BAB I PENDAHULUAN Bab I ini merupakan pendahuluan yang akan menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan yang menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan laporan ini. Dari latar belakang permasalahan tersebut akan diuraikan pokok-pokok permasalahan atau rumusan masalah. 1.1 Latar Belakang Kabupaten Bangli merupakan sebagian besar penduduknya bekerja di bidang peternakan dengan lebih banyak memelihara hewan seperti sapi, babi maupun beberapa jenis unggas. Dengan demikian Kabupaten Bangli merupakan penyedia dari beberapa jenis ternak maupun unggas yang mampu menunjang kebutuhan masyarakat dalam berbagai kegiatan. Hewan memiliki peranan besar bagi masyarakat Hindu, dimana pada kehidupan sehari-hari hewan selalu dipergunakan dalam upacara keagamaan dari upacara agama sederhana hingga upacara besar. Disamping itu dalam kehidupan sehari-hari hewan juga dimanfaatkan oleh manusia untuk mencari penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidup. 1
Banyaknya penduduk di Kabupaten Bangli yang bekerja di sektor peternakan, maupun pentingnya hewan bagi upacara yadnya Hindu dan kebutuhan setiap hari, maka diperlukan suatu fasilitas untuk mengakomodasi hal tersebut di Kabupaten Bangli. Fasilitas yang dimakdus adalah Pasar Hewan Kayuambua di Kabupaten Bangli. Pasar Hewan Kayuambua di Kabupaten Bangli dibuka setiap hari. Dari pagi sampai sore hari untuk penjualan unggas, pakan ternak, pupuk maupun fasilitas peralatan peternakan dan pertanian. Khusus pada hari-hari tertentu yang ada dalam perhitungan kalender Bali yang jatuhnya pada hari Beteng, Pasar Hewan Kayuambua di Kabupaten Bangli memperjualbelikan hewan yang berjenis besar seperti sapi dan babi. Pedagang-pedagang hewan di Pasar Hewan Kayuambua tidak hanya menjual hewannya pada pasar tersebut namun memiliki jasa pengiriman hingga keluar daerah Provinsi Bali ( Sumber : Wawancara dengan Sang Nyoman Kasiapa, 9 Maret 2015 ). Pasar Hewan Kayuambua di Kabupaten Bangli memiliki suatu permasalahan yang sebagian besar terdapat pada kondisi fisik pasar yang mengakibatkan ketidaknyamanan. Permasalahan tersebut seperti kerusakan pada bagian-bagian bangunan dan saluran sanitasi, maupun pada penzoningan dan sirkulasi. Dari beberapa permasalahan yang terdapat pada Pasar Hewan Kayuambua di Kabupaten Bangli, maka dari itu perlunya melakukan suatu redisain untuk menciptakan suatu kelancaran, kenyamanan maupun keamanan Pasar Hewan Kayuambua di Kabupaten Bangli. Pada hal ini redisain yang dimaksud adalah merancang kembali dengan menambahkan maupun mengurangi eksisting yang ada pada Pasar Hewan Kayuambua. Disamping itu pada redisain ini mengikuti bagaimana suatu bangunan yang mengikuti budaya setempat agar tetap dipertahankan untuk selalu menjaga nilai suatu budaya. Adanya suatu redisain pada Pasar Hewan Kayuambua di Kabupaten Bangli, akan meningkatkan segala fasilitas yang akan mengakomodasi kegiatan masyarakat pada umumnya. Selain itu mampu mewadahi kegiatan masyarakat yang bekerja di bidang peternakan pada khususnya. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Bangli no 22 tahun 2011 tentang retribusi pelayanan Pasar bahwa pelayanan pasar dengan penyediaan fasilitas pasar yang diperuntukan bagi pedagang adalah upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan perekonomian daerah sangat diperlukan penanganan atau pengelolaan oleh pemerintah agar tetap berkelanjutan dengan memperhatikan azas 2
manfaat tingkat penggunaan jasa serta hasil yang didapatkan sebagai prestasi atau penyediaan fasilitas pasar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan terkait pada redisain Pasar Hewan Kayuambua di Kabupaten Bangli, antara lain : 1. Bagaimana spesifikasi dari Pasar Hewan Kayuambua? 2. Tema apa yang tepat untuk diterapkan dalam lingkup pelayanan Pasar Hewan? 3. Bagaimana pemrograman secara fungsional, perfomansi, dan arsitektural serta konsep redisain Pasar Hewan? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai acuan dari redisain Pasar Hewan Kayuambua, yaitu : 1. Untuk menentukan spesifikasi dari Pasar Hewan Kayuambua. 2. Untuk menentukan tema yang tepat untuk ditetapkan dalam redisain Pasar Hewan Kayuambua. 3. Untuk menentukan pemrograman ruang dan konsep ruang yang akan digunakan pada redisain Pasar Hewan Kayuambua. 1.4 Proses Perancangan Pada penyusunan makalah ini memiliki fungsi sebagai landasan konseptual proyek dengan pengerjaan gambar kerja pada tahap mata kuliah Studio Tugas Akhir. Agar dapat memenuhi fungsi yang diharapkan maka perlu pemahaman mengenai proses perancangan arsitektur yang sistematis, dimana proses proses ini akan menjadi pembahasan dalam makalah. Proses perancangan arsitektur terdiri dari 5 langkah, yaitu : (Snyder, 1984: 228) 1. Permulaan Tahapan ini merupakan pengenalan dan pembatasan masalah yang akan dipecahkan oleh arsitek, dan juga pada mahasiswa dalam pengerjaan makalah ini. Walaupun para arsitek sering diharapkan untuk mengidentifikasi masalah masalah dan kesempatan 3
kesempatan, namun biasanya klienlah yang biasanya menyampaikan masalah kepada arsitek. Dari pemaparan paragraf diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada tahap ini melakukan suatu konsultasi antara arsitek dengan klien. Suatu proyek mampu diselesaikan dengan baik dengan dukungan berbagai konsultasi antara arsitek dengan klien. Dalam redisain pasar hewan Kayuambua di Kabupaten Bangli terlebih dahulu memahami dan mengenal suatu permasalahan yang telah terjadi di lapangan, dan dalam suatu redisain tentu tidak seluruhnya terdapat masalah di lapangan, sebab dalam setiap permasalahan di lapangan tentu memiliki suatu batasan yang dapat diselesaikan dalam redisain pasar hewan Kayuambua di Kabupaten Bangli. 2. Persiapan Tahapan ini merupakan tahap analisa masalah dan pengumpulan informasi. Dalam arti luas, pendidikan profesional itu sendiri merupakan sebuah persiapan untuk memberikan jasa jasa perancangan. Dari pemaparan paragraf diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam suatu perancangan memerlukan informasi seperti data primer dan data sekunder yang berkaitan dalam pemecahan suatu proyek. Dalam pendidikan juga peran ini memiliki artian penting utamanya pada perancang atau mahasiswa. Berikut merupakan pengumpulan data primer dan data sekunder, yaitu : a. Data Primer Data primer merupakan data yang langsung dieroleh dari sumbernya. Beberapa cara yang dilakukan dalam memperoleh data primer, yaitu : Wawancara Data-data seperti jumlah pedagang, tingkat kenyamanan, dan beberapa data lainnya diperoleh dengan mengadakan Tanya jawab (wawancara) dengan pihak-pihak yang berkompeten dan terkait yang mengerti mengenai potensi dan permasalahan terhadap redisain pasar hewan Kayuambua di Kabupaten Bangli. Survey Instansional Dalam hal ini data diperoleh dari instansi-instansi pemerintah terkait yang berhubungan dengan proyek yang akan dibuat, yaitu redisain pasar hewan Kayuambua di Kabupaten Bangli baik berupa Perda dan data lainnya yang diperlukan. 4
Observasi Data diperoleh melalui pengamatan langsung ke lapangan ( pasar hewan Kayuambua ) dengan cara dokumentasi/foto. Data yang dicari seperti data fisik tapak dan keadaan eksisting. b. Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumbernya dan telah dikumpulkan oleh pihak lain. Adapun cara yang dilakukan dalam mendapatkan data sekunder mengenai redisain pasar hewan Kayuambua di Kabupaten Bangli yaitu studi literatur. Studi literatur adalah mengumpulkan data atau materi dari buku/literatur, jurnal, Koran, internet atau data lainnya yang telah ada yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam redisain pasar hewan Kayuambua di Kabupaten Bangli. 3. Pengajuan Usul Pada tahap ini para arsitek ataupun mahasiswa mulai memunculkan gagasan mereka terkait proyek yang diusulkan. Tidak menutup kemungkinan bahwa gagasan awal yang diajukan dapat berubah seiring berjalannya waktu melalui diskusi dengan klien. Dari pemaparan paragraf diatas dapat ditarik kesimpulan seorang arsitek atau mahasiswa mampu menuangkan segala pemikiran yang terkait dalam proyek tersebut. 4. Evaluasi Evaluasi dalam perancangan arsitektur terjadi pada beberapa skala dan meliputi bermacam macam peserta. Pembahasan ini berpusat pada evaluasi ide ide alternatif yang diajukan perancang. 5. Tindakan Tahapan ini meliputi kegiatan kegiatan yang berkaitan dengan kesiapan pelaksanaan proyek. Hal ini meliputi persiapan gambar kerja, dan bertindak sebagai perantara antara klien dengan kontraktor. Pada proses penyusunan makalah Seminar Tugas Akhir ini hanya pada tahap permulaan, persiapan dan pengajuan usul. Sedangkan pada proses gambar rancangan tidak dilakukan pada lingkup mata kuliah Seminar Tugas Akhir, tetapi akan dilanjutkan pada tahap proses selanjutnya yaitu Studio Tugas Akhir. 5