BAB III LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
Pertemuan ke 13 KONSEP NILAI HASIL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini

EARNED VALUE ANALYSIS TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Proyek Pembangunan Sarana/Prasarana Pengamanan Pantai)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAN ISTILAH ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CONTROLLING IDENTIFIKASI VARIANS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU DENGAN METODE KONSEP NILAI HASIL PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASAR PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Proyek biasanya bersifat lintas fungsi

PENGENDALIAN PROYEK (Pengendalian Proyek-2 : CPI & SPI)

CONTROLLING IDENTIFIKASI VARIANS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No. 1, November 2012 (44-52)

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU DENGAN METODE KONSEP NILAI HASIL PADA PROYEK PEMBANGUNAN RESERVOIR II ANGGUNGAN DI MENGWI BADUNG

Kata kunci: Evaluasi Proyek, Konsep Nilai Hasil, ACWP, BCWS, BCWP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam periode tertentu ( Maharesi Dannyanti,2010 ). kurun waktu tertentu ( Tampubolon dalam Dannyanti,2010 )

PENGENDALIAN PROYEK DENGAN METODE EARNED VALUE (STUDI KASUS PROYEK RUSUNAWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG)

KAJIAN EKONOMI PROYEK PENGADAAN DAN PERBAIKAN TULISAN ALUN-ALUN KABUPATEN NGAWI

BAB V ANALISIS, HASIL DAN PEMBAHASAN

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE PADA PROYEK STUDENT BOARDING HOUSE PRESIDENT UNIVERSITY

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN KONSEP EARNED VALUE (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN BERINGIN KOTA PADANG)

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI KEMAJUAN PROYEK DENGAN METODE NILAI HASIL PROSES PENGENDALIAN KINERJA WAKTU DAN BIAYA

ANALISIS METODE MONTECARLO PADA KONSEP NILAI HASIL UNTUK MONITORING PROYEK

STUDI PENGENDALIAN WAKTU DAN BIAYA PADA PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN SIMPANG RAJA BAKONG - TANAH PASIR DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP NILAI HASIL

3.2.1 Prosedur Pembuatan Progres Biaya dan Waktu Proyek yang. Adapun prosedur pembuatan progres biaya dan waktu untuk

Pandu Sugoro, M. Hamzah Hasyim, dan Saifoe El Unas

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE EARNED VALUE UNTUK MENGANALISA KINERJA BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL HOLIDAY INN EXPRESS SURABAYA

Analisa Earned Value Concept dan Cost Varians pada Pekerjaan Jalan Wilayah Painan-Kambang Sumatra Barat

Kata kunci: earned value, kinerja, pelaporan, pengendalian

BAB III METODOLOGI 3.1 Rancangan Penelitian

PENGENDALIAN PROYEK PEMBANGUNAN LANJUTAN SMA NEGERI INTERNASIONAL SUMATERA SELATAN PALEMBANG DENGAN METODE EARNED VALUE

Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Proyek dengan Metode Earned Value Management (EVM)

PENGUKURAN KINERJA DAN EVALUASI KEMAJUAN PROYEK

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE ANALYSIS

PENGENDALIAN PROYEK (Pengendalian Proyek-1)

Metode Earned Value untuk Analisa Kinerja Biaya dan Waktu Pelaksanaan pada Proyek Pembangunan Condotel De Vasa Surabaya

YOGYAKARTA NPM :10 02

Aplikasi Metode Nilai Hasil (Earned Value Method) pada Sistem Pengendalian Proyek

MODEL PENGENDALIAN BIAYA DAN JADWAL PEMBANGUNAN KAPAL DENGAN PENDEKATAN METODE EARNED VALUE ANALYSIS

EARNED VALUE ANALYSIS TERHADAP BIAYA DAN JADWAL PADA PROYEK GEDUNG WILMAR BUSSINES INSTITUTE MEDAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, tujuan, manfaat, ruang lingkup permasalahan dan sistematika penulisan.

Konsep Earned Value dalam Aplikasi Pengelolaan Proyek Konstruksi

ANALISIS NILAI HASIL TERHADAP BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL EASTPARC YOGYAKARTA)

ALEX SATRYA MAULANA ( )

EARNED VALUE METHOD UNTUK PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT DAN EXCEL

BAB III LANDASAN TEORI

Analisa Earned Value pada Proyek Pembangunan Vimala Hills Villa dan Resort Bogor

ANALISA PEMBIAYAAN PROYEK PEMBANGUNAN LANJUTAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FKIP UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

ZHAFIRA HADYAN

BAB II SISTEM PENGENDALIAN. 2.1 Konsep & Metode Pengendalian

ANALISIS KINERJA PROYEK PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU SMKN 6 BALIKPAPAN

ABSTRAK PANJANG PENERAPAN METODE EARNED VALUE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA KINERJA BIAYA DAN WAKTU DENGAN METODE EARNED VALUE PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG INTENSIF RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR MALANG

EVALUASI PENGENDALIAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH KOST DUA LANTAI DI KEPUTIH TEGAL TIMUR SURABAYA. I Komang Kerthajaya

EVALUASI KINERJA KONTRAKTOR PADA PENGENDALIAN KONSTRUKSI DI LAPANGAN DALAM SUATU PROYEK RENOVASI DI PERUSAHAAN FARMASI DI BANDUNG

ISSN No [ JURNAL TEKNIKA VOL 7 NO 1 MARET 2015]

PERBANDINGAN BIAYA PROYEK GEDUNG EMPAT LANTAI STKIP KIE RAHA TERNATE DENGAN METODE EARNED VALUE

ANALISIS NILAI HASIL TERHADAP WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL EASTPARC YOGYAKARTA)

Agus Purnomo. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pasundan

BAB IV METODE PENELITIAN

.: Daftar Istilah dan Singkatan xv. Daftar Singkatan. Earned Value Concept. Work Break Down Structure. Project Management Body Of Knowledge

PENERAPAN METODE KONSEP NILAI HASIL (EARNED VALUE CONCEPT) DALAM PENGENDALIAN PROYEK. Fauzy Nasution a, Ir. Syahrizal M.T. b

TUGAS AKHIR ANALISA BIAYA DAN WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN KAMPUS POLITEKNIK MENGGUNAKAN KONSEP EARNED VALUE. Disusun Oleh: FILASTRI D

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

REGITRA DESKA FEBRI NPM

ANALISIS PENGENDALIAN WAKTU DENGAN EARNED VALUE PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL FAVE KOTABARU YOGYAKARTA

ANALISA PENGENDALIAN BIAYA DENGAN MENGGUNAKAN EARNED VALUE CONCEPT

PRESENTASI TUGAS AKHIR

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

Kata kunci : Probabilistic Earned Value, kinerja biaya, kinerja waktu

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Penelitian Wahyudi (2007) 2.2 Penelitan Rizki Gumelar (2012)

RENCANA KERJA ULANG PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DAN OPTIMALISASI NASKAH PUBLIKASI

Penentuan Efektivitas Manfaat melalui Analisa Gap

BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB IV ANALISA DATA BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI VOLUME 4 NO. 1 FEBRUARI 2017

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Objek Penelitian Jenis Data Metode Pengumpulan Data Primer dan

KAJIAN PERENCANAAN APLIKASI ANALISIS VARIANS DAN KONSEP NILAI HASIL MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCESS DALAM PENGENDALIAN PROYEK KONSTRUKSI

PELAKSANAAN PROYEK DENGAN METODE GEDUNG PM3 PT. ADIPRIMA SURAPRINTA GRESIK OLEH : ARIFIAN SYAH PUTRA

BAB V ANALISIS, HASIL & PEMBAHASAN

PENGENDALIAN BIAYA DAN JADUAL TERPADU PADA PROYEK KONSTRUKSI. Dewa Ketut Sudarsana 1

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PROYEK DENGANN METODE KONSEP NILAI HASIL (Studi Kasus: Proyek Pembangunan The Royal Bukit)

MONITORING PROYEK REHABILITASI SALURAN IRIGASI NGREJO DENGAN METODE KONSEP NILAI HASIL BERDASARKAN TIME BASED DAN PROGRESS BASED SKRIPSI TEKNIK SIPIL

Keywords : Earned Value Analysis (EVA), Microsoft Project 2007, Cost Control, Time Control Brothers 2 Hotel Solo Baru.

BAB V PENUTUP. dijelaskan pada bab sebelumnya. Kesimpulan akan mencakup pembahasan dari hasil evaluasi

EVALUASI ARUS KAS KONTRAKTOR DENGAN SISTEM ANGSURAN PEMBAYARAN BERDASARKAN PRESTASI KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

EVALUASI PENGENDALIAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PADA PROYEK CIVIL WORK DI SMK NEGERI 1 KEDIRI

Transkripsi:

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Proyek adalah serangkaian aktivitas yang terorganisir dengan gabungan dari berbagai sumber daya yang dihimpun dalam suatu wadah untuk mencapai sasaran dalam jangka waktu tertentu/terbatas dengan sumber daya tertentu/terbatas. Kegiatan proyek konstruksi merupakan kegiatan yang rumit dan saling bergantung antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen konstruksi yang baik agar kegiatan proyek berjalan sesuai yang diharapkan. Dengan meningkatnya tingkat kompleksitas proyek dan semakin langkanya sumber daya, maka dibutuhkan juga peningkatan sistem pengelolaan proyek yang baik dan terintegrasi (Ahuja et al, 1994). Pada kenyataannya di lapangan sering dijumpai suatu kegiatan proyek tidak berjalan sesuai perencanaan awal, sehingga banyak terjadi keterlambatan. Untuk mengantisipasi penyimpangan yang mungkin akan terjadi harus ada pengendalian. Pengendalian proyek adalah suatu proses kegiatan dari awal sampai akhir pada suatu proyek yang bertujuan untuk menjamin adanya kesesuaian antara rencana dan hasil kerja serta melakukan tindakan-tindakan terhadap penyimpangan yang ditemukan di lapangan atau selama pelaksanaan. Pengendalian pelaksanaan proyek dilakukan dengan monitoring dan pelaporan kegiatan secara berkala. Laporan adalah suatu penyampaian informasi tertulis yang mencakup perkembangan pekerjaan serta memuat uraian penyimpangan pelaksanaan di lapangan dan perkembangan baru yang timbul di lapangan. Pelaporan yang detail dapat memberikan informasi tentang kemajuan proyek, permasalahan yang dihadapi dan dapat langsung mengambil tindakan untuk menanggulangi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Jika dalam proses pelaksanaan terjadi penyimpangan terhadap rencana sebelumnya, maka diperlukan suatu usaha manajerial untuk mengatasi segala kendala yang muncul dalam pelaksanaan suatu proyek. Usaha-usaha tersebut 12

13 disebut dengan manajemen proyek, yaitu suatu usaha merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan (Soeharto, 1995). 3.2 Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah suatu proses yang terdari dari planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (menggerakkan/pelaksanaan) dan controlling (pengawasan) untuk mencapai sasaran dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya lain. Masih banyak definisi lain yang mempunyai kesamaan dan perbedaannya berdasarkan sudut pandang peninjauannya, sehingga dapat diambil suatu pengertian manajemen yaitu suatu proses, teknik/cara/act dan seni/art untuk mencapai tujuan secara sistematik melalui tindakan planning, organizing, actuating dan controlling dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efisien dan efektif. Peranan manajemen konstruksi dalam bidang pembangunan adalah layanan yang sangat baik yang disediakan untuk mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan seluruh proses konstruksi. 1. Tahap perencanaan (planning) Perencanaan merupakan salah satu fungsi vital dalam kegiatan manajemen proyek. Perencanaan dikatakan baik bila seluruh proses kegiatan yang ada didalamnya dapat diimplementasikan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dengan tingkat penyimpangan minimal serta akhir maksimal. 2. Organisasi (organizing) Menurut Soeharto (1995), organisasi adalah sasaran yang diperlukan untuk mengatur unsur-unsur sumber daya perusahaan yang terdiri dari tenaga kerja, tenaga ahli, material, dana dan lain-lain dalam suatu gerak langkah yang sinkron untuk mencapai suatu tujuan yang efektif dan efisien. Dari beberapa pengertian tentang organisasi ada beberapa ciri organisasi yang baik adalah: a. Mempunyai tujuan yang jelas b. Mempunyai struktur organisasi yang sesuai c. Tujuan organisasi dipahami dan dapat diterima

14 d. Mempunyai rantai perintah dan kesatuan perintah e. Adanya pembagian tugas yang jelas dan merata f. Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab g. Pola dasar organisasi yang jelas h. Adanya koordinasi i. Adanya komunikasi. 3. Tahap pelaksanaan (actuating) Tujuan dari tahap pelaksanaan adalah untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek dan sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati, serta dengan kualitas yang telah disyaratkan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan semua operasional di lapangan. Pengendalian proyek secara umum meliputi: a. Pengendalian jadwal waktu pelaksanaan b. Pengendalian organisasi lapangan c. Pengendalian tenaga kerja d. Pengendalan peralatan dan material. 4. Pengawasan (controlling) Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya. Kegiatan yang dilakukan adalah: a. Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data selama pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (as build drawing) b. Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan-kerusakan c. Mempersiapkan petunjuk operasional/pelaksanaan serta pedoman pemeliharaan d. Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan. Pihak yang terlibat adalah konsultan pengawas/mk, pemakai dan pemilik. Sebagaimana diketahui bahwa dalam pelaksanaan manajemen konstruksi didasari dari proses proyek itu sendiri, yang mempunyai awal dan akhir serta tujuan menyelesaikan proyek tersebut dalam bentuk bangunan fisik secara efisien

15 dan efektif. Untuk itu, diperlukan pengetahuan yang salah satunya menyangkut aspek teknis pelaksanaan manajemen konstruksi itu sendiri dalam penyelenggaraannya. 3.2.1 Fungsi Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi merupakan proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistematis pada suatu proyek dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain: 1. Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan 2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan mengatasi kendala terbatasnya waktu pelaksanaan 3. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu dilakukan dengan laporan harian, mingguan dan bulanan 4. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lapangan 5. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sistem informasi yang baik untuk menganalisis performa di lapangan. 3.2.2 Tujuan Manajemen Proyek Sasaran manajemen konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan. Untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan. Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu (Quality Control), pengawasan biaya (Cost Control) dan pengawasan waktu pelaksanaan (Time Control). Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan, namun dapat juga pada tahap-tahap lain sesuai dengan tujuan dan

16 kondisi proyek tersebut sehingga konsep manajemen konstruksi dapat diterapkan pada tahap-tahap proyek sebagai berikut. 1. Manajemen konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan proyek dengan sistem manajemen konstruksi, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan-masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek. 2. Tim manajemen konstruksi sudah berperan sejak awal perencanaan, pelelangan dan pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak (feasible) mulai dari tahap desain. 3. Tim manajemen konstruksi akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan desain sampai proyek selesai. 4. Manajemen konstruksi berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan. Dalam kegiatan proyek, diperlukan adanya keterpaduan antara perencanaan dan pengendalian yang relatif lebih berat dibandingkan dengan kegiatan yang bersifat rutin. Untuk itu diperlukan metode yang sensitif mendeteksi penyimpangan sedini mungkin. Metode yang dimaksud adalah metode konsep nilai hasil (Soeharto, 1995). 3.3 Keterlambatan Proyek 3.3.1 Teori Keterlambatan (Delay) Menurut Callahan et al (1992), keterlambatan (delay) adalah apabila suatu aktifitas atau kegiatan proyek konstruksi yang mengalami penambahan waktu atau tidak diselenggarakan sesuai rencana yang diharapkan. Keterlambatan proyek dapat didefinisikan dengan jelas melalui schedule. Dengan melihat schedule, akibat keterlambatan suatu kegiatan terhadap kegiatan lain dapat terlihat dan diharapkan dapat segera diantisipasi.

17 3.3.2 Penyebab Keterlambatan Apabila terjadi penundaan didalam pelaksanaan proyek konstruksi, pelaksana proyek harus mampu meneliti dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut. Penundaan yang terjadi harus diminimalisasi sedini mungkin dan dapat mengetahui tipe-tipe penundaan (delay) yang terjadi. Keterlambatan proyek konstruksi disebabkan oleh beberapa faktor internal dan faktor eksternal, diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Keterlambatan akibat kesalahan kontraktor. a. Keterlambatan memulai pelaksanaan proyek b. Pekerja dan pelaksana kurang berpengalaman c. Mandor yang kurang efektif d. Peralatan yang datang terlambat e. Rencana kerja yag kurang baik. 2. Keterlambatan akibat kesalahan pemilik proyek. a. Terlambatnya angsuran pembayaran oleh kontrakor b. Terlambatnya penyediaan lahan c. Mengadakan perubahan pekerjaan yang besar. 3. Keterlambatan akibat faktor eksternal. a. Akibat kerusakan seperti kebakaran yang bukan kesalahan kontrakotr, konsultan atau pemilik proyek b. Akibat bencana alam atau perang c. Perubahan moneter. 3.3.3 Dampak Keterlambatan Proyek Pada dasarnya kegiatan proyek konstruksi bertujuan untuk membangun sarana dan prasarana untuk dapat digunakan dan dikelola sebagai kebutuhan pokok manusia. Namun pada pelaksanaan pembangunan sering ditemukan berbagai macam kendala dan masalah yang tidak diprediksi sebelumnya. Kendala dan masalah tersebut akan mengakibatkan keterlambatan pada kegiatan konstruksi. Keterlambatan proyek akan sangat merugikan banyak pihak. Pihak

18 yang akan menerima dampak keterlambatan adalah pihak pemilik proyek, konsultan dan kontraktor. 1. Pihak pemilik proyek Keterlambatan yang terjadi akan sangat merugikan pemilik proyek karena akan mengurangi penghasilan pada bangunan yang akan dibuat. Bangunan yang seharusnya sudah dapat digunakan, dijual atau disewakan sesuai perencanaan pemilik proyek tidak dapat dilakukan karena proyek masih dalam tahap pembangunan. Jika pemilik proyek adalah pemerintah yang merencanakan pembangunan fasilitas umum seperti rumah sakit, gedung perkantoran dan lain-lain tentunya akan merugikan program pelayanan kepada masyarakat yang telah disusun. 2. Pihak konsultan Dampak dari keterlambatan proyek yaitu konsultan yang akan mengalami kerugian waktu, serta akan terlambat dalam mengerjakan proyek yang lainnya. Sehingga jadwal yang sudah disusun untuk proyek yang lain juga akan mengalami keterlambatan. 3. Pihak kontraktor Proyek yang mengalami keterlambatan dan mengakibatkan overhead, karena bertambah waktu pelaksanaan proyek. Biaya overhead meliputi biaya utuk perusahaan secara keseluruhan, terlepas dari ada tidaknya kontrak yang sedang dijalani. 3.4 Extension Of Time (EOT) Menurut Hardjomuljadi (2014), extension of time (EOT) atau perpanjangan waktu merupakan suatu hak bagi pihak kontraktor untuk diajukan sebagai klaim konstruksi. Perpanjangan waktu juga diatur di dalam setiap Surat Perintah Kerja atau Surat Perjanjian Kontak, yang tertuang pada suatu Standar Dokumen Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah. Pada syarat-syarat umum kontrak disebutkan:

19 1. Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data penunjang. 2. PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui addendum SPK jika perpanjangan tersebut mengubah Masa pelaksana dalam SPK. 3. PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh penyedia. 3.5 Konsep Nilai Hasil (Earned Value Concept) Menurut Soeharto (1995), konsep nilai hasil adalah konsep menghitung besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan atau dilaksanakan (Budgeted Cost of Works Performed). Konsep dasar nilai hasil dapat digunakan untuk mengalisis kinerja dan membuat prakiraan pencapaian sasaran. Untuk itu digunakan 3 indikator, yaitu ACWP (Actual Cost of Work Performed), BCWP (Budgeted Cost of Work Performed) dan BCWS (Budgeted Cost of Work Schedule). Gambar 3.1 Analisis Varians Terpadu Disajikan dengan Grafik S (Sumber: Soeharto, 1995)

20 Bentuk kurva di atas adalah kurva earned value untuk mengevaluasi penggunaan biaya dan jadwal waktu proyek sekaligus dan lebih realistis dari keadaan yang terjadi di lapangan. Bentuk kurva ini juga dapat memberikan prediksi mengenai biaya dan jadwal pada masa mendatang dengan kalkulasi matematis untuk menentukan progres proyek bila terjadi penyimpangan. 3.5.1 ACWP (Actual Cost of Work Performed) ACWP (Actual Cost of Work Performed) adalah jumlah biaya aktual dari pekerjaan yang telah dilaksanakan. Biaya ini diperoleh data-data akuntansi atau keuangan proyek pada tanggal pelaporan, yaitu catatan segala pengeluaran biaya aktual dari paket kerja atau kode akuntansi termasuk perhitungan overhead dan lain-lain. Jadi, ACWP merupakan jumlah aktual dari pengeluaran atau dana yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pada kurun waktu tertentu (Soeharto, 1995). 3.5.2 BCWP (Budgeted Cost of Work Performed) BCWP (Budgeted Cost of Work Performed) adalah nilai hasil dari sudut pandang nilai pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap anggaran yang disediakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Nilai angka ACWP dibandingkan dengan BCWP, akan terlihat perbandingan antara biaya yang telah dikeluarkan untuk pekerjaan yang telah terlaksana terhadap biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk maksud tertentu (Soeharto, 1995). 3.5.3 BCWS (Budgeted Cost of Work Schedule) BCWS (Budgeted Cost of Work Schedule) merupakan jumlah anggaran untuk pekerjaan yang dikaitkan dengan jadwal pelaksanaan. Jumlah ini akan memberitahukan mengenai biaya dari semua tugas yang dijadwalkan melalui tanggal mulainya proyek. Disini terjadi perpaduan antara biaya, jadwal dan lingkup pekerjaan dimana masing-masing elemen pekerjaan telah diberi alokasi biaya dan jadwal yang kemudian dapat menjadi tolok ukur dalam pelaksanaan pekerjaan.

21 Dengan adanya ketiga indikator yang terdiri dari ACWP, BCWP dan BCWS, maka dapat dihitung berbagai faktor yang menunjukkan kemajuan dan kinerja pelaksanaan proyek, seperti: 1. Varians biaya (CV) dan jadwal terpadu (SV) 2. Memantau perubahan varians terhadap angka standar 3. Indeks produktivitas dan kinerja (performance) a. Indeks kinerja biaya (CPI) = b. Indeks kinerja jadwal (SPI) = 4. Prakiraan biaya penyelesaian proyek. 3.5.4 Varians Biaya dan Jadwal Terpadu Kemajuan proyek yang dianalisis dengan menggunakan metode varians sederhana dianggap kurang akurat, hal ini disebabkan metode tersebut tidak mengintegrasikan aspek biaya dan jadwal. Untuk mengatasinya, dapat digunakan metode konsep nilai hasil dengan indikator ACWP, BCWS dan BCWP. Varians yang dihasilkan disebut varians biaya terpadu (CV) dan varians jadwal terpadu (SV). Menurut Soeharto (1995), rumus varians biaya dan varians jadwal adalah sebagai berikut. Varians Biaya (CV) = BCWP ACWP (3.1) Varians Jadwal (SV) = BCWP BCWS (3.2) Apabila didapatkan angka varians biaya (CV) negatif, menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan lebih tinggi dari anggaran atau disebut cost overrun. Angka nol menunjukkan pekerjaan terlaksana sesuai biaya. Jika angka postif berarti pekerjaan terlaksana dengan biaya kurang dari anggaran yang direncanakan, yang disebut cost underrun. Sedangkan apabila didapatkan varians jadwal (SV) yang menunjukkan angka negatif, berarti jadwal terlambat dari yang direncanakan. Angka nol menunjukkan pekerjaan terlaksana sesuai jadwal. Jika angka positif, berarti pekerjaan terlaksana dengan waktu lebih cepat dari jadwal.

22 Untuk lebih jelasnya tentang rincian varian biaya dan varian jadwal dapat dilihat pada Tabel 3.1. Varians Jadwal SV = BCWP BCWS Positif Nol Positif Nol Negatif Nol Negatif Positif Tabel 3.1 Analisis Varian Terpadu Varians Biaya CV = BCWP ACWP Keterangan Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari Positif jadwal dengan biaya lebih kecil dari anggaran Pekerjaan terlaksana tepat sesuai Positif jadwal dengan biaya lebih rendah dari anggaran Pekerjaan terlaksana sesuai anggaran Nol dan selesai lebih cepat dari jadwal Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal Nol dan anggaran Pekerjaan selesai terlambat dan Negatif menelan biaya lebih tinggi dari anggaran Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal Negatif dan menelan biaya di atas anggaran Pekerjaan selesai terlambat dan Nol menelan biaya sesuai anggaran Pekerjaan selesai lebih cepat dari Negatif rencana dengan menelan biaya di atas anggaran Sumber: Soeharto (1995) 3.5.5 Indeks Produktivitas dan Kinerja Pencapaian produktivitas yang baik sangat dipengaruhi oleh mutu manajemen sebagai motor penggerak dalam produksi. Pengelola proyek seringkali ingin mengetahui efisiensi penggunaan sumber daya, ini dinyatakan sebagai indeks produktivitas atau indeks kinerja. Tingkat produktivitas pada dasarnya

23 merupakan nilai banding antara produktivitas dan faktor-faktor produksi modal, peralatan, tenaga kerja dan sistem manajemennya. Indeks kinerja pada konsep nilai hasil (earned value concept) terdiri dari indeks kinerja biaya (CPI) dan indeks kinerja jadwal (SPI). 1. Indeks kinerja biaya (CPI) Indeks kinerja biaya (CPI) adalah perbandingan antara biaya menurut prestasi terhadap biaya yang telah dikeluarkan (Soeharto, 1995). Untuk menghitung indeks kinerja biaya (CPI) dapat digunakan rumus: Indeks kinerja biaya (CPI) = (3.3) 2. Indeks kinerja jadwal (SPI) Indeks kinerja jadwal (SPI) adalah perbandingan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk pekerjaan yang telah dilaksanakan terhadap biaya yang telah dikeluarkan menurut rencana dalam waktu tertentu (Soeharto 1995). Untuk menghitung indeks kinerja jadwal (SPI) dapat digunakan rumus: Indeks kinerja jadwal (SPI) = (3.4) Bila angka indeks kinerja biaya (CPI) dan indeks kinerja jadwal (SPI) ditinjau lebih lanjut, maka diperoleh hal-hal sebagai berikut. 1. Angka indeks kinerja kurang dari satu (<1) berarti pengeluaran lebih besar dari anggaran atau waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang sudah direncanakan. Jika anggaran dan jadwal sudah dibuat secara realistis, maka ada sesuatu yang tidak benar dalam pelaksanaan pekerjaan. 2. Sejalan dengan pemikiran diatas, bila angka indeks kinerja lebih dari satu (>1) maka kinerja penyelenggaraan proyek lebih baik dari perencanaan, dalam arti pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal lebih cepat dari rencana. 3. Semakin besar perbedaannya dari angka 1 maka makin besar penyimpangan dari perencanaan dasar atau anggaran. Bila didapat angka terlalu tinggi yang

24 berarti prestasi pelaksanaan pekerjaan sangat baik, maka perlu diadakan pengkajian apakah mungkin perencanaan atau anggaran justru tidak realistis. 3.5.6 Proyeksi Biaya dan Jadwal Akhir Proyek Membuat prakiraan biaya atau jadwal penyelesaian proyek yang didasarkan atas hasil analisis indikator yang diperoleh pada saat pelaporan akan memberikan petunjuk besarnya biaya pada akhir proyek atau estimate at completion (EAC), atau dapat dikatakan memberikan proyeksi mengenai akhir proyek atas dasar angka yang diperoleh pada saat pelaporan. Namun estimasi ini tidak selalu memberikan jawaban yang tepat karena prakiraan atau estimasi didasari berbagai asumsi, jadi tergantung dari akurasi asumsi yang dipakai. Meskipun demikian, pembuatan prakiraan biaya dan jadwal sangat bermanfaat karena memberikan peringatan dini mengenai hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Dengan demikian masih ada kesempatan untuk melakukan tindakan perbaikan. Dengan memakai ACWP, BCWP dan BCWS proyeksi biaya dan jadwal akhir proyek dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. 1. Prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa Bila pada pekerjaan tersisa dianggap kinerjanya tetap seperti pada saat pelaporan, maka perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa atau estimate to complete (ETC) adalah: ETC = (BAC BCWP)/CPI (3.5) 2. Prakiraan total biaya proyek Prakiraan total biaya proyek (EAC) adalah sama dengan jumlah pengeluaran sampai pada saat pelaporan ditambah prakiraan biaya untuk pekerjaan sisa. EAC = ACWP + ETC (3.6) 3. Prakiraan waktu untuk pekerjaan tersisa (ETS) ETS = (waktu rencana waktu pelaporan)/spi (3.7)

25 4. Prakiraan total waktu untuk seluruh pekerjaan (EAS) EAS = waktu pelaporan + ETS (3.8) Dimana: BAC (Budgeted at Complete) = Anggaran biaya proyek keseluruhan SPI (Schedule Performance Indeks) = Indeks kinerja jadwal CPI (Cost Performance Indeks) = Indeks kinerja biaya ETC (Estimate To Complete) = Prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa EAC (Estimate At Completion) = Prakiraan total biaya proyek ETS (Estimate To Schedule) = Prakiraan waktu untuk pekerjaan yang tersisa EAS (Estimate At Schedule) = Prakiraan total waktu proyek