BAB III METODE PENELITIAN. bahasa inggris disebut Research and Development. Metode Research And Development

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI KESEIMBANGAN DAN DINAMIKA ROTASI DI SMA KELAS XI

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research).

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Langkah langkah dalam memgembangkan e- modul menggunakan program

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011:297)

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

QUAL QUAN. qual. quan. Analysis of Findings. Analysis of Findings

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media animasi kimia yang berbasis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk.

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan yang disampaikan oleh Borg and Gall dalam (Setyosari,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011: 297) Research and

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

B. Model Pengembangan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development/r&d) yang mengacu pada model

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali

Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 E-ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

BAB IV PEMBAHASAN. yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Berikut

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) FISIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. and Development), dengan menggunakan model pengembangan Borg and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang berorientasi

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian dan pengembangan lembar kerja siswa elektronik (LKS)materi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI SUHU, KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR DI KELAS X SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL LEARNING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan rancangan Lembar Kerja Siswa (LKS) FisikaBerbasis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggris disebut Research and Development. Metode Research And Development (penelitian dan pengembangan) dapat diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran khususnya, penelitian pengembangan memfokuskan kajiannya pada bidang desain atau rancangan, apakah itu berupa model desain dan desain media pembelajaran. Borg & Gall (Sugiyono, 2013) penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) merupakan metode yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Penelitian pengembangan mengikuti suatu langkah-langkah secara siklus sesuai dengan model pengembangan yang digunakan. Model pengembangan dapat memberikan kerangka kerja untuk pengembangan penelitian. Dengan mengikuti model pengembangan tertentu yang dianut oleh peneliti, maka akan diperoleh sejumlah masukan (Input) guna dilakukan penyempurnaan produk yang dihasilkan. Dalam penilitian ini model pengembangan yang digunakan penulis adalah model prosedural yakni model ADDIE. Branch (2009) pembuatan sebuah produk pembelajaran yang efektif ialah dengan menggunakan model ADDIE. ADDIE 32

33 merupakan singkatan dari Analyze, Desaign, Development, Implementation, dan Evaluation. Menurut Branch (2009), konsep ADDIE dapat digambarkan sebagai berikut: Analisis Revisi Revisi Implemantasi Evaluasi Desain Revisi Pengembangan Gambar 3.1. Model ADDIE Revisi 3.2. Prosedur Pengembangan Adapun langkah-langkah pengembangan media pembelajaran Fisika dengan menggunakan model ADDIE ini meliputi lima tahapan yaitu, analisis, rancangan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi (Branch, 2009). Pada penelitian ini penulis hanya sampai pada tahapan pengembangan. 3.2.1. Tahap 1: Analisis Kegiatan yang dilakukan dalam analisis ini meliputi: 1. Analisis Kesenjangan Analisis kesenjangan merupakan langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh

34 siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar. Identifikasi penelitian dapat dimulai dari adanya potensi dan masalah. Potensi merupakan segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Sebelum suatu produk dibuat maka terlebih dahulu mencari potensi dan masalah yang dialami guru dan siswa dalam proses pembelajaran, yang mana dari potensi dan masalah ini dapat diketahui kebutuhan yang diperlukan dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini data diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan guru mata pelajaran Fisika dan siswa kelas XII di SMA Negeri 4 Kota Jambi. a. Masalah Pembelajaran Penulis melakukan wawancara kepada siswa kelas XII SMA Negeri 4 Kota Jambi. Adapun pertanyaan yang diajukan oleh penulis yaitu apa saja metode yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pembelajaran Fisika, bagaimana pemanfaatan sumber belajar yang tersedia, dan mengenai cara guru memahami karakteristik dari siswa. b. Potensi Pertama, para siswa memiliki kemauan untuk mengetahui apa yang sedang diajarkan, hal itu ditandai ketika proses belajar Fisika, siswa mengajukan pertanyaan tentang materi yang diajarkan. Kedua, pada pelajaran Fisika terdapat banyak penerapannya pada kehidupan sehari-hari, sehingga konsep yang dipelajari dalam pelajaran Fisika dapat ditampilkan langsung kepada siswa. Jika kedua hal ini dapat dimanfaatkan dengan baik, maka dapat mengatasi masalah pembelajaran yang ada.

35 2. Analisis Tujuan Instruksional Pada analisis tujuan instruksional meliputi analisis KI, KD, Indikator, tujuan pembelajaran serta studi literatur. Analisis KI, KD, dan indikator dilakukan agar multimedia pembelajaran yang dikembangkan dapat sesuai dengan yang dibutuhkan siswa dalam proses belajar. Pada tahap ini menggunakan kurikulum 2013 sesuai dengan silabus yang digunakan di sekolah SMA Negeri 4 Kota Jambi. 3. Analisis Karakteristik Siswa Analisis karakteristik siswa digunakan sebagai dasar dalam pengembangan multimedia pembelajaran yang akan dibuat. Berdasarkan observasi yang dilakukan dengan siswa kelas XII SMA Negeri 4 Kota Jambi, diperoleh bahwa karakteristik siswa sebagian besar memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan sebagian lainnya memiliki rasa ingin tahu yang rendah dalam mempelajari pelajaran Fisika. 4. Analisis Sumber Daya yang Tersedia Analisis sumber daya yang tersedia ditujukan untuk mengetahui situasi dan kondisi sekolah sebagai tempat penelitian, yaitu guru sebagai pembimbing pada saat penelitian serta jumlah komputer yang terdapat di sekolah dan kegunaan komputer sebagai media pembelajaran. 5. Analisis yang Berpotensi Analisis yang berpotensi yaitu identifikasi produk yang akan dihasilkan berupa multimedia pembelajaran Fisika SMA yang interaktif dengan Adobe Flash CS6 pada materi induksi elektromagnetik. Selain identifikasi produk yang dihasilkan diperlukan juga perencanaan waktu dalam menyelesaikan pengembangan multimedia

36 pembelajaran. Hal ini bertujuan agar multimedia yang dikembangkan tepat waktu sesuai dengan rancangan perencanaan. 6. Analisis perencanaan pengembangan Perencanaan pengembangan multimedia pembelajaran dibuat berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh peneliti. Pengembangan yaitu membuat media sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kerangka tampilan yang telah dibuat dengan Adobe Flash CS6. Analisis perencanaan juga penting agar peneliti dapat menyelesaikan pengembangan dalam waktu yang tepat sesuai perencanaan jadwal. Peneliti menyelesaikan pengembangan multimedia pembelajaran dalam waktu enam bulan. 3.2.2. Tahap 2: Desain Pengembangan Pada tahapan desain, peneliti membuat rancangan dari multimedia pembelajaran yang dikembangkan. Multimedia pembelajaran dirancang sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan, di mana rancangan disesuaikan dengan kebutuhan siswa, silabus dan indikator pembelajaran yang ingin dicapai. Adapun desain multimedia pembelajaran yang dikembangkan oleh penulis terlebih dahulu membuat draft kasar yang telah disesuaikan dengan informasi data yang terkumpul pada tahap analisis sebelumnya. Draft ini berguna bagi penulis untuk membuat Storyboard dari multimedia pembelajaran yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan multimedia pembelajaran tersebut.

37 3.2.3. Tahap 3: Pengembangan Dalam model ADDIE, pengembangan merupakan kegiatan pengadaan multimedia pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran spesifik atau Instruction Outcomes yang telah dirumuskan oleh desainer atau perancang program pembelajaran dalam langkah desain. Adapun tahapan yang dilakukan dalam penyusunan multimedia pembelajaran ini adalah: 1. Tahap Pengumpulan Bahan-bahan Pengumpulan bahan-bahan yang dimasukkan ke dalam multimedia pembelajaran baik itu berupa materi, gambar, KI & KD yang didapat baik melalui buku, silabus, maupun internet. 2. Tahap Pengembangan Multiedia Pembelajaran Adapun tahapan penyusunan multimedia pembelajaran atau pengembangan multimedia pembelajaran terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut: a. Perumusan KD dan Indikator yang harus dikuasai b. Penyusunan materi Materi media pembelajaran sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi multimedia pembelajaran dapat berupa informasi pendukung dan dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, internet, majalah, jurnal hasil penelitian. Dalam multimedia pembelajaran ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. 3. Uji Coba Multimedia Multimedia pembelajaran ini diuji coba pada siswa kelas XII IPA SMA Negeri

38 4 Kota Jambi sebagai subjek penelitian. Siswa diminta untuk mengisi angket tentang persepsi siswa terhadap media pembelajaran yang telah dibuat. Sebelum angket digunakan untuk mengambil data tentang kelayakan media pembelajaran sebagai bahan ajar, maka angket diujicobakan terlebih dahulu dengan tujuan untuk mencari reliabilitasnya. Setelah dihitung relibialitasnya, maka angket baru digunakan sebagai instrumen pengumpul data tentang kelayakan multimedia pembelajaran. 4. Revisi Multimedia Berdasarkan Hasil Uji Coba Hasil uji coba ini nantinya digunakan sebagai bahan revisi sebuah multimedia pembelajaran. Revisi multimedia pembelajaran memuat kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh multimedia pembelajaran. Untuk dapat melakukan perbaikan terhadap multimedia pembelajaran, peneliti harus mengetahui tentang sisi positif dan sisi negatif dari multimedia pembelajaran yang dikembangkan. Untuk itu dilakukanlah uji coba, setelah multimedia pembelajaran diuji cobakan kepada siswa dalam beberapa waktu, dan ternyata masih memiliki beberapa kelemahan dan membutuhkan penyempurnaan sebelum diproduksi, maka media pembelajaran yang telah dikembangkan dievaluasi berdasarkan saran dari validator dan hasil dari uji coba. Akan tetapi, jika hasil dari tanggapan para siswa menyatakan media pembelajaran yang disusun telah memenuhi kriteria yang baik dan benar, maka tidak perlu dilakukan perbaikan atau revisi produk. 3.3 Uji Coba Produk Uji coba produk merupakan bagian dari pengembangan produk pada tahapan

39 pengembangan. Menurut Asyhar (2011) Sebelum Produk yang dikembangkan diuji coba, produk tersebut harus diserahkan terlebih dahulu kepada tim ahli untuk diminta saran dan komentarnya. 3.3.1. Desain Uji Coba Desain uji coba adalah produk yang telah dihasilkan melalui beberapa tahap yang telah dilewati dalam prosedur pengembangan. Adapun desain uji coba adalah produk awal yang dibuat oleh penulis sebelum divalidasi dan diuji cobakan sehingga belum mendapat revisi. Desain uji coba kemudian diberikan kepada beberapa validator yang akan menilai produk yang dibuat berdasarkan ketepatan dalam pembuatan multimedia pembelajaran Fisika SMA yang interaktif dengan Adobe Flash CS6 pada materi induksi elektromagnetik. Sehingga diketahui kelemahankelemahan dari produk yang dibuat, baik dari segi materi ataupun tampilan multimedianya. Setelah mendapat data uji coba maka dilakukan perbaikan atau revisi produk. 3.3.2. Subjek Uji Coba Uji coba pemakaian merupakan uji coba dengan siswa sesunguhnya, di mana uji coba ini dilakukan pada siswa yang telah mempelajari materi induksi elektromagnetik di SMA Negeri 4 Kota Jambi. Asyhar (2011) tujuan dari uji coba tersebut adalah melihat kesesuaian dan efektivitas media dalam pembelajaran. Hal ini diperlukan karena kadang-kadang apa yang dikonsepkan oleh penulis belum tentu sesuai dengan kenyataan di lapangan. Hal ini terutama yang berkaitan dengan

40 pemilihan aplikasi atau penerapan konsep dan pilihan kata atau bahasa. Selama uji coba diperlukan masukan dari siswa untuk mengetahui persepsi siswa tentang multimedia pembelajaran yang digunakan. Asyhar (2011) uji coba dapat dilaksanakan pada kelompok siswa yang lebih besar (satu kelas). Dalam penelitian ini penulis melakukan uji coba yang melibatkan siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 4 Kota Jambi. 3.3.3. Jenis Data Uji Coba Jenis data yang digunakan pada penelitian pengembangan ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yang diambil adalah persepsi siswa, sedangkan data kualitatif yang diambil adalah penilaian dari tim validasi ahli. Data yang diperoleh dari uji coba hasil pengembangan produk ini digunakan sebagai dasar dalam menetapkan kelayakan dan daya tarik produk yang dihasilkan terhadap multimedia pembelajaran Fisika SMA yang interaktif dengan Adobe Flash CS6 pada materi induksi elektromagnetik yang telah dihasilkan. Pengumpulan data dalam pelaksanaan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Tahap Persiapan a. Mempersiapkan multimedia pembelajaran Fisika SMA yang interaktif dengan Adobe Flash CS6 pada materi induksi elektromagnetik b. Mempersiapkan lembar validasi dan angket. c. Menentukan para tim ahli penilaian d. Menyiapkan surat izin penelitian

41 e. Menentukan siswa sebagai subjek penelitian. 2) Tahap Pelaksanaan Dalam penelitian pengembangan ini peneliti menampilkan multimedia pembelajaran Fisika SMA yang interaktif dengan Adobe Flash CS6 pada materi induksi elektromagnetik yang telah dihasilkan kepada tim ahli untuk divalidasi. Validasi pada lembar validasi menggunakan validitas logis. Setelah divalidasi, media pembelajaran diuji coba kepada siswa sebagai responden/pemberi persepsi untuk menilai media pembelajaran Fisika yang dihasilkan berdasarkan angket yang telah diberikan. 3) Tahap Akhir a. Menganalisis data yang diperoleh dari kedua sampel. b. Menganalisis data dari hasil analisis yang diperoleh sesuai dengan teknik analisis. 3.3.4. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen untuk mengumpulkan data pada penelitian pengembangan ini adalah menggunakan metode angket. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang ingin responden ketahui. Penelitian ini menggunakan angket tertutup. Angket tertutup merupakan suatu angket di mana pertanyaannya disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya. Bentuk instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu:

42 1. Lembar Validasi Lembar validasi pada penelitian pengembangan ini terdiri dari 2 bentuk, yaitu lembar validasi materi dan validasi media. Pada lembar validasi ini terdiri dari indikator dan skor. Lembar validasi menunjukkan kriteria pada indikator yang ditunjukkan pada kisi-kisi instrumen lembar validasi. Para ahli dapat mengisi lembar validasi dengan menjawab pertanyaan pada lembar validasi dengan memilih salah satu kategori jawaban Ya atau Tidak untuk menilai multimedia pembelajaran Fisika yang telah dibuat dengan memberikan tanda ( ) pada kolom penilaian. 2. Angket persepsi siswa. Pada angket tanggapan siswa, data yang diperoleh dinilai dengan skala Likert. Dengan skala Likert, maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Menurut Sugiyono (2013), jawaban setiap item instrumen dapat diberi skor sebagai berikut: 1. Sangat setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5 2. Setuju/sering/positif diberi skor 4 3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3 4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2 5. Sangat tidak setuju/tidak pernah/diberi skor 1 Dalam penelitian ini, instrumen penelitiannya dibuat dalam bentuk Checklist. Setiap item instrumen yang berupa pertanyaan dijawab sesuai dengan pendapat responden dengan memberi tanda ( ). Adapun indikator-indikator yang dinilai ialah desain pembelajaran, materi, dan keterbacaan multimedia.

43 Tabel 3.1. Kisi-Kisi Angket Persepsi Siswa Variabel Indikator Descriptor No. Butir Penggunaan Multimedia Pembelajaran Fisika pada Materi Induksi Elektromagnetik Desain Pembelajaran Kemudahan petunjuk penggunaan 1 Sistematika penyajian 2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3 Kemenarikan tampilan media 4 Mendorong minat siswa 5 Materi Kesederhanaan penyajian materi 6 Kejelasan tujuan pembelajaran 7 Kejelasan uraian gambar 8 Membantu mengingat materi 9 Kemudahan untuk belajar mandiri 10 Mempermudah pemahaman 11 Keterbacaan Media Kalimat yang digunakan mudah dipahami 12 Bahasa yang digunakan jelas dan sederhana 13 Tampilan judul dan subjudul jelas 14 Kesesuaian ukuran huruf 15 Kesesuaian tampilan dan ukuran animasi 16 Informasi mudah dimengerti 17 (Sumber: Warsita, 2008) 3.3.5. Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan dalam menganalisa data pada penelitian pengembangan ini adalah penilaian terhadap multimedia pembelajaran Fisika SMA yang interaktif dengan Adobe Flash CS6 pada materi induksi elektromagnetik yang telah dihasilkan. Setelah data diperoleh selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. 1. Validasi Multimedia Pembelajaran Menurut Setyosari (2013), Validitas suatu instrumen menunjukkan tingkat kesahihan atau kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Ada dua jenis validitas untuk instrumen penelitian, yaitu validitas logis dan empiris. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas logis. Setyosari (2013), Validitas logis diperoleh dengan usaha yang sangat hati-hati

44 sehingga secara logika instrumen itu dicapai menurut validitas yang dikehendaki. Sedangkan menurut Arikunto (2013), Validitas logis untuk instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan sudah dirancang secara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang telah ada. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa validitas logis tidak perlu diuji kondisinya, tetapi langsung diperoleh sesudah instrumen tersebut selesai disusun. Ada dua macam validitas logis yang dapat dicapai oleh instrumen yaitu validitas isi dan konstruk. Menurut Arikunto (2013), Validitas isi bagi sebuah instrumen menunjuk suatu kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan isi materi yang dievaluasi. Selanjutnya validitas konstruk sebuah instrumen menunjuk suatu kondisi sebuah instrumen yang berdasarkan konstruk aspek kejiwaan yang seharusnya dievaluasi. Validitas logis digunakan karena instrumen yang digunakan adalah instrumen non tes. Menurut Wahidmurni, dkk (2010), untuk instrumen non tes validitas isi/konstruk diperoleh melalui teori, yang mana hal ini sesuai dengan jenis-jenis validitas logis. Dalam validasi multimedia pembelajaran ini ada dua kategori yang divalidasi oleh tim ahli, yaitu validasi media dan validasi materi. Kisi-kisi angket dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Angket Ahli Media Variabel Aspek Indikator No. Butir Penggunaan Media Komunikasi Kejelasan bahasa yang digunakan 1 Pembelajaran visual Kemudahan dalam penggunaan media 2 Fisika pada Materi Keserasian warna background dengan tampilan 3 Induksi Kesesuaian pemakaian warna 4

45 Elektromagnetik Kesesuaian jenis huruf 5 Kesesuaian ukuran huruf 6 Ukuran dan kualitas gambar 7 Kualitas tampilan animasi 8 Kreatifitas penyajian animasi 9 Program berjalan dengan baik 10 Tombol/ikon jelas 11 Ketersediaan petunjuk penggunaan 12 (Sumber: Wahono, 2006) Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Angket Ahli Materi Variabel Aspek Indikator No. Butir Desain Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 1 pembelajaran Pemberian motivasi belajar 2 Aktualisasi materi 3 Kebenaran konsep materi 4 Penggunaan Media Kemudahan memahami materi 5 Pembelajaran Fisika Keruntutan penyajian materi 6 pada Materi Induksi Kejelasan uraian materi 7 Elektromagnetik Kesesuaian gambar dengan materi 8 Kesesuaian animasi dengan materi 9 Kesesuaian contoh soal dengan materi 10 Kesesuaian soal latihan dengan materi 11 Soal latihan bervariasi 12 (Sumber: Wahono, 2006) Instrumen tersebut dinilai dengan data kualitatif dengan mengunakan metode angket berstruktur. Di mana jawaban yang diambil adalah jawaban Ya atau Tidak. Data diperoleh dengan mengumpulkan saran dan pendapat tim ahli tentang kelayakan multimedia pembelajaran Fisika SMA yang interaktif dengan Adobe Flash CS6 pada materi induksi elektromagnetik dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Pendapat dari tim ahli tersebut akan digunakan untuk memperbaiki multimedia pembelajaran yang dibuat begitu seterusnya dan akan berakhir jika tim ahli menyatakan multimedia ini layak diproduksi tanpa revisi. 2. Analisis Tanggapan Siswa Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan data tanggapan siswa terhadap

46 media pembelajaran pada pokok materi induksi elektromagnetik menggunakan angket tertutup. Selanjutnya angket dianalisis reliabilitas dan analisis dengan skala. a. Analisis Reliabilitas Reliabilitas berhubungan dengan ketepatan suatu alat ukur yang menunjukkan apakah tes cukup baik untuk dipergunakan sebagai alat pengumpulan data yang dipercaya. Dalam penelitian ini reliabilitas diukur dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Kurder dan Richardson karena memiliki instrumen dengan jumlah butir pertanyaan ganjil dan rumus KR-20 ini cenderung memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumus yang lain. Mengukur reliabilitas ditentukan dengan rumus Kuder Richardson (KR-20) menurut Sugiono (2013) sebagai berikut: r 11 = n n 1 s 2 s 2 pq (3.1) Dengan s 2 = X2 X 2 N (3.2) Keterangan: r 11 = Indeks Korelasi (harga reliabilitas) n = Banyaknya Butir Soal p = Proporsi Subjek yang Menjawab Item Benar q = 1 p = Proporsi Subjek yang Menjawab Item Salah S = Simpangan Baku Σpq = Jumlah Perkalian antara p dan q N = Banyak Peserta yang Mengisi Angket X = skor yang diberikan N Koefisien reliabilitas tes berkisar antara 0,00 1,00 dengan perincian korelasi: Tabel 3.4. Katagori Reliabilitas Katagori Reliabilitas Keterangan 0,81< r 1,00 Sangat tinggi 0,61< r 0,80 Tinggi

47 b. Analisis dengan Skala berikut: 0,41< r 0,60 Sedang 0,21< r 0,40 Rendah 0,00< r 0,20 Sangat rendah (Sumber: Arikunto, 2013) Untuk menganalisis data persepsi dari siswa dilakukan langkah-langkah sebagai 1. Mengkuantitatifkan hasil checking dengan memberi skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya. 2. Membuat tabulasi data. 3. Menghitung presentasi dari tiap-tiap sub variabel. Persentase untuk tiap-tiap sub variabel dihitung menggunakan rumus: RS = n 100% (3.3) N Keterangan: RS n N = Persentase Sub Variabel = Jumlah Nilai Setiap Sub Variabel = Jumlah Skor Maksimum Dari persentase yang telah diperoleh ditransformasikan ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif. Tabel 3.5. Range Persentase dan Kriteria Kulitatif No. Interval Persentase Kriteria 1. 84,0 % - 100 % Sangat Baik 2. 68,0 % - 83,9 % Baik 3. 52,0 % - 67,9 % Cukup Baik 4. 36,0 % - 51,9 % Kurang Baik 5. 20,0 % - 35,9 % Tidak Baik (Sumber: Arikunto,2013)