BAB I PENDAHULUAN. menentukan perkembangan anak selanjutnya. Menurut Andriana (2011), dan sistemnya yang terorganisasi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

BAB I PENDAHULUAN. dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan anak saat ini. Akan tetapi pelaksanaan untuk meningkatkan

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

Oleh : Suyanti ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. usia dini, 50% akan mencapai kemampuan kemudian, 75% anak akan mencapai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mental inteligensi serta perilaku anak (Mansjoer, 2000).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting karena

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dengan segala hasil yang ingin dicapai, di setiap negara

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita)

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

PINTAR BANANA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS BALITA DI RW 04 DAN RW 05 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK PRASEKOLAH DI TK NIDZAMIYAH KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang. perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2014

Laili Rahmawati 1 Lilik Hanifah 2. Kata Kunci: Pengetahuan, Pola Bermain, Perkembangan 1) Peneliti I 2) Peneliti II

HUBUNGAN PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK SURYA BARU PLOSOWAHYU LAMONGAN. Lilis Maghfuroh.

PEMBERIAN STIMULUS TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 5 TAHUN GIVING STIMULUS OF CHILDREN DEVELOPMENT AGES 3-5 YEARS OLD ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERMOHONAN CALON RESPONDEN. Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, pembinaan

KERANGKA ACUAN KERJA STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ( SDIDTK)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan anak juga mendapat perhatian khusus dari pemerintah. perkembangan anak secara keseluruhan karena orang tua dapat segera

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA DI DESA KALIGONO. Pratiwi Dyah Kusumanti, Elvy Nurika Zulaicha

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 2008 karena penurunan ekonomi global.

BAB I PENDAHULUAN. peka terhadap rangsangan-rangsanganyang berasal dari lingkungan. Lingkungan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI VERBAL DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK PGRI 116 BANGETAYU WETAN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam masa tumbuh kembang seorang anak adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

ABSTRAK. Kata kunci: Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak, perkembangan anak usia prasekolah

BAB I PENDAHULUAN. tahun pertama dalam kehidupannya yang merupakan. lingkungan bagi anak untuk memperoleh stimulasi psikososial.

HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

BAB 1 PENDAHULUAN. Down, gangguan mental dan lain-lain. Oleh karena itu penyimpangan

Umi Sa adah, Asih Setyorini

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan skill dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah keturunan kedua.

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa. usia tahun untuk anak laki-laki (Brown, 2005).

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 4-5 TAHUN DI KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mencapai perkembangan dan pertumbuhan anak (Wong, 2009). Menurut Kementrian Kesehatan RI (2013), jumlah anak usia toddler

sasaran/kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. 11 Kinerja

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. serta biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi,

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Mojosongo, Jebres, Surakarta. Pelaksanaan penelitian bulan April 2014.

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang akhir-akhir ini muncul di dunia. Di seluruh dunia,

BAB I PENDAHULUAN. (Ariwibowo, 2012) atau sekitar 13% dari seluruh penduduk Indonesia yang

52 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI BALITA SEHAT BERSAMA FISIOTERAPI UPTD PUSKESMAS KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aspek tumbuh kembang pada anak, dewasa ini adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu mencapai tugas perkembangannya. Menerangkan gambar dan tulisan

POLA ASUH DAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK TODDLER. Triani Yuliastanti Novita Nurhidayati INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar, terutama dalam upaya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan anak selanjutnya. Menurut Andriana (2011), adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan. Sedangkan menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (2010), adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkansebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organorgan dan sistemnya yang terorganisasi. Seorang anak dapat mengembangkan potensinya pada masa tumbuh kembang karena faktor keturunan dan berbagai rangsangan dari dan oleh lingkungannya secara terus menerus. Ada tiga kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan anak, yaitu kebutuhan fisik, emosi dan stimulasi dini (Andriana, 2011). Ketiga kebutuhan pokok tersebut harus diberikan secara bersamaan, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengajak anak bermain dan berbicara. Hal ini bertujuan untuk merangsang perasaan dan pikiran, motorik kasar dan halus pada leher, tubuh, kaki, tangan dan jari-jarinya. Karena anak yang mendapatkan 1

2 stimulasi terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang mendapat stimulus. Jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10% dari seluruh populasi. Dengan jumlah yang besar, maka nasib Bangsa Indonesia di masa yang akan datang juga terletak pada generasi yang sekarang ini. Sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius. Karena dalam anak, terdapat masa kritis dimana diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi anak dapat berkembang maksimal. Sehingga hal ini perlu mendapat perhatian dan stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang, agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai potensinya dan mampu bersaing di era global. Dalam pemantauan anak ada empat aspek yang dinilai, yaitu motorik kasar, motorik halus, bahasa dan personal sosial (Hartanto, 2006). Sedangkan menurut Frankenburg, dkk (1981) dalam Andriana (2011) ada empat aspek yang digunakan untuk menilai anak. Empat aspek itu adalah gerak kasar/motorik kasar, motorik halus, personal sosial dan bahasa. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal anak. Karena pada dasarnya keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan pribadi anak, selain sebagai pemberi bimbingan

3 dalam belajar keterampilan motorik, verbal dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri, secara psikososiologis juga sebagai stimulator bagi pengembangan kemampuan anak. Peran aktif orang tua terhadap anak-anaknya sangat diperlukan terutama pada saat mereka masih berada dibawah usia lima tahun/balita (Suherman, 2000). Orang tua salah satunya adalah ibu, merupakan tokoh sentral dalam tahap seorang anak. Ibu berperan sebagai pendidik pertama dalam keluarga, sehingga ibu perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan agar mengerti dan terampil dalam melaksanakan pengasuhan anak. Sehingga ibu dapat bersikap positif dalam membimbing tumbuh kembang anak secara baik dan sesuai tahapan anak. Hal ini sangat mungkin dilaksanakan apabila orang tua khususnya ibu mempunyai pengetahuan yang baik arti penting tumbuh kembang anak (Soendjajo, 2003). Pengetahuan ibu didapat dari hasil pengamatan terhadap objek tertentu yang dapat dipengaruhi oleh pengalaman, keyakinan, sosial budaya, serta umur. Pengetahuan juga mempengaruhi intelektual serta aspek fisiologis juga berperan dalam mendapatkan pengetahuan (Notoatmodjo,2003). Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas yang diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita dilakukan pada masa kritis tersebut. Standart Pelayanan Minimal (SPM) menargetkan minimal 2

4 kali dalam satu tahun balita dan anak pra sekolah mendapatkan pemantauan. Upaya pemantauan kesehatan anak diarahkan untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan sosial anak perhatian khusus pada kelompok balita yang merupakan masa krisis atau periode emas tumbuh kembang anak. Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Jawa Tengah tahun 2009, cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah tingkat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 50,29%, meningkat bila dibandingkan cakupan tahun 2008 sebesar 44,76. Namun, hal ini masih harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah karena rencana strategi cakupan SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang) Jawa Tengah tahun 2009 sebesar 90%. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) Demak menyebutkan bahwa pada tahun 2011 jumlah sasaran 89.944 balita dan yang sudah dideteksi melalui SDIDTK adalah sebesar 79.275 (88,13%) balita jumlah penyimpangan 6726 balita. Jenis penyimpangan yang dideteksi melalui Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) yaitu gerak kasar 25 anak, gerak halus 4 balita, kemampuan bahasa 5 anak dan sosialisasi kemandirian 2 anak. Cakupan ini masih dibawah target SPM Jateng 2010 dan 2011 yaitu sebesar 90%. Hasil penelitian Eni Hidayati tahun 2009 di Desa Sarirejo Kecamatan Guntur Kabupaten Demak hubungan psikomotorik anak usia 3-5 tahun

5 psikomotorik anak usia 3-5 tahun menunjukkan bahwa sebagian besar responden (ibu yang memiliki anak usia 3-5 tahun) mempunyai pengetahuan baik sebesar 54,1%, sedangkan 45,9% responden memiliki pengetahuan kurang. Tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik a=0,05, namun disarankan ibu yang memiliki anak usia 3-5 tahun lebih meningkatkan pengetahuan anak. Dan bagi petugas kesehatan perlu memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga hal-hal yang mempengaruhi anak, misalnya status gizi dan cara untuk menstimulasi anak. Tingkat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pekerjaan ibu (Wawan dan Dewi, 2011). Studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 3 Mei 2012 di Dukuh Puro, Desa Sumberejo terdapat 50 balita berumur 1-3 tahun. Sebagian besar pendidikan ibu adalah tamat SD sebesar 41,9%. Tamat SMP 19,7%, tamat SMA 14,5% dan tamat Perguruan Tinggi sebesar 4,4%. Penduduk yang bekerja sebagai petani sebesar 28,9%, pelajar 25,7%, swasta 18,6% dan PNS 2,8%. Terdapat satu posyandu rutin setiap bulan, namun tingkat kehadiran dari ibu yang mempunyai balita masih sangat rendah. Karena ibu sibuk bekerja, sedangkan anak dirumah diasuh oleh orang lain. Dengan demikian, tidak adanya penyuluhan kesehatan anak oleh tenaga medis, salah satunya balita. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik mengambil judul Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Stimulasi Perkembangan

6 Anak Usia 3 tahun (di Dukuh Puro, Desa Sumberejo, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak) tahun 2012. B. Rumusan Masalah Dari uraian dan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Stimulasi Perkembangan Anak Usia 1-3tahun (di Dukuh Puro, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak)?. C. Tujuan 1. Tujuan Umum: Menggambarkan tingkat stimulasi anak usia 1-3 tahun (di Dukuh Puro, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak). 2. Tujuan Khusus: a. Mengetahui gambaran umur ibu yang mempunyai anak usia 1-3 tahun di Dukuh Puro Desa Sumberejo. b. Mengetahui gambaran tingkat pendidikan ibu yang mempunyai anak usia 1-3 tahun di Dukuh Puro Desa Sumberejo. c. Mengetahui gambaran status pekerjaan ibu yang mempunyai anak usia 1-3 tahun di Dukuh Puro Desa Sumberejo. d. Mengetahui gambaran jumlah anak ibu yang mempunyai anak usia 1-3 tahun di Dukuh Puro Desa Sumberejo. e. Mengetahui gambaran tingkat yang mempunyai anak usia 1-3 tahun di Dukuh Puro Desa Sumberejo.

7 D. Manfaat 1. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti ini dapat menjadi sarana bagi peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dan menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya. b. Bagi Tenaga Kesehatan ini dapat memberikan gambaran mengenai stimulasi anak usia 1-3 tahun dan menjadi dasr bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan. c. Bagi Masyarakat Dukuh Puro Desa Sumberejo Memberikan stimulasi anak agar ibu dapat mendeteksi sedini mungkin anaknya apabila menemukan adanya keterlambatan anak. Sehingga tumbuh kembang anak tidak terlambat. d. Bagi Institusi ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi untuk penelitian selanjutnya. Bagi mahasiswa/dosen, dapat menambah wawasan stimulasi anak dan menambah kepustakaan.

8 2. Manfaat Teori Bagi Ilmu Pengetahuan dan Metodologi ini dapat dijadikan acuan untuk dilakukan penelitian selanjutnya. E. Keaslian Tabel 1.1 Keaslian No Nama Peneliti 1. Devi Puspitasari Judul, Tahun Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Gizi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak usia dibawah 3 tahun (Studi di Desa Kuripan, Kec. Karangawen, Kab. Demak) tahun 2009. independen: tingkat pengetahuan ibu gizi. dependen: pertumbuhan dan perkembang an anak usia dibawah 3 tahun. Metode Jenis penelitian observasional pendekatan Cross sectional dan kuessioner sebagai instrumennya. Jumlah populasi 25 ibu yang mempunyai anak usia dibawah 3 tahun, teknik sampling Simple Random Sampling. Hasil Ada Hubungan yang signifikan antara tingkat gizi pertumbuhan dan anak usia 3 tahun. Dengan nilai P value=0,003 2. Dina Handayani Studi Diskriptif tingkat anak usia 3-6 bulan di Puskesmas Mijen Kodya Semarang tahun 2011 Tingkat pengetahuan ibu anak usia 3-6 bulan. Jenis penelitian Diskriptif engan pendekatan Cross Sectional dan kussioner sebagai alat ukurnya. Total 40 responden teknik sampling jenuh. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan kurang, yaitu 65%. Yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebesar 10%. Dan sisanya 15% mempunyai tingkat pengetahuan cukup.

9 Lanjutan Tabel 1.1 Keaslian No Nama Peneliti 3. Sari Agustia Judul, Tahun Hubungan Pengetahuan Ibu Stimulasi Perkembangan Anak usia 1 tahun di Kelurahan Wonolopo, Kecamatan Mijen, Semarang Tahun 2010 independen; stimulasi. dependen: anak usia 1 tahun. Metode Jenis penelitian observasional pendekatan Cross sectional dan kuessioner sebagai instrumennya. Total sebanyak 37 responden teknik sampling Simple Random Sampling. Hasil Ada hubungan yang signifikan antara stimulasi anak usia 1 tahun. 4. Eni Hidayati Hubungan Pengetahuan Ibu Perkembangan Psikomotorik Anak Usia 3-5 Tahun Perkembangan Psikomotorik Anank Usia 3-5 tahun di Desa Sarirejo, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak tahun 2009. independen: psikomotorik anak usai 3-5 tahun. dependen: psikomotorik anak usia 3-5 tahun. Jenis penelitian deskriptif analitik pendekatan cross sectional. Instrumen yang digunakan adalah kuessioner 30 pertanyaan dan jumlah responden sebanyak 37 responden. Tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara psikomotorik anak usia 3-5 tahun psikomotorik anak usia 3-5 tahun. nilai a=0,05. Berbeda keempat penelitian tersebut, penelitian yang akan diteliti adalah penelitian diskriptif untuk menggambarkan tingkat stimulasi anak usia 1-3 tahun studi di Dukuh Puro, Desa Sumberejo, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak.