I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan Agroindustri Kelapa Sawit di Indonesia saat ini telah menunjukkan perkembangan yang sangat cepat. Pada tahun 2008, Indonesia telah menjadi produsen minyak kelapa sawit (crude palm oil) terbesar di dunia dengan produksi 16.900.000 ton. Produksi tersebut setara dengan 33,18% produksi dunia (www.faostat.fao.org, 2010). Pada tahun 2008, konsumsi minyak kelapa sawit dunia (crude palm oil) sebesar 42.380.000 ton meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 37.900.000 ton, konsumsi di atas setara dengan 8,34% konsumsi minyak dunia (Oil World, 2009). Perkembangan di atas dipengaruhi oleh terbukanya pasar minyak nabati dunia. Hal ini berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan minyak kelapa sawit. Permintaan akan minyak kelapa sawit dunia pada tahun 2010 diperkirakan meningkat sebesar 6.2% menjadi 46.800.000 ton di akhir September ini (www.businessweek.com, 2010). Hal ini membawa dampak positif terhadap perekonomian nasional, perusahaan pelaku bisnis kelapa sawit dan juga kesejahteraan karyawan dan masyarakat petani kelapa sawit. Oleh karena itu, agroindustri kelapa sawit memegang peranan penting pada perekonomian dan dapat menjadi keunggulan kompetitif Indonesia. Prestasi Indonesia sebagai produsen CPO tertinggi di dunia, harus dipertahankan oleh seluruh pelaku agroindustri kelapa sawit. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan (2009), sampai dengan akhir tahun 2009 luasan perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah 7.322.000 hektar dengan komposisi, lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 1. 1
Tabel 1. Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia Tahun Perkebunan Rakyat (PR) Perkebunan Besar Negara (PBN) Luas Areal (Ha) Perkebunan Besar Swasta (PBS) Nasional 1980 6.000 200.000 84.000 290.000 1990 292.000 372.000 463.000 1.127.000 2000 1.167.000 588.000 2.403.000 4.158.000 2007 2.752.000 606.000 3.409.000 6.767.000 2008 2.903.000 608.000 3.409.000 7.008.000 2009* 3.204.000 617.000 3.501.000 7.322.000 Keterangan : * Perkiraan Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 2009 Berdasarkan komposisi tersebut, perusahaan swasta adalah pelaku agroindustri kelapa sawit dengan komposisi terbesar yang dapat meningkatkan produktifitas dan mempertahankannya dengan upaya secara terstruktur. Tujuannya adalah agar produksi dapat dicapai secara optimal dan berkelanjutan. Upaya berkelanjutan, juga dimaksudkan agar perusahaan tidak mengejar keuntungan dalam waktu singkat, melainkan juga secara terencana, dengan memperhatikan seluruh aspek secara menyeluruh. Oleh karena itu, diperlukan sebuah perangkat pengukuran kinerja perusahaan perkebunan yang tepat, yaitu pengukuran kinerja yang tidak hanya dilakukan berdasarkan ukuran pencapaian aspek keuangan, melainkan juga memperhatikan aspek-aspek non keuangan, yang sebenarnya berpengaruh terhadap aspek keuangan perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. Perangkat pengukuran kinerja tersebut, diharapkan juga merupakan penterjemahan visi dan misi perusahaan. Sebagaimana perusahaan-perusahaan pada umumnya, perusahaan agribisnis kelapa sawit menggunakan pengukuran kinerja berdasarkan aspek keuangan. Kinerja operasional juga dilakukan berdasarkan ukuran produktifitas 2
dan efisiensi biaya, yang belum terintegrasi dengan visi dan misi perusahaan. Balanced scorecard adalah salah satu alat untuk mengukur kinerja perusahaan, yang sistematis dan terintegrasi, sehingga dimensi pengukuran dapat dilakukan secara lebih lengkap. Dalam balanced scorecard, pengukuran kinerja meliputi empat perspektif, yaitu: (1) perspektif keuangan; (2) perspektif pelanggan; (3) perspektif proses bisnis internal dan (4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan dan Norton, 2000). Pengukuran kinerja merupakan aktifitas yang penting bagi perusahaan. Demikian juga halnya untuk perusahaan perkebunan, karena merupakan investasi jangka panjang. Penanaman modal yang dilakukan pada tahun ini, hasilnya tidak dapat kembali pada tahun anggaran yang sama, oleh karena itu pengukuran kinerja harus dilakukan secara tepat dan berkesinambungan. Pengukuran kinerja di tingkat organisasi juga diharapkan merupakan acuan untuk dapat melakukan pengukuran kinerja di unit-unit usaha secara terintegrasi, yang pada akhirnya akan dapat berhubungan secara langsung dengan penilaian kinerja karyawan. Dengan Balanced Scorecard, maka akan dapat ditetapkan terlebih dahulu Key Performance Indicator atau Indikator Kinerja Utama yang mencakup empat perspektif tersebut di atas, yang pada akhirnya dapat digunakan untuk mengkaji produktifitas dan kinerja. PT Bumitama Gunajaya Agro adalah perusahaan agribisnis yang mengelola perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit. Saat ini PT Bumitama Gunajaya Agro beroperasi di empat provinsi yakni Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Luas perkebunan PT Bumitama Gunajaya Agro sampai dengan saat ini adalah 96.000 ha, yang terbagi 3
menjadi 33 unit perkebunan kelapa sawit dan empat pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas 255 ton/jam. PT Bumitama Gunajaya Agro memiliki visi Menjadi Perusahaan Berkelas Dunia, sedangkan misi perusahaan adalah; (1) memberikan keuntungan bagi pemegang saham (shareholder); (2) memberikan manfaat dan mutu kehidupan yang lebih baik bagi karyawan dan pemangku kepentingan (stakeholders) dan (3) memberikan sumbang sih bagi bangsa dan negara Indonesia. Untuk mencapai visi dan misi inilah, maka PT Bumitama Gunajaya Agro bermaksud menetapkan pengukuran kinerja perusahaan dengan metode Balanced Scorecard, sehingga diharapkan dapat menjadi acuan mengukur produktifitas dan kinerja perusahaan. Selain itu akan menjadi dasar pengukuran kinerja unit-unit usaha secara terintegrasi dengan penilaian kinerja karyawan. 1.2 Rumusan Masalah PT Bumitama Gunajaya Agro pada saat ini melakukan pengukuran kinerja dari parameter analisis keuangan. Pengukuran kinerja unit usaha dilakukan berdasarkan ukuran-ukuran kinerja operasional yang belum terintegrasi secara terstruktur dengan Visi dan Misi perusahaan. Visi dan Misi perusahaan telah ditetapkan, namun demikian sebagai sebuah pernyataan (company statement) perlu diturunkan menjadi strategi perusahaan dan identifikasi faktor penentu kesuksesan. Yang lebih penting lagi adalah diperlukan sebuah rancangan perangkat dan metodologi untuk mengukur kinerja perusahaan yang komprehensif. Perangkat tersebut diharapkan tercermin dalam indikator-indikator yang ditetapkan sehingga dapat bermanfaat untuk 4
kepentingan perusahaan dalam rangka mempertahankan produktifitas secara berkelanjutan. PT Bumitama Gunajaya Agro juga berencana mengintegrasikan rancangan indikator kinerja perusahaan ini dengan penilaian kinerja karyawan sebagai tindak lanjut. Dengan demikian, karyawan diharapkan dapat lebih termotivasi untuk meningkatkan produktifitasnya. Balanced Scorecard adalah alat manajemen (management tool) yang digunakan untuk menerjemahkan visi, misi, dan strategi organisasi ke dalam satu set pengukuran kinerja komprehensif (Kaplan dan Norton, 2000). Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana PT Bumitama Gunajaya Agro menggunakan visi dan misi perusahaan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menetapkan sasaran dan evaluasi kinerja perusahaan. 2. Bagaimana PT Bumitama Gunajaya Agro menentukan indikator kinerja yang lebih tepat, tidak hanya menggunakan perspektif keuangan, tetapi juga dengan perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan. 3. Bagaimana bobot dari masing-masing perspektif dan indikator kinerja utama (IKU) dalam perancangan Balanced Scorecard PT Bumitama Gunajaya Agro. 5
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengembangkan visi dan misi PT Bumitama Gunajaya Agro dalam sasaran kinerja lima tahun ke depan (2010-2015). 2. Menetapkan indikator pengukuran kinerja PT Bumitama Gunajaya Agro sesuai dengan perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. 3. Menyusun rancangan pengukuran kinerja PT Bumitama Gunajaya Agro secara menyeluruh melalui pendekatan Balanced Scorecard. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai kelengkapan dokumentasi inisiatif-inisiatif perisahaan, mulai dari pernyataan Visi, Misi, Strategi dan sasaran kinerja dan pada akhirnya terlengkapi dengan hasil penelitian ini, yaitu rancangan indikator kinerja. Dengan hasil penelitian ini, maka perusahaan akan dapat mengukur kinerja dalam periode tahunan, sehingga peta jalan menuju visi perusahaan dapat lebih jelas. 2. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai pendalaman ilmu Manajemen Strategik, dalam hal ini implementasi Balanced Scorecard, khususnya di perusahaan perkebunan. 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Melakukan perancangan pengukuran kinerja dengan metode Balanced Scorecard. Balanced scorecard dibuat mulai dari penerjemahan sasaran kinerja strategik perusahaan dan selanjutnya penyusunan Balanced Scorecard dengan penentuan indikator kinerja utama perusahaan ke dalam perspektif finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan, selanjutnya merekomendasikan penggunaan Balanced Scorecard untuk PT Bumitama Gunajaya Agro di tingkat korporasi. 7
Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB