DAM PEMIIWNTAPA~~ GERAKAPJ leadusus REDEeal DAN JWGUNG DI WKPP GlCltdDE DM4 JATBRAGAS BPP JATISARI KEGAMATAM JWTISARI KWBUBATEN $(ARAWANG JAWA BARAT LAPORAN BULFAN KERJA NJIATA KEGiATAN WAJIB PROFESI KEAHLIAN KHAIRUL AMRI NASUTlOFJ A 19.0819 JURUSAN BUD1 DAYA PERTANBAN FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANlAM BOGOR B O G O R 1987
RINGKASAN K%IRUL AMRI NASUTION. Percepatan Penanganan Pasca Panen Padi dan Penentapan Gerakan Gusus Kedelai dan Jagung di Wii?? Cicinde dan Jatiragas BPP Jatisari Kecamatan Jatisari %.bupaten %.rawa,ng Jawa Earat (Di bawah bimbingan Jajah. Kosv~ara) Setelah mencapai swasembada beras, Indonesia masih menghadapi mssalah kualitas rendah dan susut basil di lapang. Hal ini disebabkan penanganan pasca panen dan peralatannya di tingkat petani sangat kurang. Selain itu masih ditemukan adanya kekurangan produhi palaviija terutama kedelai aan jagung. Usaha swasembada kedelai-jagung tengah digiatkan di Indonesia. Dalam upaya ini ditemukan adanya masalah teirnik budidaya rendah &an kekurangan benih unggul. Kedua masalah tersebut dapat dipecahkan jika petani mau dan mampu merubah telknilr budidaya kedelai-jagung dan teknik pasca panen padi. Untuk ini dibutuhkan adanya proses alih telknolozi kepada petani. Alih teknologi dilakukan dalam bentuk kegiatan KKN sebagai hasil kerjasama IPB dengan Direktorat Jendral Pertanian Tanaman Pangan. Kegiatan KKN berlangsunb dari tanggal 5 Februari 1986 sampai iengan 3 Mei 1986, di WELD? Cicinde dan Jatiragas, \'U-3?? Jatisa~i, Kabupaten Karawang Jawa Barat. Melranisne kerja yang dipakai adalah sistem kerja LAKU (Latihan dan Kun jungan). Iiegiatan yang dilakukan rne~upakan penyuluhan dengan memakai metode kampanye, kursus tani, an- jangsana, dan demonstrasi. Kegiatan yang intensif dilakukan
pada dua kelo~pok tani binaan, selebihnya merupakan kelom- pok tani sul~ian. Materi penyuluhan ditambah dcngan penyu- luhan pra pmen dalm hubungainnya dengan mutu gabah. Kegi- atan penyuluian juga ditamjah dengan kegiatan pengujian kenilangzn, paen dan gerontokan serta anzlisa mutu gabah petani. Kegiatan dilakukan dalm proses kunjungan ke ke- lompok tani bersamaan dengan identifikasi dm pemecahan masalah. Pelaksanaan kegiatan dilakukan bekerjasama dengan petugas Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dan aparat desa set empzt. Penanganan pasca paen terutama pemanenan dan peron- tokan masih belum mengdami perubahan. Kehilangan hasil masih ditemukan. Dari dua kdi pengujian kehilangan pa7en di Cicinde didapa.t data sebesar 7,02 persen dan 8,60 per- sen, sedang di Jatiragas 1-78 persen dan 3.50 persen. Pa- da unumnya kehilangan pemanenan disebabkan karena tenaga pemanen (penaerep) terldu banyak, alat panen sabit biasa, panen tergesa-gesa, dm tidak menggunakan aias untuk meng- angkut batang padi ke tempat perontokan. Pengangkutan ga- bah yang telah dirontok ke tempat penjualvl biasa dilaku- kan petani dengan karung plastik. Pengujizn kehilangan perontokan di Cicinde menunjuk- kan besar kelrlilangan mencapzi 3.4 persen. Kehilangan ter- jadi karena das yang dipakd sempit (2. m x 2 m) dan tidak menggunakan tirai pelindung. Memperlebar alas menjadi 4 m a x 4 m rnembutuhkan 14 karung.plastik ataa seharga Rp 2 800, - Untuk menghindari kerusakan, penundaan saat perontokan se-
baiknya dihlndari. Kegiatan pembersihan, pengeringan, dan penyimpanan dilakukan sangat terbatas terutma hanya m- - tuk konsumsi sendiri atau benih, Saana pendukung kepiatan tersebut sangat terbatas dan harganya cukup mahal bagi petara. Keaciaan mutu gabah hasil malisa di Cicinde menunjukkan butir hijau 9.6 persen dan butir hampa 4.7 persen. Kads air pada saat panen sekitar 22 persen. Penanaman kedelai atau jagung setelah padi gadu sangat terbatas karena sempitnya waktu yang tersedia (60 hari), Penanaman dapat dilakukan Jika petani bersedia menanam varietas padi yang lebih gen jah dari Cisadane. Masalah sosial ekonomi yang ditemukan terutama karena banyall31ya petmi penyewa dan buruh taxi baik di Cicinde maupun di Jatiragas, Penderep seba-+an berasd dari luar wilayah dm jarang mendapat penyuluhan. Kelompok tani baik di Cicinde maupun di Jatiragas kebany~kan bel-m berfungsi dzn perlu diaktifkan sekingga penyuluhan pasca paen dan pemantapan gerakan khusus kedelai- jagung dapat dilanjutkan, Selain itu peralatan pasca panen di tingkat pet& perlu ditingkatkan. Pemakaian sabit biasa masih diperkenankan asal cukup tajam, sedang tenaga pemanen yang ideal. aekitar 50 orang tiap hektar.
PEEZEP.kT.3.H PENANGANAN PASCA PANEN PAD1 DAN PEM.L2;TAPAN GERAKAN RHUSUS KEDELAI DAN JAGUNG DI ;QP i RECAMAT.A3 CICINDE DAN JATIFXGAS BPP JATISARI JATISARI KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT Oleh KKLIRUL AMRI NASUTION Laporan Kuliah Kerja Nyata sebagai szlati satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor JUBUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN FAKULT.L_S PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR B O G Q R 1 9 8 7