BAB III METODE PENELITIAN. experiment) untuk menguji pengaruh suatu perlakuan dengan desain pre-test posttest

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kaliurang Km 17 Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen.

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN. desain pretest-posttest control group design. Didalam desain ini, kontrol atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB III BAB III METODOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. experiment. Penelitian quasy experiment memiliki variabel kontrol, tetapi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Pringsewu yang terdiri dari enam kelas, yaitu VIII-1 sampai VIII-6 dengan ratarata

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari 2013 semester genap tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Metro

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. benar-benar untuk melihat hubungan sebab-akibat dimana perlakuan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lain yang subjek penelitiannya adalah manusia (Sukardi, 2003:16). Tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. treatment yang diuji yaitu pembelajaran aktif dengan metode peer lesson terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Quasi

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Quasi Eksperimental Design atau desain eksperimental semu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode, Bentuk, dan Rancangan Penelitian. Sugiyono (2013: 2) bahwa Metode penelitian adalah cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain/Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) untuk menguji pengaruh suatu perlakuan dengan desain pre-test posttest group design. Penelitian yang dilakukan adalah membandingkan komunikasi matematis dan prestasi belajar matematika siswa antara kelompok eksperimen yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan setting pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan kelompok kontrol yang menerapkan pembelajaran dengan pendekatan scientific. Tabel 1. Desain pre-test post-test group design Pre-test Treatment Post-test Kontrol O1 X1 O2 Eksperimen O1 X2 O2 Desain ini melibatkan dua kelompok yang diberi pre-test (O1), kemudian diberikan suatu treatment (X), dan diberi post-test (O2). Soal pre-test prestasi belajar matematika dan komunikasi matematis diberikan sebelum model pembelajaran diterapkan di kedua kelas. Sedangkan post-test prestasi belajar matematika dan komunikasi matematis diberikan setelah model pembelajaran diterapkan di kedua kelas yang akan dilihat pengaruhnya terhadap pembelajaran. Kelas-kelas yang dipakai dalam penelitian adalah kelas yang diperkirakan hampir sama kondisinya. Kelas-kelas yang dipakai dalam penelitian dikenakan dua perlakuan, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan setting 67

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Sedangkan kelas kontrol menggunakan menggunakan pembelajaran dengan pendekatan scientific. B. Variabel Penelitian Ada 3 jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. 1. Variabel Bebas Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab munculnya variabel terikat (Hamid Darmadi, 2011: 21). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan setting pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific. Kedua model pembelajaran ini akan dilihat pengaruhnya terhadap kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar matematika. 2. Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Hamid Darmadi, 2011: 21). Variabel terikat dalam penelitian adalah kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar matematika. Data komunikasi matematis terbagi dalam dua bagian, komunikasi secara tertulis dan komunikasi lisan yang mencakup aspek berbicara dan mendengar. Data komunikasi tertulis dan prestasi belajar 68

matematika dilihat dari hasil tes, yaitu pre-test dan post-test yang diberikan dalam penelitian. Sedangkan data komunikasi lisan dilihat dari hasil angket. 3. Variabel Kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan sehingga tidak mempengaruhi variabel bebas dan variabel terikat (Hamid Darmadi, 2011: 21). Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah guru, materi, dan jumlah jam pelajaran. Pembelajaran kedua kelas yang digunakan dalam penelitian diampu oleh guru yang sama dengan materi dan jumlah jam pelajaran yang sama. C. Waktu, Tempat, dan Subjek Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu: a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal penelitian, seminar atau presentasi judul proposal, penyusunan instrumen penelitian, dan pengajuan ijin penelitian. Tahap ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2014 sampai bulan Februari 2015. b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan meliputi pengumpulan data penelitian. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai bulan April 2015. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 8 jam pelajaran (empat kali pertemuan) untuk masing-masing kelas, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. 69

Tabel 2. Jadwal pelaksanaan penelitian Pertemuan Kelas A1 Ke- 1 Kelas A2 Materi Pelaksanaan Materi Pelaksanaan Pre-test prestasi belajar Pre-test kemampuan komunikasi matematis Jumat, 20 Maret 2015 Pre-test prestasi belajar Pre-test kemampuan komunikasi matematis Jumat, 20 Maret 2015 2 3 4 Persamaan garis singgung dan fungsi naik dan turun Nilai maksimum dan minimum dengan turunan pertama Turunan kedua, titik belok, nilai maksimum dan minimum lokal Sabtu, 28 Maret 2015 jam ke 1 dan 2 Sabtu, 4 April 2015 jam ke 1 dan 2 Jumat, 10 April 2015 jam ke 1 dan 2 Persamaan garis singgung dan fungsi naik dan turun Nilai maksimum dan minimum dengan turunan pertama Turunan kedua, titik belok, nilai maksimum dan minimum lokal Sabtu, 28 Maret 2015 jam ke 7 dan 8 Sabtu, 4 April 2015 jam ke 7 dan 8 Jumat, 10 April 2015 jam ke 3 dan 4 5 6 Aplikasi turunan dalam kehidupan sehari-hari Post-test prestasi belajar Post-test kemampuan komunikasi matematis Angket kemampuan komunikasi lisan siswa Sabtu, 11 April 2015 jam ke 1 dan 2 Jumat, 17 April 2015 jam ke 1 dan 2 Aplikasi turunan dalam kehidupan sehari-hari Post-test prestasi belajar Post-test kemampuan komunikasi matematis Angket kemampuan komunikasi lisan siswa Sabtu, 11 April 2015 jam ke 7 dan 8 Jumat, 17 April 2015 jam ke 3 dan 4 c. Tahap Penyelesaian Tahap ini meliputi proses analisis data dan penyusunan laporan penelitian. Tahap ini dilaksanakan pada bulan April 2015. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 2 Yogyakarta. 70

3. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas XI PMIIA 4 dan XI PMIIA 7 tahun pelajaran 2014/2015. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Populasi Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA N 2 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 7 kelas IPA. 2. Sampel Sampel merupakan sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data. Pengambilan sampel untuk kelas yang akan digunakan dalam penelitian melalui observasi dan atas saran guru, yaitu kelas XI PMIIA 4 dan XI PMIIA 7, yang mana masing-masing kelas terdiri dari 34 dan 31 siswa. Kelas XI PMIIA 7 sebagai kelas kontrol dan kelas XI PMIIA 4 sebagai kelas eksperimen. 3. Metode Pengumpulan Data a. Metode observasi Metode observasi atau pengamatan yaitu metode yang dilakukan peneliti untuk mengamati proses pembelajaran matematika di kelas dan komunikasi lisan siswa dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan setting pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan pendekatan scientific. Instrumen lembar 71

observasi digunakan untuk melihat keterlaksanaan rencana pembelajaran dan komunikasi lisan siswa, serta memudahkan observer dalam mengobservasi. b. Metode tes Metode tes digunakan untuk mengukur penguasan materi atau konsep dan pemecahan masalah matematika siswa yaitu berupa tes yang mengukur kemampuan kognitif. Setiap siswa diberikan tes uraian (essay) untuk menguji prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis. Tes yang diujikan terdiri dari dua, yaitu pre-test dan post-test, yang bertujuan untuk memperoleh data prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis sebelum dan sesudah diberi perlakuan model pembelajaran untuk kedua kelas. Pre-test diberikan sebelum siswa mendapat perlakuan model pembelajaran dan post-test diberikan setelah siswa mendapatkan perlakuan pembelajaran. c. Metode angket Metode angket digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan komunikasi lisan siswa dalam pembelajaran matematika untuk setiap indikator komunikasi lisan di kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan setting kooperatif tipe Jigsaw dan kelas yang menggunakan pendekatan scientific. Skala yang digunakan adalah Skala Likert dengan empat pilihan jawaban berupa pernyataan-pernyataan yang mana siswa memilih pernyataan yang sesuai dengan dirinya. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok (Sugiyono, 2010: 134). Instrumen angket diisi sendiri oleh siswa berdasarkan sikap yang dimilikinya dalam berkomunikasi lisan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan Problem 72

Based Learning dengan setting kooperatif tipe Jigsaw dan pendekatan scientific. Skor jawaban siswa terdiri dari skor 1 sampai 4 yang tersebar secara acak untuk setiap pilihan pernyataan yang dipilih dalam masing-masing butir pernyataan angket. E. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a. Pedoman Observasi Pedoman observasi yang digunakan terdiri dari: 1) Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran berbentuk checklist yang terdiri dari pilihan Ya atau Tidak beserta keterangan untuk menguraikan proses pembelajaran sudah sesuai dengan RPP yang disusun. 2) Lembar Observasi Keterampilan Komunikasi Lisan Siswa Aspek komunikasi yang dilihat dari lembar observasi keterampilan komunikasi siswa berupa keterampilan berbicara dan mendengar. Observasi ini dilakukan untuk mengobservasi masing-masing siswa dalam kelompok. Observer memberikan tanda untuk setiap keterampilan yang diamati. b. Tes Tes dilakukan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis tertulis dan prestasi belajar siswa setelah diberikan suatu perlakuan terhadap model 73

pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Indikator komunikasi tertulis siswa yang akan diukur meliputi: 1) menuliskan data atau informasi yang terdapat dalam soal; 2) menuliskan masalah yag terdapat dalam soal; 3) menggambarkan situasi masalah, gambar, bagan, tabel ke dalam istilahistilah, notasi-notasi matematika atau model matematika; 4) menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan strukturstrukturnya untuk menyajikan ide-ide; 5) menggambarkan dan mengekspresikan ide-ide matematis melalui tulisan; 6) membuat hasil dan kesimpulan dari suatu permasalahan. Sedangkan indikator dari prestasi belajar siswa yaitu: 1) menggunakan formula atau rumus secara tepat; 2) memahami langkah-langkah penyelesaian masalah dengan menggunakan rumus; 3) menggunakan konsep atau ide-ide matematika yang berhubungan dalam rangka penyelesaian masalah; 4) menentukan hasil dan kesimpulan dari suatu permasalahan. Setiap jawaban siswa diberi skor sesuai dengan pedoman penyekoran jawaban yang telah dibuat. Pre-test dan post-test yang diberikan meliputi pre-test dan post-test kemampuan komunikasi matematis dan pre-test dan post-test prestasi belajar matematika. Pre-test merupakan tes yang diberikan kepada siswa sebelum diberikan perlakuan suatu model pembelajaran tertentu. Selain itu pre-test juga 74

digunakan sebagai pedoman bahwa kedua kelas memiliki kemampuan yang relatif sama. Post-test merupakan tes yang diberikan kepada siswa setelah diberikan perlakuan suatu model pembelajaran. Hasil post-test digunakan untuk melihat perbedaan prestasi belajar dan kemampuan komunikasi tertulis antara kedua kelas setelah mendapat perlakuan. c. Angket Angket yang digunakan berisi pernyataan-pernyataan isian dengan empat pilihan jawaban. Angket digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan komunikasi lisan siswa dalam pembelajaran matematika untuk setiap indikator komunikasi lisan. Angket diperiksa, dievaluasi, dan divalidasi oleh dosen ahli. Hasil pertimbangan dan saran dari validator menjadi perbaikan angket untuk dapat diuji. Hasil angket dianalisis untuk melihat tingkat kemampuan komunikasi lisan, baik di kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan setting kooperatif tipe Jigsaw dan kelas yang menggunakan pendekatan scientific. Tingkat kemampuan komunikasi lisan di masing-masing kelas dikelompokkan berdasarkan indikator komunikasi lisan yang telah dibuat dan diketagorikan dalam empat tingkatan kemampuan, yaitu tinggi, sedang, rendah, dan kurang. 2. Validitas Instrumen Sebelum pelaksanaan penelitian, segala instrumen yang digunakan dalam penelitian perlu dibuktikan validitasnya. Menurut Hamid Darmadi (2011: 87), 75

validitas adalah tingkat di mana suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu instrumen valid hanya untuk keperluan pada kelompok tertentu. Sehingga, instrumen yang disusun pun hendaknya tepat sasaran dari apa yang ingin dicapai. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Menurut Heri Retnawati (2014: 2), validitas isi terkait dengan analisis rasional terhadap domain yang hendak diukur untuk mengetahui keterwakilan instrumen dengan kemampuan yang hendak diukur. Pendapat lain yang disampaikan oleh Darmadi, validitas isi adalah tingkat di mana suatu instrumen dapat mengukur lingkup isi yang akan diukur. Biasanya validitas isi ditentukan oleh penilaian ahli (expert judgment) untuk diperiksa dan dievaluasi. Validitas isi ini ditentukan berdasarkan kesepakatan para ahli. Penilaian ahli meliputi pemeriksaan dan pengevaluasian setiap butir instrumen penelitian. Penilaian ahli dilakukan oleh satu dosen pembimbing dan tiga dosen ahli. Dosen ahli yang berperan dalam memvalidasi instrumen adalah Mathilda Susanti, M. Si., Eminugroho Ratna Sari, M. Sc., dan Dwi Lestari, M. Sc. Para dosen ahli memberikan penilaian terhadap instrumen penelitian berupa pernyataan valid atau tidak valid, serta masukan atau saran untuk dilakukan perbaikan oleh peneliti. 3. Reliabilitas Instrumen Selain validitas instrumen, instrumen penelitian juga perlu diestimasi reliabilitasnya. Menurut Hamid Darmadi (2011: 88), reliabilitas dinyatakan dengan angka atau koefisien dan nilai-nilai yang dihasilkan konsisten. Koefisien inilah yang digunakan untuk melihat apakah suatu instrumen memiliki reliabilitas 76

tinggi atau tidak yang disebut sebagai koefisien reliabilitas. Menurut Heri Retnawati (2015: 2), koefisien reliabilitas dapat diartikan sebagai koefisien keajegan atau kestabilan hasil pengukuran. Bila suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi atau kemampuan seorang siswa memiliki koefisien reliabilitas yang tinggi, maka berarti bahwa hasil instrumen akan sama bila diuji pada waktu berbeda. Hasil pengukuran akan sama informasinya, walaupun penguji berbeda, korektornya berbeda atau butir soal yang berbeda tetapi memiliki karakteristik yang sama (Heri Retnawati, 2015: 1). Reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cronbach Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen berupa angket atau soal bentuk uraian. Rumus alpha yang digunakan sebagai berikut. Keterangan: : hasil estimasi koefisien reliabilitas : banyak butir soal : jumlah variansi skor butir soal ke-i : 1, 2, 3,, n : variansi total Kategori tinggi rendahnya reliabilitas instrumen menurut Guilford (dalam Indra Riswato, 2013: 100) dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Kategori reliabilitas instrumen Interval Kategori Reliabilitas sangat tinggi Reliabilitas tinggi Reliabilitas sedang Reliabilitas rendah Tidak reliabel 77

Hasil reliabilitas soal pre-test kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar dengan SPSS adalah 0,625 termasuk dalam kategori reliabilitas tinggi dan 0,448 termasuk dalam kategori reliabilitas sedang. Hasil reliabilitas soal post-test kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar dengan SPSS adalah 0,632 termasuk dalam kategori reliabilitas tinggi dan 0,555 termasuk dalam kategori reliabilitas sedang. Sedangkan hasil reliabilitas angket komunikasi lisan siswa dengan SPSS didapatkan nilai sebesar 0,494 yang menyatakan bahwa reliabilitas dalam kategori sedang. Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 3.16 halaman 290. F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian merupakan cara yang digunakan untuk mendekripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010: 147). Deskripsi hasil pelaksanaan penelitan dideskripsikan melalui uraian pelaksanaan penelitian yang dilakukan selama empat kali pertemuan di dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) deengan setting kooperatif tipe Jigsaw dan kelas kontrol yang menggunakan pendekatan scientific. 78

2. Deskripsi Data Data yang dideskripsikan adalah data kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa. Data kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa didapat dari nilai pre-test dan post-test yang masing-masing berupa soal essay. Selain itu juga ada angket untuk melihat kemampuan komunikasi lisan siswa. Analisis deskripsi data ini digunakan untuk menyajikan data hasil pre-test dan post-test kemampuan komunikasi matematis, prestasi belajar matematika, dan angket komunikasi lisan siswa. Data penelitian dideskripsikan dengan menggunakan teknik statistik yang meliputi rata-rata, ragam/varians, nilai maksimun, dan nilai minimum yang disajikan dalam bentuk tabel. Perhitungan ini menggunakan bantuan Microsoft Excel atau SPSS. a. Rata-rata Hitung (Mean) Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata adalah Keterangan: : rata-rata (mean) : banyak siswa : nilai siswa ke- b. Ragam/Varians Rumus yang digunakan untk menghitung ragam/varians adalah Keterangan: : ragam/varians : nilai siswa ke- : banyak siswa : rata-rata (mean) 79

3. Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis penelitian merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan memenuhi syarat untuk dilakukan analisis selanjutnya. Uji pra syarat ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data dari masing-masing kelas yang menggunakan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan setting kooperatif tipe Jigsaw dan kelas yang menggunakan pendekatan scientific berdistribusi normal atau tidak. Data yang diuji meliputi data nilai pre-test untuk prestasi belajar dan komunikasi matematis. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov dengan program SPSS yang memiliki taraf signifikansi = 0,05. Hipotesis pada uji normalitas, yaitu : data berdistribusi normal. : data berdistribusi tidak normal. Kriteria yang digunakan sebagai berikut. 1) Jika nilai signifikansi lebih dari atau sama dengan 0,05, maka tidak ditolak yang berarti bahwa data berdistribusi normal. 2) Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka ditolak yang berarti bahwa data tidak berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Varians Uji homogenitas dilakukan untuk melihat kesamaan varian kedua kelas dalam penelitian. Uji homogenitas dilakukan terhadap hasil pre-test untuk prestasi 80

belajar dan komunikasi matematis sebelum suatu model pembelajaran diberikan kepada kedua kelas. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji homogenitas Levene s dengan bantuan SPSS dan perhitungan manual dengan menggunakan uji. Keterangan: : varians kelas A1 : varians kelas A2 Hipotesis pada uji normalitas, yaitu : data kelompok A1 dan A2 mempunyai varians yang homogen. : data kelompok A1 dan A2 tidak mempunyai varians yang homogen. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,10 dengan kriteria uji sebagai berikut. 1) Nilai f kurang dari atau sama dengan 0,10 berarti data berasal dari populasi yang tidak homogen. 2) Nilai f lebih dari 0,10 berarti data berasal dari populasi yang homogen. Sedangkan, uji homogenitas menggunakan SPSS tidak menolak H0 apabila nilai signifikansi > 0,05. 4. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan setelah uji normalitas yang menyatakan data berdistribusi normal dan uji homogenitas yang menyatakan varians kedua kelas bersifat homogen. 81

a. Uji Hipotesis Pertama Uji hipotesis pertama bertujuan untuk menjawab rumusan masalah pertama yaitu apakah pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) dengan setting kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dibanding pembelajaran dengan pendekatan scientific terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut. (rata-rata skor gain post-test dan pre-test kemampuan komunikasi matematis kelas A1 lebih rendah atau sama dengan dibanding kelas A2) (rata-rata skor gain post-test dan pre-test kemampuan komunikasi matematis kelas A1 lebih tinggi dibanding kelas A2) Skor gain dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Keterangan: : skor pre-test komunikasi matematis : skor post-test komunikasi matematis : skor maksimum komunikasi matematis Analisis yang digunakan adalah uji-t dengan dan 82

Keterangan: : rata-rata skor gain kemampuan komunikasi matematis kelas A1 : rata-rata skor gain kemampuan komunikasi matematis kelas A2 : banyak siswa kelas A1 : banyak siswa kelas A2 : simpangan baku gabungan Taraf signifikansi yang digunakan adalah. Kriteria keputusan ditolak jika nilai p-value (sig) < atau. b. Uji Hipotesis Kedua Uji hipotesis kedua bertujuan untuk menjawab rumusan masalah kedua yaitu apakah pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) dengan setting kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dibanding pembelajaran dengan pendekatan scientific terhadap prestasi belajar matematika siswa. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut. (rata-rata skor gain post-test dan pre-test prestasi belajar matematika kelas A1 lebih rendah atau sama dengan dibanding kelas A2) (rata-rata skor gain post-test dan pre-test prestasi belajar matematika kelas A1 lebih tinggi dibanding kelas A2) Skor gain dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Keterangan: : skor pre-test prestasi belajar matematika : skor post-test prestasi belajar matematika : skor maksimum prestasi belajar matematika Analisis yang digunakan adalah uji-t 83

dengan dan Keterangan: : rata-rata skor gain prestasi belajar matematika kelas A1 : rata-rata skor gain prestasi belajar matematika kelas A2 : banyak siswa kelas A1 : banyak siswa kelas A2 : simpangan baku gabungan Taraf signifikansi yang digunakan adalah. Kriteria keputusan ditolak jika nilai p-value (sig) < atau. c. Uji Hipotesis Ketiga Uji hipotesis ketiga bertujuan untuk menjawab rumusan masalah ketiga yaitu apakah ada korelasi antara kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar matematika baik yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan setting pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan yang dibelajarkan dengan pembelajaran scientific. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut. : (tidak ada korelasi antara komunikasi matematis dan prestasi belajar matematika baik yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan setting pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan yang dibelajarkan dengan pembelajaran scientific). : (ada korelasi antara komunikasi matematis dan prestasi belajar matematika baik yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan setting pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan yang dibelajarkan dengan pembelajaran scientific). 84

Uji hipotesis dilakukan terhadap nilai post-test kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar matematika dari kedua kelas. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji- atau t-test untuk mengetahui apakah ada hubungan atau korelasi antara dua variabel penelitian, yaitu kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar. Taraf signifikansi adalah = 0,05. Keterangan: = koefisien korelasi = data post-test kemampuan komunikasi matematis kelas A1 dan kelas A2 = data post-test prestasi belajar kelas A1 dan kelas A2 = total jumlah siswa kelas A1 dan kelas A2 Kriteria keputusan ditolak bila dan. Uji hipotesis juga menggunakan bantuan program SPSS dengan uji yang digunakan adalah korelasi Spearman. Kriteria keputusan ditolak bila nilai signifikansi (2-tailed) < α = 0,05. Bila ditolak, maka berarti bahwa ada korelasi antara komunikasi matematis dan prestasi belajar matematika baik yang menerima pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan setting pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan yang menerima pembelajaran dengan pendekatan scientific. 85