LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

Tabel 1. Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja Dinas Kesehatan dan Pencapaian Renstra Dinas Kesehatan s/d tahun Realisa si (s/d 2012)

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR

INDIKATOR RENCANA STRATEGIK TAHUN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN TARGET. 14 Angka kematian ibu

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) SUKABUMI

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA PADANG TAHUN 2009

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1

a. 10 (dua belas) indikator memperoleh capaian > 100 %, b. 4(empat) indikator capaiannya < 100 %, yaitu 1).Cakupan Imunisasi dasar

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dinas Kesehatan Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

penduduk 1 : dari target 1:2.637, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 92,11 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

B A B P E N D A H U L U A N

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

KERTAS KERJA RENSTRA OPD

Transkripsi:

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2017 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018 i

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv IKHTISAR EKSEKUTIF... vif45 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum... 1 1.1.1. Dasar Hukum Organisasi. 1 1.1.2. Tugas Pokok dan Fungsi.. 1 1.1.3. Struktur Organisasi... 1 1.2. Penentuan Isu-isu Strategis... 4 1.3. Sistematika Penyajian LKJIP... 4 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 Perencanaan... 5 2.2 Perjanjian Kinerja. 7 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Capaian Kinerja Organisasi... 10 3.2 Akuntabilitas Keuangan.. 74 3.3 Indikator Lain Yang Dilaksanakan..... 77 BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan... 80 4.2 Saran... 81 DAFTAR LAMPIRAN A. Penetapan Kinerja B. Target, Realisasi dan Capaian Kinerja 2017 iii

DAFTAR BAGAN DAN TABEL Halaman Bagan 1 Stuktur Organisasi Dinas Kesehatan... 3 Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja... 7 Tabel 3.1 Sasaran 1... 11 Tabel 3.1.1 Realisasi anggaran peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi serta pelayanan persalinan... 19 Tabel 3.1.2 Realisasi Anggaran Peningkatan Pelayanan Kesehatan Balita, Anak Sekolah... 22 Tabel 3.1.3 Realisasi Anggaran Pelayanan Kesehatan Lansia... 23 Tabel 3.1.4 Realisasi Anggaran Pelayanan Gizi Masyarakat... 23 Tabel 3.1.5 Kegiatan Pelayanan pada Orang Resiko HIV... 30 Tabel 3.1.6 Realisasi Anggaran Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Langsung... 30 Tabel 3.1.7 Realisasi Anggaran Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tular Vektor Zoonotik... 32 Tabel 3.1.8 Realisasi Anggaran Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Termasuk Gangguan Jiwa... 33 Tabel 3.1.9 Surveilans Epidemiologi dan Penanganan KLB Kabupaten Boyolali Tahun 2017... 34 Tabel 3.1.10 Realisasi Anggaran Surveilans Epidemiologi dan Penanganan KLB 35 Tabel 3.1.11 Realisasi Anggaran Peningkatan Imunisai dan Vaksinasi... 37 Tabel 3.1.12 Realisasi Anggaran Bantuan Operasional Kesehatan... 37 Tabel 3.1.12 Realisasi Anggaran Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan Makanan Hasil Produksi rumah Tangga... 38 Tabel 3.2 Sasaran 2: Capaian Pelayanan Kesehatan Berorientasi Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien... 38 Tabel 3.2.1 Realisasi Anggaran Peningkatan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu... 41 Tabel 3.2.2 Realisasi Anggaran Akreditasi Pelayanan Kesehatan Dasar... 44 Tabel 3.2.3 Realisasi Anggaran Pelayanan dan Pendukung Pelkayanan Pada BLUD... 44 Tabel 3.2.4 Realisasi Anggaran Pengadaan dan Pemerataan Obat... 46 iv

Tabel 3.2.5 Realisasi Anggaran Pengadaan Alat kesehatan... 47 Tabel 3.2.6 Realisasi Anggaran pembinaan dan Penwasan Bidang Kefarmasian... 48 Tabel 3.2.7 Realisasi Anggaran Penyediaan Pembiayaan Jaminan Kesehatan Masyarakat... 49 Tabel 3.2.8 Realisasi Anggaran Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan Labkesda... 50 Tabel 3.2.9 Realisasi Anggaran Pembangunan Puskesmas... 51 Tabel 3.2.10 Realisasi Anggaran Pengadaan Pusling... 52 Tabel 3.3 Sasaran 3 : Capaian Peran Serta Msyarakat dan Sektor Swasta Pembangunan Kesehatan... 52 Tabel 3.3.1 Realisasi Anggaran Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat... 54 Tabel 3.3.2 Realisasi Anggaran Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat... 58 Tabel 3.3.3 Desa Yang Telah Menyatakan Sebagai Desa STBM... 59 Tabel 3.3.4 Realisasi Anggaran Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat... 66 Tabel 3.3.5 Kepemilkan Sarana Buang Air Besar... 68 Tabel 3.3.2 Realisasi Anggaran Penyediaan/Pengawasan Sarana Air Bersih, Jamban dan SPAL... 68 Tabel 3.4 Sasaran 4... 70 Tabel 3.4.1 Realisasi Anggaran Peningkatan kapasitas dan Kualitas Dokter dan Tenaga Kesehatan... 72 Tabel 3.5 Sasaran 5... 72 Tabel 3.5.1 Realisasi Anggaran Pengembangan Data dan Informasi Kesehatan 73 Tabel 3.6 Akuntabilitas Keuangan... 46 v

IKHTISAR EKSEKUTIF A. Pendahuluan Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta berorientasi pada hasil (result oriented governement), perlu adanya sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas tersebut, perlu adanya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang merupakan bahan utama untuk monitoring dan evaluasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Dengan telah selesainya pelaksanaan tahun anggaran 2017, sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah, semua Instansi Pemerintah, termasuk Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, wajib menyusun LKjIP. Selain itu, informasi dalam dokumen LKjIP/LAKIP merupakan bentuk pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 37 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali maka Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali ditetapkan menjadi dinas dengan 1 Sekretariat, membawahi 3 Subbag, dan 4 Bidang dengan masing-masing terdiri dari 3 seksi. B. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali mengikuti visi Bupati Boyolali 2016-2021 yaitu: "Pro Investasi Mewujudkan Boyolali Yang Maju dan Lebih Sejahtera" Rumusan misi SKPD membantu lebih jelas penggambaran visi SKPD yang ingin dicapai, serta menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan oleh SKPD. Penjabaran Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali untuk mendukung pencapaian dan pelaksanaan Visi dan Misi Bupati Boyolali yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Boyolali tahun 2016-2021 yaitu misi 4 yang berbunyi Boyolali Sehat, Produktif dan Berdaya Saing. Misi ini untuk mewujudkan pembangunan manusia yang berkualitas. Fokus sasaran strategisnya adalah meningkatnya derajat kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat, dan tingkat produktivitas warga antara lain melalui upaya fasilitasi pemerintah berupa modal, keterampilan sumber daya pelaku usaha, pengorganisasian kelompok usaha dan koperasi. Masyarakat yang sehat menjadi salah satu prasyarat utama terbentuknya masyarakat yang produktif dan berdaya saing, sehingga hal ini menjadi misi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali. Dalam rangka mewujudkan visi, misi Bupati Wakil Bupati, maka tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dalam tahun 2016 2021, tertuang dalam 5 sasaran sebagai berikut : 1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. 2. Melaksanakan Pelayanan Publik yang lebih bermutu dengan berbasis teknologi informasi. 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatan yang berdaya saing. vi

4. Meningkatkan peran serta masyarakat, dan sektor swasta dalam pembangunan kesehatan. 5. Melaksanakan program promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif, pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle): Untuk mendukung pencapaian dan pelaksanaan Visi dan Misi Bupati Boyolali yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Boyolali tahun 2016-2021 yaitu pada misi 4 yang berbunyi Boyolali Sehat, Produktif dan Berdaya Saing, mewujudkan pembangunan manusia yang berkualitas, dengan fokus sasaran strategi untuk meningkatnya derajat kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat, dan tingkat produktifitas warga, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali memfokuskan pada sasaranmeningkatnya derajat kesehatan, dengan melakukan upaya: 1. Rasionalisasi dan distribusi jumlah puskesmas, guna meningkatkan kemudahan akses pelayanan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat. 2. Meningkatkan peran swasta dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan standar mutu pelayanan. 3. Melengkapi sarana dan prasarana, fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai khususnya penambahan ruang Puskesmas sesuai standar mutu pelayanan. 4. Menerapkan standar mutu pelayanan di Dinas Kesehatan dan fasilitas kesehatan baik milik Pemerintah maupun Swasta. 5. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya pencegahan (preventif dan promotif) dengan mensosialisasikan budaya hidup bersih dan sehat, berolah raga dan mewujudkan desa STBM (Sanitasi T otal Berbasis Masyarakat), pencegahan terhadap penyakit menular dan tidak menular. 6. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu, anak, balita dan lansia dengan gerakan pemberdayaan masyarakat. 7. Mengembangkan program jaminan Kesehatan Nasional menuju Total Coverage seluruh Penduduk Boyolali. 8. Mendorong Sumber Daya Manusia Kesehatan untuk profesional, berlaku jujur dan berintegritas. 9. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, pada tahun 2017 Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali melaksanakan 18 (delapan belas) program dengan 50 (lima puluh) kegiatan dengan anggaran sebesar Rp. 90,204,776,000,- (Sembilan puluh milyar dua ratus empat juta tujuh ratus tujuh puluh enam ribu rupiah), termasuk in out untuk UPT Labkesda dan BLUD Puskesmas. Sedangkan realisasi anggaran dinas kesehatan sebesar Rp. 76,134,460,166,- (tujuh puluh enam milyar seratus tiga puluh empat juta, empat ratus enam puluh ribu, seratus enam puluh enam rupiah) atau 84.40%, vii

C. Akuntabiltas Kinerja Berdasarkan penilaian sendiri ( self assessment) atas realisasi pelaksanaan Rencana Kinerja Tahun 2017, menunjukkan bahwa rata-rata nilai capaian kinerja dari 5 (lima) Sasaran yang telah ditetapkan adalah 114.74% atau sangat baik. Keberhasilan ini disumbangkan oleh 4 (empat) Sasaran yang berhasil mencapai nilai kinerja lebih dari 100% sehingga dikategorikan sangat baik, dan 1 (satu) Sasaran yang berhasil mencapai nilai kinerja 100% sehingga dikategorikan baik. Berikut Capaian Kinerja per Sasaran : NO SASARAN 1 Melaksanakan program promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif, pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle) 2 Melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. NILAI CAPAIAN KINERJA 130,7 101.6 3 Meningkatkan peran serta masyarakat, dan sektor swasta dalam pembangunan kesehatan. 121.7 4 Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatan yang berdaya saing. 119.7 5 Melaksanakan pelayanan publik yang lebih bermutu dengan berbasis teknologi informasi 100 RATA - RATA CAPAIAN PER SASARAN 114.74 C. Simpulan dan Saran Secara keseluruhan capaian kinerja tahun 2017 sebesar 114.74% (kategori sangat Baik) dan mengalami kenaikan dibanding capaian kinerja tahun 2016 sebesar 99.47%. Penyerapan anggaran tahun 2017 sebesar 84.40 %, pada tahun 2016 sebesar 90,51% sehingga mengalami penurunan dibanding tahun 2016. Guna meningkatkan capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali maka telah menerapkan agar program kegiatan selalu mengacu pada dokumen viii

perencanaan yang telah ditetapkan, serta mematuhi jadwal waktu pelaksanaan kegiatan sesuai dengan target. ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM 1.1.1 Dasar Hukum Organisasi Dengan berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 37 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali maka Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali ditetapkan menjadi dinas dengan 1 Sekretariat, membawahi 3 Subbag, dan 4 Bidang dengan masing-masing terdiri dari 3 seksi. 1.1.2 Kedudukan Tugas Dan Fungsi Sebagaimana diatur Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 37 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut: (1) Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah di bidang Kesehatan. (2) Dinas Kesehatan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Tugas : (1) Dinas Kesehatan mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada daerah di bidang Kesehatan. (2) Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan bidang kesehatan sesuai dengan lingkup tugasnya; b. pelaksanaan kebijakan bidang kesehatan sesuai dengan lingkup tugasnya; c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang kesehatan sesuai dengan lingkup tugasnya; d. pelaksanaan administrasi dinas bidang kesehatan sesuai dengan lingkup tugasnya; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati dan Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan tugas dan fungsinya. 1.1.3 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari : Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari : 1) Kepala; a. Sekretariat; b. Bidang Kesehatan Masyarakat; c. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit; 1

d. Bidang Pelayanan Kesehatan; e. Bidang Sumber Daya Kesehatan; f. Kelompok Jabatan Fungsional; dan g. Unit Pelaksana Teknis. 2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari: a. Subbagian Perencanaan Program, Pelaporan, dan Informasi Kesehatan; b. Subbagian Keuangan dan Pengelolaan Aset; dan c. Subbagian Hukum, Kepegawaian, dan Umum. 3) Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri dari: a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat; b. Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat; dan c. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan Olah Raga. 4) Bidang Pencegahan dan Pengendalian terdiri dari: a. Seksi Surveillance dan Imunisasi; b. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; dan c. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa. 5) Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari: a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer; b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan; dan c. Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Kesehatan Khusus. 6) Bidang Sumber Daya Kesehatan terdiri dari: a. Seksi Kefarmasian, Makanan, dan Minuman; b. Seksi Perbekalan Kesehatan, Pembiayaan, Sarana, dan Prasarana; c. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan. 7) Kelompok Jabatan Fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan dalam melaksanakan tugasnya dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Dinas. 8) Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h dipimpin oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS KESEHATAN 2

3

1.2 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS Berdasarkan telaah capaian indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali tahun 2016 2021 yang menjadi isu strategis adalah sebagai berikut : 1. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan sesuai dengan Permenkes 43 Tahun 2016. 2. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga total coverage tahun 2019. 3. Pencapaian total coverage untuk Desa STBM di tahun 2019. 4. Sistem pembiayaan jaminan kesehatan di masyarakat belum optimal dan merata menuju pencapaian universal coverage untuk kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional tahun 2019. 5. Standarisasi Puskesmas sesuai dengan Permenkes 75 tahun 2014 dalam pemenuhan sumber daya manusia maupun dalam sarana fisik. 6. Program Nasional kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) untuk merubah pola pikir masyarakat agar lebih mengutamakan promotif dan preventif. 7. Dukungan lintas sector dalam pembangunan kesehatan terutama dari Alokasi Dana Desa dalam bidang Kesehatan sebesar 10% belum ada paying hokum secara tertulis. 8. Pengembangan Peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan serta penerapan perilaku yang mendukung programprogram kesehatan. 1.3 SISTEMATIKA PENYAJIAN LKjIP Kata Pengantar Daftar Isi Ikhtisar Eksekutif BAB I PENDAHULAN 1.1. Gambaran Umum 1.1.1. Dasar Hukum Organisasi 1.1.2. Tugas Pokok dan Fungsi 1.1.3. Struktur Organisasi 1.2. Penentuan Isu-isu Strategis 1.3. Sistematika Penyajian LKjIP BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 Perencanaan 2.2 Perjanjian Kinerja BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Capaian Kinerja Organisasi 3.2 Akuntabilitas Keuangan 3.3 Indikator Lain yang Dilaksanakan BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan 4.2 Saran 4

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. PERENCANAAN A. Visi dan Misi OPD Visi OPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai OPD melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Tahun 2017 adalah tahun kedua pelaksanaan Renstra tahun 2016-2021. Visi Bupati Boyolali 2016-2021 yaitu: "Pro Investasi Mewujudkan Boyolali Yang Maju dan Lebih Sejahtera" Dalam mewujudkan Visi, terdapat 7 (tujuh) Misi sebagaiberikut: 1. Boyolali melanjutkan semangat Pro Investasi. 2. Boyolali Membangun untuk Perubahan 3. Boyolali, Bersih, Berintegritas, Sejahtera 4. Boyolali, Sehat, Produktif dan Berdaya Saing 5. Boyolali, Lumbung Padi dan Pangan Nasional 6. Boyolali, Kota Susu Produsen Daging dan Hasil Ternak/Perikanan 7. Boyolali, Lebih Maju dan Berteknologi. Pencanangan Boyolali menjadi Kota Air (Water City), Kota Cerdas (Smart City) dan Kota Hijau (Green City), maka dalam bidang kesehatan tercakup dalam Program unggulan Boyolali Kota Cerdas, kemudahan akses terhadap layanan kesehatan, kemudahan akses terhadap jaminan kesehatan yang didukung oleh pengembangan media informasi. Boyolali kota Hijau (Green City). Bidang Kesehatan berperan dalam pengurangan dampak negatif pembangunan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, dan memelihara kesehatan perorangan. Untuk mendukung pencapaian dan pelaksanaan Visi dan Misi Bupati Boyolali yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Boyolali tahun 2016-2021 yaitu pada misi 4 yang berbunyi Boyolali Sehat, Produktif dan Berdaya Saing, mewujudkan pembangunan manusia yang berkualitas, dengan fokus sasaran strategi untuk meningkatnya derajat kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat, dan tingkat produktifitas warga. Misi ini untuk mewujudkan pembangunan manusia yang berkualitas. Fokus sasaran strategisnya adalah meningkatnya derajat kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat, dan tingkat produktivitas warga antara lain melalui upaya fasilitasi pemerintah berupa modal, keterampilan sumber daya pelaku usaha, pengorganisasian kelompok usaha dan koperasi. Masyarakat yang sehat menjadi salah satu prasyarat utama terbentuknya masyarakat yang produktif dan berdaya saing, sehingga hal ini menjadi misi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali. 5

Untuk mewujudkan Boyolali sehat, dengan fokus meningkatnya derajat kesehatan ditempuh antara lain dengan upaya: 1. Rasionalisasi dan distribusi jumlah puskesmas, guna meningkatkan kemudahan akses pelayanan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat. 2. Meningkatkan peran swasta dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan standar mutu pelayanan. 3. Melengkapi sarana dan prasarana, fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai khususnya penambahan ruang Puskesmas sesuai standar mutu pelayanan. 4. Menerapkan standar mutu pelayanan di Dinas Kesehatan dan fasilitas kesehatan baik milik Pemerintah maupun Swasta. 5. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya pencegahan (preventif dan promotif) dengan mensosialisasikan budaya hidup bersih dan sehat, berolah raga dan mewujudkan desa STBM (Sanitasi Total Be rbasis Masyarakat), pencegahan terhadap penyakit menular dan tidak menular. 6. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu, anak, balita dan lansia dengan gerakan pemberdayaan masyarakat. 7. Mengembangkan program jaminankesehatannasional menuju Total Coverage seluruh Penduduk Boyolali. 8. Mendorong Sumber Daya Manusia Kesehatan untuk profesional, berlaku jujur dan berintegritas. 9. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan. B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan Tujuan adalah penjabaran visi dan misi, tujuan merupakan hal yang akan dicapai atau dihasilkan oleh organisasi atau menunjukkan kondisi yang ingin dicapai dimasa mendatang. Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali mengikuti misi Bupati Wakil Bupati Boyolali tahun 2016 2021. Misi Dinas Kesehatan mendukung misi Bupati Boyolali yang ke 4 yaitu Boyolali Sehat, Produktif dan Berdaya Saing Sesuai dengan Visi dan Misi, tujuan umum pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Sedangkan tujuan yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali secara khusus adalah menciptakan Dinas Kesehatan yang berkompeten serta inovatif dalam mewujudkan masyarakat Boyolali yang lebih sehat didukung oleh sumberdaya manusia yang kompeten, professional dan berintegritas serta memiliki kemampuan dalam teknologi informasi. Dalam rangka mewujudkan visi, misi Bupati Wakil Bupati, maka tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dalam tahun 2016 2021, tertuang dalam 5 sasaran sebagai berikut: 1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. 6

2. Melaksanakan Pelayanan Publik yang lebih bermutu dengan berbasis teknologi informasi. 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatan yang berdaya saing. 4. Meningkatkan peran serta masyarakat, dan sektor swasta dalam pembangunan kesehatan. 5. Melaksanakan program promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif, pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle). 2.2. PERJANJIAN KINERJA Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan tahun 2017 yang disusun, berdasar pada Rencana Strategis (Renstra) 2016 2021, Perjanjian Kinerja merupakan dokumen pelaksanaan dari sasaran dan indikator yang tertuang dalam RPJMD, Renstra OPD, ditindaklanjuti dengan RKT (Rencana Kinerja Tahunan), dibiayai dengan Anggaran yang tertuang dalam DPA OPD. Sehingga dokumen Perjanjian Kinerja adalah dokumen rencana Kinerja Tahunan yang telah tertuang dalam DPA OPD. Berikut Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2017 sebagaimana tertuang dalam dokumen Perjanjian Kinerja (perubahan) Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2017 : Tabel. 2.1 Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan 2017 No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Melaksanakan program promotif, preventif, kuratif Penurunan AKB 9 per 1000 kh dan rehabilitatif pada Penurunan AKI 21 Kasus semua kontinum siklus kehidupan (life cycle) Cakupan kunjungan bayi 82 % Cakupan pelayanan anak balita 92 % Penurunan Kematian Balita 11.4 per 1000 kh Persentase puskesmas melaksanakan pelayanan Lansia Persentase Balita kurus yang mendapat makanan tambahan Persentase orang dilakukan test HIV dan menerima hasil dari kelompok resiko 100 % 80 % 10 % 7

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 Angka keberhasilan > 85 % pengobatan TB paru yg terkonfirmasi > 85% Angka kesakitan DBD (Insiden rate/ir) 50 per 100,000 Angka Kematian DBD (CFR) Penemuan kasus pes pada manusia Persentase desa/kel. Yang melaksanakan kegiatan Posbindu PTM 1.8 % dr jml penderita 0 orang 20 % Cakupan Desa UCI 100 % Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (bayi) Cakupan SPM di Puskesmas (upaya kesehatan masyarakat) 95 % 100 % 2 Melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien Cakupan rawat jalan (pusk) 15 % Cakupan Rawat inap (pusk) 2 % Cakupan respon aduan kegawatdaruratan kesehatan yang ditangani Jumlah puskesmas terakreditasi Cakupan SPM di Puskesmas (Upaya kesehatan perorangan) Persentase Ketersediaan Obat dan perbekalan kesehatan Proporsi Pembinaan dan Pengawasan Pelayanan Kefarmasian Proporsi Pembinaan dan Pengawasan Produksi, Makanan, dan Minuman 90 % 2 Pusk 100 % 90 % 25 % 25 % 8

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 Cakupan kepesertaan 39 % jaminan kesehatan nasional bagi masyarakat /penduduk miskin Jumlah Puskesmas 1 pusk Memenuhi Standar Permenkes 3 Meningkatkan peran serta masyarakat dan sektor Cakupan Desa /Kelurahan Siaga Aktif Mandiri 66 Desa swasta dalam pembangunan kesehatan Proporsi Rumah Tangga Sehat 71 % Cakupan Posyandu Mandiri 20 % 4 Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatan yang berdaya saing 5 Melaksanakan pelayanan publik yang lebih bermutu dengan berbasis teknologi informasi Cakupan Desa STBM 75 Desa Proporsi Rumah Tangga Akses Jamban Sehat Jumlah dokter dan tenaga kesehatan dikirim pelatihan Sumber data : dokumen Tapkin Perubahan Dinkes 2017 95 % 10 orang rasio dokter 15 per 100.000 penduduk rasio dokter gigi 5 per 100.000 penduduk rasio perawat 91 per 100.000 penduduk rasio bidan 57 pr 100.000 penduduk Persentase puskesmas 20 % melaksanakan simpus terintegrasi Pada bab III selanjutnya akan dilakukan pengukuran kinerja, dengan dasar Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan Dinas Kesehatan seperti tersebut diatas, serta capaian indikator yang tertuang dalam Renstra Dinas Kesehatan tahun 2016-2021 yang program dan kegiatannya dilaksanakan pada tahun 2017. 9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan merupakan wujud kewajiban Dinas Kesehatan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kinerja tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. 3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Mengukur kinerja adalah menghitung kuantitas/kualitas keluaran (output) dan atau hasil ( outcome) kegiatan/program yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya (tahun 2017). Indikator keluaran ( output) dan atau hasil (outcome) yang diukur berdasar indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja (tahun 2017). Sesuai ketentuan, Indikator Kinerja SKPD minimal meliputi keluaran (output), sehingga pengukuran kinerja Dinas Kesehatan dapat berupa keluaran (output) dan hasil (outcome) sesuai dokumen Penetapan Kinerja. a. Keluaran ( Output) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan (input) yang digunakan. b. Hasil ( outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran ( output) kegiatan. Hasil ( outcome) merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan harapan masyarakat dan peningkatan investasi derajat kesehatan. Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi dengan target pada Dokumen Perjanjian Kinerja. Pada tahun anggaran 2017, Dinas Kesehatan telah melaksanakan berbagai program/kegiatan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Penilaian capaian kinerja menggunakan rumus : 1. Data Positif apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin tinginya kinerja atau semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja menggunakan rumus : 2. Data Negatif apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja (semakin jeleknya suatu kondisi) atau 10

semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin tingginya kinerja menggunakan rumus : Penilaian capaian kinerja menggunakan menjadi 4 (empat) skala pengukuran dengan kategori sebagai berikut : a. Lebih dari 100 % = Sangat Baik b. 76% sampai 100% = Baik c. 56% sampai 75 % = Cukup d. Kurang dari 55 % = Kurang Kinerja Dinas Kesehatan tahun 2017 tercermin dalam pencapaian sasaran-sasaran yang dilaksanakan melalui berbagai program dan kegiatan. Dalam usaha mencapai sasaran tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali menjabarkan dalam 18 program dan 50 kegiatan, dengan 5 sasaran dengan 97 indikator renstra dan didalamnya 41 indikator sesuai dengan Perjanjian Kinerja. 1. Sasaran 1: Melaksanakan program promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle) Tabel 3.1. Sasaran 1 : Capaian Program Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif pada Semua Kontinum Siklus Kehidupan (life cycle) No Indikator Kinerja Satuan Target Tahun 2017 1 Penurunan AKB Per 1000 8,6 9,4 90,7 kelahiran hidup 2 Penurunan AKI Kasus 21 16 123,8 3 Cakupan Kunjungan Bayi % 82 99,4 121,2 4 Cakupan ibu hamil K4 % 92 94,4 102,6 5 Cakupan pertolongan persalinan Nakes % 98 99,9 101,9 6 Cakupan KN Lengkap % 98 99,3 101.3 7 Cakupan Neonatal Komplikasi yang % 100 99,7 99,7 ditangani 8 Cakupan Pelayanan Nifas % 99 99,8 100,8 9 Cakupan Peserta KB Aktif % 87 76,8 88,3 10 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil % 100 94,4 94,4 11 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin % 100 99,73 99,7 12 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir % 100 99,3 99,3 13 Cakupan penjaringan kesehatan siswa sd % 100 78,6 78,6 Realisasi Capaian 11

No Indikator Kinerja Satuan dan sederajat Target Tahun 2017 14 Cakupan pelayanan anak balita % 92 85,97 93.4 15 Pelayanan kesehatan balita % 100 85,48 85,5 16 Cakupan deteksi dini anak balita dan pra % 87 84,07 96,6 sekolah 17 Penurunan Kematian Balita Per 1000 11,4 11 103,6 kh 18 Cakupan pelayanan kesehatan remaja % 75 75 100 19 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar Realisasi Capaian % 100 85,51 85.51 20 Prosentase puskesmas melaksanakan % 100 100 100 pelayanan lansia 21 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut % 100 72,39 72.4 22 Persentase Balita Kurus Mendapatkan Makanan Tambahan % 80 100 125 23 Persentase Ibu Hamil KEK Mendapatkan % 50 100 200 Makanan Tambahan 24 Cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe % 90 93,1 103,4 25 Cakupan Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan Mendapatkan ASI Eksklusif % 50 57,5 115 26 Cakupan Bayi Baru Lahir Mendapatkan % 30 39,05 130,2 Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 27 Cakupan Remaja Puteri Mendapat TTD % 10 33,23 332,3 28 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 29 Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S) 30 Cakupan rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium % 100 100 100 % 85 86,02 101,2 % 90 96,14 106,8 31 Cakupan pemberian vit A pada balita (6 - % 95 99,89 105,1 59) bulan 32 Cakupan Ibu nifas mendapatkan Vitamin A % 90 99,9 111 33 Prosentase orang dilakukan test HIV dan menerima hasil dari kelompok resiko % 10 100 100 34 Prosentase ODHA yang mendapatkan ART % 45 100 100 35 Prosentase Penemuan Penderita TB paru BTA positif % 30 41 136,7 36 Angka keberhasilan pengobatan TB paru yg terkonfirmasi % >85 98,6 116 37 Prosentase penderita Kusta diberi pengobatan lengkap (RFT) % 85 100 117,6 38 Pelayanan Kesehatan orang dengan TB % 100 100 100 39 Pelayanan Kesehatan orang dengan resiko terinfeksi HIV % 100 100 100 40 Angka kesakitan DBD (Insiden rate/ir) Per 100.000 50 10 178 pndduk 41 Angka Kematian DBD (CFR) % dari 1,8 1 144 12

No Indikator Kinerja Satuan Target Tahun 2017 jumlah pasien 42 Angka Bebas Jentik (ABJ) % 96 96 100 43 Penderita DBD ditangani % 100 100 100 44 Penemuan kasus pes pada manusia Kasus 0 0 100 45 Persentase desa/kel. yang melaksanakan kegiatan Posbindu PTM % 20 21 105 46 Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus % 100 100 100 47 Pelayanan kesehatan penderita Hipertensi % 100 100 100 48 Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat Realisasi Capaian % 100 100 100 49 Cakupan Desa / Kelurahan KLB yang dilakukan penyelidikan Epidemiologi<24 % 100 100 100 jam 50 Prosentase sinyal kewaspadaan dini KLB yang direspon % 80 100 125 51 Cakupan Penemuan Penderita AFP Per 100.000 anak 2 2,7 135 usia<15 tahun 52 Cakupan Desa UCI % 100 100 100 53 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (bayi) % 95 111 116,8 54 Cakupan SPM di Puskesmas (upaya % 100 100 100 kesehatan masyarakat) RATA-RATA CAPAIAN 130.7 Sumber Data: laporan akhir tahun Bidang Pelayanan Kesehatan dan Bidang Pencegahan dan Penanggulangan penyakit dan Penyehatan Lingkungan Sasaran ini dilaksanakan dalam 4 (empat) program, dan 13 (tiga belas) kegiatan yaitu: Upaya Kesehatan Masyarakat dengan 2 (dua) kegiatan; Peningkatan pelayanan kesehatan keluarga dengan 5 (lima) kegiatan Pencegahan dan penanggulangan penyakit dengan 5 (lima) kegiatan; Pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan 1 (satu) kegiatan. Informasi realisasi kinerja meliputi 54 (lima puluh empat) indikator kinerja yang secara rinci sebagaimana tabel 3.1 di atas. Capaian kinerja rata-rata 130.7% sehingga tingkat keberhasilan dikategorikan sangat baik; Ada 1 (satu) indikator yang kategorinya cukup, yaitu Pelayanan kesehatan pada usia lanjut dengan capaian 72.4. Terdapat 27 (dua puluh tujuh) indikator yang cakupan kinerjanya lebih dari 100%, sedangkan sisanya dalam kategori baik sebanyak 26 (dua puluh lima) indikator. 13

a. Evaluasi per Indikator Kinerja 1. Penurunan AKB a) Target kinerja pada indikator ini sebesar 8,6/1000 kh realisasi 9,4/1.000 kh, sehingga capaian kinerja 91,4%. Jumlah kematian bayi tahun 2017 terdapat 135 kasus (91,4/1000 kelahiran hidup), yang terdiri dari kematian neonatal 113 kasus dan kematian post neonatal 22 kasus. Dimana penyebab kematian neonatal (0-28 hari) tertinggi adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah (BBLR) 54 kasus, kel ainan bawaan sebanyak 22 kasus, asfiksia 18 kasus, Sepsis (Infeksi) ada 6 kasus, dan disebabkan oleh lain-lain sebanyak 6 kasus. Kematian usia 29 hari-11 bulan penyebabnya adalah pneumonia 5 kasus, kelainan saluran cerna 2 kasus,kelainan syaraf 1 kasus, lain- lain 17 kasus. Penyebab tingginya kematian BBLR karena masih banyaknya ibu hamil anemi dan KEK sehingga melahirkan bayi BBLR. b) Solusi untuk mencegah terjadinya BBLR adalah dengan pencegahan dan penanganan ibu hamil anemi serta perbaikan gizi sebelum dan selama hamil sehingga anemi dan KEK bisa dicegah. c) Kegiatan ini mendapat dukungan dari dana Jampersal (DAK non fisik), yang digunakan untuk : - sewa dan operasional Rumah Tunggu Kelahiran di 7 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Karanggede, Kecamatan Andong, Kecamatan Juwangi, Kecamatan Selo, Kecamatan Simo, Kecamatan Musuk, dan Kecamatan Boyolali. - Perawatan ibu hamil, bersalin dan BBL 2. Penurunan AKI Target indikator ini 21 kasus kematian, terealisasi 16 kasus, dengan capaian 131%, tingginya angka kematian ibu disebabkan karena deteksi dini terhadap kasus yang ada, kurang maksimal sehingga mengakibatkan keterlambatan penanganan, juga karena sistem rujukan yang belum maksimal, sebagian rujukan belum bisa langsung ke PONEK karena jarak tempuh dan keterbatasan jumlah tempat tidur di RS PONEK. Tahun 2015 terjadi peningkatan yang cukup signifikan menjadi 21 kasus kematian ibu di tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 16 kasus dan di tahun 2017 tidak ada penurunan kematian ibu yaitu 16 kasus dari target 21 kasus. Penyebab Kematian Ibu dari tahun ke tahun masih didominasi oleh Preeklampsi/Eklampsi (Hipertensi dalam kehamilan) sebanyak 5 kasus. Urutan kedua penyebab kematian ibu adalah karena penyebab penyakit jantung 5 kasus. Urutan ke 3 disebabkan oleh infeksi sebanyak 2 kasus, urutan ke 4 disebabkan oleh perdarahan sebanyak 2 kasus, dan terakhir disebabkan oleh emboli air ketuban sebanyak 1 kasus dan SJS (sindrom steven johnson) 1 kasus. 3. Cakupan kunjungan bayi a) Target indikator cakupan kunjungan bayi tahun 2017 sebesar 82 %, dan capaian sebesar 99,4 %. Pelayanan kesehatan bayi sudah di atas target. 14

Namun ada sebagian bayi yang sudah jarang datang ke posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang disebabkan oleh rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya kesehatan bayi. b) Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Keberhasilan dalam integrasi program dan kegiatan lain terkait Promosi Kesehatan dan pemberdayaan Masyarakat sehingga ada dukungan dari lintas sektor dan masyarakat. c) Analisis Program Kegiatan penunjang keberhasilan Indikator AKI, AKB, Kunjungan Bayi tersebut dilaksanakan dengan Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Keluarga dengan kegiatan : 1) Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi dengan sebesar Rp 172.766.000, dengan realisasi sebesar Rp. 169.893.397 2) Peningkatan Pelayanan Persalinan (Jampersal) dengan besar anggaran Rp. 2.060.189.000, dengan realisasi Rp. 1.656.865.751, yang digunakan untuk : sewa dan operasional Rumah Tunggu Kelahiran di 7 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Karanggede, Kecamatan Andong, Kecamatan Juwangi, Kecamatan Selo, Kecamatan Simo, Kecamatan Musuk, dan Kecamatan Boyolali. Pembiayaan pelayanan Rujukan dan perawatan ibu hamil, ibu bersalin dan Bayi Baru Lahir. 3) Program Upaya Kesehatan Masyarakat di 29 Puskesmas yang didanai dari anggaran BOK APBN, Bentuk kegiatan yang dilaksanakan antara lain berupa kelas ibu hamil, pelacakan kasus kematian, posyandu bayi dan ibu hamil yang kesemuanya dilaksanakan di tingkat Puskesmas atau desa, agar semakin mudah jangkauan masyarakat. 4. Cakupan Ibu Hamil K4 Indikator kinerja cakupan pelayanan Ibu Hamil K4 ini sama dengan indikator kinerja no 10 yaitu indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil. Target pada indikator kinerja ini 92 realisasi 94,4 dan capaian 102,6 sehingga sudah memenuhi target. Keberhasilan pada indikator ini dikarenakan pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil sudah dilakukan sesuai dengan standart Yaitu setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4x selama kehamilan dengan ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama,minimal 1x pada triwulan kedua,dan minimal 2x pada triwulan ketiga. Melakukan pengadaan program SMS Bunda,pelacakan kematian,pertemuan evaluasi program KIA yang didanai dari APBD Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2017, sebesar Rp 172.766.000, dengan realisasi sebesar Rp. 169.893.397. Melakukan kegiatan Peningkatan Pelayanan Persalinan (Jampersal) Kegiatan ini mendapat dukungan dari dana Jampersal (DAK non fisik), yang digunakan untuk Sewa dan operasional Rumah Tunggu Kelahiran di 7 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Karanggede, Kecamatan Andong, 15

Kecamatan Juwangi, Kecamatan Selo, Kecamatan Simo, Kecamatan Musuk, dan Kecamatan Boyolali. Dukungan management Rujukan Perawatan ibu hamil, bersalin dan BBL. 5. Cakupan pertolongan Persalinan Nakes a) Target indikator kinerja ini 98 % realisasi 99,9 %dan capaian 101,9% sehingga sudah mencapai target.keberhasilan indikator kinerja ini dikarenakan dari 14312 ibu bersalin,14294 ditolong oleh tenaga kesehatan yang memiliki kopetensi kebidanan. b) Analisis efisiensi penggunaan sumber daya. Keberhasiln indikator ini juga didukung oleh pengadaan program SMS Bunda, pelacakan kematian, pertemuan evaluasi program KIA yang didanai dari APBD Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2017, sebesar Rp 172.766.000, dengan realisasi sebesar Rp. 169.893.397 kegiatan Peningkatan Pelayanan Persalinan (Jampersal). Kegiatan ini mendapat dukungan dari dana Jampersal (DAK non fisik), yang digunakan untuk Sewa dan operasional Rumah Tunggu Kelahiran di 7 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Karanggede, Kecamatan Andong, Kecamatan Juwangi, Kecamatan Selo, Kecamatan Simo, Kecamatan Musuk, dan Kecamatan Boyolali. Dukungan management Rujukan Perawatan ibu hamil, bersalin dan BBL 6. Cakupan KN Lengkap a) Indikator Cakupan KN Lengkap ini sama dengan indikator no 12 Indikator Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir.Target Indikator Cakupan KN Lengkap 98%,realisasi 99,3% dan capaian 101,3% Keberhasilan capaian indikator ini karena pelayanan kesehatan sesuai standart yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus yaitu selama periode 0 sampai usia 28 hari setelah lahir.pelayanan kesehatan sedikitnya diberikan 3x baik di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah.kunjungan neonatal 1 (KN1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir,kunjungan neonatal ke 2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3 sampai hari ke 7 setelah lahir dan kunjungan ke 3 ( KN 3/KN Lengkap) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai hai ke 28 setelah lahir. b) Analisis efisiensi penggunaan sumber daya. Keberhasilan indikator cakupan KN Lengkap juga didukung oleh pengadaan program SMS Bunda,pelacakan kematian,pertemuan evaluasi program KIA yang didanai dari APBD Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2017, sebesar Rp 172.766.000, dengan realisasi sebesar Rp. 169.893.397 kegiatan Peningkatan Pelayanan Persalinan (Jampersal). Kegiatan ini mendapat dukungan dari dana Jampersal (DAK non fisik), yang digunakan untuk: 16

Sewa dan operasional Rumah Tunggu Kelahiran di 7 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Karanggede, Kecamatan Andong, Kecamatan Juwangi, Kecamatan Selo, Kecamatan Simo, Kecamatan Musuk, dan Kecamatan Boyolali. Dukungan management Rujukan Perawatan ibu hamil, bersalin dan BBL 7. Cakupan Neonatal Komplikasi Yang ditangani a) Pelayanan Neonatus dengan Komplikasi adalah penanganan neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan kecacatan dan kematian. Target indikator Cakupan Neonatus Komplikasi yang ditangani 100%, realisasi 99,7 dan cakupan 99,7%, indikator ini belum mencapai target.hal ini dikarenakan ada 1 neonatal komplikasi yang lahir dirumah tanpa penolong dan sebelum meninggal belum sempat mendapatkan pelayanan neonatal komplikasi. Agar semua neonatal komplikasi mendapat pelayanan neonatal komplikasi diharapkan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan dan di fasilitas pelayanan kesehatan. b) Analisis efisiensi penggunaan sumber daya. Dalam pelayanan kesehatan neonatus didukung oleh pengadaan program SMS Bunda, pelacakan kematian, pertemuan evaluasi program KIA yang didanai dari APBD Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2017, sebesar Rp 172.766.000, dengan realisasi sebesar Rp. 169.893.397 kegiatan Peningkatan Pelayanan Persalinan (Jampersal). Kegiatan ini mendapat dukungan dari dana Jampersal (DAK non fisik), yang digunakan untuk Sewa dan operasional Rumah Tunggu Kelahiran di 7 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Karanggede, Kecamatan Andong, Kecamatan Juwangi, Kecamatan Selo, Kecamatan Simo, Kecamatan Musuk, dan Kecamatan Boyolali. Dukungan management Rujukan Perawatan ibu hamil, bersalin dan BBL 8. Cakupan Pelayanan Nifas a) Indikator cakupan pelayanan nifas ini sama dengan indikator kinerja no 11 yaitu Indikator kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin, Target indikator kinerja Cakupan Pelayanan Nifas 99%,realisasi 99,8 dan capaian 100,8%, indikator ini sudah mencapai target. Keberhasilan indikator kinerja ini dikarenakan adanya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibupada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin telah dilakukan sesuai dengan standart.pelayanan kesehatan nifas dilakukan minimal 3x dengan distribusi waktu 6 jam -3 hari, 8-14 hari dan 36-42 hari setelah bersalin. 17

b) Analisis efisiensi penggunaan sumber daya. Dalam pelayanan kesehatan nifas didukung oleh pengadaan program SMS Bunda, pelacakan kematian,pertemuan evaluasi program KIA yang didanai dari APBD Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2017, sebesar Rp 172.766.000, dengan realisasi sebesar Rp. 169.893.397, kegiatan Peningkatan Pelayanan Persalinan (Jampersal) Kegiatan ini mendapat dukungan dari dana Jampersal (DAK non fisik), yang digunakan untuk: Sewa dan operasional Rumah Tunggu Kelahiran di 7 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Karanggede, Kecamatan Andong, Kecamatan Juwangi, Kecamatan Selo, Kecamatan Simo, Kecamatan Musuk, dan Kecamatan Boyolali. Dukungan management Rujukan Perawatan ibu hamil, bersalin dan BBL 9. Cakupan KB Aktif. Target indikator kinerja ini 87%, realisasi 76,8% dan capaian 88,3% sudah mencapai target. Keberhasilan indikator ini didukung oleh program KB pasca salin dan kesadaran masyarakat akan manfaat dan pentingnya berkb. 10.Cakupan Pelayanan kesehatan ibu hamil Target indikator tahun 2017 100 % realisasi 94,4 % dan capaiannya sebesar 94,4%masih dibawah target. Hal ini disebabkan, ada sebagian ibu hamil mengalami abortus, partus imaturus, partus prematurus, dan sebagian sasaran ibu hamil ditahun 2017 belum waktunya untuk mendapatkan pelayanan K4 di tahun 2017. 11.Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin Indikator ini juga merupakan indikator SPM, pada tahun 2017, dari target 100%, realisasi 99,73 dan capaian sebesar 99,73 %capaian masih dibawah target dikarenakan masih ada ibu bersalin yang ditolong oleh dukun bayi. 12.Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir. Indikator pelayanan kesehatan bayi baru lahir target tahun 2017 100%, realisasi 99,3% dan capaian 99,3% sehingga masih dibawah target. Hal ini disebabkan karena adanya bayi lahir hidup yang meninggal dan belum sempat mendapatkan pelayanan kesehatan (manajemen terpadu bayi muda dan KN 1) Pada tahun 2017 indikator ini juga didukung oleh kegiatan Peningkatan Pelayanan persalinan (Jampersal). Analisis efisiensi penggunaan sumber daya pada Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Indikator tersebut terutama dilaksanakan dengan : - Melakukan pengadaan program SMS Bunda, pelacakan kematian,pertemuan evaluasi program KIA yang didanai dari 18

APBD Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2017, sebesar Rp 172.766.000, dengan realisasi sebesar Rp. 169.893.397 - Melakukan program Upaya Kesehatan Masyarakat di 29 Puskesmas yang didanai dari anggaran BOK APBN. - Melakukan kegiatan Peningkatan Pelayanan Persalinan (Jampersal) Kegiatan ini mendapat dukungan dari dana Jampersal (DAK non fisik), yang digunakan untuk : - Sewa dan operasional Rumah Tunggu Kelahiran di 7 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Karanggede, Kecamatan Andong, Kecamatan Juwangi, Kecamatan Selo, Kecamatan Simo, Kecamatan Musuk, dan Kecamatan Boyolali. - Dukungan management - Rujukan - Perawatan ibu hamil, - bersalin dan BBL. 12 indikator di atas, dilaksanakan dengan Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Keluarga, dengan 2 kegiatan yaitu Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi, dan Peningkatan Pelayanan Persalinan (Jampersal), serta didukung dengan Anggaran Bantuan Operasional Kesehatan di 29 Puskesmas. Tabel 3.1.1 Realiasasi Anggaran Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Serta Pelayanan Persalinan Program Kegiatan Anggaran Realisasi 1 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Keluarga Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi Peningkatan Pelayanan Persalinan (Jampersal) 172.766.000 169.893.397 2.060.189.000 1.656.865.751 13.Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Sederajat Target indikator tahun 2017 sebesar 100 %, realisasi 53,43 %, sehingga indikator ini belum tercapai dan belum memenuhi target kinerja, hal ini disebabkan oleh hal-hal tersebut dibawah ini : - Kalender pendidikan tidak sama dengan tahun anggaran, dimana penjaringan baru bisa dilaksanakan setelah bulan Juni / pertengahan tahun anggaran dan Pelayanan Penjaringan masih dalam proses setelah evaluasi kinerja akhir tahun pada bulan Desember - Dalam waktu 6 bulan, petugas dan Tim Pelaksana UKS juga bersamaan melaksanakan program MR Campak pada bulan Agustus dan September - Pada bulan Oktober dan Nopember melaksanakan BIAS, sedangkan Penjaringan tidak bisa dilaksanakan secara terpadu oleh karena sasaran Penjaringan mesti dilaksanakan secara lintas program sehingga tidak cukup waktu untuk melayani sasaran 19

- Sasaran membutuhkan waktu 3-5 bulan untuk bisa dilayani dengan capaian target 100 % 14.Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita a) Indikator Cakupan Pelayanan Anak Balita sama dengan indikator kinerja no 3 yaitu pelayanan kesehatan balita. Target indikator Cakupan Pelayanan Anak Balita 92%,realisasi 85,97 dan capaian 93,44% sudah mencapai target. Keberhasilan indikator ini didukung oleh pelayanan kesehatan kepada anak balita sudah sesuai standart dimana setiap anak balita (12-59 bulan ) mendapatkan pemantauan pertumbuhan minimal 8x dalam setahun,pemantauan perkembangan minimal 2x dan pemberian vitamin A 2X dalam 1 tahun. b) Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Indikator ini dilaksanakan dengan : Melakukan koordinasi dengan pemegang program UKS dan KRR melalui pertemuan terpadu dan monev pemegang program yang didanai dari APBD Kabupaten Boyolali, sebesar Rp 4.200.000.00 dengan realisasi sebesar Rp 4.200.000.00 c) Analisis Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan - Melakukan program Upaya Kesehatan Masyarakat di 29 Puskesmas yang didanai dari anggaran BOK APBN. 15. Cakupan Deteksi Dini Anak Balita dan Pra Sekolah. Target indikator ini 87% realisasi 84,07 dan cakupan 96,6%, indikator ini sudah memenuhi target. Keberhasilan indikator kenerja ini didukung adanya pelaksanaan deteksi tumbuh kembang balita dan anak prasekolah sesuai standart minimal 2x dalam satu tahun Indikator ini dilaksanakan dengan : Melakukan koordinasi dengan pemegang program UKS dan KRR melalui pertemuan terpadu dan monev pemegang program yang didanai dari APBD Kabupaten Boyolali, sebesar Rp 4.200.000.00 dengan realisasi sebesar Rp 4.200.000.00 Analisis Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan - Melakukan program Upaya Kesehatan Masyarakat di 29 Puskesmas yang didanai dari anggaran BOK APBN. 16. Penurunan Kematian Balita. a) Target indikator kinerja ini 11,4 realisasi 11 dan cakupan 103,6. Di tahun 2017 kematian balita (usia 0-5 th ) sebanyak 158 balita, yang terdiri dari kematian bayi (0-12 bln) 135 kasus, kematian anak balita (12-60 bl) sebanyak 23 kasus. Tingginya kematian anak balita ini dikarenakan deteksi dini penyakit balita kurang maksimal sehingga penanganan juga terlambat. Untuk mengatasi masalah ini deteksi dini terhadap penyakit anak balita harus sedini mungkin sehingga mendapat penanganan yang cepat dan tepat. b) Analisis Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan 20

Melakukan program Upaya Kesehatan Masyarakat di 29 Puskesmas yang didanai dari anggaran BOK APBN. Indikator ini dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan pemegang program UKS dan KRR melalui pertemuan terpadu dan monev pemegang program yang didanai dari APBD Kabupaten Boyolali, sebesar Rp 4.200.000.00 dengan realisasi sebesar Rp 4.200.000.00 17. Cakupan Pelayanan Kesehatan Remaja. a) Target indikator pelayanan kesehatan remaja 75% realisasi 75% dan cakupan 100%.Indikator kinerja ini telah mencapai target. Keberhasilan indikator ini dikarenakan adanya pelayanan kesehatan terhadap remaja yang telah maksimal yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada remaja baik di sekolah sekolah atau dikelompok remaja dan pemberian tablet besi kepada remaja putri untuk mencegah anemi dan kekurangan gizi. b) Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Indikator ini dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan pemegang program UKS dan KRR melalui pertemuan terpadu dan monev pemegang program yang didanai dari APBD Kabupaten Boyolali, sebesar Rp 4.200.000.00 dengan realisasi sebesar Rp 4.200.000.00 c) Analisis Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan Melakukan program Upaya Kesehatan Masyarakat di 29 Puskesmas yang didanai dari anggaran BOK APBN. 18.Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar a) Target indikator kinerja ini 100%, dengan realisasi 85,51 dan capaian 85,51% masih belum mencapai target. indikator ini belum tercapai dan belum memenuhi target kinerja, hal ini disebabkan oleh hal-hal tersebut dibawah ini : Kalender pendidikan tidak sama dengan tahun anggaran, dimana penjaringan baru bisa dilaksanakan setelah bulan Juni/pertengahan tahun anggaran dan Pelayanan Penjaringan masih dalam proses setelah evaluasi kinerja akhir tahun pada bulan Desember. Dalam waktu 6 bulan, petugas dan Tim Pelaksana UKS juga bersamaan melaksanakan program MR Campak pada bulan Agustus dan September. Pada bulan Oktober dan Nopember melaksanakan BIAS, sedangkan Penjaringan tidak bisa dilaksanakan secara terpadu oleh karena sasaran Penjaringan mesti dilaksanakan secara lintas program sehingga tidak cukup waktu untuk melayani sasaran Sasaran membutuhkan waktu 3-5 bulan untuk bisa dilayani dengan capaian target 100 % 6 indikator diatas, dilaksanakan dengan Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Keluarga, dengan 1 kegiatan yaitu Peningkatan Pelayanan Kesehatan Balita, Anak Sekolah Dan Remaja, serta didukung dengan Anggaran Bantuan Operasional Kesehatan di 29 Puskesmas. 21