurang 73 % dari seluruh luas wilayah Desa Cikarawang, sedangkan perkebunan rakyat meliputi wilayah seluas 18,2 hektar (6,9 %) dan perkebunan negara seluas delapan hektar (3 %). Kawasan permukiman penduduk meliputi kawasan seluas 37,9 hektar (14,4 %) dan 4,3 hektar (2,7 %) sisa lahan digunakan untuk fasilitas umum lainnya misalnya kawasan perkantoran, sekolah, pemakaman dan lain-lain. Dengan lahan untuk pertanian seluas 194,6 hektar,
28 Desa Cikarawang memiliki potensi terutama untuk komoditas padi sawah dan palawija yang sangat besar. Komoditas palawija yang banyak dibudidayakan oleh petani Cikarawang adalah ubi jalar dan kacang tanah. 4.2. Keadaan Penduduk dan Mata Pencaharian Hingga September 2009, penduduk Desa Cikarawang berjumlah 8227 jiwa yang terdiri atas 4199 orang laki-laki dan 4028 orang perempuan. Sebagian besar penduduk termasuk dalam kelompok usia produktif yaitu 15 55 tahun. Penduduk yang tergolong dalam kelompok usia produktif berjumlah ± 4721 orang (57%) dari total jumlah penduduk. Untuk di Dusun Cangkrang, Dari total KK yang ada (400 KK), 87,5 persen diantaranya (350 KK) merupakan KK miskin. Proporsi tingkat pendidikan penduduk terbesar adalah Tidak Tamat dan Tamat SD (32%) disusul Tamat SMP dan Tamat SMA. Adapun jenis pekerjaan penduduk Desa Cikarawang pada umumnya adalah sebagai buruh bangunan, petani, supir dan pedagang. Kelompok tani yang sudah terdaftar di kantor kecamatan Dramaga berjumlah empat kelompok, yaitu Kelompok Tani Hurip, Mekar, Setia, dan Subur Jaya. Secara lengkap Tabel 1 menyajikan berbagai jenis profesi penduduk Desa Cikarawang. Tabel 1. Sebaran Penduduk menurut Mata Pencaharian di Desa Cikarawang, 2009 No Mata Pencaharian Persentase 1. Petani dan Buruh Tani 20,8 2. Buruh Tani 15,1 3. Pembantu Rumah Tangga 20,1 4. Karyawan Swasta 14,8 5. Pensiunan PNS/TNI/POLRI 14,1 6. PNS 11,7 7. Lain-lain 3,4 Jumlah 100,0
29 4.3. Gambaran Kegiatan Posdaya Desa Cikarawang (Posdaya Mandiri Terpadu) Sejak tahun 2007 P2SDM LPPM IPB telah mengembangkan posdaya di kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) adalah sebuah upaya pemberdayaan masyarakat dengan menghidupkan modal sosial kegotongroyongan pemberdayaan dan kemandirian di masyarakat. Posdaya bertujuan untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui empat bidang utama kegiatan, yaitu Pendidikan, Kesehatan, Kewirausahaan dan Lingkungan. Bentuk kerjasama kemitraan untuk pengembangan masyarakat. Pada tahun 2009, P2SDM LPPM IPB bekerjasama denagan PT. AkzoNobel Car Refinishes Indonesia (ANCRI) melaksanakan program pemberdayaan masyarakat melalui posdaya di Desa Cikarawang berbasis kelompok tani. Kelompok tani dianggap memiliki peran yang sangat penting dan strategis untuk memberdayakan masyarakat di Desa Cikarawang. Kelompok tani menjadi wadah bagi para petani untuk belajar, berdiskusi, bertukar pengalaman dan untuk menyalurkan aspirasi para petani. Posdaya Mandiri Terpadu dibentuk melalui lokakarya mini yang dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2009 di Balai Desa Cikarawang yang dihadiri oleh 85 peserta berasal dari P2SDM LPPM IPB, aparat desa, tokoh masyarakat, dan berbagai perwakilan kelembagaan yang ada di masyarakat (kelompok tani, PAUD, Posyandu, pemuda, dan DKM). Posdaya dibentuk dengan nama Mandiri Terpadu. Sumber dana untuk pelaksanaan kegiatan di Posdaya Mandiri Terpadu berasal dari keswadayaan anggota-anggota dan bantuan donatordonatur. Unsur kepengurusan Posdaya Mandiri Terpadu meliputi Koordinator Umum, Sekretaris dan Bendahara. Dikarenakan cakupan wilayah kegiatan yang luas, maka koordinator umum dibantu oleh koordinator dari masing-masing dusun. Koordiantor Dusun dibantu oleh 4 orang koordinator bidang yang menjadi focus kegiatan Posdaya. Adapun beberapa kegiatan Posdaya Mandiri Terpadu Desa Cikarawang yaitu, Intensifikasi Pertanian ubi jalar, pengembangan varietas unggul, pengembangan alat pengupas ubi jalar, pengembangan pertanian organik ubi jalar
30 dan pembentukan koperasi. Selain itu, terdapat beberapa program lain yang termasuk dalam empat bidang utama program Posdaya, diantaranya 1) bidang Kesehatan yaitu pelatihan kader Posyandu dan Posbindu Lansia, 2) bidang Pendidikan yaitu pelatihan guru PAUD, Asosiasi PAUD Cikarawang, APE, Pembinaan Remaja dan Perpustakaan Warga, 3) bidang Lingkungan yaitu saung Posdaya, lanjutan komposting, pelatihan pengolahan sampah plastic, komposting skala RT, Gerakan Lingkungan Sehat, Kebun Bergizi, pengembangan pertania organik dan TOGA, 4) bidang Ekonomi yaitu pembinaan potensi kerajinan dan usaha ekonomi mikro, pengembangan koperasi dan pertanian, peternakan, dan perikanan. 4.4. Profil Progam Pengembangan Jambu Kristal Desa Cikarawang tidak akan terkenal seperti sekarang ini bila tidak ada jambu kristal. Namun, buah yang dikenal hanya ada di desa ini pun tidak akan banyak diketahui orang bila Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) tidak terbentuk. Sejak dibentuk Posdaya Mandiri Terpadu, warga Desa Cikarawang yang enggan menanam jambu kristal jadi tertarik. Jambu kristal yang menjadi salah satu produk unggulan Posdaya Mandiri Terpadu sebenarnya berasal dari Taiwan. Dari 13 orang penanam jambu kristal, kini sudah ada sekitar 35 orang dengan 7.000 pohon. Jambu kristal tak ubahnya jambu Bangkok. Disebut kristal, karena jambu ini memiliki keistimewaan yang unik. Kulit permukaannya putih dan lapisan dalamnya pun putih, bahkan hampir tanpa biji. Sehingga semuanya bisa dimakan tanpa harus ada yang dibuang. Harga jambu kristal untuk 1 kg yang bias berisi 1 3 buah sebesar Rp 45.000 Rp 50.000. Program pengembangan jambu Kristal ini diketuai oleh Bapak Nur Ali yang sekaligus sebagai ketua Posdaya. Adapun anggota yang mengikuti program ini telah mencapai 35 orang. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah pelatihan dan penyuluhan. 4.5. Profil Progam Ternak Kelinci Banyak kreatifitas masyarakat yang tumbuh untuk mencari peluang usaha dengan menggali potensi diri dan potensi sumberdaya yang ada di wilayah
31 masing-masing. Posdaya melalui salah satu programnya yakni ternak kelinci berusaha untuk meningkatkan pendapatan peserta yang mengikuti program ini. Program ini diketuai oleh bapak Ujang dengan jumlah anggota adalah 10 orang. Para peserta yang melaksanakan program ini menunjukan keingintahuan yang tinggi dalam budidaya kelinci karena sebagian besar peserta tidak memiliki pengalaman tentang pemeliharaan kelinci sehingga diharapkan mereka mampu mempraktikan budidaya kelinci setelah. Adapun jumlah kelinci yang saat ini dibudidayakan mencapai kurang lebih 13 ekor. Jumlah ini mengalami pengurangan karena banyaknya kelinci yang mati. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah pelatihan dan penyuluhan. 4.6. Profil Progam Pembuatan Pupuk Kompos Pupuk Kompos merupakan suatu proses penguraian yang terjadi secara biologis dari senyawa-senyawa organik yang terjadi karena adanya kegiatan mikroorganisme yang bekerja pada suhu tertentu didalam atau wadah tempat pengomposan berlangsung. Peningkatan produksi pertanian, tidak terlepas dari penggunaan bahan kimia, seperti pupuk buatan/anorganik dan pestisida. Penggunaan pupuk buatan/kimia dan pestisida saat ini oleh petani kadang kala sudah berlebihan melebihi takaran dan dosis yang dianjurkan, sehingga menggangu keseimbangan ekosistem, disamping itu tanah cendrung menjadi tandus, organisme-organisme pengurai seperti zat-zat renik, cacing-cacing tanah menjadi habis. Pemakaian pupuk pada waktu yang bersamaan (awal musim hujan) oleh petani, mengakibatkan sering terjadi kelangkaan pupuk di pasaran, walaupun ada harganya sangat tinggi, sehingga sebagian petani tidak sanggup membeli, akibatnya tanaman tidak dipupuk, produksi tidak optimal. Perlu ada trobosan untuk mengatasi hal tersebut, salah satu diantaranya adalah pembuatan pupuk organik (kompos). Program ini diketuai oleh Bapak Dedi, dengan jumlah anggota sebanyak 17 orang. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah pelatihan dan penyuluhan.
32 4.7. Karakteristik Peserta Pendampingan Desa Cikarawang Wilayah yang menjadi fokus penelitian adalah Desa Cikarawang, dimana pada wilayah ini dilaksanakan program pemberdayaan melalui Posdaya Mandiri Terpadu. Adapun program pemberdayaan dari Posdaya yang menjadi pilihan penelitian adalah program Pengembangan Jambu Kristal, program Ternak Kelinci, dan program Pembuatan Pupuk Kompos. Jumlah reponden yang menjadi fokus penelitian adalah 30 orang peserta yang masing-masing mengikuti tiga program tersebut. Tabel 2 menunjukkan persentase responden yang mengikuti program berdasark jenis kelamin. Semua peserta yang menjadi fokus penelitian adalah laki-laki dengan persentase 100%. Hal ini membuktikan bahwa ketiga program diatas banyak dikerjakan oleh laki-laki. Berikut ini adalah data yang menyajikan jenis kelamin responden di Desa Cikarawang : Tabel 2. Sebaran Responden menurut Jenis Kelamin di Desa Cikarawang, 2011 Jenis Kelamin Responden (%) Laki-laki 100,0 Perempuan 0,0 Total (%) 100,0 Tabel 3 menunjukkan persentase responden berdasarkan usia. Responden terbagi menjadi tiga kelompok usia, yaitu sebesar 13,3 persen respon berusia antara 20 sampai dengan 30 tahun. Sebesar 23,3 persen responden yang melaksanakan program berusia antara 31 sampai dengan 40 tahun, dan sebagian besar responden berada pada usia 41 50 tahun yaitu sebesar 63,3 persen. Hal ini membuktikan bahwa usia rata-rata diatas 40 tahun memiliki minat yang lebih besar dalam mengikuti dan melaksanakan program pemberdayaan. Berikut ini adalah data yang menyajikan usia responden di Desa Cikarawang : Tabel 3. Sebaran Responden menurut Usia di Desa Cikarawang, 2011 Usia (Tahun) Responden (%) 20 30 13,3 31 40 23,3 41 50 63,3 Total (%) 100,0
33 Tabel 4 menunjukkan persentase responden berdasarkan pendidikan terakhir yang dijalani. Adapun sebagian besar responden merupakan lulusan SMA/ sederajat yaitu sebesar 46,7 persen. Pendidikan terakhir responden yang tersisa adalah sebesar 6,7 persen merupakan lulusan SD/ sederajat, 36,7 persen merupakan lulusan SMA/ sederajat, dan 10,0 persen merupakan lulusan S1/ sederajat. Hal ini menunujukkan pula bahwa pendidikan peserta yang mengikuti program pemberdayaan dalam Posdaya sudah dapat dikatakan sangat baik. Karena secara umum, masyarakat desa yang memiliki akses terbatas terhadap pendidikan sebagian besar hanya dapat mengenyam pendidikan sampai dengan setingkat SLTA. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang tidak tamat SD atau tidak pernah sama sekali duduk di bangku sekolahan. Berikut ini adalah data yang menyajikan pendidikan terakhir responden di Desa Cikarawang : Tabel 4. Sebaran Responden menurut Pendidikan Terakhir di Desa Cikarawang, 2011 Pendidikan Terakhir Responden (%) SD/ Sederajat 6,7 SMP/ Sederajat 36,7 SMA/ Sederajat 46,7 S1/ Sederajat 10,0 S2/ Sederajat 0,0 Total (%) 100,0 Tabel 5 menunjukkan responden peserta pendampingan di Desa Cikarawang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani yaitu sebesar 36,7 persen. Berdasarkan data yan telah diperoleh, yang berprofesi sebagai petani dan buruh tani sebagian besar adalah kaum laki-laki. Sementara perempuan lebih banyak bekerja sebagai ibu rumah tangga. Mata pencaharian yang kedua adalah sebagai pegwai atau karyawan swasta yaitu sebesar 20,0 persen. Sementara Pensiunan PNS/TNI/POLRI menempati peringkat ketiga yaitu sebesar 13,3 persen. Responden yang memiliki pekerjaan sebagai PNS juga cukup banyak yaitu sebesar 10 persen. Responden yang tersisa yaitu sebesar 20,0 persen memiliki pekerjaan yang beragam (lain-lain). Data juga menunjukan bahwa
34 ternyata buruh tani jumlahnya relatif lebih banyak dari pada petani pemilik. Berikut ini akan disajikan tabel yang menunjukan mata pencaharian responden: Tabel 5. Sebaran Responden menurut Mata Pencaharian di Desa Cikarawang, 2011 No Mata Pencaharian Responden (%) 1. Petani dan Buruh Tani 36,7 2. Karyawan Swasta/ Pegawai 20,0 3. Pensiunan PNS/TNI/POLRI 13,3 4. PNS 10 5. Lain-lain 20,0 Jumlah (%) 100,0 Tabel 6 menunujukkan responden peserta pendampingan di Desa Cikarawang sebagian besar memiliki pendapatan antara Rp. 150.000 sampai dengan Rp. 500.000 yaitu sebesar 43,3 persen. Pendapatan yang kedua adalah kurang dari Rp. 150.000 yaitu sebesar 30,0 persen. Sementara pendapatan antara Rp. 510.000 sampai dengan Rp. 1.000.000 menempati peringkat ketiga yaitu sebesar 20 persen. Pendapatan diantara Rp. 1.100.000 sampai dengan Rp. 2.000.000 yaitu sebesar 6,7 persen. Dan tidak terdapat responden yang memiliki pendapatan diatas Rp. 2.000.000. Data juga menunjukan bahwa ternyata pendapatan yang dimiliki oleh sebagian besar responden terbilang cukup kecil untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Berikut ini akan disajikan tabel yang menunjukan jumlah pendapatan responden: Tabel 6. Sebaran Responden menurut Pendapatan di Desa Cikarawang, 2011 No Pendapatan (Rp) Responden (%) 1. < 150.000,- 30,0 2. 150.000,- - 500.000,- 43,3 3. 510.000,- - 1.000.000,- 20,0 4. 1.100.000,- - 2.000.000,- 6,7 5. > 2.000.000,- 0,0 Jumlah (%) 100,0