BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

BAB IV GAMBARAN UMUM

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter.

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV TINJAUAN LOKASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 1V GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional. Jumlah wisatawan terus bertambah

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta dengan jarak 20,2 km dari ibukota provinsi daerah istimewa

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. 1. Visi dan Misi Pembangunan Daerah MASYARAKAT KABUPATEN KULON PROGO YANG MAJU,

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. beberapa kesimpulan sebagai berikut: orang dengan total tiket masuk sebesar Rp

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB IV GAMBARAN UMUM. 1. Letak Geografis Kabupaten Kulon Progo. wilayah ini, diharapkan akan lebih mudah memahami tingkah laku dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Peta Pola Ruang Kabupaten Lampung Selatan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar didunia. Memiliki potensi

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu komponen dalam upaya

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur, ekonomi, kapasitas sumber daya, dan lain-lain.

I. PENDAHULUAN. Buah naga merupakan buah yang berkhasiat bagi kesehatan. Beberapa khasiat

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. kelompok responden akan dijelaskan pada sub bab di bawah ini.

Curug Cipanji. Air Terjun Bertingkat 3 dan Waterboom Alam

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISA MANFAAT BIAYA PROYEK PEMBANGUNAN TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) BUNDER DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

BAB II DESKRIPSI TEMPAT WISATA Sejarah Taman Wisata Alam Mangrove Pantai Indah Kapuk. lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memiliki luas areal sebesar

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sejarah Desa Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dikunjungi. Daerah Kabupaten Kulon Progo yang letaknya sangat

ANALISIS JASA LINGKUNGAN EKOWISATA AIR TERJUN LAHUNDAPE DI KAWASAN TAHURA NIPA-NIPA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN. Gambar 4.1. Peta Kabupaten Sleman

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Sejarah Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an yang

BAB III TINJAUAN WILAYAH KULON PROGO

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Sub DAS Kayangan. Sub DAS (Daerah Aliran Sungai) Kayangan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

Lampiran 1. Peta Rencana Pola Ruang Pantai Selatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah tertuang rencana pembangunan jaringan jalur KA Bandara Kulon Progo -

Lampiran 1. Kuesioner untuk Pengunjung Kawasan Danau Linting

BAB II DESKRIPSI LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM USAHA

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

6 KONDISI PENGELOLAAN WISATA PANTAI PANGANDARAN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. singkatan dari produktif, profesional, ijo rojo-royo, tertib, aman, sehat, dan asri.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga untuk memperpendek serta mempersingkat lintasan maka dibutuhkan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

I. PENDAHULUAN. dibutuhkan secara berkesinambungan, karena merupakan bahan pangan yang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Wisata alam Hutan Mangrove Kulon Progo salah satu wisata baru yang berada di Kabupaten Kulon Progo saat ini. Hutan mangrove yang akhir akhir ini menjadi sangat populer melalui sosial media. Biasanya para wisatawan disuguhkan dengan keindahan alam berupa pantai pasir landai ataupun dengan khas karangnya, tetapi dihutan mangrove ini kita disuguhkan suasana baru yaitu hutan bakau yang menjadi konservasi agar tak terjadi abrasi air laut. Hutan mangrove ini terletak di Dusun Pasir Mendit, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo. Lokasi hutan mangrove ini tidak berada persis ditepi jalan raya tetapi para pengunjung harus masuk kekawasan desa yang juga melewati rumahrumah para penduduk disekitaran objek wisata tersebut. Rute yang diambil untuk menuju Hutan Mangrove Kulon Progo cukup mudah dijangkau karena melalui jalur utama yaitu jika dari arah Jogja dapat mengambil jalur arah jalan Wates lurus hingga sampai di patung kuda (Nyai Ageng Serang) dipersimpangan ambil arah Purworejo. Ikuti saja jalur utama dan sampai melewati terminal Wates, dari situ sekitar 10 km anda akan menemukan rumah makan Padang cukup besar, setelah melewati rumah makan tersebut

aka nada persimpangan berbentuk Y, kemudian ambil kiri dan lurus terus sampai bertemu dengan jembatan Congot. Setelah melewati jembatan sekitar 100 meter dari situ anda akan menemukan papan penunjuk atau plang arah hutan mangrove tersebut.secara geografis Kecamatan Temon merupakansalah satu kecamatan paling barat dikabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta hal ini dapat dilihat pada peta kulon progo dibawah ini : sumber : http://dppka.jogjaprov.go.id/upload/files/13.png Kabupaten Kulon Progo memiliki luas wilayah sebesar 58.627,512 ha (585,28 km 2 ) dengan ibu kotanya adalah Wates. Terdiri dari 12 Kecamatan, 87 Desa, 1 kelurahan yaitu kelurahan Wates sebagai kelurahan percontohan

dan 917 pedukuhan. Secara umum wilayah Kulon Progo membentang dari sisi selatan Yogyakarta, kemudian menuju sisi paling utara propinsi ini. Secara umum, daerah utara Kulon Progo merupakan dataran tinggi dengan ketinggian antara 500 sampai 1000 meter diatas permukaan air laut. Daerahnya meliputi Kecamatan Kokap, Girimulyo, Samigaluh dan Kalibawang. Di wilayah ini terdapat jajaran perbukitan yang dinamakan pegunungan Menoreh. Wilayah Kecamatan Kokap, Girimulyo, Samigaluh dan Kalibawang menyimpan potensi alam yang melimpah ruah. Sehingga beberapa tempat ditempat ini diperuntukkan sebagai sebagai kawasan budidaya konservasi flora dan fauna. 1. Sejarah Hutan Mangrove Menurut informasi, orang yang pertama kali menanam mangrove di sini adalah orang dari Aceh, yang biasa dipanggil warga setempat dengan panggilan Cut. Beliau menanam mangrove disini awalnya untuk penelitian S2 nya di UGM, hingga berkembang menjadi hutan mangrove yang sangat berguna untuk mencegah abrasi dan sekarang justru menjadi objek wisata. 2. Pengelolaan Hutan Mangrove Pengelolaan Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu Kulon Progo sendiri dikelola oleh seluruh masyarakat Dusun Pantai Pasir Kadilangu. Seluruh masyarakat ikut andil dalam pengelolaan hutan mangrove ini. Untuk

memasuki kawasan Wisata Mangrove ini biaya retribusi sebesar Rp 4000/orang dan untuk biaya parkir sebesar Rp 2000/motor. 3. Fasilitas Beberapa fasilitas yang ada di Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu Kulon Progo antara lain : 1. Tempat parkir luas. 2. Satu ruangan tempat sholat ukuran 3x3 m. 3. Tiga buah toilet. 4. 6 warung penjual makanan dan minuman seperti mie rebus, Sea Food, es degan dan sebagainya. 5. Tempat duduk untuk bersantai. B. Karakteristik RespondenPengunjung Objek Wisata Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung atau wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu. Karakteristik responden merupakan bagian terpenting dari suatu penelitian karena dengan mengetahui karakteristik responden kita dapat mengenal objek penelitian kita dengan lebih baik.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan ke Objek Wisata Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu Jumlah kunjungan pengunjung objek wisata hutan mangrove Pantai Pasir Kadilangudalam 5 bulan ini yaitu jumlah kunjungan minimal sebanyak 1 kali dan maksimal sebanyak 6 kali. Jumlah kunjungan 1-2 kali sebanyak 87 responden atau sebesar 72,5% dan jumlah kunjungan tertinggi 1-2 kali dengan sebanyak 1 responden atau sebesar 0,8%. Deskripsi jumlah kunjungan responden pengunjung objek wisata hutan mangrove pantai pasir kadilangu dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Deskripsi Berdasarkan Jumlah Kunjungan Ke Objek Wisata Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu Jumlah kunjungan (kali) Jumlah responden Presentase 1-2 87 72,5 3-4 27 22,5 5-6 6 5,0 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Pendapatan akan mempengaruhi status seseorang dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian jumlah dalam memilih lokasi wisata, pendapatan (uang saku) seseorang akan berperan dalam pengambilan keputusan dalam

memilih wisata. Komposisi responden menurut tingkat pendapatan (uang saku) per bulan disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 4.2 Deskripsi Responden Menurut Pendapatan (Uang Saku) per Bulan dan Persentasenya Pengasilan (Rp) Jumlah Responden Persentase) Rp 500.000-1.500.000 49 40,83 Rp 1.500.000-2.500.000 43 35,83 Rp 2.500.000-3.500.000 25 20,83 >Rp 3.500.000 3 2,50 Berdasarkan Tabel 4.2 diatas diperoleh bahwa sebagian besar responden berpenghasilan pada kisaran Rp 500.000-Rp 1.500.000 yaitu sebanyak 49 responden atau sebesar 40,83 persen. Untuk responden yang memiliki pendapatan pada kisaran Rp 1.500.000 2.500.000 yaitu sebanyak 43 responden atau sebesar 35,83. Untuk responden yang memiliki pendapatan pada kisaran Rp2.500.000-3.500.000 yaitu sebanyak 25 responden atau sebesar 20,83. Dan untuk responden yang memiliki pendapatan pada kisaran Rp < 3.500.000 yaitu sebanyak 3 responden atau sebesar 2,50 persen.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Biaya Perjalanan Biaya perjalanan dari masing-masing individu merupakan penjumlahan dari biaya transportasi, biaya konsumsi, biaya tiket masuk, biaya parkir, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan oleh masing-masing responden pengunjung objek wisata Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu Kulon Progo. Tabel 4.3 Deskripsi Berdasarkan Biaya Perjalanan Responden Biaya perjalanan (Rp) Jumlah responden Presentase 0-50.000 75 62,5 51.000-100.000 27 22,5 >100.000 18 15,0 Berdasarkan Tabel 4.3 diatas biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh pengunjung objek wisata Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu Kulon Progo dengan jumlah responden terbanyak yaitu berkisar antara 0- Rp50.000,-. Dari responden diketahui bahwa biaya minimal untuk mengunjungi objek wisata hutan mangrove sebesar Rp 20.000,- dan biaya tertinggi sebesar Rp130.000,- 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jarak Tempuh Jarak yang ditempuh pengunjung untuk mengunjungi objek wisata hutan mangrove pantai pasir kadilangu kulon progo dengan jarak terdekat adalah 9 km dan jarak terjauh adalah 60 km. deskripsi mengenai jarak dari

tempat tinggal responden terhadap objek wisata Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu Kulon Progo ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.4 Deskripsi RespondenBerdasarkan Jarak dari Tempat Tinggal Jarak (km) Jumlah responden Persentase < 20 28 23,3 20-40 60 50,0 40-60 32 26,7 Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden adalah yang memiliki jarak tempuh kisaran antara 20-40 Km sebanyak 60 responden atau dengan persentase 50,0persen.Untuk responden yang memiliki jarak tempuh kisaran < 20 sebanyak 28 responden dengan persentase 23,3persen.Untuk responden yang memiliki jarak tempuh kisaran antara 40-60 sebanyak 32 responden dengan persentase 26,7persen. 5. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Responden Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan pada penelitian yang dilakukan diarea objek Wisata Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu disajikan pada tabel sebagi berikut:

Tabel 4.5 Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan Jumlah reponden Persentase SMP 16 13,33 SMA 67 55,83 D3 6 5,00 S1 31 25,83 Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden adalah yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 67 responden dengan persentase 55,83 persen. Untuk responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir S1 sebanyak 31 responden dengan persentase 25,83 persen. Responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir D3 sebanyak 6 responden dengan persentase 5,00 persen. Responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SMP sebanyak 16 responden dengan persentase 13,3 persen. 6. Karakeristik Responden berdasarkan Usia Usia berkaitan dengan kemampuan fisik responden untuk melakukan kunjungan dan produktivitas responden. Umur juga menjadi faktor yang menentukan pola pikir seseorang dalam menentukan jenis barang dan saja yang akan dikonsumsi termasuk keputusan untuk mengalokasikan sebagian dari pendapatannya digunakan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata. Jadi

secara tidak langsung usia akan turut mempengaruhi besarnya permintaan terhadap objek wisata Hutan Mangrove Pantai Pasir kadilangu. Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa umur responden tergolong usia produktif yaitu berkisar antara 16 tahun sampai 45 tahun. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.6 Deskriptif Berdasarkan Usia Responden Kategori usia (tahun) Jumlah responden Persentase 15-20 26 21,7 21-30 67 55,9 31-40 22 18,3 41-50 6 5,00 Dari Tabel 4.7 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden mempunyai usia pada kisaran 21-30 tahun sebanyak 67 responden atau sebesar 55,9 persen. Untuk responden yang memiliki usia pad kisaran 15-20 tahun sebanyak 26 responden atau sebesar 21,7 persen. Untuk responden yang memiliki usia pada kisaran 31-40 tahun sebanyak 22 responden atau sebesar 18,3 persen. Untuk responden yang memiliki usia pada kisaran 41-50 tahun sebanyak 6 responden atau sebesar 5,0 persen.

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin secara tidak langsung turut mempengaruhi pemanfaatan jasa lingkungan yang ditawarkan oleh objek-objek wisata. Jenis kelamin seorang wisatawan akan turut menentukan jenis wisata apa yang akan dipilih. Sehingga jenis kelamin ini juga turut mempengaruhi jumlah kunjungan wisata ke hutan mangrove pantai pasir kadilangu kulon progo. Tabel 4.8 Deskriptif Berdasarkan Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin Jenis kelamin Jumlah responden Persentase Laki-laki 53 44,17 Perempuan 67 55,83 Dari Tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak dibandingkan responden laki-laki. Jumlah responden perempuan sebanyak 67 orang atau sebesar 55,83 persen dan responden lakilaki sebanyak 53 orang atau sebesar 44,17 persen. Hal ini menunjukkan bahwa minat untuk mengunjungi objek wisata mangrove adalah rata-rata berjenis kelamin perempuan.

8. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan Status responden dapat mengubah perilaku seseorang termasuk dalam kaitannya dengan lokasi wisata. Proporsi status pengunjung objek wisata hutan mangrove pantai pasir kadilangu kulon progo yang sudah menikah sebanyak 39 orang dan responden yang belum menikah sebanyak 81 orang. Tabel 4.9 Deskriptif Responden Berdasarkan Status Perkawinan Status Responden Jumlah responden Persentase Menikah 39 32,5 Belum menikah 81 67,5 Berdasarkan Tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa wisata lebih banyak dilakukan oleh orang-orang yang belum menikah yaitu sebanyak 81 responden atau sebesar 32,5 persen. Untuk responden yang sudah menikah sebanyak 39 responden atau sebesar 32,5 persen. 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan akan mempengaruhi status sosial yang mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan. Demikian juga dalam pemilihan lokasi wisata, pekerjaan seseorang akan berpengaruh dalam pengambilan keputusan dalam memilih wisata.

Tabel 1.10 Identitas responden menurut jenis pekerjaan Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Persentase Pegawai negeri sipil (PNS) 13 10,9 Wiraswasta 9 7,5 Pelajar / Mahasiswa 69 57,5 Pegawai swasta 23 19,1 Lainnya 6 5,0 Dari Tabel 4.10 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden berstatus pelajar/mahasiswa sebanyak 69 responden atau 57,5persen.Untuk responden yang ststus pekerjaan sebagai Pegawai Negeri sipil sebanyak 13 responden atau 10,9persen.Untuk responden yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta sebanyak 23 responden atau 19,1persen.Untuk responden yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 9 responden atau 7,5persen. Dan sisanya adalah yang berstatus pekerjaan lainnya sebanyak 6 responden atau 5,0 persen.

10. Transportasi yang digunakan Responden Menuju Objek Wisata Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu Kulon Progo Sebagian besar responden pengunjung objek wisata hutan mangrove pantai pasir kadilangu menggunakan seperda motor yaitu sebanyak 82 responden atau sebesar 85 persen dan sisanya yaitu dengan menggunakan mobil pribadi sebanyak 18 responden atau sebesar 15 persen. Tabel 1.11 Deskriptif Berdasarkan Transportasi yang digunakan Responden Menuju Objek Wisata Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu Alat transportasi Jumlah responden Persentase Mobil pribadi 18 15,0 Sepeda motor 102 85,0