ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS TERHADAP PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RSUD Ir. SOEKARNO SUKOHARJO TAHUN 2018

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian ini. Berikut deskripsi

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam desain penelitian non eksperimental deskriptif

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

EVALUASI KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RS. A KABUPATEN PEMALANG JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN RESEP PASIEN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT DI DAERAH WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI.

Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Apotek Non Praktek Dokter di Kuta Utara

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURAKARTA TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

PERANAN APOTEKER DALAM PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI ANDI SULTHAN DAENG RADJA KABUPATEN BULUKUMBA

Medula Vol. 2 No. 1 Oktober 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA BPJS PADA PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD SUKOHARJO TUGAS AKHIR

Diarti, et al, Studi Kualitas Pelayanan Apotek Ditinjau dari Tingkat Kepuasan Konsumen...

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DENGAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN APOTEK DI KABUPATEN REMBANG KOTA REMBANG NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB III METODE PENELITIAN

*Syafrianti Yatim, ,**Dr. Teti Sutriyati, M. Si, Apt***Madania, S.Farm, M.Sc., Apt. Program Studi Si, Jurusan Farmasi, FIKK, UNG

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi.

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI DI RSUD PARE MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akademi wiraswasta dewantara yang berdiri pada Universitas Mercu Buana

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

5. Quality Assurance (QA) Peningkatan mutu dalam pelayanan kesehatan selain berorientasi kepada proses pelayanan yang bermutu,juga hasil mutu

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Kepuasan Pasien Kepuasan merupakan persepsi atau perasaan pasien yang timbul terhadap pelayanan

EVALUASI KINERJA INSTALASI FARMASI DI RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN ATAS PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN PERIODE MEI - JULI 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 51-62

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SYAIFUDIN NOOR D

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM SITTI MARYAM KOTA MANADO

KARTIKA-JURNAL ILMIAH FARMASI, Jun 2017, 5(1), p-issn /e-issn

Evaluasi Kepuasan Konsumen terhadap Pelayanan (Farida Baroroh) 135

BAB I PENDAHULUAN. sarana pelayanan kefarmasian oleh apoteker (Menkes, RI., 2014). tenaga teknis kefarmasian (Presiden, RI., 2009).

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pada bagian Pos Kilat Khusus adalah gambaran umum tentang

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kausalitas, yang mana digunakan

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

Keywords: patient satisfaction; the National Health Insurance; the quality of dental and oral health services

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

PEMETAAN PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN TERKAIT FREKUENSI KEHADIRAN APOTEKER DI APOTEK DI SURABAYA TIMUR. Rendy Ricky Kwando, 2014

PUSKESMAS. Data masyarakat ( Responden) (lingkari kode angka sesuai jawaban masyarakat/responden) Nomor Responden...

TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KRL COMMUTER LINE (STUDI KASUS JALUR BOGOR-JATINEGARA) : ARI W B RAHARJO, Ir. MM

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pelanggan PO Maju Lancar. Jumlah kuisioner yang disebarkan dihitung dengan Z E

Kata kunci : Kualitas pelayanan, Instalasi Farmasi, GAP, RSUD Ratu Zalecha Martapura

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL. serta pekerjaan. Berikut merupakan uraian dari beberapa karakteristik tersebut Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

ANALISIS INDEKS KEPUASAN PESERTA BPJS TERHADAP PELAYANAN DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

Lampiran 1. Daftar Tilik Mutu Pelayanan Kefarmasian DAFTAR TILIK

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

ANALISA TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN UNIT RAWAT JALAN DI IFRS SERANG

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Nama : Noprilyana Anugraheni Eka Putri. Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Farmasi di Instalasi Farmasi Satelit Rawat

Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi

ANALISIS IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (IPA) TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI APOTEK PONTJOL SEMARANG

Kata Kunci : Kepuasan pasien, Tingkat kepuasan pasien, dan lima dimensi kualitas pelayanan.

Penilaian Kualitas Pelayanan Kesehatan Pasien Berdasarkan KEPMENPAN No.25 Tahun 2004 (Studi Kasus Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota Cilegon)

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN PADA PROGRAM RUJUK BALIK JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI APOTEK-APOTEK PROGRAM

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI. Rosmawati

EVALUASI KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN FARMASI DI APOTEK X. Ratih Pratiwi Sari

HIGEIA: JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS PELAYANAN SWAMEDIKASI DI APOTEK JAMSAREN SURAKARTA TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

Lampiran 1. LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (Informed Consent)

Peningkatan Kualitas Pelayanan Di Unit Farmasi Rawat Jalan Berdasarkan Tingkat Kepuasan Pelanggan Menggunakan Pendekatan Lean Servperf

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN APOTEK DI KOTA RANAI KECAMATAN BUNGURAN TIMUR KABUPATEN NATUNA NASKAH PUBLIKASI

TINJAUAN KEPUASAN PASIEN BPJS TERHADAP PELAYANAN BAGIAN PENDAFTARAN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PATRIA IKKT TAHUN 2017

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI APOTEK 128 KARTASURA SKRIPSI

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. Skor Servqual 1. No Pernyataan Persepsi Harapan. Bangunan Apotek memiliki desain eksterior yang menarik

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2002: 11). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh

Transkripsi:

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS TERHADAP PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RSUD Ir. SOEKARNO SUKOHARJO TAHUN 2018 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi Oleh: YUSUF ALFIANDHIKA WIGUNA K100140056 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

HALAMAN PERSETUJUAN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS TERHADAP PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RSUD Ir. SOEKARNO SUKOHARJO TAHUN 2018 PUBLIKASI ILMIAH oleh: YUSUF ALFIANDHIKA WIGUNA K100140056 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh: Dosen Pembimbing Puji Asmini, M.Sc., Apt NIK. 110.1629 i

HALAMAN PENGESAHAN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS TERHADAP PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RSUD Ir. SOEKARNO SUKOHARJO TAHUN 2018 OLEH Yusuf Alfiandhika Wiguna K100140056 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Kamis, 24 Mei 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji: 1. Mariska Sri Harlianti, M.Sc., Apt. (....) (Ketua Dewan Penguji) 2. Dra. Nurul Mutmainah, M.Si., Apt ( ) (Anggota I Dewan Penguji) 3. Puji Asmini, M.Sc., Apt. (.) (Anggota II Dewan Penguji) Dekan, Aziz Saifudin, S.F., M.Sc., PhD., Apt. NIK. 956 ii

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang penge tahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.. Surakarta, 7 April 2018 Penulis YUSUF ALFIANDHIKA WIGUNA K100140056 iii

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS TERHADAP PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RSUD Ir. SOEKARNO SUKOHARJO TAHUN 2018 Abstrak Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait obat. Apoteker khususnya yang bekerja di rumah sakit dituntut untuk merealisasikan perluasan paradigma pelayanan kefarmasian dari produk menjadi lebih terfokus kepada pasien. Pelayanan rumah sakit dalam sistem JKN memiliki peran penting kepada peserta BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno Tahun 2018 yang dilihat dari 5 dimensi yaitu dimensi kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan berwujud. Penelitian ini termasuk dalam jenis non-eksperimental dan pendekatan secara prospektif dengan metode purposive sampling. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan nilai kepuasan dan harapan untuk selanjutnya dihubungkan dengan nilai rentang untuk mendapatkan nilai tingkat kepuasan pasien. Hasil penelitian ini dari 150 responden didapatkan nilai tingkat kepuasan rataratanya sebesar 1,00 (tinggi) dari kelima dimensi yaitu kehandalan sebesar 1,04 (tinggi), daya tanggap sebesar 0,79 (cukup), jaminan sebesar 1,07 (tinggi), empati sebesar 1,09 (tinggi) dan berwujud sebesar 1,04 (tinggi). Kata kunci: Pelayanan kefarmasian,, Harapan, BPJS Kesehatan Abstract The pharmacy service in hospital is an activity that has purpose to identify, prevent, and solve the medicine problems. The pharmacist who works in hospital must have ability to realize the wide of pharmacy service paradigm from the product to patient. The hospital service in JKN system has the important role to BPJS Kesehatan participants. BPJS Kesehatan has a function to run health assurance program. The objective of this research is to know the patient satisfaction level given by employee service in Outpatient Pharmacy Clinics RSUD Ir. Soekarno in 2018. It has five dimensions such as reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangible. This research was a non-experiment research and prospective approach with purposive sampling method. The data analysis was done by descriptive -the satisfaction and hope value divided by interval value was patient satisfaction level. The result of this research from 150 participants was good. The mean of patient satisfaction level was 1,00 (high) from five dimensions. They were reliability 1,04 (high), responsiveness 0,79 (adequate), assurance 1,07 (high), empathy 1,09 (high), and tangible 1,04 (high). Keyword : Pharmaceutical services, Satisfaction, Hope, BPJS Kesehatan 1

1. PENDAHULUAN Searah dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah terjadi pergeseran orientasi pelayanan kefarmasian dari pengelolaan obat sebagai komoditi kepada pelayanan yang komprehensif (pharmaceutical care) atau dalam artian yang lebih luas meliputi pelaksanaan pemberian informasi sebagai pendukung penggunaan obat yang benar dan rasional, monitoring penggunaan obat dan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengobatan. Praktik kefarmasian menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan wewenang sesuai dengan katentuan peraturan perundang-undangan (Kemenkes RI, 2016). BPJS atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial adalah badan hukum yang dibentuk dengan Undang-Undang untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Jaminan kesehatan menurut UU SJSN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan (Kemenkes RI, 2014). Sebelumnya telah ada penelitian mengenai pelayanan terhadap pasien BPJS yang hasilnya sebenarnya dengan adanya BPJS pasien merasa terbantu karena tidak mengeluarkan biaya lagi, namun pelayanan yang diberikan masih kurang optimal diantaranya pelayanannya yang masih lama (waktu tunggu antrian dan pendaftaran) serta pasien mengeluhkan prosedur rujukan yang tidak bisa langsung hal ini menyulitkan bagi pasien (Dewi & Firdaus, 2015) Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait obat. Apoteker khususnya yang bekerja di rumah sakit dituntut untuk merealisasikan perluasan paradigma pelayanan kefarmasian dari produk menjadi lebih terfokus kepada pasien dengan filosofi pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Apoteker harus dapat memenuhi hak pasien agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan termasuk tuntutan hukum, oleh karena itu kompetensi apoteker perlu ditingkatkan secara terus menerus agar perubahan paradigma tersebut dapat diimplementasikan (Kemenkes RI 2016). Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno Tahun 2018 yang dilihat dari 5 dimensi yaitu dimensi kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan berwujud. 2

2. METODE Penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian non eksperimental dengan pengambilan data dilakukan secara prospektif dengan cara menyebar angket atau kuesioner kepada responden dan dianalisis secara diskriptif. Subjek dalam penalitian ini diambil dengan teknik purposive sampling sebanyak 150 pasien rawat jalan yang menggambil resep di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno. Subjek pada penelitian ini adalah pasien rawat jalan RSUD Ir. Soekarno dengan kriteria inklusi meliputi pasien BPJS yang menebus resep di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo, pasien yang berusia 18-65 tahun, dan pasien yang bersedia mengisi kuesioner. Sedangkan untuk kriteria eksklusi pada penelitian ini ialah pasien yang tidak bisa membaca dan menulis. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah di uji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu dan untuk mengujinya pada penelitian ini menggunakan 30 responden pasien rawat jalan yang mengambil obat di RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo. Hasil dari uji validitas yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kuesioner yang akan digunakan sudah valid dan reliabel karena terbukti pada item 1-25 instrumen kepuasan dan harapan nilai r hitung > r tabel (0,361). Kemudian untuk uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach, yang dimana instrumen dapat dikatan reliabel jika setiap variabel memiliki nilai > 0,6 dengan hasil pada variabel kepuasan 0,756 dan harapan 0,601. Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan cara pengukuran skala Likert dengan klasifikasi jawaban 5 (sangat puas), 4 (puas), 3 (cukup puas), 2 (tidak puas) dan 1 (sangat tidak puas).kemudian dihitung niali rata-ratanya dari setiap dimensi selanjutnya nilai tersebut dihubungkan dengan rentang tingkat kepuasan dan harapan. Menurut Umar (2003), untuk mendapatkan rentang skala dapat digunakan rumus untuk mempermudah mengelompokkan tingkat kepuasan dan harapannya dengan rumus (Skor tertinggi Skor terendah)/(jumlah kelas interval), sehingga didapatkan nilai rentang skala seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Rentang skala kepuasan dan harapan Interval Tingkat Tingkat Harapan 4,21 s/d 5,00 Sangat Puas Sangat Penting 3,41 s/d 4,20 Puas Penting 2,61 s/d 3,40 Cukup Puas Cukup Penting 1,81 s/d 2,60 Tidak Puas Tidak Penting 1,00 s/d 1,80 Sangat Tidak Puas Sangat Tidak Penting Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien dilakukan perbandingan antara kepuasan dan harapan dengan cara membaginya yang kemudian dihubungkan dengan nilai korelasi kepuasan, yaitu : 3

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Demografi Responden Tabel 2. Nilai korelasi tingkat kepuasan Nilai Korelasi 0,800 s/d 1,00 Tinggi 0,600 s/d 0,800 Cukup 0,400 s/d 0,600 Agak rendah 0,200 s/d 0,400 rendah 0,000 s/d 0,200 Sangat rendah 4 (Arikunto, 2013) Responden dalam penelitian ini berjumlah 150 orang dimana karakteristiknya dibagi menjadi sebagai berikut : Tabel 3. Karakteristik Responden di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno Tahun 2018 Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (n = 150) (%) Jenis Kelamin Laki-laki 73 48,67 Perempuan 77 51,33 Usia 18-25 tahun 17 11,33 26-35 tahun 23 15,33 36-45 tahun 36 24 46-55 tahun 42 28 56-65 tahun 32 21,34 Pendidikan SD 50 33,33 SMP 30 20 SMA 54 36 Diploma 4 2,67 Sarjana 11 7,33 Lain-lain (S2) 1 0,63 Pekerjaan Pegawai Negeri 9 6 Pegawai Swasta 50 33,33 Wiraswasta 53 35,34 Pelajar/mahasiswa 8 5,33 Lain-lain 30 20 Dari hasil pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa jenis kelamin paling banyak adalah perempuan dengan jumlah sebesar 77 responden dan untuk reponden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 73 orang. Pada jenis kelamin jumah responden hampir sama antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan kelompok usia reponden pada Tabel 3 dapat diuraikan bahwa kategori usia 46-55 tahun adalah responden yang paling banyak yaitu 42 orang, sedangkan pada kelompok umur 18-25 tahun adalah yang paling sedikit respondennya yaitu berjumlah 17 orang. Lebih banyak responden yang berusia 25 tahun keatas dikarenakan pada saat pengambilan sampel dilakukan pada waktu pagi atau siang hari sehingga untuk responden usia tersebut masih sekolah/kuliah. Berdasarkan karakteristik pendidikan terakhir pada Tabel 3 paling banyak responden adalah tamatan SMA dengan jumlah 54 orang, kemudian diikuti responden dengan tamatan SD sebanyak 50

orang, tamatan SMP debanyak 30 orang, tamatan sarjana (S1) sebanyak 11 orang, tamatan Diploma (D3) sebanyak 4 orang dan terakhir paling sedikit adalah tamatan S2 yaitu sebesar 1 orang. Dari hasil Tabel 3 juga dapat diketahui jenis pekerjaan responden yang paling banyak adalah wiraswasta yaitu sebanyak 53 orang dan responden yang paling sedikit adalah pelajar/mahasiswa sebanyak 8 orang. Sama halnya dengan kelompok usia karena pada saat pengambilan data dilakukan pagi atau siang hari sehingga untuk pelajar/mahasiswa populasinya sedikit. 3.2 Tingkat Responden Dimensi Kehandalan (Reliability) Dimensi kehandalan merupakan dimensi yang mengukur dari segi pemberian pelayanan kepada pelanggan, baik kemampuan untuk memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan maupun seberapa jauh keakuratan layanan yang telah diberikan (Parasuraman, 2005). Tabel 4. Tingkat Responden Dimensi Kehandalan (Reliability) di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo Tahun 2018 Tingkat No. Pernyataan Nilai Nilai Harapan 1. Petugas apotek memberikan informasi cara pemakaian 4,20 4,12 obat 2. Petugas apotek memberikan informasi aturan pakai obat 4,20 4,10 Petugas farmasi memberikan informasi yang jelas, 3. 4,30 4,10 mudah dimengerti 1,04 Tinggi 4. Adanya layanan konsultasi dengan apoteker 4,32 4,10 Rerata 4,25 (Sangat puas) 4,09 (Penting) Pada Tabel 4 terdapat beberapa item pernyataan dari dimensi kehandalan, dari nilai kepuasan pernyataan adanya layanan konsultasi dengan apoteker adalah yang paling tinggi dengan nilai 4,32 yang berarti responden sangat puas, sedangkan dari nilai harapan nilai paling tinggi pada pernyataan petugas apotek memberikan informasi cara pemakaian obat dengan nilai 4,12 yang berarti item ini penting menurut responden, karena hal ini memang krusial mengingat kejelasan cara pakai obat dapat menentukan keberhasilan terapi yang diperoleh pasien. Kemudian dari semua item dimensi kehandalan dibandingkan nilai rata-ratanya antara kepuasan dan harapan diperoleh hasil 1,04 yang artinya kepuasan responden tinggi terhadap dimensi kehandalan (reliability) di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno. 3.3 Tingkat Responden Dimensi Daya Tanggap (Responsiveness) Dimensi daya tanggap merupakan penilaian kepuasan yang dapat dilihat dari kesigapan dan ketulusan penyedia layanan dalam melayani pelanggan/pasien (Irawan, 2003). 5

Tabel 5. Tingkat Responden Dimensi Daya Tanggap (Responsiveness) di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo Tahun 2018 No. Pernyataan Nilai Nilai Harapan Tingkat 1 Fasilitas nomor antrian untuk mendapatkan obat 3,33 4,43 2. Prosedur pelayanan tidak berbelit-belit 3,40 4,44 3. Pelayanan resep dilakukan dengan cepat 3,60 4,40 4. Prosedur pelayanan keseluruhan cepat 3,70 4,40 0,79 Cukup Rerata 3,50 (Puas) 4,42 (Sangat penting) Dari Tabel 4 dapat diketahui terdapat 4 item pernyataan dari dimensi daya tanggap, dari nilai kepuasan pernyataan prosedur pelayanan keseluruhan cepat adalah yang paling tinggi dengan nilai 3,70 (puas) sedangkan nilai terkecil pada pernyataan fasilitas nomor antrian untuk mendapatkan obat yaitu sebesar 3,33 (cukup puas) karena nomor antrian adalah suatu yang penting bagi pasien yang sedang menunggu giliran untuk mendapatkan obat, sebenarnya sudah terdapat nomor antrian di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno akan tetapi banyak pasien yang mengeluhkan lamanya antrian obat, pasien menangkap presepsi bahwa nomor antrian disini adalah lamanya pasien mendapatkan obat sehingga berakibat rendahnya niali pada dimensi ini. Kemudian dari nilai harapan item prosedur pelayanan tidak berbelit-belit memiliki nilai paling tinggi 4,44 (sangat penting). Dari 4 item daya tanggap dibandingkan nilai rata-ratanya antara kepuasan dan harapan didapatkan hasil 0,79 yang artinya responden cukup puas dengan dimensi daya tanggap di Instalasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno. 3.4 Tingkat Responden Dimensi Jaminan (Assurance) Dimensi jaminan adalah yang berhubungan dengan kemampuan pemberi pelayanan dalam memberikan rasa percaya dan keyakinan terhadap pelanggan/pasien (Komala, 2016). Tabel 6. Tingkat Responden Dimensi Jaminan (Assurance) di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo Tahun 2018 No. Pernyataan Nilai Tingkat Nilai Harapan 1. Keterangan yang diberikan petugas apotek dapat dipercaya 4,57 4,21 2. Petugas memastikan pasien memahami benar informasi 4,61 4,22 tentang obat 3. Petugas memberikan obat yang belum rusak 4,50 4,24 4. Membungkus obat dengan rapi 4,48 4,21 5. Memberikan tulisan tentang aturan pakai obat dengan 4,44 4,22 jelas 1,07 Tinggi 6. Menyediakan dengan lengkap obat yang diresepkan 4,45 dokter 4,22 7. Harga obat lebih murah dibanding apotek lain 4,54 4,16 Rerata 4,51 (Sangat puas) 4,21 (Sangat penting) Pada Tabel 6 nilai kepuasan paling tinggi adalah pada pernyataan petugas memastikan pasien memahami benar informasi tentang obat dengan nilai 4,61 yang artinya sangat puas, sedangkan dari nilai harapan paling tinggi pada pernyataan petugas memberikan obat yang belum rusak dengan nilai 6

4,24 yang artinya item ini sangat penting bagi responden pada dimensi jaminan. Kemudian dari hasil nilai rata-rata kepuasan dan harapan pada dimensi ini didapatkan nilai 1,07 yang artinya kepuasan pasien tinggi dalam dimensi jaminan (assurance). 3.5 Tingkat Responden Dimensi Empati (Empathy) Dimensi empati merupakan dimensi yang menitik beratkan pada perhatian secara khusus terhadap pasien, mulai dari keluhan hingga pelayanan kepada semua pasien dengan tanpa memandang status sosial pasien (Parasuraman, 2005). Tabel 7. Tingkat Responden Dimensi Empati (Empathy) di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo Tahun 2018 No. Pernyataan Nilai Tingkat Nilai Harapan 1. Petugas berpenampilan bersih 4,63 4,23 2. Petugas bersikap ramah 4,47 4,22 3. Petugas bersikap sopan 4,50 4,20 4. Petugas melayani tanpa memandang status sosial 4,80 4,22 1,09 Tinggi Rerata 4,59 (Sangat puas) 4,23 (Sangat penting) Dilihat dari Tabel 7 nilai kepuasan paling tinggi adalah pada pernyataan petugas melayani tanpa memandang status sosial dengan nilai 4,80 yang artinya pasien sangat puas, sedangkan untuk nilai harapan yang paling tinggi adalah pernyataan petugas berpenampilan bersih dengan nilai 4,23 yang memiliki arti bahwa item tersebut sangat penting bagi pasien. Kemudian dari semua item dimensi empati dibandingkan nilai rata-ratanya antara kepuasan dan harapan didapatkan hasil 1,09 yang artinya responden memiliki tingkat kepuasan tinggi pada dimensi empati di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo. 3.6 Tingkat Responden Dimensi Berwujud (Tangible) Dimensi berwujud merupakan penilaian yang menitik beratkan pada kebersihan, kenyamanan tempat, serta kerapian dan kebersihan penampilan petugas (Parasuraman, 2005). Tabel 8. Tingkat Responden Dimensi Berwujud (Tangible) di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo Tahun 2018 No. Pernyataan Nilai Nilai Harapan Tingkat 1. Ruang tunggu apotek bersih 4,68 4,26 2. Terdapat kipas angin yang selalu dinyalakan 4,50 4,30 3. Jumlah kursi diruang tunggu memadai 4,40 4,34 4. Suasana diruang tunggu tidak terlalu ramai 4,36 4,30 5. Tata letak barang-barang di apotek tertata rapi 4,40 4,30 1,04 Tinggi 6. Apotek menyediakan toilet yang bersih 4,43 4,30 Rerata 4,47 (Sangat puas) 4,29 (Sangat penting) Pada Tabel 8 terdapat beberapa item pernyataan dari dimensi berwujud, untuk nilai kepuasan pernyataan ruang tunggu apotek bersih adalah yang paling tinggi dengan nilai 4,68 yang berarti responden sangat puas terhadap pelayanan tersebut. Banyak dari pasien yang memuji kebersihan Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno dikarenakan setelah direnovasi beberapa tahun 7

lalu prasarana dan kebersihan rumah sakit menjadi signifikan, sedangkan dari nilai harapan nilai paling tinggi pada pernyataan jumlah kursi diruang tunggu memadai dengan nilai 4,34 yang berarti item ini sangat penting menurut responden. Kemudian dari semua item dimensi berwujud dibandingkan nilai rata-ratnya antara kepusan dan harapan diperoleh hasil 1,04 yang artinya kepusan responden tinggi terhadap dimensi berwujud di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno. 3.7 Pasien Dari 5 Dimensi Tabel 9. Rata-rata Tingkat Responden di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo Tahun 2018 No. Dimensi Nilai Tingkat Rata-rata 1. Kehandalan (Reliability) 1,04 2. Daya Tanggap (Responsiveness) 0,79 3. Jaminan (Assurance) 1,07 1,00 Tinggi 4. Empati (Empathy) 1,09 5. Berwujud (Tangible) 1,04 Dari Tabel 9 menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kepuasan pasien memberikan nilai sebesar 1,00 yang berarti pasien di Instalasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo memiliki kepuasan yang tinggi terhadap pelayanan yang diberikan petugas kefarmasian. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Maharani (2014) yang membandingkan nilai kepuasan dan harapan menyatakan bahwa dari kelima dimensi kepuasan (kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan berwujud) mendapatkan nilai 0,84 yang berarti sangat puas. Pada diagram kartesius, posisi setiap persepsi responden akan terlihat. Diagram kartesius terdiri dari empat kuadran. Garis yang membagi ditengah diperoleh dari nilai total rata-rata tingkat kepuasan tiap dimensi. Berikut hasil diagram kartesius yang menggambarkan posisi penempatan setiap atribut yang disajikan pada Gambar 1 Gambar 1. Kuadran Kartesius Penilaian Responden Terhadap dan Harapan 8

Berdasarkan kuadran kartesius diatas penilaian responden terhadap indikator masing-masing kuadran menggambarkan keadaan yang berbeda. Pemetaan berdasarkan tingkat kepuasan dan harapan ini mempermudah peneliti dalam mengelompokkan dimensi apa yang perlu ditingkatkan dan dimensi apa yang harus dipertahankan. Dari Gambar 1 diatas, dapat diketahui dimensi daya tanggap berada pada kuadran A yang artinya dianggap sebagai faktor yang penting dan diharapkan oleh konsumen tetapi kondisi persepsi atau kinerja yang ada pada saat ini belum memuaskan sehingga perlu adanya peningkatan untuk meningkatkan kepuasan pasien. Kemudian dimensi berwujud berada pada kuadran B yang artinya dimensi yang terletak pada kuadran ini dianggap penting dan diharapkan sebagai faktor penunjang bagi kepuasan konsumen sehingga pihak rumah sakit perlu memastikan bahwa kinerja institusi yang dikelolanya dapat terus mempertahankan prestasi yang telah dicapai. Selanjutnya untuk dimensi kehandalan, jaminan dan empati terletak pada kuadran D yang artinya dimensi yang terletak pada kuadran ini dianggap tidak terlalu penting atau tidak terlalu diharapkan sehingga pihak rumah sakit perlu mengalokasikan sumber daya yang terkait dengan faktor-faktor tersebut kepada faktor-faktor lain yang mempunyai prioritas penanganan lebih tinggi yang masih membutuhkan peningkatan. 3.8 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dilakukan secara prospektif dengan menyebar kuesioner secara langsung kepada responden yang sedang mengambil obat di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo, oleh karena itu ada beberapa keterbatasan ketika mengambil data seperti pasien yang terburu-buru ketika mengisi kuesioner dan ramainya kondisi di instalasi farmasi membuat suasana kurang kondusif untuk peneliti berkomunikasi dengan responden. 4. PENUTUP Tingkat kepuasan pasien BPJS terhadap pelayanan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo untuk dimensi kehandalan sebesar 1,04 (tinggi), dimensi daya tanggap sebesar 0,79 (cukup), dimensi jaminan sebesar 1,07 (tinggi), dimensi empati sebesar 1,09 (tinggi), dan dimensi berwujud sebesar 1,04 (tinggi). Rata-rata dari kelima dimensi didapatkan nilai 1,00 (tinggi) yang artinya pelayanan yang diberikan oleh petugas sudah memuaskan. Pemetaan dengan diagram kartesius menunjukkan bahwa dimensi daya tanggap perlu untuk ditingkatkan kualitas pelayanannya karena berada dalam kuadran A. Hal tersebut semestinya perlu untuk diperhatikan dan ditingkatkan sehingga pasien merasa lebih nyaman dan puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas farmasi di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo. 9

PERSANTUNAN Terimakasih kepada Ibu Puji Asmini, M.Sc., Apt selaku dosen pembimbing skripsi, kedua orang tuaku yang selalu memberikan do a serta semangat dalam segala hal dan direktur beserta semua pihak RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan artikel ilmiah ini. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., 2013, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta. Dewi, A., Firdaus, F.F., 2015, Evaluasi Kualitas Pelayanan Terhadap Pasien Rawat Jalan Peserta BPJS di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa, Program studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta. Irawan, S., 2003, Manajemen Pemasaran Modern, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Kemenkes RI, 2014, Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan Jaminan Kesehatan Nasional, Jakarta. Kemenkes RI, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Kemenkes RI, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Komala, A., 2016, Gambaran Tingkat Pasien Peserta BPJS Kesehatan Terhadap Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kom Yos Sudarso Pontianak Tahun 2015, Skripsi, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak. Maharani, E., 2014, Analisis Pasien BPJS Terhadap Pelayanan Farmasi di Apotek Rawat Jalan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, Tugas Akhir, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Parasuraman, A., Zeithaml, V.A., and Malhotra, A., 2005, E-S-Qual: A Multiple Item Scale For Electronic Service Quality, Journal of Service Research,7 (3), 213-233. Umar, H., 2003, Perilaku Konsumen Jasa, hal 201, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta 10