BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan pembangunan suatu negara bukan hanya dilihat dari segi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORITIS. yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka (Cangara,

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran, yang diberikan pada jenjang pendidikan tersebut, yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manusia banyak didukung dari beberapa faktor,

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Proses

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis,

LARAS SURYA SADEWI,2014

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor yang menyebabkan peneliti ingin menelitinya dan menarik untuk

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi bahkan hampir seluruh waktu yang kita habiskan adalah untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. benar. Proses yang baik dan benar hampir selalu melalui perjalanan yang panjang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang kurang, tetapi karena tidak adanya motivasi belajar, sehingga ia tidak berusaha untuk

HUBUNGAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ANTARA GURU DAN MURID DALAM MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. terbatasnya waktu dan daya tempuh, banyak orang sepulang kerja pergi ke fitness

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi Mekanik merupakan salah satu mata pelajaran yang penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.

BAB I PENDAHULUAN. Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan

BAB I PENDAHULUAN. lain (non media). Ketika sumber dari non media tidak dapat memuaskan. kebutuhan kita, maka kita mencarinya dari media massa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

Kata Kunci: Efektivitas Komunikasi Antarpribadi, Motivasi Belajar, Konseling, SMA Sutomo I Medan

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada manusia yang sempurna, artinya semua orang pernah. mengalami situasi sulit. Ada beberapa orang yang sebenarnya memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kelompok yang lain, bahkan memecahkan suatu permasalahan. 1 Kelompok adalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. bidang humanistic skill dan professional skill. Sehingga nantinya dapat

Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan)

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesepian (loneliness)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan sangat mendasar dalam proses belajar manusia. Manusia dibesarkan, diasuh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vera Ratna Pratiwi,2013

BAB II KAJIAN TEORETIS. Pengertian perilaku bertanggung jawab Menurut Adiwiyoto (2001: 2)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat, menanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas dan semangat rasa ingin tahu seseorang. Sang penguasa alam

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

III. METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Kemajuan pembangunan suatu negara bukan hanya dilihat dari segi pembangunan fisiknya saja, akan tetapi juga meliputi pembangunan fisik dan juga mental sumber daya manusia yang ada di negara tersebut. Pembangunan gedung gedung bertingkat sebagai sarana penunjang kegiatan perekonomian tidak akan berarti jika tidak didukung dengan adanya manusia cerdas serta beraakhlak tinggi untuk mengelolanya. Manusia adala modal utama bagi keberhasilan suatu negara menuju gerbang kesuksesan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membentuk manusia-manusia yang berkualitas. Salah satu cara yang paling ampuh untuk membangun manusia berpendidikan adalah dengan memotivasinya dalam belajar. Motivasi yang benar dalam belajar akan meningkatkan kualitas pendidikan. Seiring dengan meningkatnya kualitas pendidikan, maka akan dihasilkan manusia-manusia berpendidikan tinggi yang pada akhirnya berperan besar dalam perkembangan pembangunan suatu negara. Setiap manusia pastinya akan mendapat pendidikan, baik itu pendidikan formal yang diperoleh di sekolah maupun pendidikan nonformal yang diperoleh di bimbingan ataupun dilingkungan hidupnya. Kedua lingkup pendidikan ini (formal

maupun nonformal) seharusnya mampu memberikan motivasi yang benar bagi manusianya. Pemberian motivasi dari enaga pendidik, dalam hal ini yang dimaksud adalah guru kepada anak didik berlangsung dalam interaksi yang melibatkan proses komunikasi, terutama komunikasi tatap muka yang berlangsung diantara keduanya yang keseluruhan proses tersebut tidak lepas dari peranan komunikasi antarpribadi. Dikatakan komunikasi tatap muka karena ketika komunikasi berlangsung, komunikator (guru) dapat melihat dan mengkaji diri si komunikasi (siswa) secara langsung. Proses belajar mengajar diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. Defenisi ini mengatakan bahwa terjadinya perilaku belajar pada pihak siswa dan perilaku mengajar pada pihak guru tidak berlangsung hanya dari satu arah saja, melainkan terjadi secara timbal balik (interaktif). Dimana kedua pihak berperan dan berbuat secara aktif di dalamnya. Tujuan interaksi belajar mengajar merupakan titik temu yang bersifat mengikat serta mengarahkan aktivitas kedua pihak tersebut. Dengan demikian kriteria dari rangkaian keseluruhan proses interaksi adalah perubahan perilaku dan pribadi siswa. Proses belajar-mengajar disekolah adalah fenomena yang kompleks. Pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah tidak semata-mata dilihat dari prestasi belajar para siswa dalam bentuk angka-angka atau nilai rapor, tetapi kegiatan pembelajaran disekolah selayaknya juga ditujukan untuk menumbuhkan motivasi yang benar pada kegiatan belajar. Guru memegang peranan sangat penting dalam

menyediakan suasana kelas yang memberdayakan keberadaan siswa di kelas. Peranan seorang guru diibaratkan seperti seorang konduktor dalam sebuah orkestra yang mampu mengubah berbagai faktor yang berkaitan dengan pembelajaran sehingga memudahkan proses siswa belajar di kelas. Peranan ini menuntut guru memiliki kecakapan berkomunikasi (communication skill). Perilaku komunikasi tatap muka adalah salah satu elemen yang kurang mendapat perhatian oleh guru. Padahal interaksi yang berlangsung dalam proses belajar mengajar di sekolah lebih sering menggunakan komunikasi tatap muka, baik didalam kelas maupun ketika berada di luar kelas. Ketika berada di dalam kelas saat berlangsungnya proses penyampaian pelajaran oleh guru kepada anak didik, masih menggunakan teknik komunikasi tatap muka. Di mana siswa dapat memperhatikan setiap gerak tubuh dan kualitas tatap muka yang menghasilkan suasana nyaman bagi dirinya. Terutama ketika guru memberi motivasi, kemungkinan akan mendapat respon yang baik dari siswanya di mana keseluruhan proses tersebut tidak terlepas dari pengaruh komunikasi antarpribadi yang terjalin di antar keduanya. Proses penyampaian pelajaran secara langsung oleh guru tanpa memakai bantuan media/komuniaksi seperti halnya media internet, misalnya dengan pemberian bahan/materi pelajaran melalui email. Guru masih menjelaskan serta menyampaikan pelajaran dengan memberdayakan keefektifan komunikasi tatap muka secara langsung. Sekolah di Medan pada umumnya dan SMK Negeri 8

khususnya, masih belum bisa menggunakan teknologi media komunikasi dalam kelangsungan proses belajar mengajar; misalnya dalam pemberian bahan pelajaran media elektronik berupa fasilitas internet. Tidak hanya di sekolah saja permasalahan tersebut terjadi, bahkan di lingkungan setingkat perguruan tinggi saja masih belum bisa menerapkan/mengikuti gaya belajar melalui media internet tersebut. Di lingkungan kampus yang mana peserta didiknya adalah mahasiswa, tetapi masih juga belum bisa memberlakukan pola seperti itu. Hanya sebagian dosen yang memakai cara belajar seperti itu. Namun tak bisa dipungkiri, mahasiswa pun belum bisa mengikuti pola belajar melalui media internet tersebut. Komunikasu antarpribadi masih memegang andil/peran yang teramat penting dalam dunia pendidikan. Selain kegiatan di dalam kelas, juga terjadi interaksi yang berlangsung antara guru dan siswa diluar kelas. Misalnya jam istirahat berlangsung atau ada waktu kosong, tak jarang ada sebagian guru memanggil siswanya ke ruangan guru untuk bercerita secara lebih dekat dan medalam, yang mungkin disebabkan karena guru melihat siswanya menghadapi masalah baik itu persolana menyangkut masalah ekonomi maupun masalah yang ebrkaitan dengan prestasi belajarnya. Di saat seperti inilah, biasanya wali kelas atau guru yang bersangkutan memberikan nasehat dan dukungan serta memberi dan meningkatkan motivasi belajar siswa dalam diri siswa didiknya.

Situasi yang digambarkan tersebut biasanya dilakukan oleh wali kelas atau guru lainnya yang bersangkutan kepada siswanya. Ketika berada dalam kondisi seperti itu, komunikasi antarpribadi menjadi cara yang sangat penting dan efektif untuk dilakukan. Hal ini diesebabkan karena ketika menyampaikan motivasi di saat seperti itu, komunikasi antarpribadi antar guru dan siswa tersebut menghadirkan situasi kedekatan serta keterbukaan di antra keduanya. Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yg lain. Hal itu tergantung pada lingkungan sekitar yang mempengaruhi individu tersebut dalam menanggapi motivasi yang diberi. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh individu lain. Ada lima (5) hal yang penting yang harus diketahui dalam motivasi belajar. Pertama, motivasi belajar adalah internal yang mengaktifkan, memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Kedua, Motivasi belajar bergantung pada teori yang menjelaskannya, dapat merupakan suatu konsekuensi dari penguatan (reinforcement), suatu ukuran kebutuhan manusia, suatu hasil dari disonan atau ketidakcocokan, suatu antribusi dari keberhasilan atau kegagalan. Ketiga, motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-tujuan belajar dan pemberdayaan atribusi. Keempat, motivasi belajar dapat meningkat apabila guru membangkitkan minat siswa, memelihara rasa ingin tahu mereka,

menggunakan berbagai macam strategi pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan memberikan umpan balik dengan sering. Kelima, motivasi belajar dapat meningkat pada diri siswa apabila guru memberikan ganjaran. Hoffman menaksir bahwa masa depan remaja merupakan suatu masa pembentukan sikap-sikap terhadap segala sesuatu yang dialami individu. Perkembangan remaja berlangsung sangat pesat sehingga di tuntut untuk melakukan tindakan integratif demi terciptanya harmoni di dalam dirinya. Pada masa ini, remaja mulai mencapai hubungan dengan teman sebanyanya melalui pergaulan, baik di sekolah maupun di lingkungannya. Perkembangan remaja serta bertambahnya usia, membuat remaja rentan akan pengaruh lingkungan dan pergaulannya yang mana akan mempengaruhi sikap dan kepribadiannya yang pada akhirnya berdampak kepada siswa di sekolah. Sekolah SMK Negeri 8 Medan yang terdiri dari berbagai Jurusan. Diantaranya adalah jurusan Akomodasi Perhotelan, Busana, Kecantikan dan Boga dan hampir keseluruhan siswanya berjenis kelamin Perempuan membuat penulis tertarik untuk meneliti proses komunikasi antarpribadi yang berlangsung antara guru dan siswanya tersebut. Hal ini disebabkan karena laki-laki biasanya cenderung pasif dalam berkomunikasi kepada gurunya. Keberadaan siswa yang dominan berjenis kelamin perempuan inilah yang membuat sekolah SMK Negeri 8 Medan berbeda dengan sekolah lain. Seperti kita ketahui, laki-laki terkesan lebih cuek terhadap hubungannya dengan lingkungan sekolah, terutama dengan

guru. Berbeda dengan perempuan yang cenderung lebih mudah membuka diri dan menciptkana suasana kedekatan dengan guru. Selain itu, siswa SMK Negeri 8 Medan yang terdiri dari jurusan Akomodasi Perhotelan, Busana, Kecantikan dan Boga. Juga membutuhkan motivasi belajar dalam peningkatan kualitas pendidkian didalam dirinya yang juga diperolehnya dari guru di lingkungan sekolah tempat mereka menuntut ilmu. Proses komunikasi antarpribadi dalam hal pemberian motivasi oleh guru kepada siswa SMK Negeri 8 tentu berbeda dengan kebanyakan lingkungan sekolah lainnya. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor lain yang turut melatarbelakanginya. Latar belakang keluarga yang berbeda dan sifat umum lakilaki yang cenderung cuek menjadi Point penting bagi penulis untuk meneliti komunikasi antarpribadi yang berlangsung antara guru dan siswa SMK Negeri 8 Medan. Tentunya keadaan ini sangat mempengaruhi proses serta hasil penelitian terkait masalah tersebut. Berbeda dengan kebanyakan sekolah, yang mana proses komunikasi antarpribadi yang berlangsung dalam keseharian rutinitasnya. Perbedaan-perbedaan itulah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti komunikasi antarpribadi guru dengan siswa terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 8 Medan.

I. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh komunikasi antarpribadi guru-siswa terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di SMK Negeri 8 Medan. I. 3. Pembatasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan mengambang, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penelitian bersifat kualitatif dengan menggunakan studi kasus 2. Penelitian ini dikhususkan untuk mengethaui proses komunikasi antarpribadi yang terjadi di antara guru sebagai tenaga pendidik dan siswa SMK Negeri 8 Medan. 3. Penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana pengaruh komunikasi antarpribadi antara guru dan siswa terhadapa peningkatan motivasi belajar siswa. 4. Informan dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 8 Medan kelas Pariwisata dan Boga.

I. 4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I. 4. 1 Tujuan Penelitian 1. Peneliti inibertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh guru dan siswa di sekolah 2. Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh komunikasi antarpribadi yang terjadi antara guru dan siswa terhadap peningkatan motivasi belajar siswa SMK Negeri 8 Medan I. 4. 2 Manfaat Peneltiaan 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif kepada mahasiwa FISIP USU khususnya terhadap Ilmu Komunikasi 2. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperluas pengetahuan peneliti serta mahasiswa FISIP USU mengenai komunikasi tatap muka. I. 5 Kerangka Teori Sebelum melaukukan penelitian, seorang ahli peneliti harus menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung permasalahn peneliti. Kerlinger menyebutkan teori merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi, dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala

dengan menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkangejala tersebut (Rakhmat, 2004:6) Dalam peneliti ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah komunikasi antarpribadi, komunikasi tatap muka, teori self disclosure, dan motivasi. 1. Komunikasi Antarpribadi Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi, dimana proses tersebut mengacu pada perubahan tindakan dari orang-orang yang berkomunikasi (Sendjaja, 1994:41). Menurut Porter dan Semovar, terdapat tujuh ciri yang menunjukkan kelangsungan suatu proses komunikasi antarpribadi yaitu: Melibatkan perilaku melalui pesan baik verbal maupun nonverbal; melibatkan pernyataan/ ungkapan; bersifat dinamis bukan statis; melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi (Pernyataan pesan yang harus berkaitan); dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik; meliputi kegiatan dan tindakan, serta komunikasi yang melibatkan persuasi (Liliweri, 1997:28). Setiap orang memiliki tujuan-tujuan tertentu dalam membina hubungan antarpribadi dengan orang lain, namun demikian devito mengemukakan beberapa tujuan yang mendorong individu untuk menjalin hubungan antarpribadi dengan orang lain (Devito dalam Supratiknya, 2003:10): - Untuk mengenal diri sendiri - Untuk menemukan dunia luar

- Untuk membangun dan memelihara hubungan yang sunggug-sungguh - Untuk mengubah sikap dan perilaku - Untuk bermain dan menghibur - Untuk mendapatkan pertolongan Apabila ditinjau dari segi media, maka ada dua bentuk proses komunikasi antarpribadi, yakni komunikasi bermedia dan tidak bermedia. Namun banyak orang lebih menyukai komunikasi antarpribadi tidak bermedia atau yang lebih dikenal dengan istilah komunikasi tiap muka karena bersifat secara langsung. 2. Komunikasi Tatap Muka Komunikasi tidak pernah bisa lepas dari kehidupan manusia. Setiap bidang dalam kehidupan manusia dilakukan dengan cara berkomunikasi, baik verbal maupun nonverbal; baik secara langsung (tatap muka) maupun secara tidak langsung (Menggunakan perantara). Bahkan ketika manusia hendak berhubungan dengan orang lain pun menggunakan komunikasi. Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerapkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya (Cangara, 2004:18). Sedangkan Bungin, 2006:35, mengatakan bahwa tujuan komunikasi adalah:

- Perubahan Sikap (Attitude Change) - Perubahan Pendapat (Opinion Change) - Perubahan Perilaku (Behaviour Change) - Perubahan Sosial (Social Change) Tradisi mengajarkan bahwa komunikasi antarpribadi melalui tatap muka mempunyai keuntungan yakni komunikator dan komunikan dapat melibatkan perilaku nonverbal, ekspresi fasial, jarak fisik, perilaku paralinguistik dengan sempurna. Komunikasi tatap muka tetap mempunyai kelebihan antara lain karena para peserta langsung mengadakan kontak pribadi, saling menukar informasi, saling mengontrol perilaku antarpribadi karena jarak dan ruang antara komunikator dan komunikan sangat dekat, akibatnya, komunikasi tatap muka selalu memuaskan kedua belah pihak. 3. Teori Self Disclosure Teori ini sering juga disebut Johari Window yang dianggap sebagai dasar untuk menjelaskan dan memahami interaksi antarpribadi secara manusiawi. Pembukaan diri atau self disclosure adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau yang berguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini (Supratiknya, 2003:14). Garis besar model teori ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

Gambar 1 Jendela Johari Saya Tahu Saya tidak tahu Orang lain Tahu 1. TERBUKA 2. BUTA Orang lain tidak tahu 3. TERSEMBUNYI 4. TIDAK DIKENAL 4. Motivasi Motiivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (KBBI, 2005:756). Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku, menurut Kartini Kartono, motivasi menjadi dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Menurut Anderson C. R. Dan Faust G. W. motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan (Tim Dosen, 2007:67). Siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar menampakkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Mereka memusatkan sebanyak mungkin energi fisik maupun psikis terhadap kegiatan, tanpa mengenal perasaan bosan, apalagi menyerah. Sebaliknya terjadi pada siswa memiliki motivasi rendah, maka

menampakkan keengganan, cepat bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar. I.6. Komponen Penelitian Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengutarakan penelitian pada rumusan hipotesa. (Nawawi, 1995:40). Komponen atau konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, atau individu, yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995:33). Maka komponen peneliian yang akan diteliti adalah : - Komunikasi Antarpribadi Guru dan Siswa - Peningkatan Motivasi Belajar Siswa I. 7. Alur Penelitian Gambar 2 Alur Penelitian Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa Subjek Penelitian/ Siswa SMK Negeri 8 Medan Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

1.8 Operasionalisasi Komponen Berdasarkan komponen penelitian yang telah diuraikan di atas, maka konsep operasional tersebut dijadikan acuan untuk memecahkan masalah. Agar konsep operasional tersebut dapat membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, maka dioperasikan sebagai berikut : Gambar 3 Operasionalisasi Komponen Komponen Penelitian Operasional Komponen a. Pesan b. Pernyataan (ungkapan) c. Proses dinamis Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa d. Hubungan interaksi e. Tata aturan f. Kegiatan dan tindakan g. Persuasi b. Meningkatrkan pengetahuan Peningkatan Motivasi Belajar Siswa c. Meningkatkan ketrampilan d. Meningkatkan kemampuan Meningkatkan disiplin 1.9 Defenisi Operasionalisasi Komponen Penelitian Defenisi variable operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur suatu

variable. Dengan kata lain defenisi operasional adalah sutau informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variable yang sama. (Singarimbun, 1995:46). Maka komponen penelitian yang terdapat dalam penelitian ini perlu didefenisikan sebagai berikut (Liliweri 1997:28): 1. Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa, terdiri dari: a. Pesan : mencakup pesan verbal maupun non verbal - Verbal merupakan pesan/informasi berupa kata-kata/lambing yang mengandung arti. - Nonverbal merupakan pesan selain kata-kata. Misalnya; ekspresi wajah, kontak mata, dan nada suara. b. Pernyataan ungkapan yang tergantung pada tujuan dan sasaran hubungan, situasi dan kondisi, waktu dan tempat komunikasi, yang dilatarbelakangi oleh alasan emosional maupun rasional. c. Proses dinamis yang menunjukkan bahwa proses komunikasi antarpribadi selalu mengalami perkembangan dan kemajuan. d. Hubungan interaksi adalah setiap kegiatan yang dilakukan dimana guru dan siswa terlibat di dalamnya; baik di dalam kelas maupun di luar kelas. e. Tata aturan, meliputi tatanan intrinsic maupun ekstrinsik. - Tatanan intrinsic merupakan tata aturan sebagai standardisasi perilaku yang sengaja dikembangkan dalam pelaksanaan komunikasi antarpribadi. - Tatanan ekstrinsik merupakan tata aturan yang timbul aibat pengaruh piha ketiga atau situasi dan kondisi sehingga komunikasi antarpribadi harus diperbaiki.

f. Kegiatan dan tindakan yaitu keadaan dimana komunikator dengan komunikan harus bersama-sama menciptakan kegiatan tertentu yang mengesankan bahwa mereka selalu berkomunikasi antarpribadi. g. Tindakan persuasi merupakan komunikasi antarpribadi bertujuan untuk mengubah cara berpikir, pandangan dan wawasan, perasaan, sikap dan tindakan komunikan. 2. Motivasi Belajar Siswa, terdiri dari: a. Meningkatkan pengetahuan merupakan suatu dorongan dalam diri untuk menambah pengetahuan. b. Meningkatkan ketrampilan merupakan dorongan untuk mengasah atau mempertajam serta menambah ketrampilan atau keahlian. c. Meningkatkan kemampuan merupakan dorongan untuk mengembangkan hal-hal yang bisa dikerjakan. d. Meningkatkan disiplin merupakan dorongan untuk taat/disiplin terhadap peraturan.