1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Laba perusahaan merupakan informasi yang sangat menarik bagi investor karena penilaian investor dalam hal kinerja perusahaan kebanyakan mengukur dari laba dalam laporan keuangan perusahaan. Stakeholder biasanya beranggapan bahwa laba yang besar menunjukan kondisi perusahaan yang baik. Namun investor belum mengetahui apakah laba yang tinggi belum menunjukan kualitas informasi dan laba yang terkandung dalam laporan keuangan, maka investor harus memperhatikan kualitas laba dalam perusahaan untuk pengambilan keputusan yang bijak dalam investasi. Kualitas laba adalah kemampuan laba dalam laporan keuangan untuk menjelaskan kondisi laba yang sesungguhnya. Persistensi laba merupakan salah satu komponen nilai prediksi laba dalam menentukan kualitas laba (Jonas dan Blachet, dalam Martani dan Persada, 2009), karena agar dapat memberikan informasi yang handal maka laba harus persisten. Persistensi merupakan salah satu nilai prediktif laba dalam karakter relevan, yakni laba harus mampu membuat perbedaan pengambilan keputusan dengan membantu pengguna informasi untuk memprediksi dari masa lalu, sekarang dan masa datang. Laba yang persisten adalah laba yang dapat mencerminkan keberlanjutan laba (sustainable earning) di masa depan (Dewi dan Putri (2015)). 1
2 Salah satu isu persistensi laba adalah book tax differences, yaitu perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal dalam pelaporan keuangan laba/rugi. Peraturan perpajakan di Indonesia mengharuskan laba fiskal dihitung berdasarkan metode akuntansi yang menjadi dasar perhitungan laba akuntansi yaitu metode akrual, sehingga perusahaan tidak perlu membuat pelaporan keuangan ganda, namun hanya dengan membuat rekonsiliasi fiskal untuk menentukan besarnya laba fiskal. Adanya perbedaan tujuan antara peraturan perpajakan dengan Standar Akuntansi akan mengarah ke berbagai tindakan yang memungkinkan dapat menurunkan nilai perusahaan yakni salah satunya adalah manajemen laba. Book tax differences dalam penelitian ini diukur atas perbedaan permanen dan perbedaan temporer. Book tax differences yang diukur dari perbedaan permanen merupakan perbedaan pengakuan pendapatan dan beban menurut Standar Akuntansi dan peraturan perpajakan yaitu adanya penghasilan dan beban yang diakui menurut akuntansi komersial namun tidak diakui menurut fiskal atau sebaliknya. Sedangkan book tax differences yang diukur dari perbedaan temporer adalah perbedaan pengakuan menurut Standar Akuntansi dan peraturan perpajakan yang sifatnya temporer. Masih banyak pendapat yang mendukung dan menentang pernyataan mengenai apakah book tax differences dapat mencerminkan mengenai informasi persistensi laba. Banyak pula peneliti yang telah membuktikan bahwa book tax differences dapat mencerminkan persistensi laba. Book tax differences dapat memberikan informasi mengenai kualitas laba (Noviana,
3 2012 dalam Tang (2006)). Logika yang mendasarinya adalah adanya sedikit kebebasan akuntansi yang diperbolehkan dalam pengukuran laba fiskal (Wijayanti, 2006). Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Dewi dan Putri (2015) menyimpulkan bahwa book tax differences yang diproksi dari perbedaan permanen dan temporer berpengaruh positif pada persistensi laba, namun berbeda dengan Asma (2013) yang menyimpulkan bahwa perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal berpengaruh signifikan negatif serta pada peneltian Barus dan Rica (2014) bahwa perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba. Arus kas operasi juga salah satu faktor persistensi laba yang terkandung dalam laba saat ini yang mewakili sifat transitori dan permanen laba. Data arus kas merupakan indikator keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan akuntansi karena arus kas relatif lebih sulit untuk dimanipulasi (Barus dan Rica, 2014). Dalam penelitian Asma (2013) yang menyimpulkan adanya pengaruh positif antara aliran kas operasi dengan persistensi laba. Namun berbeda dengan penelitian dari Meythi (2006) yang membuktikan tidak adanya pengaruh antara aliran kas dengan persistensi laba. Persistensi akan meningkat apabila komponen aliran kas semakin meningkat, kondisi inilah yang membuat aliran kas disebut sebagai proksi kualitas laba (Dewi dan Putri (2015)).
4 Dalam menilai kinerja perusahaan juga dapat dilihat dari ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan juga mempunyai pengaruh terhadap persistensi laba. Semakin besar ukuran perusahaan biasanya investor memiliki kepercayaan yang besar pula terhadap perusahaan tersebut, karena perusahaan yang besar dianggap mampu terus meningkatkan kinerjanya dengan terus berupaya meningkatkan persistensi labanya. Hal ini seperti dalam penelitian Anggraeni (2014) serta Nuraini dan Purwanto (2014) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap persistensi laba. Selain karena adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, persistensi dipilih karena dapat menunjukan kualitas laba yang relevan dan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan investor. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai pengaruh book tax differences yang diukur dari perbedaan permanen dan perbedaan temporer, arus kas operasi dan ukuran perusahaan terhadap persistensi laba. Penelitian ini mengacu pada penelitian dari Dewi dan Putri (2015) yang mengenai pengaruh book tax differences, arus kas operasi, arus kas akrual dan ukuran perusahaan terhadap persistensi laba. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada sampel penelitian yakni penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan perhotelan dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tahun periode yang diambil pada 2009-2011, sedangkan pada penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang paling dominan dan memiliki
5 struktur keragaman operasional yang beragam sehingga dapat menggeneralisasi karakteristik perusahaan di Bursa Efek Indonesia serta perusahaan manufaktur sensitif terhadap kejadian. Pada penelitian ini tahun periode yang diambil yaitu pada 2010-2014 karena untuk penilaian persistensi laba dibutuhkan periode penelitian minimal 5 tahun. Selain itu dalam penelitian ini mengurangi satu variabel dari penelitian sebelumnya yakni arus kas akrual. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persistensi laba serta memberikan informasi mengenai kualitas laba pada laporan keuangan perusahaan dengan melalui indikator persistensi laba. Persistensi laba yang baik akan menunjukan laporan keuangan yang baik pula. 1.2.Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah book tax differences yang diukur dari perbedaan permanen berpengaruh positif terhadap persistensi laba? 2. Apakah book tax differences yang diukur dari perbedaan temporer berpengaruh positif terhadap persistensi laba? 3. Apakah arus kas operasi berpengaruh positif terhadap persistensi laba? 4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap persistensi laba?
6 1.3.Pembatasan Masalah Penelitian diharapkan tetap dalam lingkup pembahasan analisis yang dilakukan jelas, oleh karena itu perlu dilakukan pembatasan ruang lingkup dan pembahasan dalam penelitian. Adapun batas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ada banyak faktor yang mempengaruhi persistensi laba, namun peneliti akan fokus menggunakan variabel book tax differences yang diukur dari perbedaan permanen, book tax differences yang diukur dari perbedaan temporer, arus kas operasi dan ukuran perusahaan sebagai pembatas. 2. Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun periode 2010-2014 3. Data yang digunakan yaitu berupa data sekunder yaitu dengan menghitung laporan keuangan perusahaan manufaktur sesuai dengan pengukuran perhitungan variabel. 1.4.Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu : 1. Membuktikan secara empiris mengenai pengaruh book tax differences yang diukur dari perbedaan permanen terhadap persistensi laba. 2. Membuktikan secara empiris mengenai pengaruh book tax differences yang diukur dari perbedaan temporer terhadap persistensi laba
7 3. Membuktikan secara empiris mengenai pengaruh arus kas operasi terhadap persistensi laba 4. Membuktikan secara empiris mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap persistensi laba. 1.5.Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, diharapkan akan ada manfaat yang didapatkan, yaitu : 1. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan tentang hubungan book tax differences, arus kas operasi dan ukuran perusahaan dengan persistensi laba 2. Bidang Akademik Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumber literatur dan referensi serta dapat menjadi acuan dan rujukan bagi yang ingin melakukan penelitian atau mengembangkan penelitian selanjutnya. 3. Bidang Ekonomi Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah informasi dan pengetahuan bagi perusahaan terutama dalam meningkatkan kualitas laba serta informasi yang relevan mengenai kualitas laba bagi investor.