BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. gempa bumi. Gempa bumi merupakan pergerakan (bergesernya) lapisan. batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi.

BAB I PENDAHULUAN. satu bukti kerawanan gempa tersebut adalah gempa tektonik yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat disebabkan oleh faktor. alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

BAB I. yaitu lempeng Eurasia, lempeng Samudera Hindia- Benua Australia dan lempeng

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Klaten merupakan daerah dengan potensi bencana yang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Boyolali disebelah utara, Kabupaten Sukoharjo disebelah timur, Kabupaten Gunung Kidul (DI Yogyakarta) disebelah selatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. tiga lempeng tektonik dunia yaitu Hindia-Australia di Selatan, Pasifik di

BAB 1 PENDAHULUAN. Gempa bumi merupakan bencana alam yang relatif sering terjadi di

PENGETAHUAN SISWA SMA MTA SURAKARTA KELAS X DAN KELAS XI TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB I PENDAHULUAN. pada episentrum LU BT (

BAB 1 PENDAHULUAN. Gempa bumi merupakan bencana alam yang relatif sering terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Klaten merupakan Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kota

BAB I PENDAHULUAN. dan 10 Kelurahan, dengan luas ha. Kabupaten Klaten merupakan BT dan LS LS.

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-undang nomor 24 tahun 2007). Australia yang bergerak relative ke Utara dengan lempeng Euro-Asia yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, yang. serta melampaui kemampuan dan sumber daya manusia untuk

RINGKASAN RANCANGAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN pulau besar dan kecil dan diantaranya tidak berpenghuni.

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng)

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan baik oleh faktor alam dan/ faktor non-alam maupun faktor

(SP2010) merupakan dasar. administrasi terkecil. tim. dasar. tangga. Klaten, Agustus 2010 BPS Kabupaten. Klaten Kepala,

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah yang terkenal dengan kerajinan, beras, dan lain

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Gerakan ketiga

BAB I PENDAHULUAN. 141 BT. Letak lintang yang berada di 6 LU 11 LS memberi pengaruh pada

KESIAPSIAGAAN GURU SMAN 1 PRAMBANAN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI. Agustian Deny Ardiansyah 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena produksi padi Indonesia yang masih rendah dan ditambah dengan. diperbaiki dengan manajemen pascapanen yang benar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Klaten merupakan bagian dariprovinsi Jawa Tengah, yang

BUPATI KLATEN BUPATI KLATEN,

BAB III TRANSPORTASI ANGKUTAN JALAN RAYA KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat (Sudibyakto, 2011).

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 35 Bujur Timur dan 70` 36 70` 56 Lintang Selatan. Batas. Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar,

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. Data bencana di BAKORNAS menyebutkan bahwa antara telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Hindia-Australia yang lazim

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN. NOMOR : /PP.05.3-Kpt/3310/KPU-Kab/ /2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. terletakm pada 3 pertemuan lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta merupakan kota dengan wilayah yang berbatasan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan,

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI

BAB III TINJAUAN KAWASAN / WILAYAH

PENYUSUNAN USULAN PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DAN ALOKASI KURSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KLATEN DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN

BAB I PEDAHULUAN. yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 ).

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia,

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di bagian utara,

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta terletak antara BT BT dan. lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada pada belahan bumi dengan iklim monsoon tropis yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga sistim pengairan air yang terdiri dari sungai dan anak sungai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan (Widiyanti dan

ANALISIS KERENTANAN SOSIAL GEMPABUMI DI KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan Pipa Air Minum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menempati wilayah zona tektonik tempat pertemuan tiga

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perkonomian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

tektonik utama yaitu Lempeng Eurasia di sebelah Utara, Lempeng Pasifik di

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah

Analisis Stakeholder dalam Pengurangan Risiko Banjir di Kabupaten Klaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh faktor alam, atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN. NOMOR : 4/PP.05.3-Kpt/3310/KPU-Kab/XI/2017 TENTANG

TANYA JAWAB GEMPA 27 MEI 2006 DI YOGYAKARTA - JATENG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada di tiga lempeng tektonik dunia, yaitu: Lempeng Indo-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulstiwa dan berada pada

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Indonesia (Bock, dkk., 2003)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Gempa di Pulau Jawa Bagian Barat. lempeng tektonik, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo Australia, dan

Gambar 1. Peta Seismisitas Indonesia (Irsyam et al., 2010 dalam Daryono, 2011))

BAB III TINJAUAN KECAMATAN JUWIRING, KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selatan Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling besar berpotensi gempa bumi sampai kekuatan 9 skala

Gempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan.

ANALISIS RISIKO BENCANA KEKERINGAN DI KABUPATEN KLATEN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 141 BT serta merupakan zona pertemuan tiga lempeng tektonik aktif dunia, yaitu: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Samudra Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah utara mendekati Lempeng Eurasia dengan kecepatan 7,0 cm/th, sedangkan Lempeng Pasifik dan Lempeng Filipina di bagian timur bergerak ke barat dan menumpu di bawah pinggiran Lempeng Asia Tenggara sebagai bagian dari Lempeng Eurasia dengan kecapatan gerakan 10 cm/th. Pergerakan Lempeng Indo-Australia, Lempeng Samudra Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Filipina dalam bentuk papasan maupun penumpuan, memunculkan beberapa zona subduksi dan patahan permukaan yang mengakibatkan rawan terjadi pelepasan energi secara tiba-tiba dalam bentuk rambatan gelombang atau gempabumi di hampir seluruh kepulauan Indonesia (Kertapati, 2004 dalam Haifani, 2008:286). Pertemuan Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia di sepanjang bagian selatan Pulau Jawa mengakibatkan sepanjang wilayah Pulau Jawa rawan terkena bencana gempabumi. Selain adanya pertemuan dua lempeng, di Pulau Jawa juga terdapat beberapa sesar atau patahan yang dapat mempercepat rambatan getaran akibat gempabumi. Salah satu patahan yang ada di pulau jawa adalah patahan opak. Patahan Opak 1

2 merupakan patahan yang terdapat di sepanjang Sungai Opak dengan lebar zona sesar 2,5 km dan merupakan garis patahan yang memanjang membentuk Lembah Opak sepanjang 60 km dari Sanden, Kabupaten Bantul sampai Tulung, Kabupaten Klaten (Subawa dan Tohari, 2007 dalam Nurwidyanto, 2011:12). Kabupaten Klaten secara geografis terletak antara 110 27'14BT - 110 47'51BT dan 7 32'19LS - 7 48'33LS terdiri dari 27 kecamatan yang terbagi atas 391 desa dan 10 kelurahan dengan luas 655,56 km 2. Kabupaten Klaten merupakan bagian Provinsi Jawa Tengah yang berada paling selatan, dengan batas administrasi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul (DIY), sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman (DIY), dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo (Klaten dalam Angka, 2012:1). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2011:158) mengemukakan bahwa Kabupaten Klaten dalam kategori rawan bencana singgle hazard gempabumi menempati peringkat 2 se-kabupaten di Indonesia. Kerawanan bencana gempabumi dibuktikan oleh peristiwa 27 Mei Tahun 2006, ketika Kabupaten Klaten digoncang gempabumi berkekuatan 5,9 Skala Richter dan termasuk tipe gempa merusak skala 7 MMI (Modifiet Marcally Intensity) (Arie Noor Rakhman dan Istiana Kuswardani, 2012:186).

9141000 9144000 9147000 mu D.I.Y. 444000 mt Kokosan Bugisan Kotesan C # J Kebon Dalem Lor Tlogo Kebon Dalem Kidul KECAMATAN MANISRENGGO KECAMATAN PRAMBANAN Taji D.I.Y. Sanggrahan SMP N 1 Prambanan Pereng Joho Randusari Kemudo Brajan Cucukan Sengon 448000 Geneng KECAMATAN JOGONALAN ¾U KECAMATAN GANTIWARNO 9147000 9144000 9141000 6 0'0 LS 7 0'0 8 0'0 PETA ADMINISTRASI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2014 Proyeksi Sistem Koordinat Zona Datum LEGENDA SKALA 1:45.000 0,45 0,225 0 0,45 0,9 1,35 Km # J C JAWA BARAT 109 0'0 BT :Tranverse Mercator :Universe Tranverse Mercator :49 S :WGS- 1984 SMP N 1 Prambanan Kantor Kecamatan Kantor Desa Provinsi Kecamatan Desa Jalan Arteri/Utama Jalan Lokal Rel Kereta Api Sungai 110 0'0 Daerah Yang Dipetakan LAUT JAWA JAWA TENGAH SAMUDRA HINDIA D.I.Y 111 0'0 JAWA TIMUR 6 0'0 7 0'0 8 0'0 109 0'0 110 0'0 111 0'0 Sumber : 1. Cek Lapangan Tahun 2013 2. Peta Administrasi Kabupaten Klaten Tahun 2013 3. Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1:25.000 Badan Informasi Geospasial (BIG) 444000 Gambar 1.1 Peta Administrasi Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten Tahun 2014 448000 Disusun Oleh : Agung Mulyono (A 610 100 069) 3

4 9165000 mu 445000 mt KABUPATEN BOYOLALI 460000 ¾U 475000 9165000 PETA RAWAN BENCANA GEMPABUMI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2014 1,4 0,7 0 1,4 2,8 4,2 5,6 7 8,4 9,8 km Proyeksi Grid Koordinat Zona Datum LEGENDA Skala 1:140.000 : Transverse Mercator : Universal Transverse Mercator : 49 South : WGS - 1984 SMP N 1 Prambanan Kantor Kabupaten 9135000 9150000 D.I.Y KEMALANG MANISRENGGO K. Klongkangan SMP N 1 Prambanan PRAMBANAN KARANGNONGKO JOGONALAN K.Simping K.Bog or KEBONARUM GANTIWARNO D.I.Y JATINOM TULUNG K.Klaten K.Talu K.Kepanjen KLATEN SELATAN K.Pusun KLATEN TENGAH KALIKOTES WEDI NGAWEN KARANGANOM KLATEN UTARA Rawa Jombor K.Besuki POLANHARJO KABUPATEN KLATEN CEPER BAYAT TRUCUK K.Kotes DELANGGU K.Jabangbayi K.Mlese K.Trucuk K.Babad a n PEDAN K.Dumuk CAWAS WONOSARI K.B olo KARANGDOWO KABUPATEN SUKOHARJO JUWIRING K.B untu ng K.Pusur KABUPATEN SUKOHARJO 9150000 9135000 LS 6 48'0 7 52'0 KLASIFIKASI RAWAN BENCANA GEMPABUMI JAWA BARAT Kantor Kecamatan Provinsi Kabupaten Kecamatan Jalan Arteri/Utama Jalan Kolektor Rel Kereta Api Sungai Rawa Jombor Daerah Potensial 1 Daerah Potensial 2 Daerah Potensial 3 109 4'0 BT Daerah Yang Di Petakan 109 4'0 LAUT JAWA JAWA TENGAH 110 8'0 SAMUDRA HINDIA 110 8'0 D.I.Y 111 12'0 JAWA TIMUR 111 12'0 6 48'0 7 52'0 Sumber: 1. Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1:25.000 Badan Informasi Geospasial (BIG) 2. Peta Rawan Bencana Gempabumi Kabupaten Klaten Skala 1:50.000 Tahun 2008 BAPPEDA Kab. Klaten 445000 Gambar 1.2 Peta Rawan Bencana Gempabumi Kabupaten Klaten Tahun 2014 460000 475000 Disusun Oleh Agung Mulyono (A610100069)

5 Kerusakan infrastruktur bangunan rumah warga serta korban jiwa akibat gempabumi 27 Mei Tahun 2006 tersebar di seluruh kecamatan Kabupaten Klaten, dengan rusak ringan 98.552, rusak berat 62.979, dan rata dengan tanah 29.998 ditambah jumlah korban luka sebayak 18.127 jiwa, serta korban meninggal sebanyak 1.045 (Haifani, 2008:290). Kerusakan infrastruktur bangunan dan timbulnya korban jiwa juga terjadi pada warga sekolah dan sekolah, tercatat 73 orang meninggal, 33 cacat, 158 luka parah, dan 204 luka ringan, dari jumlah tersebut terdapat 219 siswa (62 siswa meninggal, 22 siswa mengalami cacat dan 135 siswa mengalami luka berat) serta 255 dari 306 sekolahan yang tersebar di Kecamatan Gantiwarno, Trucuk, Jogonalan, Cawas, Bayat, Wedi, dan Prambanan mengalami rusak parah (Koran Kompas edisi 12 Juli 2006). Kecamatan Prambanan merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, dengan batas administratif sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman (DIY), sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Jogonalan, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Manisrenggo, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Gantiwarno. Kecamatan Prambanan terdiri dari 16 Desa dan menempati wilayah seluas 24,43 km 2 serta memiliki karakteristik topografi dengan ketinggian 100-200 mdpal. Kecamatan Prambanan memiliki jumlah penduduk 49.977 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.046 jiwa/km 2. Sarana Pendidikan di lingkup

6 Kecamatan Prambanan terdiri atas, 30 TK, 32 SD/MI, 3 SMP/MTs, 1 SMA/MA Negri dan Swasta (Klaten dalam Angka 2012). Gempabumi 27 Mei Tahun 2006 yang menghentak Kecamatan Prambanan dan mengakibatkan kerusakan infrastruktur bangunan warga, korban meninggal serta hancurnya infrastruktur di lingkup sekolah, menunjukan masyarakat yang terkena bencana tidak siap dalam menghadapi bencana. Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna atau aktivitas prabencana yang dilakukan dalam konteks menejemen risiko bencana dan berdasarkan analisa risiko yang baik. Sekolah sebagai bagian dari anggota masyarakat yang rentan terhadap bencana dan merupakan lembaga yang dapat memberikan/menyebarkan infomasi mengenai pendidikan kebencanaan, memiliki peran penting dalam menanamkan sikap kesiapsiagaan menghadapi bencana pada siswa. Kesiapsiagaan sekolah dalam menghadapi bencana diharapkan mampu mengintregasikan materi materi kesiapsiagaan bencana ke dalam aktivitas belajar mengajar di sekolah dengan memahami kondisi sekolah, mulai dari mengenal proses alam, sejarah bencana, kerentanan di wilayah sekolah, sampai pada pengenalan penanggulangan bencana sesuai dengan tingkatan pendidikan. SMP N 1 Prambanan secara administratif terletak di Jl. Raya Solo- Yogyakarta KM.47 Dusun Kongklangan, Desa Sanggrahan, Kecamatan

7 Prambanan, Kabupaten Klaten. SMP N 1 Prambanan merupakan salah satu sekolah yang terkena dampak gempabumi pada tanggal 27 Mei Tahun 2006. Menurut Bapak Sunardi selaku wakil kepala sekolah menuturkan bahwa dampak dari bencana gempabumi 2006 adalah kerusakan pada infrastruktur bangunan, dimana hampir 90% bangunan sekolah hancur. Kerusakan infrastruktur bangunan SMP N 1 Prambanan yang diakibatkan gempabumi 2006 mengindikasikan bahwa adanya ancaman bencana gempabumi yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Ancaman bencana gempabumi di SMP N 1 Prambanan perlu diketahui oleh semua warga sekolah terutama siswa, karena siswa masih tergolong anak-anak sehingga belum mengetahui tentang bencana yang sewaktu-waktu bisa mengancam keselamatannya. Permasalahanya apakah siswa telah memiliki kesiapsiagaan tentang becana gempabumi. Berdasarkan ancaman bencana gempabumi yang ada di SMP N 1 Prambanan dan pentingnya kesiapsiagaan bencana gempabumi yang harus dipahami oleh siswa, mendorong peneliti melakukan penelitian dengan judul KESIAPSIAGAAN SISWA SMP NEGERI 1 PRAMBANAN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN.

8 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : a) kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana gempabumi, dan b) kerusakan infrastruktur bangunan SMP N 1 Prambanan akibat bencana gempabumi tanggal 27 Mei Tahun 2006. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang disebutkan di atas, maka penelitian ini dibatasi pada permasalahan sebagai berikut : a) penelitian ini dilakukan pada siswa SMP N 1 Prambanan Kabupaten Klaten, b) identifikasi masalah terfokus pada tingkat kesiapsiagaan siswa SMP N 1 Prambanan, dan c) penelitian ini mengkaji tentang tingkat kerusakan infrastruktur bangunan SMP N 1 Prambanan yang diakibatkan bencana gempabumi tahun 2006. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut : a) bagaimana tingkat kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana gempabumi di SMP N 1 Prambanan?, dan

9 b) bagaimana kerusakan bangunan SMP N 1 Prambanan akibat bencana gempabumi 27 Mei Tahun 2006?. 1.5 Tujuan Penelitian Sesuai permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a) mengetahui tingkat kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana gempabumi di SMP N 1 Prambanan, dan b) mengetahui kerusakan bangunan SMP N 1 Prambanan akibat bencana gempabumi 27 Mei Tahun 2006. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung atau tidak langsung, antara lain sebagai berikut. 1. Manfaat teoritis Secara teoritis hasil dari penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai sejauh mana kesiapsiagaan siswa SMP N 1 Prambanan dalam menghadapi bencana gempabumi. 2. Manfaat praktis a) Peneliti Penelitian ini sangat bermanfaat sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai kesiapsiagaan untuk mengurangi tingkat risiko becana di sekolah.

10 b) SMP N 1 Prambanan. Hasil penelitian ini diharapakan memberikan manfaat dalam upaya meningkatkan pengetahuan warga sekolah mengenai kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. c) Siswa Menambah wawasan dan pengetahuan siswa mengenai bencana gempabumi.