BAB II KAJIAN PUSTAKA. emosi serta fisik anggota dalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang

dokumen-dokumen yang mirip
1. SUMBER BUNYI. Gambar 7

1. SUMBER BUNYI. Gambar 1

sepanjang lintasan: i) A-B adalah 1/4 getaran ii) A-B-C-B-A adalah 4/4 atau 1 getaran iii) A-B-C-B-A-B adalah 5/4 atau 1,25 getaran

RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA

- - GETARAN DAN GELOMBANG

GELOMBANG. Lampiran I.2

5. Satu periode adalah waktu yang diperlukan bandul untuk bergerak dari titik. a. A O B O A b. A O B O c. O A O B d. A O (C3)

Gelombang Bunyi 8 SMP

GETARAN DAN GELOMBANG. Gelombang. dibedakan berdasarkan. Gel. mekanik. contoh contoh contoh. Gel. air Gel. pada tali Gel. bunyi Gel.

BAB 12 BUNYI. Cepat rambat bunyi pad abebrapa zat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG

GETARAN MEKANIK P R E S E N T A T I O N B Y M U C H A M M A D C H U S N A N A P R I A N T O

BAB V GETARAN DAN GELOMBANG

BAB 11 GETARAN DAN GELOMBANG

Ditanya : v =? Jawab : v =

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 6. GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYILATIHAN SOAL BAB 6

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi

BAB XIII GETARAN DAN GELOMBANG BUNYI

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang

LAMPIRAN 8 RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KISI-KISI SOAL UJI COBA. Menurut medium perambatannya, gelombang

Kisi kisi Soal Uji Coba

: 1. KARAKTERISTIK GELOMBANG 2. PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG TEGAK

LAMPIRAN 5. Tes uji coba soal Nama : Sekolah : Kelas : Hari/tanggal :

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS

Kisi kisi Soal Akhir

MODUL MATA PELAJARAN IPA

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual)

Bunyi dapat timbul akibat getaran dari genderang yang dipukul

UNIT 7 SISTEM SONAR. Pengantar. UNIT 7: Sistem Sonar

Penerapan Model Pembelajaran AIR pada Pembelajaran Matematika Siswa SMP

Bunyi. Bab. Peta Konsep. Gambar 16.1 Mobil ambulans. Cepat rambat bunyi. berbanding lurus. Frekuensi dan tinggi nada. dikaji dalam

Getaran dan Gelombang

GETARAN DAN GELOMBANG BUNYI

Bab 9 Indera Pendengaran dan Sistem Sonar pada Makhluk Hidup

rangka perkembangan manusia (Hidayat dan Machali, 2010: 32). maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk lainnya.

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

KARAKTERISTIK GELOMBANG

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)

Gelombang Transversal Dan Longitudinal

Lampiran 1 67

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

MATA PELAJARAN IPA. PENDALAMAN MATERI Getaran, Gelombang, dan Bunyi. Penulis:

SILABUS MATA PELAJARAN IPA. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

Penghasil Gelombang Bunyi. Gelombang. bunyi adalah gelombang. medium. Sebuah

Fisika. Materi. Guru : Arnel Hendri, S,Pd, M. Si. Sumber-Sumber Bunyi : Dawai-Pipa Organa-Garpu Tala

1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

Fembriani Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK

Soal dan Pembahasan : Getaran dan Gelombang

BAB II KAJIAN TEORITIS. terminologi tentang mengajar, pembelajaran dan belajar. Oleh karena itu, untuk mendalami

Laporan Praktikum IPA Modul 6. Gelombang

GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG STATIONER

LAMPIRAN LAMPIRAN 52

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG MEKANIS

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pemantulan Bunyi gaung gema

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI

BAB II SIKLUS BELAJAR 5E, PENGUASAAN KONSEP, BERPIKIR KREATIF DAN KONSEP BUNYI. Teori belajar Piaget yang berbasis pandangan konstruktivisme merupakan

Peta Konsep. Getaran dan Gelombang. Getaran Gelombang. Gelombang. mekanik dan elektromagnetik. Sifat-Sifat. Gelombang Cahaya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. digunakan oleh guru untuk mencapai keberhasilan. sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Arends (dalam Trianto,

Kita dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya melalui suara yang menghasilkan bunyi. Kita juga dapat menikmati lagu yang merdu melalui bunyi.

BBM 7 GELOMBANG DAN BUNYI

lampiran 1 Surat Izin dan Surat Keterangan Penelitian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Pra Siklus

Antiremed Kelas 8 Fisika

TINJAUAN PUSTAKA. oleh siswa. Lembar kerja biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah. untuk menyelesaikan tugas.

GELOMBANG MEKANIK. Gambar anak yang sedang menggetarkan tali. Gambar 1

BAB GELOMBANG MEKANIK. Pada pembelajaran pertama ini kita akan mempelajari. mekanik.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 18 PADANG

Getaran, Gelombang dan Bunyi

INTERFERENSI GELOMBANG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

Pipa Organa Terbuka. Gambar: 3.7. Organa Terbuka. Dengan demikian L = atau λ 1 = 2L. Dan frekuensi nada dasar adalah. f 1 = (3.10)

Kompetensi Dasar 1.1 Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

A. Membedakan Infrasonik, Ultrasonik dan Audiosonik

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis deskriptif data penelitian dan pembahasan dapat

Antiremed Kelas 8 Fisika

Sifat Alami Gelombang

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

DIKTAT FISIKA KELAS VIIISEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2017/2018 DISUSUN OLEH. CH.EKOWATI PRATIWI,MPd NIP

Jurnal EduTech Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN: e-issn:

Getaran dan Gelombang

BAB GEJALA GELOMBANG

01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Partisipasi Menurut Suryosubroto (2009) partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi serta fisik anggota dalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya. Dalam konteks pembelajaran di kelas, partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan aktif siswa dalam pemunculan ide-ide dan informasi, sehingga kesempatan belajar dan pengingatan materi bisa lebih lama. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) Partisipasi yakni mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan ikut serta dalam suatu kegiatan. Menurut Svinivki dalam Taniredja (2013) d alam hal ini ada dua macam partisipasi yaitu partisipasi kontributif dan partisipasi inisiatif. Partisipasi kontributif adalah termasuk partisipasi yang mendorong aktivitas untuk mengikuti pembelajaran dengan baik, mengerjakan tugas terstruktur baik di kelas maupun di rumah. Sedangkan partisipasi inisiatif lebih mengarah aktivitas mandiri dalam melaksanakan tugas yang tidak terstruktur. Dalam hal ini siswa mempunyai inisiatif sendiri dalam mempelajari materi pelajaran yang belum pernah diajarkan dengan membuat catatan ringkasan. Dengan demikian partisipasi kontributif maupun inisiatif akan membentuk siswa untuk selalu aktif dan kreatif sehingga siswa sadar bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diperoleh melalui usaha keras, dengan demikian siswa juga menyadari makna dan arti dari penting belajar. Menurut Yunus (2013) Partisipasi belajar siswa adalah peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar di lingkungan belajarnya sehingga memberikan nilai positif terhadap proses dan hasil pembelajaran di lingkungan belajarnya. Menurut Syam (2015) Partisipasi dapat terlihat dari aktivitas fisiknya, yang dimaksud adalah 7

8 siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain, ataupun bekerja, siswa tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau pasif. Dengan demikian semakin baik gaya belajar siswa maka semakin baik. Menurut Made Sumadi (2002) beberapa aspek yang dapat dikaji dalam partisipasi belajar siswa antara lain : 1. Partisipasi bertanya 2. Partisipasi menjawab 3. Menyelesaikan tugas rumah secara tuntas 4. Partisipasi dalam diskusi 5. Mencatat Penjelasan guru 6. Menyelesaikan soal di papan tulis 7. Mengerjakan soal tes secara individu 8. Menyimpulkan materi pelajaran di akhir pertemuan Partisipasi yang peneliti ambil adalah Partisipasi dalam diskusi. Menurut Sudjana dalam Taniredja (2013) aspek -aspek partisipasi yang perlu diamati dalam diskusi kelompok adalah : a. Memberikan pendapat untuk memecahkan masalah. b. Memberikan tanggapan terhadap pendapat orang lain. c. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. d. Motivasi dalam mengerjakan tugas. e. Toleransi dan mau menerima pendapat orang lain. mempunyai tanggung jawab sebagai anggota kelompok Di dalam proses pembelajaran guru dapat meningkatkan partisipasi siswa dengan menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa. Dimyati dan Mudjiono (2006) menyebutkan untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa, maka guru dapat melakukan perilaku-perilaku berikut : a. Menggunakan multimetode dan multimedia. b. Memberikan tugas secara individu maupun kelompok. c. Memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam kelompok kecil. d. Memberikan tugas untuk membaca bahan belajar, mencatat hal-hal yang kurang jelas, serta e. mengadakan tanya jawab dan diskusi.

9 Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam mendorong atau memacu partisipasi siswa dalam proses pembelajaran menurut Kusumah (2012) sebagai berikut : 1. Sabar saat menunggu repson, karena seseorang siswa untuk menyampaikan gagasannya perlu waktu 2. Pantau partisipasi kelas, untuk mengetahui apakah siswa terntu berkembang partsipasinya 3. Beri siswa tugas yang memerlukan komunikasi, misalnya menjadi ketua suatu kelompok kecil dari sebuah grup diskusi Dalam pembelajaran yang menitik beratkan pada partisipasi siswa, guru berperan aktif sebagai fasilitator, bertugas membantu memudahkan siswa belajar, sebagai narasumber yang harus mampu mengundang pemikiran dan daya kreasi siswanya. Guru harus mampu merancang, melaksanakan kegiatan bermakna dan dapat mengelola sumber belajar yang diperlukan serta menggunakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk ikut serta berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi siswa adalah keterlibatan atau keikutsertaan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar baik pikiran maupun tenaga guna mengembangkan daya pikir serta menyampaikan hasil pemikirannya secara komunikatif untuk mencapai kemanfaatan pembelajaran secara optimal.

10 2.2 Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) Model pembelajaran yang ada pada umumnya sangat banyak, salah satunya adalah model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR). Huda (2014) menyatakan : model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) mirip dengan model pembelajaran Somatis Auditory Visual Intellectually (SAVI) dan Visual Auditory Kinetis (VAK), bedanya hanyalah pada repetition yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis. Menurut Burhan (2014) model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Pendekatan kontruktivis dalam pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif secara intensif, atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila siswa dapat saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya. Kontruktivisme adalah suatu pendapat yang menyatakan bahwa perkembangan kognitif atau salah satu aliran yang berasal dari teori belajar kognitif merupakan suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem arti dan pemahaman terhadap realita melalui pengalaman dan interaksi mereka. Menurut pandangan konstruktivisme anak secara aktif membangun pengetahuan dengan cara terus-menerus mengasimlasi dan mengakomodasi informasi baru, dengan kata lain kontruktivisme adalah teori perkembangan kognitif yang menekankan peran aktif siswa dalam membangun pemahaman mereka tentang realita (Trianto, 2007). Sebagai pendekatan kontruktivis, Auditory Intellectually Repetition (AIR)

11 menempatkan siswa sebagai pusat perhatian utama dalam kegiatan pembelajaran melelui tahapan-tahapannya, siswa diberikan kesempatan secara aktif dan terus menerus membangun sendiri pengetahuannya secara personal maupun sosial sehingga terjadi perubahan konsep menjadi lebih rinci dan lengkap. Berpijak pada uraian di atas, maka pada dasarnya model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) adalah model pembelajaran yang menganggap bahwa suatu pembelajaran akan efektif jika memperhatikan tiga hal, yaitu Auditory, Intellectually, dan Repetition. a. Auditory Auditory sama juga dengan pendengaran. Menurut Smaldino (2011) secara fisiologis, mendengar adalah proses di mana gelombang suara yang memasuki telinga bagian luar dipancarkan ke gendang telinga, diubah menjadi getaran mekanis di telinga bagian tengah, dan diubah di telinga bagian dalam menjadi sinyal (Impluse) yang bergerak menuju otak. Auditory berarti indera telinga digunakan dalam belajar dengan cara menyimak, berbicara, presentase, argumentasi, mengemukakan pendapat dan menanggapi. Sedangkan proses psikologis dari menyimak dimulai dari kesadaran dan perhatian seseorang tentang suara atau pola pembicaraan (menerima), yang dilanjutkan dengan identifikasi dan pengenalan sinyal auditori spesifik (penguraian makna), dan berakhir dengan pemahaman (mengerti). Mendengar dan menyimak juga merupakan proses komunikasi dan belajar. Menurut Huda (2014) gaya belajar auditorial adalah gaya belajar yang mengakses segala jenis bunyi dan kata, baik yang diciptakan maupun diingat. Karena siswa yang auditoris lebih mudah belajar dengan cara berdiskusi dengan orang lain,

12 maka guru sebaiknya melakukan hal-hal berikut ini, seperti : 1) melaksanakan diskusi kelas atau debat; 2) meminta siswa untuk presentasi; 3) meminta siswa untuk membaca teks dengan keras; 4) meminta siswa untuk mendiskusikan ide mereka secara verbal; dan 5) melaksanakan belajar kelompok. b. Intellectually Menurut Meier dalam Shoimin (2014) intellectually menunjukkan apa yang dilakukan pembelajaran dalam pemikiran suatu pengalaman dan menciptakan hubungan makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Menurut Huda (2014) Proses ini dibantu oleh faktor mental, fisik, emosional dan intuitif. Inilah sarana yang digunakan pikiran untuk mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman dan pemahaman menjadi kearifan. Intellectually juga bermakna belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (mind -on), haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengonstruksi, memecahkan masalah dan menerapkan. Dalam proses pembelajaran Intellectually, ditandai dengan siswa aktif bertanya dan mengemukakan pendapat serta menyelesaikan tugas dengan berdiskusi secara berkelompok. Sedangkan guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya, menyampaikan pendapat dan memberikan lembar tugas yang berisikan soal. c. Repetition Repetition merupakan pengulangan yang bermakna mendalami, memantapkan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis agar pemahaman siswa lebih luas dan mendalam. Repetition menurut Suherman dalam Shoimin (2014) yaitu:

13 Repetition merupakan pengulangan, dengan tujuan memperdalam dan memperluas pemahaman siswa yang perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas, dan kuis. Dengan pemberian tugas, diharapkan siswa lebih terlatih dalam menggunakan pengetahuan yang didapat dalam menyelesaikan soal dan mengingat apa yang telah diterima. Sementara pemberian kuis dimaksudkan agar siswa siap menghadapi ujian atau tes yang dilaksanakan sewaktu-waktu serta melatih daya ingat. Teknisnya, pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dengan cara pembelajaran diskusi kelompok. Dengan diskusi kelompok tahap Auditory dan Intellectually bisa berjalan dengan baik. Di dalam proses pembelajaran, guru mengajak siswa untuk bertanya, berpendapat, berdiskusi dan presentasi untuk tahap Auditory. Untuk tahap Intellectually guru mengajak siswa untuk membangun konsep atau memecahkan masalah. Pada Tahap Repetition, guru melakukan pengulangan untuk memantapkan ingatan siswa dengan cara memberikan tugas. 2.3 Langkah-langkah dalam pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) Menurut Fatmawati (2014 ) langkah-langkah pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dijabarkan sebagai berikut : Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa AIR 1 2 3 Menyampaikan Apersepsi Mendengarkan Auditory Menyampaikan Tujuan Mendengarkan Auditory Pembelajaran Memotivasi Siswa Mendengarkan Auditory Mengorganisasikan siswa Mendengarkan Auditory ke dalam kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa Membagikan LKS kepada Membaca, mempelajari Auditory atau siswa Meminta siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk mengerjakan LKS materi Berdiskusi dengan teman kelompoknya, mengkonstruk konsep atau memecahkan masalah Intellectually Intellectually

14 Membimbing dan memberi bantuan siswa yang mengalami kesulitan Menunjuk Kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya Bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan Auditory mempresentasikan hasil Auditory diskusinya dan siswa yang lain menanggapi Memberi umpan balik Mendengarkan Auditory Memberikan kuis atau Mengerjakan kuis atau tugas Repetition tugas. Membimbing siswa Membuat Kesimpulan Auditory atau membuat kesimpulan Intellectually Melakukan refleksi Menyampaikan pendapat Auditory pembelajaran Mengakhiri pembelajaran. Mendengarkan Guru Auditory Sedangkan menurut Shoimin (2014) Langkah-langkah Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) adalah : 1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok 4-5 anggota. 2. Siswa mendengarkan dan memerhatikan penjelasan dari guru (auditory). 3. Setiap Kelompok mendiskusikan tentang materi yang mereka pelajari dan menuliskan hasil diskusi tersebut dan selanjutnya untuk dipresentasikan di depan kelas (auditory). 4. Saat diskusi berlangsung, siswa mendapat soal atau permasalahan yang berkaitan dengan materi (intellectual). 5. Masing-masing kelompok memikirkan cara menerapkan hasil diskusi serta dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk menyelesaikan masalah (intellectual). 6. Setelah selesai berdiskusi, siswa mendapat pengulangan materi dengan cara mendapatkan tugas atau kuis untuk tiap individu (repetition).

15 Dari langkah-langkah tersebut dapat disimpulkan, penulis akan menggunakan langkah-langkah pembelajaran dengan menggabungkan kedua pendapat langkahlangkah pembelajaran tersebut yang dijabarkan sebagai berikut : Tabel 2.2 Langkah-langkah pembelajaran Auditory Intellectually Repetetion Kegiatan Guru Kegiatan Siswa AIR 1 2 3 Guru memberikan apersepsi dan menjelaskan tujuan pembelajaran Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok Menyajikan informasi mengenai materi pembelajaran Memberi soal/ LKS kepada siswa untuk mempelajari materi lebih lanjut secara kelompok. Membimbing dan memberi bantuan siswa yang mengalami kesulitan Menunjuk beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya Membimbing siswa membuat kesimpulan materi pelajaran. Mendengarkan duduk teratur secara berkelompok sesuai yang telah ditentukan guru Mendengarkan dan bertanya Mempelajari materi dan memecahkan masalah dengan mendiskusikan kelompok bertanya apabila mengalami kesulitan dalam menganalisa hasil dari pengamatan atau menjawab dari permasalahan Secara bergantian mempresentasikan tentang hasil diskusi dan siswa yang lain menanggapi Membuat kesimpulan Auditory Auditory Auditory Intellectually Auditory Intellectually Auditory Auditory dan Intellectually Memberikan kuis atau tugas untuk tiap individu. Mengerjakan kuis atau tugas Repetition Menurut Hamzah (2013) Model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) memiliki langkah-langkah pembelajaran yang menekankan pada pemberian

16 pengalaman kepada siswa secara langsung. Dalam model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR), siswa diarahkan untuk dapat membangun pengetahuannya sendiri secara berkelompok dan bekerja sama. Jadi guru disini hanya bersifat sebagai fasilitator saja. 2.4 Materi Getaran dan Gelombang Beberapa topik yang akan dipelajari pada materi getaran dan gelombang adalah getaran, gelombang, bunyi dan cahaya,cermin dan lensa. Penelitian yang dilakukan penulis yaitu getaran, gelombang dan bunyi yang meliputi : 1) Mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-parameternya. 2) Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari A. Getaran Getaran adalah gerak bolak balik secara periodik melalui titik setimbangnya. Getaran juga dapat diamati melalui gerakan pegas yang diberi bandul dan digantungkan. Bandul dapat dikatakan melakukan gerataran apabila bandul melakukan gerakan a b c a seperti terlihat pada gambar 2.1.

17 a b c Gambar 2.1 Getaran pada bandul yang digantungkan Jarak yang ditempuh getaran dari titik seimbang sampai gerak yang terjauh dinamakan simpangan. Jadi, titik a b = a c dinamakan simpangan atau simpangan getar atau amplitudo. Satu getaran dilakukan apabila bandul melakukan gerak dari a b c a. Selang waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu getaran dinamakan periode dengan satuan sekon atau detik, sedangkan jumlah getaran tiap detik dinamakan frekuensi dengan satuan Hertz seperti persamaan dibawah ini. frekuensi ( f ) = (2.1) Periode ( T ) = (2.2) Hubungan antara periode dan frekuensi, yaitu : f = dan T = (2.3)

18 B. Gelombang 1. Pengertian Gelombang Gelombang adalah getaran yang merambat, terlihat pada gambar dibawah ini. arah rambat arah gerak Gambar 2.2 Gelombang 2. Macam Gelombang Gelombang menurut arah getarnya dibagi menjadi dua bagian yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal. a. Gelombang Transversal 1) Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus arah perambatan gelombang. Contohnya, gelombang air dan gelombang tali. 2) Satu panjang gelombang transversal adalah satu bukit dan satu lembah seperti gambar 2.3.

19 arah rambat λ arah getar λ Gambar 2.3 Gelombang Transversal b. Gelombang Longitudinal 1) Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya searah dengan arah getaran. 2) Terjadi pada gelombang suara dan slinki yang digetarkan maju mundur. 3) Satu panjang gelombang longitudinal adalah satu renggangan dan satu rapatan 3. Panjang Gelombang, Frekuensi dan Cepat Rambat Gelombang a. Panjang gelombang (λ) adalah panjang satu gelombang yang terbentuk dari satu bukit dan satu lembah gelombang. b. Frekuensi gelombang adalah jumlah gelombang yang terbentuk dalam satu sekon. c. Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh gelombang dalam waktu satu sekon, dengan persamaan dibawah ini.

20 v = (2.4) Persamaan di atas dapat pula ditulis sebagai berikut : v = f. λ (2.5) Keterangan : v = Kecepatan perambatan gelombang (meter/sekon) λ = panjang gelombang (meter) f = frekuensi getaran ( Hertz) T = periode getaran (sekon) C. Bunyi 1. Menyelidiki Sifat Bunyi a. Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal. b. Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar. c. Gelombang bunyi memerlukan medium untuk merambat 2. Cepat Rambat Bunyi a. Ditentukan dengan membagi jarak sumber bunyi dengan waktu di mana kita mendengar bunyi tersebut, seperti persamaan dibawah ini. v = (2.6) b. Dibuktikan oleh Moll dan Beck ilmuwan dari Belanda c. Semakin padat medium maka cepat rambat bunyi semakin besar. d. Hubungan antara cepat rambat bunyi dan suhu udara, yaitu semakin tinggi suhu udara cepat rambat bunyi semakin besar, sebaliknya semakin rendah

21 suhu, maka cepat rambat bunyi semakin kecil. Dinyatakan dalam suatu rumus sebagai berikut : v = v 0 + 0,6 T (2.7) Keterangan : v = cepat rambat bunyi (m/s) v 0 = cepat rambat bunyi pada udara dengan suhu 0 C (m/s) T = suhu udara ( C) 1. Frekuensi Bunyi a. Alat Pendengaran Manusia 1) Manusia mampu mendengar bunyi karena adanya telinga. 2) Getaran suara ditangkap oleh daun telinga dan masuk ke saluran telinga sehingga menggetarkan gendang telinga. Getaran gendang telinga ini ditangkap oleh tulang pendengaran dan diteruskan ke saraf pendengaran dan dikirim ke otak untuk dianalisis. 3) Frekuensi manusia untuk dapat mendengarkan bunyi yaitu antara 20 Hz 20.000 Hz. b. Jenis Bunyi Berdasarkan Frekuensinya 1. Infrasonik Infrasonik adalah bunyi yang memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz. Dapat didengar oleh Anjing dan jangkrik.

22 2. Audiosonik Audiosonik adalah bunyi dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Bunyi ini dapat didengar oleh manusia. 3. Ultrasonik Ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 Hz. Dapat didengar oleh kelelawar, lumba-lumba dan anjing laut. c. Karakteristik Bunyi 1. Nada Nada adalah bunyi yang mempunyai frekuensi tetap atau jumlah getarannya selalu sama setiap detiknya. Biasanya dihasilkan oleh alat-alat musik. Semakin tinggi frekuensinya, nada yang terdengar semakin tinggi. 2. Desah Desah adalah bunyi yang frekuensinya tidak selalu sama. Misalnya, bunyi angin yang bertiup, suara hujan dan suara air hujan. 3. Kuat Bunyi Contohnya pada senar gitar. Kuat lemahnya bunyi bergantung pada amplitudo (simpang getar) awalnya. Apabila amplitudo awal lemah, maka yang keluar juga lemah, begitu juga sebaliknya. Selain itu dipengaruhi oleh jenis senar gitar. Semakin tebal senar, semakin rendah suara gitar. Sebaliknya, semakin tipis senar, semakin tinggi suara gitar.

23 d. Warna Bunyi (Timbre) 1) Warna bunyi adalah gabungan dari dua bunyi yang memiliki frekuensi sama tetapi terdengar berbeda. 2) Resonansi adalah ikut bergetarnya suatu benda karena getaran benda lain yang memiliki frekuensi sama. Syarat terjadinya resonansi : a. Frekuensi sumber bunyi sama b. Selaput tipis c. Tinggi kolom udara sama dengan ¼ panjang gelombang 3. Hukum Pemantulan Bunyi a) Hukum pemantulan bunyi, yaitu : 1) Bunyi datang, bunyi pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar (seperti gambar berikut). N i r Gambar 2.4 Sudut datang(i) sama dengan sudut pantul (r) 2) Sudut datang sama dengan sudut pantul. i = r (2.8)

24 b) Bunyi pantul terdiri atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut : 1) Gema Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli 2) Gaung Gaung adalah bunyi pantul yang sebagian terdengar bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas. Pada ruangan besar biasanya gaung akan terdengar sehingga harus dipasang alat peredam pada dinding-dinding ruangan tersebut, misalnya gabus, karet, karpet dan wol. 3) Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli Biasanya terjadi karena sumber bunyi dengan dinding pemantul terletak berdekatan sehingga bunyi yang terdengar akan lebih keras karena bunyi asli telah diperkuat oleh bunyi pantul. Contohnya pada bidang kesehatan yaitu Ultrasonografi (USG), alat ini bekerja dengan menempelkan sebuah alat pemantul detak jantung bayi (transduser) di perut ibu hamil sehingga ibu dapat mendengar detak jantung sang janin. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima dalam bentuk gelombang pantul sehingga fungsi kristal untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar. Contoh lainnya yaitu Sonar untuk mengukur kedalaman laut. Pada kapal dipasang piranti berupa echo sounder dan hidrofon. Echo sounder

25 mengeluarkan frekuensi yang tinggi diarahkan pada dasar laut. Gelombang bunyi akan merambat hingga sampai di dasar laut, setelah itu dipantulkan kembali ke kapal sebagai bunyi gema (echo) yang ditangkap melalui hidrofon. Kedalaman laut dapat dinyatakan dalam rumus matematik sebagai berikut : dimana : Jarak tempuh bunyi dari echo = Jarak tempuh bunyi dari dasar = l sounder ke dasar laut laut ke hidrofon s = 2l s = 2l = l = (2.9) Keterangan : l = kedalaman laut (m) v = kecepatan bunyi (m/s) t = waktu yang dibutuhkan oleh gelombang bunyi dari transmiter sampai sensor