Nurmila, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : S211-S220 S211

dokumen-dokumen yang mirip
Meningkatkan Aktivitas, Respon, dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Aydha Vadillah Kurniawati et al., Implementasi Kooperatif Learning NHT... Abstrak

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PECAHAN MELALUI MEDIA KARTU PECAHANDI KELAS III SD NEGERI KYAI MOJO ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd

ARTIKEL SKRIPSI OLEH PUTU AMIK WIANTARI NIM

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

Murniati 1,sainab 2. Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, IPA Terpadu, Model Pembelajaran Aktif, dan Quiz Team

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

The Efektiveness of the Using Powerpoint Media to Increase Student s Learning Achievement In The Application Concept Quality of Agricultural Subject

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA BERBASIS LINGKUNGAN

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL PAIKEM PADA SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

Fandi Ahmad* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PAKEM PADA PEMBELAJARAN

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Fika Yunifa Efrianingrum, Triwahyudianto, Rofi ul Huda Universitas Kanjuruhan Malang

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 13 PASAMAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MEMELIHARA KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

ABSTRAK MODEL ARIES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR COGNITIF SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD TEBING TINGGI

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

JURNAL. Oleh. Naelal Ngiza NIM

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATAPELAJARAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

Tarmini 1 SDN Maribaya 01, Kec. Kramat, Kab. Tegal Kata Kunci: Aktivitas Siswa, Hasil Belajar, Media Gelas Fakel

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SDN 20 PASAMAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK PESERTA DIDIK KELAS III MI DARUL ULUM PALANGKARAYA TAHUN PELAJARAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

Economic Education Analysis Journal

Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Pembelajaran Menggunakan Lembar Kerja Berstruktur Di SMP Negeri 1 Pallangga Gowa

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Dicky Pradana 14-24

Emilidar Zulkarnaini Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 MAKASSAR

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Pendahuluan. Windarto et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif. 1

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI POKOK BAHASAN KETENAGAKERJAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES SISWA KELAS II B

Transkripsi:

S211 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SMK NEGERI 2 SOPPENG Application of Cooperative Learning Model Numbered Heads Together (NHT) To Improve Student Learning Outcomes of Agribusiness of Food Crops and Horticulture SMK Negeri 2 Soppeng Nurmila 1), Husain Syam 2), Nurmila 3). 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian FT UNM, 2) dan 3) Dosen FT UNM Nurmilaptp@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran agribisnis tanaman sayuran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together ( NHT ) pada peserta didik kelas XI c Agronomi SMK Negeri 2 Soppeng. Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI c Agronomi SMK Negeri 2 Soppeng yang berjumlah 19 orang dengan rincian 14 orang perempuan dan 5 orang laki-laki. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan lembar observasi, tes tertulis, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajarn NHT dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI c Agronomi SMK Negeri 2 Soppeng. Hal ini berdasarkan nilai hasil belajar yang di peroleh peserta didik dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Hasil belajar peserta didik pada siklus I dengan nilai rata-rata 79,26% dengan ketuntasan klasikal 84,21%. Sedangkan hasil belajar peserta didik pada siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 94,68% dengan ketuntasan kelas secara klasikal adalah 100%. Kata Kunci : Hasil Belajar, Numbered Heads Together (NHT). ABSTRACK This research is a classroom action research that aims to know the improvement of learn result the subjects of agribusiness of vegetables crops by using Numbered Heads Together (NHT) learning model on class XI c learners of Agronomy of SMK Negeri 2 Soppeng. The subjects of this study were learners of class XI c Agronomy SMK Negeri 2 Soppeng which amounted to 19 people with details of 14 women and 5 men. Data collection technique in this research is using observation sheet, written test, questionnaire and documentation. Data analysis technique in this research is qualitative and quantitative analysis. The results of this study indicate the application of NHT learning model can improve learning outcomes of learners of class XI c Agronomy SMK Negeri 2 Soppeng. It is based on the value of learning outcomes obtained the learners from cycle I to cycle II has increased. Learners learning outcomes in cycle I with an average value of 79.26% with classical mastery of class 84.21%. While the learning outcomes of learners in cycle II with an average value of 94.68% with classical mastery of class is 100%. Keywords: Learning Outcomes, Numbered Heads Together (NHT).

S212 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan memiliki peran penting dalam pengembangan kepribadian karena pendidikan bersifat mendidik, mengajar, memfasilitasi, mengarahkan, menilai, mengevaluasi. Pengetahuan, pengalaman manusia akan berkembang melalui pendidikan. Pendidikan juga merupakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang diselenggarakan benarbenar efektif. Proses belajar mengajar akan efektif untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran. Sebab pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pelaksanaan pendidikan secara keseluruhan. Keberhasilan pendidikan dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek di antaranya, kualitas sumber daya manusia yang dapat dilihat melalui proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang berpusat pada guru (teacher centered) beralih ke proses belajar mengajar yang berpusat ke peserta didik (student centered). Paradigma pembelajaran student centered menekankan pada keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sehingga diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Anonim, 2008). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan psikologis peserta didik. Di samping itu, tentunya dalam proses pembelajaran, pendidik harus memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan harus melakukan perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien (Sary, 2015). Model pembelajaran menjadi bagian terpenting yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran. Penyusunan materi tidak secara otomatis mengatasi kesulitan belajar bila tidak ditunjang dengan model pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu kreativitas dan inovasi pengajar sangat penting dalam memilih model pembelajaran yang sesuai. SMK Negeri 2 Soppeng merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang letaknya strategis karena berada di samping Sekolah Menengah Pertama dan dekat jalan raya. Sekolah ini merupakan satusatunya sekolah menengah kejuruan yang ada di kecamatan Marioriwawo sehingga memiliki banyak peminat. Namun, berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah pada saat observasi awal, ada beberapa masalah yang dihadapi di sekolah tersebut di antaranya adalah kurangnya minat belajar peserta berakibat pada rendahnya hasil belajar peserta didik. Hal

S213 ini dapat dilihat dari hasil tes awal peserta didik pada materi ruang lingkup tanaman sayuran dan syarat tumbuh, yaitu dari 19 peserta didik hanya ada 5 orang yang memperoleh nilai yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal >75,00. Sedangkan 14 dari 19 peserta didik memperoleh niali <75,00 sehingga peserta didik tersebut dinyatakan tidak tuntas. Dari hasil tersebut dapat diketahui persentase ketuntasan kelas secara klasikal yaitu 26,31% yang berarti bahwa ketuntasan klasikal yang ditetapkan oleh guru mata pelajaran yaitu 85% belum terpenuhi. Berdasarkan hasil observasi awal, metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah metode ceramah yang kurang memberikan kesempatan penuh kepada peserta didik untuk berpartisifasi aktif dalam pembelajaran. didik cenderung diam dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. didik malu-malu bertanya ketika ada materi yang belum dipahami yang berakibat pada hasil belajar peserta didik yang rendah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah dengan penerapan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang dilaksanakan secara berkelompok oleh peserta didik dan bersifat heterogen. Dengan pengembangan model pembelajaran kooperatif akan mendorong peserta didik untuk lebih kreatif dalam menyelesaikan tugas, menyampaikan pendapat, menghargai pendapat orang lain, sehingga pencapaian keterampilan proses yang diharapkan akan menjadi lebih berkembang. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai paling sedikit tiga tujuan penting yaitu: prestasi akademik, toleransi dan penerimaan terhadap keanekaragaman dan pengembangan keterampilan sosial (Riyanto, 2012). Pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe salah satunya yaitu tipe Numbered Heads Together (NHT). Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik (Zubaedi, 2011). Model Numbered Heads Together (NHT) merupakan teknik dalam belajar yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membagi ide-ide, mempertimbangkan jawaban yang tepat, meningkatkan peserta didik untuk mendengarkan secara cermat dan membuka diri terhadap bermacam pendapat. Setiap peserta didik dalam pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) diberikan tanggung jawab untuk mempelajari materi pelajaran dan menjabarkan isinya dalam sebuah kelompok. Salah satu kelebihan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) adalah dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan keterampilan bertanya, berdiskusi dan mengembangkan bakat kepemimpinan sehingga dengan penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dan mengacu pada tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka

S214 rumusan masalah penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran agribisnis tanaman sayuran peserta didik kelas XI c Agronomi SMK Negeri 2 Soppeng? TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran agribisnis tanaman sayuran dengan menggunakan model pembelajaran NHT pada peserta didik kelas XI c Agronomi SMK Negeri 2 Soppeng. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom action research). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu perencanaan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Sanjaya, 2009). Jadi PTK adalah suatu penelitian yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di dalam proses pembelajaran dan upaya untuk meningkatkan proses serta hasil belajar. Desain penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2016). Desain penelitian ini meliputi 4 tahap yaiyu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang dilaksanakan secara berulang minimal 2 siklus. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Soppeng yang terletak di Desa Marioriaja, Kec. Marioriwawo, Kab. Soppeng. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018, yaitu pada bulan Juli sampai Agustus. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI c Agronomi SMK Negeri 2 Soppeng yang berjumlah 19 peserta didik dengan rincian 14 orang perempuan dan 5 orang laki-laki. Tindakan yang dilaksanakan terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian siklus I dilakukan selama tiga kali pertemuan dan begitupun pada siklus II juga dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila skor ratarata hasil belajar/ ketuntasan belajar peserta didik mengalami peningkatan dengan skor minimum 75,00 dari skor ideal dan ketuntasan secara klasikal 85 % dari jumlah peserta didik telah tuntas belajar. Teknik pengumpulan data yang di pergunakan untuk mendapatkan data yaitu observasi, dokumentasi, tes dan angket. Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data sehingga diperoleh data yang valid. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, tes, angket. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan melihat data hasil observasi selama proses pembelajaran. Analisis kuantitatif dalam bentuk statistik deskriptif yang meliputi nilai rata-rata, persentase ketuntasan, tabel frekuensi, nilai minimum dan maksimum yang diperoleh peserta didik pada pokok bahasan yang diajarkan. Ketuntasan nilai yang diperoleh peserta didik dapat dilihat dari skala kategori ketuntasan yang tertera pada tabel 1 berikut ini:

S215 Tabel 1 Skala Kategorisasi Ketuntasan No Kategori Interval Nilai 1. Tidak Tuntas 0-74 2. Tuntas 75-100 Sumber: SMK Negeri 2 Soppeng, 2017 HASIL PENELITIAN Hasil Tes Awal (Pre Test) Tes awal (Pre Test) dilakukan sebelum proses pembelajaran dengan penerapan model Numbered Heads Together (NHT) tepatnya pada hari Senin 31 Juli 2017. Tes awal bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik tentang materi yang akan diajarkan yaitu ruang lingkup tanaman sayuran dan syarat tumbuh. Hasil tes awal peserta didik kelas XI c Agronomi SMK Negeri 2 Soppeng dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Statistik Skor Hasil Belajar Didik pada Tes Awal Statistik Nilai Statistik Jumlah Didik 19 Nilai Ideal 100 Nilai Tertinggi 82 Nilai Terendah 42 Rentang Skor 40 Skor rata-rata 66,13 Sumber: Hasil Tes Awal Didik, 2017 Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar peserta didik belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 75,00. Hasil analisis persentase ketuntasan belajar peserta didik pada tes awal dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Didik pada Tes Awal Skor Frekuens i Persentas e (%) 0-74 14 73,68 Kategori Tidak Tuntas 75-100 5 26,32 Tuntas Jumla h 19 100 Sumber: Analisis Data Tes Awal Didik, 2017 Hasil Penelitian Siklus I Siklus I dilaksanakan dalam empat tahap meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Data Hasil Tes Siklus I Data hasil tes peserta didik dapat dilihat pada tabel 4 statistik skor hasil belajar peserta didik pada tes siklus I di bawah ini.

S216 Tabel 4 Statistik Skor Hasil Belajar Didik pada Tes Siklus I Statistik Nilai Statistik Jumlah Didik 19 Nilai Ideal 100 Nilai Tertinggi 92 Nilai Terendah 63 Rentang Skor 29 Skor rata-rata 79,26 Sumber: Hasil Post Test Siklus I, 2017 Tabel 4 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar peserta didik pada materi ruang lingkup tanaman sayuran dan syarat tumbuh setelah dilakukan tes pada siklus I adalah 79,26 dari nilai ideal 100, nilai tertinggi yang diperoleh 92, nilai terendah 63 dan rentang skor 29. Apabila kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal tes siklus I dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Didik pada Tes Siklus I Skor Frekuensi 0-74 3 15,79 Persentase (%) Kategori Tidak Tuntas 75-100 16 84,21 Tuntas Jumlah 19 100 Sumber: Analisis Data Post Test Siklus I, 2017 Berdasarkan tabel 5 di atas, menunjukkan bahwa pada tes siklus I, persentase ketuntasan belajar peserta didik sebesar 84,21% yaitu 16 dari 19 peserta didik termasuk dalam kategori tuntas, sedangkan 15,79% yaitu 3 dari 19 peserta didik dikategorikan tidak tuntas. Hal ini berarti ketuntasan kelas secara klasikal belum tercapai yaitu 85% sehingga perlu diadakan tindakan lanjutan atau siklus II untuk mencapai kriteria ketuntasan klasikal yang telah ditentukan tersebut sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai yaitu adanya peningkatan hasil belajar peserta didik. Data Hasil Observasi Siklus I Hasil pengamatan aktivitas belajar peserta didik pada siklus I tentang kehadiran dan keaktifan belajar peserta didik kelas XI c Agronomi SMK Negeri 2 Soppeng yang berjumlah 19 peserta didik diperoleh dari lembar observasi pada saat proses pembelajaran dilaksanakan dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.

POST TEST Nurmila, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : S211-S220 S217 Tabel 6 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Didik pada Siklus I No 1. 2. 3. 4. 5. Komponen yang diamati hadir mengikuti pelajaran. bertanya saat mengalami kesulitan. mampu mempresent asikan hasil kerja kelompokny a. menanggapi jawaban dari kelompok lain. aktif mengumpul kan tugas. Rata- Pertemuan rata 1 % 2 % 3 % 19 100 17 89,47 18 4,7 94,73 5 26,31 8 42,1 34,21 4 21,05 6 31,57 26,31 5 26,31 7 36,84 31,57 17 89,47 18 94,73 92,1 6. melakukan kegiatan lain dalam proses pembelajara n. 4 21,05 2 10,52 15,78 Sumber: Lembar Observasi Aktivitas Didik Siklus I, 2017 Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa semua peserta didik hadir pada siklus I pertemuan pertama. bertanya saat mengalami kesulitan sebanyak 5 orang. mampu mempresentasikan hasil kerja kelompoknya sebanyak 4 orang. memberikan tanggapan terhadap jawaban dari kelompok lain ada 5 orang dan peserta aktif mengumpulkan tugas sebanyak 17 orang serta ada 4 orang peserta masih melakukan kegiatan lain dalam proses pembelajaran. Selanjutnya pada pertemuan kedua siklus I terdapat 17 peserta didik yang hadir mengikuti proses pembelajaran. Ada 8 peserta bertanya saat mengalami kesulitan. mampu mempresentasikan hasil kerja kelompoknya sebanyak 6 orang dan terdapat 7 orang peserta menanggapi jawaban dari kelompok lain. Sedangkan peserta aktif mengumpulkan tugas sebanyak 18 namun masih ada 2 orang peserta didik yang melakukan kegiatan lain dalam proses pembelajaran. Hasil Penelitian Siklus II Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki tindakan dari siklus I. Pelaksanaan tindakan siklus II sama halnya dengan tindakan siklus I yaitu dengan mengacu pada empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Data Hasil Tes Siklus II Data hasil tes peserta didik dapat dilihat pada tabel 9 statistik skor hasil belajar peserta didik pada tes siklus II di bawah ini.

S218 Tabel 7 Statistik Skor Hasil Belajar Didik pada Tes Siklus II Statistik Nilai Statistik Jumlah Didik 19 Nilai Ideal 100 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 86 Rentang Skor 14 Skor rata-rata 94,68 Sumber: Hasil Post Test Siklus II, 2017 Tabel 7 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar peserta didik pada materi ruang lingkup tanaman sayuran dan syarat tumbuh setelah dilakukan tes pada siklus II adalah 94,68 dari nilai ideal 100, nilai tertinggi yang diperoleh 100, nilai terendah 86 dan rentang skor 14. Apabila kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal tes siklus II dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini. Tabel 8 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Didik pada Tes Siklus II Skor Frekuensi 0-74 0 0 Persentase (%) Kategori Tidak Tuntas 75-100 19 100 Tuntas Jumlah 19 100 Sumber: Analisis Data Post Test Siklus II, 2017 Berdasarkan tabel 8 di atas, menunjukkan bahwa pada tes siklus II, persentase ketuntasan belajar peserta didik sebesar 100% yaitu 19 dari 19 peserta didik termasuk dalam kategori tuntas atau semua peserta didik mendapatkan nilai hasil belajar >75 dan termasuk dalam kategori tuntas. Hal ini berarti ketuntasan kelas secara klasikal telah tercapai yaitu 85% sehingga tidak perlu diadakan tindakan lanjutan atau siklus III karena ketuntasan klasikal yang telah ditentukan tersebut telah dicapai sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai yaitu adanya peningkatan hasil belajar peserta didik. Data Hasil Observasi Siklus II Hasil pengamatan aktivitas belajar yang dilakukan pada siklus II tentang kehadiran dan keaktifan peserta didik kelas XI c Agronomi SMK Negeri 2 Soppeng yang berjumlah 19 orang diperoleh dari lembar observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

POST TEST Nurmila, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : S211-S220 S219 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tabel 9 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Didik pada Siklus II Komponen yang diamati hadir mengikuti pelajaran. bertanya saat mengalami kesulitan mampu mempresent asikan hasil kerja kelompokny a. menanggapi jawaban dari kelompok lain. aktif mengumpul kan tugas. melakukan kegiatan lain dalam proses pembelajara n. Pertemuan 1 % 2 % 3 % Ratarata 1 94,731894,7319100 96,49 8 1 57,891368,42 1 63,15 9 47,3610 52,63 49,99 9 47,3611 57,89 52,62 1 94,7319 100 97,36 8 3 15,790 0 7,89 Sumber: Lembar Observasi Aktivitas Didik Siklus II, 2017 Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa 18 peserta didik hadir pada siklus II pertemuan pertama. bertanya saat mengalami kesulitan sebanyak 11 orang. mampu mempresentasikan hasil kerja kelompoknya sebanyak 9 orang. menanngapi jawaban dari kelompok lain ada 9 orang dan peserta aktif mengumpulkan tugas sebanyak 18 orang serta ada 3 orang peserta masih melakukan kegiatan lain dalam proses pembelajaran. Selanjutnya pada pertemuan kedua siklus II terdapat 18 peserta didik yang hadir mengikuti proses pembelajaran. Ada 13 peserta bertanya saat mengalami kesulitan. mampu mempresentasikan hasil kerja kelompoknya sebanyak 10 orang dan terdapat 11 orang peserta memberikan tanggapan terhadap jawaban dari kelompok lain. Sedangkan peserta aktif mengumpulkan tugas sebanyak 19 dan pada pertemuan kedua semua peserta didik aktif dan memperhatikan pembelajaran dengan baik sehingga tidak ada peserta didik yang melakukan kegiatan lain. PEMBAHASAN Hasil penelitian yang telah dilakukan dengan penerapan model Numbered Heads Together (NHT) pada materi ruang lingkup tanaman sayuran dan syarat tumbuh menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik kelas XI c Agronomi SMK Negeri 2 Soppeng. Model Numbered Heads Together (NHT) merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik agar terlibat aktif dalam pembelajaran. didik dibagi ke dalam beberapa kelompok kemudian diberi tugas untuk dikerjakan secara berkelompok sehingga peserta didik terlibat langsung dalam

S220 pembelajaran. Dengan penerapan model Numbered Heads Together (NHT) dalam proses pembelajaran menjadikan peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran, saling membantu dan saling menghargai pendapat teman serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan. Penelitian yang telah dilakukan selama dua siklus menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil angket, peserta didik menyukai model Numbered Heads Together (NHT) karena peserta didik mendapat kesempatan penuh untuk menyampaikan pendapatnya dan bertanya apabila ada materi yang belum dipahami serta melatih rasa percaya diri dan keberanian peserta didik untuk berbicara di depan orang banyak. Penerapan model Numbered Heads Together (NHT) merupakan salah satu faktor yang menentukan ketercapaian hasil belajar peserta didik, karena penggunakan strategi mengajar yang sesuai dengan materi yang disajikan akan mempengaruhi minat dan aktivitas belajar peserta didik dalam proses pembelajaran yang berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. persentase ketuntasan peserta didik adalah 100% atau semua peserta didik dinyatakan tuntas. Peningkatan ketuntasan peserta didik dari tes awal ke siklus I sebesar 57,94% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 15,79%. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, S. 2016. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Riyanto, Yatim. 2012. Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sary, Yessy Nur Indah. 2015. Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: deepublish. Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 28 Juli - 21 Agustus 2017 SMK Negeri 2 Soppeng dapat disimpulkan bahwa penerapan model Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran agribisnis tanaman sayuran peserta didik kelas XI c Agronomi dengan persentase ketuntasan pada tes awal yaitu 26,32% atau 5 dari 19 peserta didik yang tuntas, pada tes siklus I sebesar 84,21% atau 16 peserta tuntas kemudian pada tes siklus II