PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN SPSS UNTUK SISWA SMP Ade Lukman Nulhakim 1, Arif Susanto 2, Mohamad Lutfi Nugraha 3 1Universitas Indraprasta PGRI Jl. Nangka 58C Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan 1ade.lukman1330@gmail.com 2 Universitas Indraprasta PGRI Jl. Nangka 58C Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan 2 arif_susanto3@yahoo.com 3 Universitas Indraprasta PGRI Jl. Nangka 58C Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan 2 muhammadlutfinugraha@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain bahan ajar berdasarkan kebutuhan kurikulum 2013. Bahan ajar cetak pada kurikulum baru 2013 yang telah didistribusikan ke sekolah oleh Dinas Pendidikan dinilai memiliki keterbatasan dalam menyajikan ilustrasi dalam komponen scientific approach atau dik enal dengan pendekatan saintifik/ilmiah. Karena dinilai ada keterbatasan itu, maka dikembangkan produk bahan ajar berupa bahan ajar interaktif berbasis scientific approach pada konsep statistika dan peluang untuk siswa SMP dan di hitung dengan menggunakan program SPSS. Uji coba dilakukan melalui uji skala terbatas terhadap 9 siswa di SMP XYZ dan tiga uji ahli. Hasil uji ahli matematika diperoleh presentase sebesar 89,877%; uji ahli pendidikan sebesar 97,875%; uji ahli multimedia 86,875%, sedangkan perolehan hasil angket siswa pada ujicoba sebesar 86,433%. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahan ajar interak tif yang dikembangkan sudah mampu dan layak digunakan sebagai bahan ajar untuk membantu siswa dan guru pada proses pembelajaran. Kata Kunci: Bahan Ajar, SPSS, Scientific Approach. I. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81A Tahun 2013 pasal 1, yaitu implementasi kurikulum pada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK/MAK) dilakukan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013-2014. Dengan penerapan kurikulum 2013, maka mulai tahun ajaran 2013-2014 setiap sekolah menengah pertama hakikatnya sudah harus mengimplementasikan kurikulum 2013 tersebut. Menurut Mulyasa (2013), kurikulum 2013 adalah kurikulum yang menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dalam implementasi kurikulum 2013, guru dihadapkan ada tantangan untuk mampu merancang pembelajaran secara efektif, serta mampu mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan, serta menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan belajar siswa. Keberhasilan itu sendiri dapat terjadi berkat adanya fasilitas, sumber belajar dan bahan ajar. Bahan ajar merupakan salah satu pendukung keberhasilan dalam pembelajaran. Bahan ajar itu sendiri merupakan salah satu kunci sukses untuk menentukan keberhasilan kurikulum 2013 yaitu melalui fasilitas dan sumber belajar (Mulyasa, 2013). Fasilitas dan sumber belajar sendiri dalam implementasi kurikulum 2013 terealisasi dalam menyiapkan buku-buku belajar wajib yang harus dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu, pemilihan buku pelajaran mengutamakan buku wajib, yang langsung berkaitan dengan pencapaian kompetensi tertentu. Adapun pemilihan buku pelengkap tetap berpedoman pada rekomendasi atau pengesahan dari dinas pendidikan (Mulyasa, 2013). Hal ini terangkum dalam Permendikbud No. 71 Tahun 2013 tentang buku teks pelajaran dan buku panduan guru untuk pendidikan dasar dan menengah. Dalam pasal satu menetapkan bahwa buku teks pelajaran sebagai buku siswa yang layak digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut di atas, bahan ajar yang ada saat ini perlu dikembangkan menjadi bahan ajar interaktif yang mengacu pada kurikulum 2013 yang berbasis scientific approach yang didalamnya terdapat lima komponen tahapan scientific approach yaitu komponen mengamati, komponen menanya, komponen menalar, komponen mencoba, dan komponen membentuk jejaring. Pengembangan bahan ajar interaktif ini tetap berpedoman pada buku yang telah direkomendasi atau pengesahan dari dinas pendidikan 465
untuk mempermudah siswa dalam pembelajaran, tetapi dilengkapi menjadi bahan ajar yang memiliki ilustrasi yang dibuat dengan media flash, sehingga bahan ajar yang dibuat dapat berinteraksi dengan siswa. Bahan ajar interaktif dalam penelitian ini dirancang dengan format PDF (Portable Document Format) yang dikemas dalam Compact Disk (CD) memuat animasi sebagai ilustrasi, contoh dan latihan soal diambil dari kehidupan sehari-hari serta adanya rencana aksi yaitu implementasi dari materi yang sudah dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan kelas, sekolah, dan rumah dalam bentuk kegiatan atau sikap. Hal ini bertujuan siswa dapat berinteraksi dengan bahan ajar dan lingkungannya. II. LANDASAN TEORI A. Scientific Approach pada Pembelajaran Matematika Scientific approach atau lebih umum dikatakan pendekatan ilmiah merupakan pendekatan yang diterapkan dalam kurikulum 2013. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologi) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Serta keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Berikut ini tahapan langkah scientific approach dalam proses pembelajaran matematika menurut Kemendikbud (2013) meliputi mengamati; Menanya; Menalar; Mencoba; Membentuk jejaring. B. Bahan Ajar 1. Pengertian Bahan Ajar Berdasarkan KBBI bahan diartikan sebagai (segala) sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu, seperti untuk pedoman atau pegangan, untuk mengajar, memberi ceramah. Ajar sendiri memiliki arti yaitu petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut). Dikutip dari National Centre for Competency Based Training (Prastowo, 2011), bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang dapat digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun non tulis. Pannen (Prastowo, 2011) mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 2. Macam-macam Bahan Ajar a. Bahan ajar menurut bentuknya terdiri atas bahan ajar cetak (printed), bahan ajar dengar atau program audio, bahan ajar pandang dengar (audio visual), dan bahan ajar interaktif b. Bahan ajar menurut cara kerjanya terdiri atas bahan ajar yang tidak diproyeksikan, bahan ajar yang diproyeksikan, bahan ajar audio, bahan ajar video, dan bahan ajar media komputer. c. Bahan ajar menurut isinya terdiri atas bahan ajar yang berbasiskan cetak, Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia (terutama untuk keperluan pendidikan jarak jauh). 3. Teknis Penyusunan Bahan Ajar Interaktif Depdiknas (Prastowo, 2011), secara garis besar teknik penyusunan bahan ajar interaktif adalah: a. Dalam penyusunan bahan ajar interaktif, diperlukan pengetahuan dan keterampilan pendukung yang memadai, terutama dalam mengoperasikan peralatan, seperti komputer, kamera video, dan kamera foto. b. Bahan ajar interaktif biasanya disajikan dalam bentuk compact disc. c. Menurunkan judul dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi. d. Menuliskan petunjuk pembelajarannya. e. Menjelaskan informasi pendukung secara jelas, padat, dan menarik dalam bentuk tertulis maupun gambar diam atau bergerak. f. Menuliskan tugas-tugas dalam program interaktif. g. Melakukan penilaian terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan, yang pada akhir pembelajaran dapat dilihat oleh pendidik melalui komputer. h. Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi, misalnya buku, majalah internet, dan jurnal hasil penelitian sebagai bahan dalam membuat program bahan ajar interaktif. 466
4. Langkah Penyusunan Bahan Ajar pada Kerikulum 2013 Dalam pengembangan bahan ajar konteks kurikulum 2013 memiliki delapan prinsip (Kurniasih, 2014) yaitu: a. Sesuai tahapan saintifik (scientific) b. KD dari KI 1, 2, 3, dan 4 diintegrasikan pada satu unit c. Gambar, perkataan, kutipan, menumbuhkan sikap positif, menimbulkan interpretasi yang menyimpang d. Menimbulkan rasa ingin tahu dan keaktifan siswa (menemukan) e. Keseimbangan tugas individu dan kelompok f. Bahan ajar haruslah memiliki kecakupan materi untuk memahami dan melakukan KD, melibatkan orang tua dan jejaring (tugas pengayaan dari berbagai sumber) untuk menambah pemahaman siswa g. Reflektif dengan adanya penilaian diri h. Rencana aksi III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar interaktif dalam bentuk Pdf (Portable Document Format). Produk yang dihasilkan pada penelitian ini berupa produk bahan ajar interaktif dalam bentuk scientific approach pada konsep statistika dan peluang untuk siswa SMP. Pengembangan bahan ajar ini mengacu pada 10 langkah Borg and Gall, yaitu : 1) penelitian dan pengumpulan informasi (Research and Information Colecting), 2) perencanaan (Planning), 3) pengembangan produk awal (Development Preliminary of Product), 4) uji coba awal (Premiliminary Field Testing), 5) perbaikan produk awal (Main Product Revision), 6) uji coba lapangan (Main Field Testing), 7) perbaikan produk operasional (Operational Product Revision), 8) uji coba operasional (Operational Field Testing), 9) perbaikan produk akhir (Final Product Revision), 10) desiminasi dan implementasi produk akhir (Dissemination and Implementation). Dalam penelitian ini tahap ke 8) Uji Coba Operasional (Operational Field Testing), tahap ke 9) Perbaikan Produk Akhir (Final Product Revision), tahap ke 10) Desiminasi dan Implementasi Produk Akhir (Dissemination and Implementation) tidak dilakukan karena disesuaikan dengan kebutuhan pada pengembangan multimedia ini. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menghasilkan suatu produk berupa simulasi edukasi dalam pembelajaran matematika yang dikemas dalam bentuk pdf. Konsep yang dibangun dalam produk ini adalah penggabungan antara media pembelajaran dengan bahan ajar statistika dan peluang yaitu dengan memadukan unsur materi ke dalam bahasa program dan dinikmati dalam bentuk simulasi bahan ajar interaktif yang ditujukan agar siswa bisa memahami isi materi yang terdapat pada bahan ajar sebelumnya berupa buku pelajaran wajib. Siswa diharapkan mampu mengalami situasi belajar scientific approach sehingga bisa mengukur kemampuan dirinya sendiri dengan menjawab berbagai tantangan soal yang telah di sajikan dalam bahan ajar tersebut. Sebelum membuat draf desain bahan ajar, terlebih dahulu dilakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan diperlukan untuk membuat desain bahan ajar yang sesuai sebagai kebutuhan akan bahan ajar cetak untuk siswa yaitu melalui bahan ajar berbasis komputer. Materi yang disampaikan pada bahan ajar ini tidak hanya berupa teks dan gambar saja, akan tetapi dengan menggunakan ilustrasi dan kasus dalam bentuk media flash dan video yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan mudah dibayangkan oleh siswa. M. Hasil Uji Ahli Tabel 1 467
a. Ahli Matematika Tabel 2. Dari empat belas aspek yang diukur klasifikasi penilaiannya diperoleh tiga belas aspek klasifikasi penilaiannya adalah sangat baik, dan satu aspek klasifikasi penilaiannya adalah baik, sehingga secara keseluruhan, bahan ajar interaktif berbasis scientific approach yang telah dikembangkan oleh peneliti diketahui sangat baik dalam hal ini diklasifikasikan sangat baik dengan persentase skor akhir sebesar 89,877% b. Ahli Pendidikan Tabel 3 Dari kedua puluh empat aspek klasifikasi penilaiannya diperoleh dua puluh tiga aspek klasifikasi penilaiannya adalah sangat baik, dan satu aspek klasifikasi penilaiannya adalah baik, sehingga secara keseluruhan, bahan ajar interaktif berbasis scientific approach yang telah dikembangkan oleh penelitian diketahui sangat baik dengan presentase skor akhir sebesar 97, 875%. c. Ahli Multimedia Tabel 4 Dari dua puluh puluh aspek yang diukur klasifikasinya, tujuh belas aspek klasifikasinya adalah sangat baik, dan tiga aspek klasifikasi penilaiannya adalah baik. Sehingga secara keseluruhan, bahan ajar interaktif berbasis scientific approach yang telah dikembangkan oleh pengembang diketahui sangat baik dengan presentase skor akhir sebesar 86, 875%. 468
d. Uji Coba Terbatas Tabel 5 Dari sepuluh aspek yang diukur klasifikasi penilaiannya, delapan aspek klasifikasinya sangat baik dan dua aspek klasifikasinya adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari presentase skor akhir yang didapat yaitu sebesar 86,433%, sehingga secara keseluruhan bahan ajar interaktif yang telah dikembangakan oleh peneliti adalah sangat baik. B. Pembahasan Dari produk awal yang telah dibuat dilakukan uji kelayakan bahan ajar yaitu dengan uji ahli matematika, ahli pendidikan, dan ahli multimedia. Setelah melakukan uji kelayakan, kemudian dilakukan revisi berdasarkan penilaian dan komentar serta saran dari para ahli. Produk yang selesai direvisi dilakukan uji kelompok kecil atau uji terbatas terhadap 9 orang siswa SMP XYZ. Siswa tersebut dipilih berdasarkan pembagian tingkatan inteligensi dari guru mata pelajaran matematika, dengan rincian tiga orang siswa berkemampuan tinggi, tiga orang siswa berkemampuan sedang, dan tiga orang berkemampuan rendah. Kemampuan tinggi, sedang, dan rendahnya siswa dilihat dari rata-rata nilai matematika yang siswa peroleh selama pembelajaran di kelas. Hal ini dilakukan, agar bahan ajar interaktif yang diujicobakan terhadap siswa terlihat jelas apakah memenuhi standar atau tidak ketika berada dalam tingkatan inteligensi. Pada tahap mengamati Ayo mengamati siswa mengamati ilustrasi berupa gambar, masalah, dan video. Tahap menanya Ayo bertanya, siswa dimotivasi untuk bertanya setelah mengamati ilustrasi atau masalah. Tahap menalar ayo menalar, siswa diberikan ilustrasi atau suatu permasalahan yang baru yang masih berkaitan dengan tahap mengamati. Berdasaran uji ahli dan uji kelompok kecil, maka diperoleh produk akhir dari bahan ajar interaktif berbasis scientific approach. Bahan ajar interaktif berbasis scientific approach yang telah dikembangkan ini menggunakan lima tahapan yang terdapat pada scientific approach. Kelima tahapan tersebut adalah mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring. Sebuah bahan ajar interaktif dikatakan berbasis scientific approach apabila memenuhi kelima tahapan tersebut. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 1. Gambar 2. 469
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan penelitian pengembangan yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa untuk membuat bahan ajar interaktif berbasis scientific approach pada konsep statistika dan peluang yaitu dengan beberapa tahap antara lain potensi dan masalah, pengumpulan data, perencanaan, pengembangan produk awal, uji coba awal, perbaikan produk awal, uji coba lapangan, dan perbaikan produk operasional. Setelah melalui semua tahap tersebut, menghasilkan bahan ajar interaktif yang dapat dijadikan sebagai salah satu media alternatif pembelajaran yang efektif khususnya untuk pembelajaran pada konsep statistika dan peluang. Bahan ajar ini diharapkan dapat membuat pembelajaran lebih menarik bagi siswa dan siswa pun lebih aktif dan bersemangat dalam pembelajaran. Bahan ajar interaktif ini telah divalidasi oleh tiga dosen matematika, tiga orang guru SMP, dan satu orang yang ahli di bidang multimedia. Hasil validasi kelayakan pengembangan bahan ajar interaktif berbasis scientific approach secara keseluruhan diketahui sangat baik dengan presentase 89,877% untuk uji ahli matematika; 97,875% untuk uji ahli pendidikan; 86, 875% untuk uji ahli multimedia; 86,433% untuk uji terbatas. Hal ini menunjukan bahwa bahan ajar yang dikembangkan layak digunakan sebagai bahan ajar untuk membantu siswa dan guru pada proses pembelajaran, karena hasil uji ahli dan terbatas sudah melebihi indikator keberhasilan sebesar 70%. Bahan ajar interaktif berbasis scientific approach ini mempunyai kelebihan yaitu siswa lebih dalam penyampaian materi yang disajikan dengan lima tahapan scientific approach dalam bentuk ilustrasi dan permasalahan karena disertai dengan media interaktif berupa flash, selain itu adanya video dan gambar sehingga materi menjadi lebih jelas dan menarik untuk dibaca. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa saran yang dapat dikemukakan adalah: 1. Bahan ajar interaktif ini hanya dikembangkan pada materi statistika dan peluang, oleh karena itu diharapkan ada tindak lanjut pengembangan bahan ajar interaktif berbasis scientific approach ini untuk materi lain. 2. Bagi peneliti yang ingin mengembangkan lebih lanjut bahan ajar ini, disarankan untuk untuk memberikan alternatif software pendukung lainnya agar memudahkan dalam menggunakan bahan ajar interaktif ini. 3. Bagi peneliti yang ingin mengembangkan bahan ajar interaktif berbasis scientific approach, agar lebih memunculkan komponen menalar dan mencoba melalui permasalahan yang relevan. 4. Untuk meningkatkan respon minat siswa, sebaiknya lebih diperbanyak animasi dan gambar pada bahan ajar interaktif di setiap komponen scientific approach. 5. Bagi peneliti yang ingin mengembangkan lebih lanjut bahan ajar ini, disarankan untuk mengujicobakan bahan ajar kepada siswa dalam kelompok besar atau satu kelas agar dapat diketahui tingkat keefektifannya. DAFTAR PUSTAKA Kemendikbud. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi kurikulum 2013 untuk SMP/MTS. Modul Pelatihan Implementasi kurikulum 2013 Jakarta: Kemendikbud. Kurniasih, I, dkk,. (2014). Implementasi Kurikulum 2013: Konsep & Penerapan. Surabaya: Kata Pena. Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Menciptakan Metode Pembelajaran Yang Menarik Dan Menyenangkan. Yogyakarta: DIVA Press. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. 470