PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 90 KAJIAN TEKNIS GEOMETRIK PADA RUAS JALAN TANGKILING-KASONGAN (STA 66+500 s.d. STA 67+600) KABUPATEN KATINGAN Oleh: Hengki Pradana 1), Desi Riani 2), dan Murniati 3) Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses kerumah-rumah. Dasar dari perencanaan geometrik adalah sifat gerakan, dan ukuran kendaraan, dan karakteristik lalu lintas. Halhal tersebut haruslah menjadi bahan pertimbangan perencanaan sehingga dihasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan geometrik jalan ada beberapa segmen yang tidak memenuhi standar perencanaan seperti halnya ruas jalan Tangkiling Kasongan STA 66+500 s.d. STA 67+600 Kabupaten Katingan, masih sering terjadi kecelakaan. Karena itulah perlu dilakukan peninjauan jika terdapat kesalahan dalam geometrik jalan pada ruas jalan tersebut, untuk memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan sesuai dengan spesifikasi jalan luar kota. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji kelayakan ruas jalan Tangkiling Kasongan STA 66+500 s.d. 67+600 Kabupaten Katingan, dengan cara mengetahui kondisi eksisting jalan, mengkaji serta menangani apa yang dapat dilakukan pada ruas jalan tersebut, dengan cara menganalisis data lalu lintas, perhitungan waktu tempuh kendaraan serta mengetahui jenis tikungan yang ada dilokasi penelitian dan parameter-parameter yang digunakan. Dari hasil perhitungan ruas jalan yang dikaji secara umum pada kondisi eksisting ada beberapa tikungan yang telah memenuhi syarat, diketahui bahwa berdasarkan standar bina marga 5 radius tikungan memenuhi syarat terhadap kecepatan eksisting, Kecepatan eksisting pengguna jalan masih di bawah kecepatan klasifikasi fungsi dan medan, ditinjau dari syarat tikungan gabungan I-II, dan IV- V tidak memenuhi syarat sebagai tikungan gabungan sehingga ruas jalan tidak sesuai dengan standar geometrik alinyemen horizontal jalan. Hal inilah yang menyebabkan kecelakaan pada ruas jalan tersebut. Kata Kunci: Geometrik, Tikungan PENDAHULUAN Semakin pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan suatu daerah, maka akan semakin ramai pula lalu lintas nya. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk, maka jumlah kendaraan juga semakin meningkat. Untuk mengimbangi hal tersebut diperlukan sarana dan prasarana yang memadai agar pendistribusian barang dan jasa antar daerah dapat berjalan lancar. Selain itu, pembuatan jalan baru serta perbaikan jalan yang rusak juga harus dilakukan. Agar jalan yang akan dibuat dapat berfungsi dengan optimal, maka diperlukan perencanaan geometrik jalan. Perencanaan geometrik jalan merupakan hal yang penting dalam pembuatan jalan. Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi utama dari jalan, yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas, sehingga menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan. Yang menjadi dasar perencanaan geometrik adalah sifat gerakan dan ukuran kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraan dan karakteristik arus lalu lintas. Hal-hal tersebut haruslah menjadi bahan pertimbangan perencana sehingga dihasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan sesuai dengan spesifikasi jalan yang berlaku. Pada studi ini akan dibahas tentang kajian geometrik pada ruas Jalan Tangkiling- Kasongan STA 66+500 s.d. STA 67+600. Menurut status jalan, ruas Tangkiling- Kasongan merupakan salah satu jalan luar kota penghubung antar kota dan kecamatan. Pembuatan jalan yang menghubungkan 1) Hengky Pradana. adalah mahasiswa Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya 2) Desi Riani, S.T., M.T adalah staf pengajar tetap di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya 3) Murniati, S.T., M.T. adalah staf pengajar tetap di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 91 Tangkiling Kasongan ini bertujuan untuk memperlancar arus transportasi, dan sebagai jalur penghubung antar dua daerah tersebut. Ruas Jalan Tangkiling-Kasongan merupakan daerah yang memiliki karakter jalan berkelok-kelok. Banyak terdapat tikungan tajam yang bisa membahayakan pengguna jalan, selain itu masih banyak terdapat tikungan jalan yang belum diberi rambu, sehingga membahayakan pengendara. Berdasarkan hasil dari penelitian tentang Analisis Daerah Rawan Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Tangkiling Kasongan STA 0+000 s.d. STA 68+000 Provinsi Kalimantan Tengah (Priskila, 2016), ruas jalan pada STA 66+500 s.d. STA 67+600 merupakan daerah rawan kecelakaan. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian geometrik pada ruas jalan ini. Dengan demikian pelayanan jalan dapat dimaksimalkan. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang ditentukan rumusan masalah sebagai 1. Bagaimana kondisi geometrik jalan pada saat ini, apakah masih mampu memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan lalu lintas? 2. Penanganan apa yang perlu dilakukan jika kondisi geometrik jalan pada saat ini sudah tidak mampu memenuhi tingkat keamanan dan kenyamanan lalu lintas? Tujuan Penelitian Tujuan pada peneltian ini adalah 1. Mengkaji kondisi eksisting geometrik jalan pada saat ini berdasarkan spesifikasi geometrik jalan luar kota 2. Perlu dilakukan jika kondisi geometrik jalan saat ini sudah tidak mampu memenuhi tingkat keamanan dan kenyamanan lalu lintas, sehingga pelayanan jalan dapat dimaksimalkan. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah 1. Mengkaji kondisi eksisting geometrik jalan pada saat ini berdasarkan spesifikasi geometrik jalan luar kota. 2. Merencanakan alternatif penanganan yang perlu dilakukan jika kondisi geometrik jalan saat ini sudah tidak mampu memenuhi tingkat keamanan dan kenyamanan lalu lintas, sehingga pelayanan jalan dapat dimaksimalkan. Memberikan kebijakan lebih cepat terkait penanganan daerah titik rawan kecelakaan lalu lintas. METODE PENELITIAN Jenis Data Data Primer 1. Arus lalu lintas Penentuan besarnya arus lalu lintas pada suatu ruas jalan diperlukan koefisien masing-masing jenis kendaraan seperti yang telah diatur dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik Antar Kota Tahun 1997, yang di mana data dikumpulkan dari lapangan dengan mencatat semua jenis kendaraan yang melewati jalan pada lokasi penelitian tersebut. 2. Perhitungan waktu tempuh kendaraan Cara mengumpulkan data waktu tempuh kendaraan yang melewati tikungan yang dikaji sebagai a. Diukur jarak tikungan yang direncanakan dengan meteran dari awal tikungan sampai akhir tikungan yang dikaji. b. Memerlukan dua orang yang membantu sebagai pemberi kode yaitu di awal tikungan dan di akhir tikungan. c. Pengamat di awal tikungan dengan mengangkat bendera sebagai kode kendaraan yang dikaji mulai melewati tikungan, dan pengamat di akhir tikungan langsung mengaktifkan stopwatch sampai kendaraan tiba di akhir tikungan. d. Baca lamanya waktu tempuh kendaraan di stopwatch melewati tikungan tersebut dan dicatat oleh penulis. e. Setiap jenis kendaraan yang direncanakan dipilih 5 kendaraan. 3. Geometrik Pengukuran geometrik dalam penelitian ini menggunakan alat theodolit, untuk mendapatkan data azimuth dan data elevasi. Dari kedua data tersebut digunakan untuk menghitung alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal. Pengukuran dilakukan tiap 50 meter kecuali saat ada tikungan dilakukan penyesuaian jarak pengukuran.
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 92 Data Sekunder Data sekunder ini didapatkan dari pustaka atau literatur sebagai penunjang dari penelitian dalam penelitian ini data sekunder berupa peta lokasi penelitian ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah data didapatkan kemudian dianalisis dengan cara sebagai 1. Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) Penentuan besarnya LHR pada suatu ruas jalan diperlukan koefisien masing-masing jenis kendaraan seperti yang telah diatur dalam Perencanaan Geometrik Jalan Raya no. 13 tahun 1970. Data yang telah diperoleh pada lalu lintas harian rata-rata ini dapat dihitung menggunakan rumus sebagai LHR =...(1) di mana Vi adalah volume lalu lintas hari ke i 2. Perhitungan waktu tempuh kendaraan Dari hasil survai lapangan, waktu tempuh masing-masing jenis kendaraan dapat dihitung waktu tempuh rata-rata kendaraan dengan menggunakan rumus: T rata-rata =...(2) 3. Mengkaji geometrik jalan berdasarkan spesifikasi geometrik jalan luar kota. Hasil dari Analisis ini akan merencanakan dan memberiikan alternatif penanganan yang perlu dilakukan pada jalan sehingga pelayanan jalan dapat dimaksimalkan. HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian Alinyemen Horizontal Jalan Dari analisis alinyemen horizontal didapatkan hasil sebagai 1. Termasuk jalan kelas II B, 2. Kondisi jalan datar, 3. kecepatan rencana yang diijinkan 70-120 km/jam 4. Memiliki jari-jari lintasan seperti a. Pada tikungan I (PI-I) Panjang jari-jari (R) : 161..m Kemiringan melintang (e): 4,29% Lebar perkerasan : 2x3,5 m Sudut ( ) : 55 : 61,2 km/jam b. Pada tikungan II (PI-II) Panjang jari-jari (R) : 161 m Kemiringan melintang (e): 4,14% Lebar perkerasan : 2X3,5 m Sudut ( ) : 44 : 60,9 km/jam c. Pada tikungan III (PI-III) Panjang jari-jari (R) : 492 m Kemiringan melintang (e): 2,14% Lebar perkerasan : 2x3,5 m Sudut ( ) : 13 : 100,4 km/jam d. Pada tikungan IV (PI-IV) Panjang jari-jari (R) : 143 m Kemiringan melintang (e): 4% Lebar perkerasan : 2X3,5 m Sudut ( ) : 41 : 57,17 km/jam e. Pada tikungan V (PI-V) Panjang jari-jari (R) : 269 m Kemiringan melintang (e): 4% Lebar perkerasan : 2X3,5 m Sudut ( ) : 35 : 78,4 km/jam Kajian Alinyemen Horizontal dengan Standar Bina Marga Berdasarkan pengumpulan data primer dilapangan. Dari hasil data arus lalu lintas, data geometrik dan data kecepatan, maka didapat bahwa: 1. Dipakai kelas II B, 2. Kondisi jalan berbukit, 3. kecepatan rencana yang dipakai 70-120 km/jam 4. Dipakai jenis tikungan SCS pada tikungan 1-5, dengan hasil perhitungan seperti a. Pada tikungan I (PI-I) V = 70 km/jam L = 214.5 m = 55 e = 0,098 = 10,68 Ls = 60 m = 33,64 Lc = 94,5 m
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 93 = 161 m p = 0,95 m Es = 20,71 m k = 24,96 m Ts = 112,48 m b. Pada tikungan II (PI-II) V = 70 km/jam L = 183,6 m = 44 e = 0,098 = 10,8 Ls = 60 m = 22,64 Lc = 63,6 m = 161 m p = 0,95 m Es = 15,6 m k = 29,96m Ts = 100,38 m c. Pada tikungan III (PI-III) V = 70 km/jam L = 171,5 m = 13 e = 0,054 = 3,5 Ls = 60 m = 6 Lc = 51,5 m = 492 m p = 0,31 m Es = 3,5 m k = 30 m Ts = 86,1 m d. Pada tikungan IV (PI-IV) V = 70 km/jam L = 175,2 m = 41 e = 0,098 = 19,64 Ls = 60 m = 161 m p = 1,77 m Es = 12,77 m k = 29,88 m Ts = 90,74 m e. Pada tikungan V (PI-V) V = 70 km/jam L = 224,2 m = 35 e = 0,082 = 6,4 Ls = 60 m = 22,2 m p = 0,56 m Es = 13,64 m k = 30 m Ts = 115 m Kontrol Overlapping Tikungan Terhadap Lintasan Tabel 1. Kontrol Overlapping Tikungan Pembahasan 1. Dari analisis alinyemen horizontal didapatkan hasil sebagai a. kecepatan eksisting pengguna jalan masih di bawah kecepatan rencana pada semua tikungan. b. Pada kajian sesuai standar Bina Marga, terdapat 1 radius tikungan yang tidak sesuai untuk kecepatan rencana kelas II B yaitu pada tikungan IV. c. Terdapat tikungan gabungan yang overlapping yaitu pada tikungan I II, dan tikungan IV V. 2. Dari analisis alinyemen vertikal menunjukan bahwa tidak terdapat perubahan yang besar pada kelandaian. Artinya hasil kajian dari perhitungan alinyemen vertikal pada ruas jalan yang dikaji memiliki kelandaian yang sudah sesuai menurut Bina Marga untuk kecepatan 70 km/jam medan datar < 3%. Upaya Penanganan pada alinyemen Horizontal Ada dua alternatif upaya penanganan yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan pada alinyemen horizontal: 1. Perencanaan perubahan geometrik jalan pada tikungan yang terjadi overlapping, yaitu pada tikungan I-II dan tikungan IV- V. Jika perencanaan perubahan geometrik jalan dilakukan, maka sebelum perencanaan perlu ditinjau: a. kelas jalan masih dipakai kelas jalan II B datar. b. Perencanan ulang memakai kecepatan yang mendekati kecepatan eksisting pengguna jalan yaitu 70 km/jam. c. Perencanaan perubahan geometrik jalan dilakukan pada tikungan yang terjadi overlapping yaitu tikungan I-II dan tikungan IV-V. 2. Tidak melakukan perubahan pada kondisi geometrik jalan, upaya penanganan dilakukan dengan berdasarkan pedoman yang berlaku, yaitu dengan memasang rambu peringatan, rambu arah tikungan, dan rambu batas kecepatan. 3. Bentuk alternatif perencanaan alinyemen horizontal. a. Pada tikungan I (PI-I) V = 70 km/jam L = 211,6 m = 46 e = 0,096 = 9,1 Ls = 60 m = 27,8 Lc = 91,6 m = 189 m p = 0,803 m Es = 17,19 m k = 29,97 m Ts = 110,5 m b. Pada tikungan II (PI-II)
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 94 V = 70 km/jam L = 164,92 m = 36 e = 0,098 = 10,29 Ls = 60 m = 15,42 Lc = 44,92 m = 167 m p = 0,91 m Es = 9,55 m k = 29,96 m Ts = 74,95 m c. Pada tikungan IV (PI-IV) V = 70 km/jam L = 163,1 m = 30 e = 0,095 = 8,73 Ls = 60 m = 12.54 Lc = 43,1 m = 197 m p = 0,77 m Es = 7,75 m k = 29,97 m Ts = 82,96 m d. Pada tikungan V (PI-V) V = 70 km/jam L = 188,6 m = 30 e = 0,086 = 7 Ls = 60 m = 246 m p = 0,62 m Es = 9,32 m k = 29,98 m Ts = 96,06 m 4. Alternatif penanganan kondisi dengan pemasangan rambu Rambu-rambu yang dipasang adalah a. Rambu peringatan dan rambu batas kecepatan dipasang minimal 50 meter sebelum memasuki tikungan I-II dan IV-V untuk menyatakan daerah berbahaya, baik dari arah Tangkiling menuju Kasongan maupun sebaliknya. Pemasangan rambu ini bertujuan agar pengendara lebih berhati-hati dan mengurangi kecepatan. b. Rambu banyak tikungan dipasang minimal 50 meter sebelum memasuki tikungan baik itu dari arah Tangkiling menuju Kasongan ataupun sebaliknya, dan Rambu pengarah tikungan dan rambu dilarang untuk mendahului dipasang di sepanjang ruas tikungan I- II dan tikungan IV-V. Pemasangan rambu ini bertujuan agar pengendara mengetahui arah tikungan selanjutnya. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan kajian yang telah dilakukan pada ruas jalan Jalan Tangkiling-Kasongan (STA 66+500 s.d. STA 67+600) sepanjang 1,1 kilometer, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai 1. Kondisi geometrik jalan eksisting sebagai a. Klasifikasi jalan termasuk jalan kelas II B. b. Kelandaian medan jalan <3% sehingga jalan dikategorikan medan datar. c. Kondisi melintang jalan memiliki elevasi maksimal 4,29% pada tikungan yang ada. d. Kecepatan eksisting pengguna jalan masih di bawah kecepatan yang diperlukan untuk kelas jalan II B dengan medan datar. 2. Data kecepatan eksisting pada tiap tikungan sebagai a. Pada tikungan I kecepatan rata rata sebesar 54,14 km/jam. b. Pada tikungan II kecepatan rata rata sebesar 55,36 km/jam. c. Pada tikungan III kecepatan rata rata sebesar 68,53 km/jam. d. Pada tikungan IV kecepatan rata rata sebesar 57,08 km/jam. e. Pada tikungan V kecepatan rata rata sebesar 59,65 km/jam. 3. Berdasarkan data pengukuran menggunakan theodolite, didapat 5 lengkung horizontal dengan data sebagai a. Pada tikungan I memiliki radius 161 m dengan sebesar 55. b. Pada tikungan II memiliki radius 161 m dengan sebesar 44. c. Pada tikungan III memiliki radius 492 m dengan sebesar 13. d. Pada tikungan IV memiliki radius 143 m dengan sebesar 41. e. Pada tikungan V memiliki radius 269 m dengan sebesar 35. f. Terdapat tikungan yang overlapping antara tikungan, yaitu pada tikungan I- II dan tikungan IV-V. 4. Dari hasil kajian diketahui bahwa kondisi jalan eksisting tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh Bina Marga, sehingga perlu adanya perencanaan ulang bentuk alinyemen horizontal jalan. 5. Dari hasil kajian kondisi eksisting, diberikan 2 alternatif rencana penanganan: a. Perubahan bentuk alinyemen horizontal, dengan tinjauan sebagai
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 95 1) Kelas jalan menggunakan kelas IIB dengan medan datar. 2) Dipakai kecepatan minimum kelas jalan IIB medan datar yaitu 70 km/jam. 3) Pada Kasus tikungan I-II dan tikungan IV-V yang overlapping, radius dan panjang tikungan dirubah agar tidak terjadi overlapping. b. Tidak melakukan perubahan pada kondisi geometrik jalan, upaya penanganan dilakukan dengan pemasangan rambu. DAFTAR PUSTAKA Alfarizi, L. 2015. Kajian Teknis Perencanaan Geometrik Jalan Simpang Pundu Tumbang Samba (KM 13,5 s.d 14,5). Tugas Akhir, Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya. Anonim. 1970. Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 13/1970. Direktorat Jenderal Bina Marga. Anonim. 1988. Standar Perencanaan Geometrik Jalan. Direktorat Jendral Bina Marga. Anonim. 1990. Spesifikasi Standar untuk Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota. Direktorat Jenderal Bina Marga. Anonim. 1997a. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Direktorat Jendral Bina Marga. Anonim. 1997b. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota. Direktorat Jendral Bina Marga. Huda, S. 2013. Kajian Teknis Perencanaan Geometrik Jalan pada Tikungan (STA 32+600 STA 33+600) Desa Bahu Palawa, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau. Tugas Akhir, Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya. Saodang, H. 2004. Konstruksi Jalan Raya. Bandung: Penerbit Nova. Sukirman, S. 1999. Dasar Dasar Perencanaan Geometrik Jalan. Bandung: Penerbit Nova.
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 96 Lampiran 1. Alinyemen Horizontal Eksisting Hasil Survai Lampiran 2. Alinyemen Vertikal Eksisting Hasil Survai Lampiran 3. Perencanaan Alternatif Penanganan Alinyemen Horizontal