BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 1.1.1 Sejarah Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam Dilatarbelakangi oleh keperduliaan Ibu Sri Soedarsono yang sangat tinggi sehingga beliau telah lama aktif dalam kegiatan sosial, pendidikan dan kesehatan, maka berawal dari 29 tahun lalu ketika ibu Sri Soedarsono mempunyai niat dan keinginan untuk membuka Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) di Batam yang mendapat tanggapan positif dari (alm) Dr. Soemarno Sosroatmodjo (saat itu menjabat sebagai Ketua Dewan Perkumpulan Budi Kemuliaan Jakarta waktu itu) dengan kunjungan beliau ke Batam pada tahun 1983. Setahun kemudian, tepatnya 8 Oktober 1984 berdirilah Rumah Bersalin Budi Kemuliaan Batam yang beroperasi di ruko Kampung Pelita-Seraya. Pada tahun 2004 RSBK mendapat kepercayaan dari pemerintah menjadi 25 rumah sakit pertama di Indonesia yang menjadi pusat pelayanan pasien ODHA dan kemudian diberi hibah berupa gedung 2 lantai (paviliun anyelir) khusus untuk pelayanan pasien HIV/AIDS pada tahun 2006 oleh beberapa yayasan di negeri Belanda. Bangunan tersebut saat ini digunakan untuk pelayanan rawat inap pasien penyakit menular dan HIV/AIDS dan pusat konsultasi masalah HIV/AIDS (Kasper). Pada tahun 2011 RS Budi Kemuliaan Batam telah mendapat Sertifikat Akreditasi dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit dan pengakuan Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sebagai Rumah Sakit Umum Kelas B. Dengan berkembangnya Pulau Batam dan semakin banyaknya rumah sakit yang berdiri di Batam maka sejak 5 tahun terakhir, Badan Pengurus Perkumpulan Budi Kemuliaan Batam telah memutuskan bahwa RS Budi Kemuliaan Batam memfokuskan menjadi rumah sakit umum dengan unggulan di bidang pelayanan ibu dan anak, pelayanan penderita HIV/AIDS dan pelayanan Hemodialisis. 1
1.1.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Budi Kemuliaan Sumber: Marketing dan Pelayanan Pelanggan Rumah Sakit Budi Kemuliaan Gambar 1.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Budi Kemuliaan 2
1.1.3 Logo Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam Sumber : Marketing dan Pelayanan Pelanggan RS. Budi Kemuliaan Batam Gambar 1.2 Logo Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam 1.1.4 Visi dan Misi Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam Visi Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam yaitu Rumah Sakit Umum dengan layanan prima, pilihan masyarakat dan Pusat Rujukan Kesehatan Ibu dan Anak di Kepulauan Riau dan sekitarnya Untuk menunjang visi tersebut Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam memiliki misi sebagai berikut: a. Memberikan Pelayanan Kesehatan Menyeluruh (paripurna) yang bermutu dengan unggulan di bidang pelayanan kesehatan Ibu dan Anak. b. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang terus menerus, berjenjang dan berkelanjutan dengan penekanan dibidang kesehatan Ibu dan Anak sehingga dapat terjaminnya sumber daya manusia yang profesional. c. Mengupayakan terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, dapat dipertanggung jawabkan dan ditanggung gugatkan dengan disokong serta memanfaatkan teknologi kesehatan yang tepat guna, demi memenuhi kepuasan pasien namun tetap terjangkau khususnya oleh lapisan masyarakat menengah ke bawah. Motto Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam yaitu Kami Ada Untuk Anda 3
1.1.5 Jenis Pelayanan Rumah Sakit Jenis Pelayanan Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam meliputi: Tabel 1.1 Jenis Pelayanan Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam I. Rawat Jalan 1. Penyakit Dalam II. Inst. Gawat Darurat 1. Gawat Darurat Umum Jantung 2. Gawat Darurat Kebidanan Paru III. Rawat Inap 2. Anak 9 Paviliun 3. Bedah IV. Intensive Care Bedah Saraf 1. GICU (General Intensive Care Unit) Digestif 2. PICU (Pediatric Intensive Care Unit) 4. Kebidanan & Kandungan 5. Kulit & Kelamin 3. NICU (Neonatal Intensive Care Unit) V. Bedah Central 6. THT 7. Mata 8. Saraf 9. Rehabilitasi Medis 10. Psikiater 11. Gigi 4 Operating Teater Sumber : Marketing dan Pelayanan Pelanggan RS. Budi Kemuliaan Batam 4
1.1.6 Fasilitas Rumah Sakit Fasilitas Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam meliputi: a. Instalasi Rawat Jalan f. Fisiotherapi b. Instalasi Rawat Inap g. Ambulance 118 c. Unit Medical Chek Up h. Laundry d. Apotek, Radiologi i. Kamar Jenazah e. Laboratorium j. Unit Hemodinalisa Kapasitas: a. 17 Unit Reguler b. 1 Unit HIV c. 1 Unit VIP 1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini yang begitu pesat menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat, sehingga perusahaan dituntut untuk bekerja lebih efektif dan efisien dalam melaksanakan aktifitasnya. Persaingan yang semakin ketat itu membuat banyak organisasi menyadari pentingnya memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, berintegritas, dan memiliki komitmen yang tinggi untuk mampu medorong kinerja organisasi yang semakin lama semakin membutuhkan daya dukung yang kuat dalam usaha mencapai misi dan tujuannya. Serta dalam menghadapi era globalisasi sekarang, lingkungan dunia usaha harus dapat mengatasi perubahan teknologi yang semakin canggih baik perusahaan yang berorientasi laba maupun nirlaba. Pengertian organisasi nirlaba secara umum adalah adalah organisasi yang dalam operasinya ini tidak berorientasi dalam menghasilkan laba. Penekanan dalam organisasi ini adalah pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pihak-pihak eksternal contohnya adalah rumah sakit sebagai organisasi kesehatan. Rumah Sakit merupakan salah satu lembaga yang bergerak dibidang pelayanan jasa kesehatan dengan tanggung jawab memberikan pengobatan, perawatan, mengusahakan kesembuhan dan kesehatan pasien serta mengupayakan pendidikan hidup sehat bagi masyarakat. Pengertian rumah sakit menurut menurut 5
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/PER/III/2010, mengemukakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam merupakan sebuah lembaga bisnis yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan. Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam termasuk rumah sakit tipe B menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 memiliki standarisasi Pelayanan Medik Umum yang terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi dan Mulut, pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, Penyakit Dalam Jantung dan Paru, Bedah-Bedah Saraf & Digestif, Kulit & Kelamin, THT, Mata, Saraf, Rehabilitasi Medis, dan Psikiater. Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam memiliki 2 Instalasi Gawat Darurat yaitu Instalasi Gawat Darurat Umum dan Instalasi Darurat Kebidanan. Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam memiliki kapasitas: 17 unit Reguler, 1 unit HIV/AIDS, dan 1 unit VIP. Pelayanan penunjang klinik terdiri dari Instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, unit medical chek up, apotek, Radiologi, Laboratorium, Fisiotherapi, serta unit Hemodinalisa (Pelayanan Darah). Pelayanan penunjang non klinik terdiri dari pelayanan laundry, gudang, jasa boga atau dapur, pengelolaan limbah, pemadam kebakaran,pemeliharaan fasilitas, pengelolaan gas medik, penampungan air bersih ambulance sebanyak 118, kamar dan pemularasaan jenazah. Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam merupakan 25 Rumah Sakit pertama di Indonesia yang ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk menangani pasien ODHA pada tahun 2004. Rumah sakit Budi Kemuliaan dituntut untuk selalu menjaga kepercayaan konsumen dan dedikasi yang telah dipercayakan Pemerintah kepada mereka dengan terus meningkatkan kualitas pelayanan terhadap konsumennya (pasien). Sumber daya manusia terbanyak yang berinteraksi secara langsung dengan pasien adalah perawat, sehingga kualitas pelayanan yang dilaksanakan oleh perawat dapat dinilai sebagai salah satu indikator baik atau buruknya pelayanan di rumah sakit (Aditama, 2000:12). 6
Mengingat perawat adalah sumber daya terpenting dalam menjalankan pelayanan suatu rumah sakit, maka perawat dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, komunikasi interpersonal, kemampuan teknis dan moral. Karakteristik perawat yang selalu menjadi penentu arah dan kekuatan bekerja adalah motivasi dan lain-lain seperti: tingkat pengetahuan, keterampilan kerja,nilai inovatif, dedikasi dan pengabdian masing-masing pada profesi. Motivasi karyawan adalah aspek manajemen yang terpenting dan menantang karena pada dasarnya hubungan antara suatu organisasi dengan karyawan adalah hubungan yang saling menguntungkan. Di satu sisi suatu organisasi ingin mendapatkan keuntungan yang besar, disisi lain karyawan menginginkan harapan dan kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi oleh organisasi. Kemampuan manajer untuk memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan para bawahannya akan menentukan efektivitas manajer. Selain itu, keberhasilan manajemen dalam memotivasi karyawan ditentukan oleh bagaimana manajemen memperhatikan kebutuhan bawahannya serta mampu untuk menyelaraskan tujuan pribadi mereka dengan tujuan organisasi, karena untuk dapat termotivasi dan menjadi produktif, pegawai harus merasa memiliki minat yang besar dalam pekerjaan mereka dan mendapat kepuasan dari pekerjaannya itu. Dalam hal ini organisasi harus dapat memastikan bahwa gaji, insentif, kondisi kerja dan keselamatan kerja yang mereka peroleh adalah adil dan wajar (Ilyas, 2009:23). Maslow mengemukakan mengenai teori kebutuhan motivasi yang dikenal dengan 5 tingkatan kebutuhan Maslow yang berbentuk pyramid, yakni kebutuhan dasar, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri. Orang berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih baik (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (aktualisasi diri). Berdasarkan definisi diatas, maka peranan serta keberadaan motivasi ini penting bagi suatu organisasi, karena motivasi kerja yang ada dalam diri karyawan akan melahirkan komitmennya kepada organisasi sehingga dia pun rela berkorban untuk kepentingan organisasi. Adanya motivasi 7
dan komitmen yang tinggi dari karyawan merupakan salah satu variabel utama dari tindakan-tindakan peningkatan kinerja (Sardiman A.M, 2009:85).. Pada dasarnya kinerja adalah suatu proses penyatupaduan berbagai kepentingan. Dengan adanya berbagai macam keinginan dan kebutuhan setiap pegawai dalam suatu organisasi. Suatu organisasi apabila menghendaki para karyawannya memiliki kinerja yang tinggi, organisasi tersebut harus mampu membangkitkan semangat kerja karyawan, yaitu dengan upaya memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan kemampuan perusahaan. Dengan semangat yang tinggi dan peningkatan prestasi kinerja yang ditunjukan oleh karyawan, salah satu sasaran organisasi dapat tercapai, yaitu tercapainya peningkatan kinerja karyawan. Masalah kinerja karyawan merupakan masalah yang sering dihadapi oleh setiap perusahaan. Hal ini pun dialami oleh Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti guna mengetahui fenomena kinerja karyawan dengan melakukan wawancara terhadap Ibu Pelita Sitinjak selaku Kepala Perawat Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam pada bulan September 2015 diperoleh informasi bahwa terjadi penurunan kinerja Perawat khususnya pada Instalasi Paviliun Anyelir Spesialis HIV/AIDS pada tahun 2013 dan 2014, dalam penurunan kinerja dalam bentuk terdapatnya kendala dalam penyelesaian tugas Perawat seperti keterlambatan penanganan pasien, meningkatnya keluhan atau komplain dari pasien, dan ketidakberadaan Perawat pada jam kerja karena berbagai alasan. Penurunan kinerja tersebut diduga karena motivasi kerja Perawat seperti pemberian cuti kerja yang tidak sesuai harapan (29%), fasilitas yang kurang memadai seperti Alat Pelindung Diri (APD) saat mereka bekerja menangani pasien Tuberculosis maupun HIV/AIDS (14%), dan kesulitan dalam menghadapi hubungan kerja dengan sesama Perawat dan pasien yang kurang peduli terhadap beban kerja Perawat dan aturan Rumah Sakit (37%), dan kurangnya penghargaan dari pihak Rumah Sakit seperti pengembangan kompetensi Perawat (20%). 8
Faktor Motivasi Kerja Perawat Pemberian Cuti 37% 20% 29% 14% Fasilitas APD Hubungan kerja kurangnya penghargaan Sumber: Data diolah peneliti Gambar 1.3 Faktor Penyebab Penurunan Kinerja Perawat Adapun beberapa data yang mengidentifikasi menurunnya kinerja Perawat pada Instalasi Paviliun Anyelir Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam dapat dilihat pada gambar dibawah: Pencapaian Kinerja Perawat RSBK 77,89% Pencapaian Kinerja 71,9% 60.16% 2012 2013 2014 Sumber: Data Internal Rumah Sakit Gambar 1.4 Kinerja Perawat Instalasi Paviliun Anyelir Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam 9
Pada gambar 1.4 diatas dapat terlihat bahwa presentase kinerja Perawat Instalasi Paviliun Anyelir Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam memang menurun dalam 3 tahun terakhir yakni, pada tahun 2013 presentase pencapaian kinerja Perawat Instalasi Paviliun Anyelir Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam mengalami penurunan sebesar 5,99% dari tahun sebelumnya dan menurun sebesar 11.74% di tahun 2014. Dari uraian diatas terungkap bahwa motivasi kerja karyawan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja Perawat. Kondisi ini sering dijadikan salah satu metode untuk peningkatan kinerja dengan jalan memberikan rangsangan (motivasi) untuk membina semangat kerja Perawat dapat bekerja lebih efektif dan efisien. Jika Perawat berhasil membawa kemajuan bagi Rumah Sakit, keuntungan yang akan diperoleh oleh kedua pihak, bagi Perawat keberhasilan merupakan potensi diri sekaligus peluang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan bagi Rumah Sakit keberhasilan merupakan sarana menuju pertumbuhan dan perkembangan Rumah Sakit itu sendiri dalam memberikan pelayanan terhadap pelanggan (pasien). Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan di Rumah Sakit. Motivasi kerja yang diberikan kepada karyawan sangat berpengaruh terhadap kepuasan kerja serta kinerja karyawan menurut Sedarmayanti (2001:72). Dalam rangka penyiapan dan pengembangan SDM, para Perawat tersebut perlu motivasi agar mereka tetap bekerja dengan baik. Dengan demikian pencapaian tujuan Rumah Sakit tergantung pada cara bekerja para Perawat menyadari pentingnya sumber daya manusia dalam menunjang kelancaran aktivitas perekonomian Rumah Sakit, maka Rumah Sakit perlu memperhatikan kebutuhan-kebutuhan Perawatnya. Apabila kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terpenuhi maka mereka akan mencapai kepuasan, baik berupa kepuasan batin, kehormatan, pengakuan dan rasa untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya. Oleh sebab itu, peneliti merasa tertarik melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat pada Instalasi Paviliun Anyelir Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam. 10
1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar tingkat motivasi kerja Perawat pada Instalasi Paviliun Anyelir Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam? 2. Seberapa besar tingkat kinerja Perawat pada Instalasi Paviliun Anyelir Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam? 3. Apakah terdapat hubungan antara motivasi terhadap kinerja Perawat pada Instalasi Paviliun Anyelir Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam 4. Seberapa besar pengaruh motivasi terhadap kinerja Perawat pada Instalasi Paviliun Anyelir Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam? 1.4 Tujuan Penelitian Suatu penelitian dilakukan tentunya memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengkaji: 1. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat motivasi kerja Perawat Instalasi Paviliun Anyelir Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam. 2. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kinerja Perawat Instalasi Paviliun Anyelir Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam 3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi dan kinerja Perawat pada Instalasi Paviliun Anyelir Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi terhadap kinerja Perawat Istalasi Paviliun Anyelir Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam. 1.5 Kegunaan Penelitian Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan kegunaan bagi pihak-pihak sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan menambah pengetahuan dan wawasan khususnya terkait motivasi dan kinerja Perawat. 11
2. Kegunaan Praktis Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pengambilan keputusan dalam rangka peningkatan kinerja pegawai dalam kaitannya dengan motivasi kerja Perawat pada Instalasi Anyelir Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam. Disamping itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang hendak meneliti mengenai masalah Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Perawat Instalasi Paviliun Anyelir Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam. 1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari lima bab yang akan dijabarkan menjadi beberapa sub-bab. Berikut ini akan dijelaskan mengenai penjabaran dari tiap bab: BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari tujuh sub-bab yaitu gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Pada bagian ini mengemukakan landasan teori yang relevan dengan topik pembahasan, yang dijadikan landasan dalam pembahaan dan analisis dalam penelitian serta dilanjutkan pada kerangka pemikiran. BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini dijelaskan bagaimana metodologi penelitian apa yang digunakan, pengumpulan data, sampling dan teknik analisis data yang dijadikan acuan dalam melakukan penelitian. 12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menguraikan hasil dari penelitian yang telah dilakukan serta membahas hasil penelitian tersebut sesuai dengan teknik analisis data yang telah ditetapkan dan pembahasan hasil penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini menguraikan dari hasil penelitian dan pembahasan kemudian dari kesimpulan tersebut peneliti mencoba untuk memberikan saran-saran yang diharapkan peneliti akan berguna bagi Rumah Sakit. 13